Anda di halaman 1dari 15

Nama Peserta : Endang Sri Puspito Rini

Kelompok : Guru SD 01
No. SIMPKB : 201500550628
Mapel UKG : Guru Kelas SD
Modul Profesional 1 : Pembelajaran Bahasa Indonesia

LK 1 Modul 1
Judul Modul Pendalaman Materi Bahasa Indonesia
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Ragam Teks dan Satuan Bahasa Pembentuk Teks
2. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks
Fiksi
3. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks
Nonfiksi
4. Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB-1 (Ragam Teks dan Satuan Bahasa
dan definisi) di modul ini. Pembentuk Teks)
1. Ragam teks adalah macam atau jenis teks/naskah
berupa kata-kata asli pengarang, bahan tertulis
untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato,
dan sebagainya.
a. Teks faktual adalah teks yang berisi suatu
kejadian yang bersifat nyata, dsn tidak terikat
dengan waktu. Terdiri dari :
 Teks deskripsi adalah sebuah teks/wacana
yang disampaikan dengan cara
meggambarkan secara jelas objek, tempat
atau peristiwa yang sedang menjadi topik
kepada pembaca,
 Teks prosedur/arahan merupakan jenis
teks yang termasuk genre faktual dan
subgenre prosedural
b. Teks tanggapan adalah teks yang berisi
sambutan terhadap ucapan (kritik, komentar,
dan sebagainya) dan apa yang diterima oleh
pancaindra, bayangan dalam angan-angan.
Teks genre ini dapat dibedakan menjadi dua buah
teks, yaitu teks eksposisi dan teks ekplanasi
(Mahsun, 2018, & Tim Sergu dalam jabatan,
2017).
 Teks eksposisi berisi paparan gagasan atau
usulan sesuatu yang bersifat pribadi. Itu
sebabnya, teks ini sering juga disebut
sebagai teks argumentasi satu sisi
(Wiratno, 2014).
 Teks eksplanasi adalah teks yang berisi
penjelasan tentang proses terjadinya
fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan
dan budaya (Priyatni, 2014)
c. Teks cerita adalah teks yang menuturkan
bagaimana terjadinya suatu hal, peristiwa,
mengisahkan kejadian yang telah ada,
perbuatan, pengalaman yang dinamis
dalam suatu rangkaian waktu waktu.
(Keraf, 2001 &KBBI, 2018). keempat jenis
teks tersebut akan di kutip teks hasil
modifikasi oleh Santosa (2013) dan
dikembangkan oleh Mahsun (2018) adalah
sebagai berikut :

 Teks cerita ulang, Menurut Mahsun


(2018), “Teks ini memiliki tujuan sosial
menceritakan kembali peristiwa pada
masa lalu agar tercipta semacam hiburan
atau pembelajaran berdasarkan
pengalaman masa lalu bagi pembaca atau
pendengarnya.
 Anekdot dapat diartikan sebagai cerita
rekaan yang tidak harus didasarkan pada
kenyataan yang terjadi di masyarakat
(Oktarisa, 2014).
 Eksemplum “Teks ini memiliki tujuan
sosial menilai perilaku atau karakter
dalam cerita. Mahsun (2018).
 Naratif. Dalam teks ini, antara masalah
dengan pemecahan masalah tidak
menyatu dalam satu struktur teks,
terpisah dalam struktur teks yang
berbeda. Mahsun (2018).
d. Teks normatif adalah teks yang isinya ditulis
berdasarkan sebuah peraturan, norma-norma
atau peraturan yang berlaku, baik di
lingkungan masyarakat maupun dalam
lingkungan kenegaraan yang berkaitan dengan
hukum atau undang-undang (KBBI 2018)

2. Satuan bahasa pembentuk teks


a. Kalimat adalah satuan gramatikal yang
disusun oleh konstituen dasar dan intonasi
final. (Keraf, 2000).
Klasifikasi kalimat berdasarkan jumlah
klausanya:
 Kalimat tunggal adalah kalimat yang
terdiri dari satu klausa bebas contoh “Dia
datang dari Bandung”

 Kalimat bersusun adalah kalimat yang


mengandung klausa lengkap contoh
“Kalau Alya menangis, Aldo pun ikut
menangis.

 Kalimat majemuk adalah kalimat yang


terjadi dari beberapa klausa bebas yang
disebut juga sebagai kalimat setara, contoh
: Alya membuka jendela kaar lalu
membersihkan tempat tidur.

Klasifikasi kalimat berdasarkan struktur


klausanya:
 Kalimat lengkap adalah kalimat yag
mengandung klausa lengkap contoh “Ibu
guru mengajar bahasa Indonesia di depan
kelas”
 Kalimat tidak lengkap adalah kalimat
yang hanya terdiri dari subjek saja,
predikat saja, objek saja, atau keterangan
saja contoh “ selamat pagi “
Berdasarkan amanat wacana, kalimat di
bedakan menjadi:
 Kalimat deklaratif adalah kalimat yang
mengandung intonasi deklaratif yang
dalam ragam tulis diberi tanda titik.
Contoh “Gaji guru honor tidak dinaikan”
 Kalimat introgatif adalah kalimat yang
mengandung intonasi introgatif, yang
dalam ragam tulis biasanya diberi tanda
tanya.contoh “Apakah Saudara seorang
guru?”
 Kalimat imperatif adalah kalimat kalimat
yang mengandung intonasi imperatif yang
dalam ragam tulis biasanya diberi tanda
seru.contoh “Bukalah pintu itu “
 Kalimat aditif adalah kalimat terikat yang
bersambung pada kalimat pernyataan,
berupa kalimat lengkap atau tidak contoh
Tadi malam !
 Kalimat responsif adalah kalimat terikat
yang bersabung pada kalimat pertanyaan,
berupa kalimat lengkap atau tidak.
Contoh ya !
 Kalimat interjektif adalah kalimat yang
dapat terikat atau tidak.contoh “Wah ini
baru namanya penampilan! “

Berdasarkan pembentukan kalimat dari


klausa inti dan perubahannya:
 Kalimat inti adalah kalimat yang
dibentuk dari klausa inti yang lengkap,
bersifat deklaratif, aktif, netral, atau
firmatif.Biasanya disebut kalimat dasar.
 Kalimat non inti
Berdasarkan jenis klausa:
 Kalimat verbal adalah kalimat yang
dibentuk dari klausa verbal.
 Kalimat nonverbal adalah kalimat yang
dibentuk oleh klausa nonverbal sebagai
kontituen dasarnya.
Berdasarkan fungsi kalimat sebagai
pembentuk paragraf:
 Kalimat bebas adalah kalimat yang
mempunyai potensi untuk menjadi ujaran
lengkap, atau kalimat yang dapat memulai
sebuah paragrap, wacana tanpa konteks
lain yang memberi penjelasan.
 Kalimat terikat adalah kalimat yang tidak
dapat berdiri sendiri sebagai ujaran
lengkap

b. Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih


besar daripada kalimat. Namun, paragraf juga
masih merupakan bagian dari satuan bahasa
lainnya, yaitu wacana. Sebuah wacana
umumnya dibentuk lebih dari satu paragraf.
(Kosasih & Hermawan, 2012)
a) Gagasan pokok dan gagasan penjelas
1) Gagasan pokok merupakan gagasan
yang menjadi dasar pengembangan
suatu paragraph.
2) Gagasan penjelas merupakan gagasan
yang berfungsi menjelaskan gagasan
pokok. (Kosasih 2012)
b) Kalimat utama dan kalimat penjelas
 Kalimat utama merupakan kalimat
yang menjadi tempat dirumuskannya
gagasan pokok. (Kosasih 2012)
 kalimat penjelas merupakan kalimat
yang menjadi tempat dirumuskannya
gagasan penjelas
c) Hubungan unsur-unsur paragraf, antar
kalimat utama dengan kalimat penjelas
atau kalimat penjelas dengan kalimat
lainnya , sering menggunakan kata
penghubung atau konjungsi.
d) Ciri-ciri paragraf yang baik:
1) Kepaduan paragraf adalah keeratan
ataupun kekompakan hubungan antar
unsur-unsur paragraf, baik itu antar
kalimat utama dengan kalimat
penjelasnya ataupun antar kalimat
penjelas itu sendiri.
 Kepaduan isi atau koheren adalah
kekompakan sebuah paragraf yang
dinyatakan oleh kekompakan
kalimat-kalimat di dalam
mendukung satu gagasan pokok
 Kepaduan bentuk , cara nya :
1) Penggunaan konjungsi,
2) Pengulangan kata atau frasa.
3) Pemakaian kata ganti atau kata
4) Pemakaian kata yang Kesatuan
paragraf
2) Kelengkapan, Paragraf yang baik
harus memiliki unsur-unsur paragraf
yang lengkap seperti gagasan pokok,
kalimat utama, dan kalimat penjelas.
3) Ketepatan Pemilihan Kata
Pemilihan kata harus sesuai dengan
situasi dan kondisi pemakainya.
e) Jenis-jenis paragraph (Kosasih &
Hermawan, 2012)
 Paragraf deduktif adalah paragrap
yang gagasan pokoknya terletak di
awal paragraf
 Paragraf induktif adalah paragraph
yang gagasan pokoknya terletak di
akhir paragraf atau pada kalimat.

c. Kompetensi Dasar Ragam Teks di Sekolah


Dasar
Kompetensi dasar adalah kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata
pelajaran tertentu. tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (Tri Priyatni,
2019)
Beberapa hal yang harus di persiapkan
sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
teks fiksi di sekolah dasar
 Analisis materi pelajaran dan analisis
kompetensi dasar
 Indikator kunci adalah indikator yang
sangat memenuhi kriteria UKRK
(Urgensi, Keterkaitan, Relevansi,
Keterpakaian). Kompetensi yang
dituntut adalah kompetensi minimal
yang terdapat pada KD
 Indikator pendukung adalah indikator
yang membantu peserta didik
memahami indikator kunci.
 Indikator pengayaan mempunyai
tuntutan kompetensi yang melebihi
dari tuntutan kompetensi dari standar
minimal KD.
 Menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran adalah pengembangan
Indikator Capaian Kompetensi (IPK) yang
telah dirumuskan. Rumusan tujuan
pembelajaran memuat unsur audien
(peserta didik), behavior/perilaku yang
hendak dicapai, condition, dalam kondisi
bagaimana perilaku itu dicapai, dan degree
yaitu tingkat kemampuan yang
diinginkan untuk dicapai. (Tri Priyatni,
2019).
 Menentukan pendekatan dan metode
pembelajaran. Salah satu pendekatan yang
bisa digunakan dalam kegiatan
pembelajaran adalah pendekatan saintifik,
konstruktivisme, whole language,
komunikatif, dan lain sebagainya.
 Menentukan Media Pembelajaran. Media
adalah alat bantu proses pembelajaran
untuk mempermudah penyampaian
materi pelajaran (Tri Priyatni, 2019).
 Menentukan sumber belajar. Sumber
belajar dapat berupa buku siswa, buku
referensi, majalah, Koran, situs internet,
lingkungan sekitar, narasumber, dsb
 Langkah-langkah pembelajaran, Langkah-
langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan
pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
 Penilaian, melakukan penilaian
kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat
(peer evaluation) oleh peserta didik, dan
jurnal. Instrument yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian
antar peserta didik adalah daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang disertai
rubrik, sedangkan pada jurnal berupa
catatan pendidik
2 Daftar peta konsep (istilah KB-2 (Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan
dan definisi) di modul ini. Teks Fiksi)

a. Pengertian Teks Fiksi : teks yang berisi kisahan


atau cerita yang ,dibuat berdasarkan imajinasi
pengarang. (Kosasih dan Kurniawan, 2019
Bahasa tulisan teks fiksi bermakna denotatif,
konotatif, asosiatif, ekspresif, sugestif, dan plastis.
Unsur-unsurnya sebagai berikut :
1. Tema : ide atau gagasan yang ingin
disampaikan pengarang dalam ceritanya.
2. Perwatakan : karakteristik dari tokoh dalam
cerita.
3. Alur : rangkaian peristiwa dalam cerita yang
terhubung secara kasual.
Alur cerita terdiri dari beberapa tahap.
a) Tahap pengenalan (Eksposition atau
Orientasi)
b) Tahap pemunculan konflik (Rising action)
c) Tahap konflik memuncak (Turning point
atau Klimaks)
d) Tahap konflik menurun (Antiklimaks)
e) Tahap penyelesaian (Resolution)
4. Latar : gambaran tentang tempat, waktu, dan
suasana dialami oleh tokoh.
5. Amanat : nilai-nilai yang dititipkan penulis
cerita kepada pembacanya.
b. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks
Fiksi
1. Orientasi : pengenalan tema, tokoh & latar
2. Komplikasi : cerita tentang masalah yang
dialami tokoh utama
3. Resolusi : merupakan bagian penyelesaian dari
masalah yang dialami tokoh
c. Kaidah Kebahasaan
1. Menggunakan kata yang menyatakan waktu
2. Menggunakan kata kerja tindakan
3. Kata kerja menggambarkan sesuatu yang
dipikirkan
4. Menggunakan kata yang menggambarkan sifat
tokoh
5. Menggunakan dialog
d. Menurut( kosasih 2019) Teks Fiksi Terdiri dari
1. Cerita Rakyat : cerita yang berkembang di
tengah-tengah kehidupan masyarakat dan
disampaikan secara turun-temurun.
2. Drama : Perbuatan/tindakan dalam bentuk
dialog.
3. Puisi Bebas : Puisi bebas, tidak terikat oleh
jumlah larik,suku kata/pola rimanya.
4. Puisi Rakyat : Puisi yang berkembang pada
kehidupan masyarakat sehari-hari.
5. Cerita Inspiratif : Teks narasi yang menyajikan
Suatu inspirasi keteladanan kepada banyak
orang.Cerita Pendek : Cerita rekaan berbentuk
pendek.
6. Cerita Fantasi : Dikembangkan berdasarkan
khayalan,imajinasi, fantasi.
e. Istilah-istilah
1. Cultural capital (modal budaya mengacu pada
aset non-keuangan yang mempromosikan
mobilitas sosial di luar kemampuan ekonomi.
2. Teks fiksi (teks yang berisi kisahan atau cerita
yang dibuat berdasarkan imajinasi pengarang)
3. Denotatif (makna sebenarnya atau makna yang
sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh
kata tersebut)
4. Konotatif (Konotatif adalah bukan makna
sebenarnya, mempunyai makna tautan.
5. Asosiatif (pergeseran makna)
6. Ekspresif (membayangkan suasana)
7. Sugestif (mempengaruhi pembaca)
8. Plastis (bersifat indah untuk menggugah
perasaan pembaca)
9. Perspektif (sudut pandang)
10. Tema (aspek cerita yang sejajar dengan
‘makna’.
11. Prosa (Karya berbentuk cerita yang
disampaikan dengan narasi)
12. Prosa fiksi (yang berubah cerita khayalan
pengarangnya)
13. Realisasi (proses menjadikan nyata)
14. Alur (rangkaian peristiwa dalam cerita yang
terhubung secara kasual)
15. Latar (gambaran tentang tempat, waktu, dan
suasana)
16. Perwatakan (karakteristik dari tokoh dalam
cerita)
17. Cerpen (cerita pendek yang bersifat fiktif)
18. Orientasi (pengenalan)
19. Konflik (Permasalahan)
20. Klimaks (titik paling puncak)
21. Antiklimaks (dimana konflik sudah mencapai
titik terang dan berhasil mendapat jalan
penyelesaian atau jalan keluar)
22. Resolution (merupakan bagian penyelesaian)
23. Alur maju/progresif (alur yang klimaksnya
berada di akhir cerita)
24. Alur mundur/regresi (alur yang menceritakan
masa lampau yang menjadi klimaks di awal
cerita)
25. Alur campuran/alur maju-mundur (alur yang
diawali dengan klimaks, kemudian
menceritakan masa lampau, dan dilanjutkan
hingga tahap penyelesaian)
26. Adat-istiadat (aturan atau tata kelakuan yang
dihormati dan dipatuhi oleh masyarakat secara
turun temurun)
27. Tradisi (sebuah bentuk perbuatan yang
dilakukan berulang-ulang dengan cara yang
sama)
28. Amanat (nilai-nilai yang dititipkan penulis
cerita kepada pembacanya)
29. Mite (cerita tentang suatu kepercayaan)
30. Sage (cerita tentang kehidupan raja dan
kepahlawanan)
31. Legenda (cerita asal-usul suatu tempat,
binatang, dan benda-benda lainnya)
32. Fabel (yakni cerita yang bertokohkan binatang)
33. Koda (berisi pesan moral terkait dengan cerita
yang telah disampaikan)
34. Cerita fantasi (merupakan cerita yang
sepenuhnya dikembangkan berdasarkan
khayalan, imajinasi, atau fantasi)
35. Cerita inspiratif (jenis teks narasi yang
menyajikan suatu inspirasi keteladanan kepada
banyak orang)
36. Puisi rakyat (jenis puisi yang berkembang pada
kehidupan masyarakat sehari-hari; sebagai
suatu tradisi masyarakat setempat)
37. Larik (baris)
38. Bait (dari teks berirama (puisi atau lirik lagu)
terdiri dari beberapa baris yang tersusun
harmonis, meyerupai pengertian paragraf
dalam sastra atau tulisan bebas)
39. Rima (bunyi dalam puisi)
40. Pantun (jenis puisi rakyat yang terdiri dari
sampiran dan isi)
41. Syair (merupakan puisi rakyat yang dibentuk
oleh empat larik pada setiap baitnya)
42. Puisi baru/puisi bebas (puisi baru merupakan
puisi tidak terikat oleh jumlah larik, suku kata,
ataupun pola rimanya)
43. Gurindam (salah satu jenis puisi yang
memadukan antara sajak dan peribahasa)
44. Struktur (pengaturan dan pengorganisasian)
45. Diksi (pilihan kata di dalam tulisan yang
digunakan untuk memberi makna sesuai
dengan keinginan penulis)
46. Majas (bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan sesuatu dengan cara
membandingkan, mempertentangkan,
melakuka perulangan dengan benda atau kata
lain)
47. Drama (cerita konflik manusia dalam bentuk
dialog, yang diekspresikan dengan
menggunakan percakapan dan lakuan pada
pentas di hadapan penonton)
48. Prolog (pembukaan atau pendahuluan dalam
sebuah drama)
49. Epilog (bagian terakhir dari sebuah drama yang
berfungsi untuk menyampaikan inti sari cerita
atau menafsirkan maksud cerita.
50. Wawancang (dialog atau percakapan yang
harus diucapkan oleh tokoh cerita)
51. Kramagung (berupa petunjuk perilaku,
tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan
oleh tokoh)
52. Konjungsi temporal (kata hubung yang
berfungsi untuk menyambungkan dua
peristiwa berbeda yang berkaitan dengan
waktu)
53. Indikator (tingkah laku operasional yang
menjadi tanda tercapainya sebuah tujuan)
54. Indikator kunci (indikator yang sangat
memenuhi kriteria UKRK (Urgensi,
Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian))
55. Indikator pendukung (indikator yang
membantu peserta didik memahami indikator
kunci)
56. Degree (tingkat kemampuan yang diinginkan
untuk dicapai)
3 Daftar peta konsep (istilah KB-3 (Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan
dan definisi) di modul ini. Teks Nonfiksi)
1. Negasi adalah penyangkalan; peniadaan;
kata sangkalan (misalnya kata tidak, bukan)
2. Empiris adalah berdasarkan pengalaman
(terutama yang diperoleh dari penemuan,
percobaan, pengamatan yang telah
dilakukan)
3. Teks nonfiksi merupakan jenis sastra non-
imajinatif yang disusun tidak beradasarkan
cerita rekaan.
4. Contoh sastra non-imajinatif ialah: esai,
kritik, biografi, otobiografi, sejarah, memoar,
sejarah, catatan harian, dan surat-surat.
5. Trim (2014) mengklasifikasikan teks nonfiksi
kedalam dua jenis teks yaitu, teks faksi dan
teks nonfiksi yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
6. Menginterupsi adalah  menyela atau
memutus (pembicaraan, pidato, dan
sebagainya)
7. Adapun teks nonfiksi yang dipelajari di
Sekolah Dasar cukup kompleks disesuaikan
dengan tingkatan kelasnya.
a. Teks deskriptif yang mendeskripsikan
benda atau tempat
b. Teks eksplanasi yang bertujuan untuk
memberikan informasi
c. Teks prosedur/arahan/petunjuk untuk
membuat atau melakukan sesuatu
d. Teks laporan sederhana hasil
pengamatan siswa dalam pembelajaran
e. Teks tanggapan, ucapan terima kasih,
dan permintaan maaf
f. Teks cerita pengalaman pribadi dan
buku harian
g. Teks paparan iklan.
8. Secara sederhana, esai dapat dimaknai
sebagai bentuk tulisan lepas,yang lebih luas
dari paragraf, yang diarahkan untuk
mengembangkan ide mengenai sebuah topik
(Anker, 2010).
9. a) Struktur Esai Secara umum memiliki tiga
bagian utama, yaitu: (1) pendahuluan, (2)
bagian inti, dan (3) Simpulan
10. Kusmiataun (2010) telah memberikan
gambaran mengenai fungsi esai yakni
sebagai berikut:
(1) Eksploratif: melakukan eksplorasi atas
respon individu terhadap peristiwa,
fenomena, ide atau gagasan tertentu.
(2) Persuasi: mengajak pembaca untuk
meyakini opini penulis serta mengajak
pembaca untuk melakukan aksi atau
tindakan tertentu.
(3) Explain: menjelaskan kepada pembaca
tentang suatu hal atau bagaimana
melakukan suatu hal atau bagaimana
sesuatu itu bekerja.
(4) Compare: membandingkan dan
mengontraskan dua atau lebih ide,
peristiwa, litratur atau hal lainnya.
(5) Showing: menunjukan tentang
bagaiamana sebab akibat yang
ditimbulkan oleh suatu hal atau
fenomena
(6) Describe: mendeskripsikan suatu
permasalahan dan menawarkan
solusinya
11. Reviu terhadap buku/bab buku/artikel
pada dasarnya adalah upaya untuk
membaca secara seksama kemudian
melakukan evaluasi terhadap buku/bab
buku/artikel yang dibaca tersebut.
12. Dalam reviu buku atau artikel, kata-
kata yang digunakan ialah bersifat apa
adanya dan jelas maksudnya. Berikut ini
kaidah kebahasaan di dalam reviu buku/sub
buku/artikel merujuk pada Kosasih dan
Hermawan (2012) sebagai berikut:
(1) Penggunaan istilah Menulis reviu dan
teks nonfiksi lainnya tidak bisa
menghindari penggunaan istilah
terutama istilah yang menjadi bahan
reviu. Istilah dapat diartikan sebagai
kata atau kelompok kata yang
pemakainya terbatas pada bidang
tertentu.
(2) Penggunaan sinonim dan antonim
Sinonim adalah suatu kata atau frasa
yang memiliki bentuk kata yang berbeda
namun memiliki arti yang sama.
Sementara itu antonim adalah suatu
kata yang maknanya berlawanan.
(3) Penggunaan frasa kata benda (nomina)
Frase kata benda (nomina) adalah
gabungan dua kata atau lebih yang
memiliki inti kata benda dalam unsur
pembentukannya.
(4) Penggunaan frase kata kerja (verba)
adalah gabungan dua kata atau lebih
yang memiliki inti kata kerja dalam
unsur pembentukannya.
(5) Penggunaan kata ganti (pronomina)
dalam teks reviu bertujuan agar kalimat
yang disampaikan lebih efektif dan tidak
bertele-tele.
(6) Penggunaan kata hubung (konjungsi)
Penggunaan konjungsi terdiri dari
konjungsi internal dan konjungsi
eksternal. Konjungsi internal ialah
konjungsi yang menghubungkan dua
argumen dalam satu kalimat. Konjungsi
eksternal ialah konjungsi yang
menghubungkan dua peristiwa/deskripsi
dalam dua kalimat baik simpleks atau
kompleks.
13. Artikel ilmiah berbasis penelitian
adalah bentuk tulisan yang memaparkan
hasil penelitian yang telah dilakukan. Dapat
dikatakan bahwa artikel jenis ini merupakan
bentuk ringkasan laporan penelitian yang
dikemas dalam struktur yang lebih ramping.
14. Adapaun fungsi artikel ilmiah sebagai
berikut:
(1) Fungsi pendidikan, yaitu untuk
memberikan pengalaman yang berharga
bagi penulisnya sehingga ia mampu
menulis, berikir, dan
mempertanggungjawabkan tulisannya
secara ilmiah.
(2) Fungsi penelitian, yakni sebagai
sarana bagi penulisnya guna
menerapkan prosedur ilmiah dan
memprkatikannya dakam usaha
mengembangkan ilmu pengetahuan.
(3) Fungsi fungsional, yakni sebagai alat
pengembangan ilmu pengetahuan,
tambahan bahan pustaka, dan
kepentingan praktis di lapangan dalam
satu disiplin ilmi tertentu.
15. Teks narasi sejarah merupakan jenis
teks nonfiksi yang berisi tentang tentang
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat
pada masa lampau yang disusun sesuai
dengan rangkaian kausalitasnya serta proses
perkembangannya dalam segala aspeknya
yang berguna sebagai pengalaman untuk
dijadikan pedoman kehidupan manusia masa
sekarang serta arah cita-cita pada masa yang
akan datang.
KB-4 (Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak)
4 Daftar peta konsep (istilah 1. Sastra anak adalah sastra yang mencerminkan
dan definisi) di modul ini. perasaan dan pengalaman anak-anak yang dapat
dilihat dan dipahami melalui mata anak-anak.
(Norton)
sastra anak-anak itu adalah semua buku yang
dibaca dan dinikmati oleh anak-anak. Pernyataan
ini kurang disepakati oleh Sutherland dan
Arthburnot (Hartati, 2017),
2. Apresiasi sastra anak adalah kegiatan menggali,
menghayati karya sastra yang sesuai dengan
anak-anak, sehingga tumbuh kecintaan,
kesenangan dan penghargaan terhadap karya
sastra.
a. Apresiasi sastra anak secara reseptif adalah
kegiatan mengapresiasi dengan teori resepsi pada
sebuah karya. Reseptif dapat diartikan sebagai
terbuka atau menerima. (Kusuma, dkk. 2017)
b. Apresiasi sastra anak secara
ekspresif/produktif adalah apresiasi karya sastra
yang menekankan pada proses kreatif dan
penciptaan.

3. Pendekatan dalam Mengapresiasi Sastra Anak

a. Pendekatan emotif adalah suatu pendekatan


yang berusaha menemukan unsur-unsur emosi
atau perasaan pembaca.
b.Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan
yang berusaha menemukan dan memahami
gagasan, tanggapan, evaluatif, sehingga akan
mampu memperkaya kehidupan rohaniah
pembaca.
c.Pendekatan analitis adalah pendekatan yang
berupaya membantu pembaca memahami
gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan,
sikap pengarang, unsur intrinsik, dan hubungan
antara elemen itu sehingga dapat membentuk
keselarasan dan kesatuan.
4. Perkembangan Kemampuan Mengapresiasi
Sastra Anak
a. Usia 1-2 tahun: rima permainan, macam-
macam tindakan (sedikit memperhatikan kata-
kata).
b. Usia 2-7 tahun: anak mampu memahami
struktur cerita: secara simbolik melalui bahasa,
permainan dan gambar.
c. Usia 7-11 tahun (operasi konkret):
tanggapan yang fleksibel, memahami struktur
sebuah buku, alur sorot balik dan identifikasi
berbagai sudut .
d. Usia 11-13 tahun ke atas (operasi formal):
mampu berpikir abstrak, bernalar dari
hipotesis ke simpulan logis.
5. Unsur Intrinsik Puisi
1) Tema
2) Rasa
3) Nada
4) Amanat
5) Diksi (Pilihan kata)
6) Imajeri
7) Pusat pengisahan atau titik pSaudarang
8) Gaya bahasa
6. Unsur Intrinsik Prosa
1) Plot atau alur cerita
2) Penokohan
3) Latar atau setting
4) Tema
5) Pesan atau amanat
6) Sudut pSaudarang
7) Konflik
7. Unsur Intrinsik Drama , diantaranya adalah
unsur pertunjukan dan unsur cerita.
Unsur pertunjukan :
1) Pemain (aktor)
2) Pentas
3) Sutradara
4) Penonton
Unsur cerita,:
1) Perwatakan atau karakter tokoh,
2) Dialog
3) Latar
4) Alur
8. Jenis Sastra Anak di SD
Sastra anak-anak sebagai sumber
pembelajaran bahasa di sekolah dasar terdiri
atas berbagai jenis, yaitu: buku bergambar,
fiksi realistik, fiksi sejarah, fantasi, fiksi ilmiah,
sastra tradisional, puisi, biografi, dan
otobiografi.

9. Fiksi realistik adalah tulisan imajinatif yang


merefleksi kehidupan secara akurat pada masa
lampau atau sekarang (Huck, 1987)
10. Fiksi sejarah adalah cerita realistik yang
disadurkan pada masa yang lalu/latar waktunya
masa lalu (Stewig, 1980; Rothelin, 1991).
11. Fiksi ilmu adalah suatu bentuk cerita fantasi yang
menekankan dasar-dasar ilmu ilmiah dan
teknologi.
12. Fiksi fantasi adalah cerita khayalan yang
memiliki ragam jenis.
13. Biografi adalah kisah tentang riwayat hidup
seseorang yang ditulis orang lain (Sudjiman, 1984)
14. Puisi merupakan karya sastra yang terdiri atas
beberapa larik.
2 Daftar materi yang sulit 1. Mengidentifkasi ragam teks dalam suatu cerita
dipahami di modul ini 2. Merancang pembelajaran ragam teks di sekolah
dasar
3. Kepaduan paragraf
4. Jenis-jenis kalimat berdasarkan klausa
5. Strategi Pembelajaran Sastra Anak SD
6. Analisis Materi Pelajaran (AMP) Teks Nonfiksi
Sekolah Dasar
7. Pendekatan-pendekatan yang diterapkan dalam
mengapresiasi sastra anak secara reseptif
3 Daftar materi yang sering 1. Ragam teks
mengalami miskonsepsi 2. Unsur intrinsik puisi, prosa, dan drama
3. Apresiasi sastra anak secara reseptif
4. Apresiasi sastra anak secara ekspresif/produktif

Anda mungkin juga menyukai