Anda di halaman 1dari 8

Nama : Meilisa Ekasinta

NIM : 20.72.023491
Mata Kuliah : Bakteriologi I
Dosen Pembimbing : Windya Nazmatur Rahmah, S.Tr.A.K., M.Biomed
Judul : Uji Biokimia

Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang diterapkan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat
fisiologinya. Bagian biokimia ketat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi
kimiawi yang diterapkan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang mempergunakan
energi kepada sintesis komponen-komponen sel dan kepada cara selular, seperti pergerakan.
Suatu bakteri tidak bisa dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja, sehingga
perlu diamati sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Ciri
fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen
bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang tidak sama
bisa tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis yang memadai mengenai kandungan
organik yang diperiksa karenanya penentuan spesiesnya tidak mungkin diterapkan. Karakterisasi
dan klasifikasi beberapa mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik
maupun biokimia. Mikroorganisme bisa tumbuh pada beberapa tipe media yang menghasilkan
tipe metabolit yang bisa dideteksi dengan reaksi selang mikroorganisme dengan reagen test yang
bisa menghasilkan perubahan warna reagen.
Uji biokimia terdiri dari beberapa jenis media penguji yaitu, Media Gula-gula (Glukosa), TSIA,
Indol, MR, VP, Sitrat, Urea, Katalase, Koagulase.

 Media Gula-gula (Glukosa)


Media Gula-Gula termasuk media identifikasi. Media identifikasi adalah perbenihan yang
digunakan untuk menentukan jenis bakteri. Biasanya digunakan beberapa media bersama-
sama. Disebut media gula-gula karena terbuat dari beberapa gula seperti, glukosa, laktosa,
mannosa, maltosa, sakarosa. Media gula-gula adalah air pepton yang ditambah gula tertentu.
Tujuannya adalah untuk mengetahui bakteri memfermentasi karbohidrat. Pada uji gula-gula
hanya terjadi perubahan warna pada media gula-gula yang berubah menjadi warna kuning,
artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media gula-gula juga
terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakan terbalik didalam tabung media,
artinya hasil fermentasi berbentuk gas. Media ini digunakan untuk pemeriksaan bakteri E-
Coli.
Uji Gula-gula (Glukosa) bertujuan untuk menguji kemampuan bakteri memfermentasi
beberapa jenis gula seperti glukosa, sukrosa, laktosa, dan mannitol. Glukosa dapat langsung
masuk dalam jalur fermentasi tahap pertama sedangkan sukrosa, laktosa, dan mannitol akan
dihidrolisis menjadi monosakarida penyusunnya, laktosa dihidrolisis menjadi galaktosa dan
glukosa. Sukrosa dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Mannitol dihidrolisis menjadi
manosa atau galaktosa.
Reaksi Warna / Perubahan Warna Media Gula-gula

Gambar tersebut adalah reaksi warna / perubahan warna pada media gula-gula, media yang
digunakan adalah masing-masing gula dengan konsentrasi 1% dalam pepton. Masing-masing
gula gula ditambahkan indikator phenol red. Interpretasi hasil : negatif (-) : tidak terjadi
perubahan warna media dari merah menjadi kuning, artinya kuman tidak memfermentasi
gula .Positif (+) : terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman
memfermentasi gula membentuk ditandai dengan tinta pada tutup kapas yang berbeda-beda.
Untuk glukosa tidak berwarna, laktosa berwarna ungu, maltosa berwarna merah, manitol
berwarna hijau, dan sukrosa berwarna biru. Didalam media gula- asam, positif + gas (+g) :
Terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman memfermentasi
gula membentuk asam dan gas. Gas yang diperhitungan minimal 10% dari tinggi tabung
durham.

 Media TSIA
Triple Sugar Iron Agar (TSIA) adalah media yang digunakan untuk membedakan antara
bakteri Gram negatif berdasarkan kemampuannya memfermentasi gula, yaitu glukosa,
laktosa, dan sukrosa dan kemampuannya memproduksi H2S. Apabila bagian butt berwarna
kuning maka bakteri tersebut dapat memfermentasi glukosa, bila bakteri dapat
memfermentasi laktosa dan sukrosa maka bagian slant akan berwarna kuning, dan apabila
bakteri memproduksi H2S maka bagian butt akan berwarna hitam dan agar akan pecah.
Media ini memiliki 3 gula dalam kandungannya, yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa, dengan
konsentrasi 1% sukrosa, 1% laktosa, dan 0,1% glukosa. Tujuan dari uji media TSIA adalah
untuk mengetahui kemampuan bakteri memfermentasikan karbohidrat.

Reaksi Warna / Perubahan Warna Media TSIA

(Perubahan warna media ketika ditumbuhi bakteri)

 Media Indol
Media yang dipakai untuk uji indol adalah pepton 1%. Uji indol digunakan untuk mengetahui
apakah kuman mempunyai enzim triptophanase sehingga kuman tersebut mampu
mengoksidasi asam amino triptophan membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui
dengan penambahan reagen Ehrlich/Kovac’s yang berisi paradimetil amino bensaldehid.
Interpretasi hasil :
Negatif (-) : Tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan, artinya
bakteri ini tidak membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon.
Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan, artinya
bakteri ini membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon.
Reaksi Warna / Perubahan Warna Media Indol

 Media Uji MR
Uji Metyl Red (MR) adalah uji biokimia yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
mikroba membentuk asam dari hidrolisis glukosa. Bakteri dapat dibedakan berdasarkan
produk akhir yang dihasilkan ketika bakteri tersebut memfermentasi glukosa dalam medium
MR. Beberapa genus seperti Escherichia, memfermentasi glukosa menjadi asam format,
asam asetat, dan asam suksinat. Akumulasi dari asam yang dihasilkan dapat menurunkan pH
menjadi 5 atau lebih rendah.
Medium yang digunakan adalah medium MR yang memiliki kandungan glukosa dan
beberapa buffer seperti pepton dan dipotasium fosfat. Reagen yang digunakan yaitu reagen
methyl red. Jika medium berwarna merah setelah diteteskan reagen, berarti mikroba yang
diuji menghasilkan senyawa campuran asam.
Reagen methyl red akan berwarna merah jika pH turun menjadi 5 atau kurang. Jika medium
berwarna kuning setelah diteteskan reagen, berarti mikroba yang diuji tidak menghasilkan
senyawa campuran asam. Reagen methyl red akan berwarna kuning jika pH lebih basa.
Uji methyl red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran. Beberapa
bakteri memfermentasikan glukosa dan menghasilkan berbagai produk yang bersifat asam
sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhannya menjadi 5.0 atau lebih rendah.
Penambahan indikator pH ”methyl red” dapat menunjukkan adanya perubahan pH menjadi
asam. Methyl Red berwarna merah pada lingkungan dengan pH 4.4 dan berwarna kuning
dalam lingkungan dengan pH 6.2.
Reaksi Warna / Perubahan Warna Media MR (Methyl Red)

 Media Uji VP (Voges Prokauer)


Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang melaksanakan fermentasi
2,3-butanadiol. Bila bakteri memfermentasi karbohidrat menjadi 2,3-butanadiol sebagai
produk utama, akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan.
Penambahan 40% KOH dan 5% larutan alphanaphtol dalam ethanol dapat menentukan
adanya asetoin (asetilmetilkarbonil), suatu senyawa pemuka dalam sintesis 2,3-butanadiol.
Pada penambahan KOH, adanya asetoin ditunjukan adanya perubahan warna kaldu menjadi
merah muda.
Perubahan warna ini diperjelas dengan penambahan larutan alpha-naphtol. Senyawa acetoin
lebih mudah dideteksi dengan reagen Barrit (larutan alpha-nafthol dan larutan KOH).
Kehadiran reagen dan acetoin akan membentuk warna merah pekat.
Terbentuknya warna merah pekat menunjukkan uji VP positif, sedangkan tidak terbentuknya
warna merah pekat menunjukkan uji VP negatif. Perubahan warna kaldu biakan lebih jelas
pada bagian yang berhubungan dengan udara, karena sebagian 2,3-butanadiol dioksidasikan
kembali menjadi asetoin sehingga memperjelas hasil reaksi.
Reaksi Warna / Perubahan Warna Media VP (Voges Prokauer)

 Media Uji Sitrat


Uji sitrat dilakukan dengan menginokulasi isolat pada media Simmon’s Citrate (SC).
Pengujian ini bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri dalam menggunakan sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Hasil positif akan ditunjukkan dengan
adanya perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Hal ini disebabkan karena
penggunaan sitrat oleh bakteri menyebabkan asam menghilang dari biakan sehingga
terjadi peningkatan pH dan mengubah warna media dari hijau menjadi biru. Pengujian
untuk keempat isolat bakteri yang ditemukan menunjukkan hasil negative.

Reaksi Warna / Perubahan Warna Media Uji Sitrat

 Uji Urea
Uji urease dilakukan dengan menyiapkan medium cair urea broth terlebih dahulu.
Menginokulasi medium dengan isolate bakteri yang akan diidentifikasi. Lalu
menginkubasi biakan pada suhu 370C selama 1X24 jam. Hasil uji positif dapat diamati
dengan adanya perubahan warna dari merah jingga menjadi merah ungu, hal ini
menunjukan terjadinya hidrolisis urea. Pengujian urease dilakukan untuk mengetahui
kemampuan bakteri dalam mendegradasi urea dengan enzim urease.
Uji Urease bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri mengubah urea menjadi
amoniak. Media untuk uji urease menggunakan Urea Base Agar. Hasil positif
ditunjukkan dengan adanya perubahan.

Reaksi Warna / Perubahan Warna Media Uji Urea

 Media Uji Katalase


Beberapa bakteri dapat menghasilkan enzim katalase atau peroksidase yang dapat
mendestruksi hidrogen peroksida (H202). Hidrogen peroksida bersifat toksik sehingga
dengan cepat dapat merusak komponen sel bakteri. Dengan enzim katalase, H202 akan
dikatalisis menjadi H20 dan 02. Pada uji katalse, koloni bakteri uji dicampur dengan
H202 10% di atas kaca benda. Jika hasil positif, maka akan terbentuk gelembung udara di
sekitar koloni. Dari semua isolat yang diuji, hanya isolat K1 yang menunjukkan hasil
negatif.

Reaksi Warna / Perubahan Warna Media Uji Katalase


 Media Uji Koagulase
Uji koagulase merupakan suatu pemeriksaan bakteri untuk diferensiasi Staphylococcus
aureus dari spesies Staphylococcus lainnya. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi
adanya pembentukan enzim koagulase yang terikat ke dinding sel bakteri.
Uji koagulase bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menggumpalkan
fibrin. Uji koagulase dilakukan dengan slide test. Reagen oxidase diteteskan di atas kaca
benda kemudian dicampurkan dengan koloni yang akan diuji. Hasil positif ditunjukkan
dengan adanya aglutinasi. Dari semua bakteri uji, isolat K1, dan K2 menunjukkan hasil
positif.

Anda mungkin juga menyukai