Hate Speech
Hate Speech
https://fhukum.unpatti.ac.id › opac
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, gender, cacat,
1
orientasi seksual, kewarganegaraan, agama dan lain-lain . Dalam arti
terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku
Pasal 156, Pasal 157, Pasal 310, Pasal 311, kemudian Pasal 28 jis.Pasal 45
1
https://hatespeechgroup.wordpress.com/pengertianhatespeech/ ,tgl 2 april
2016,pukul 21.00
2
Sutan Remy Syahdeini,Kejahatan dan Tindak Pidana Komputer, Jakarta,
Pustaka Utama Grafiti, 2009, hal 38
ayat (2) UU No 11 tahun 2008 tentang informasi & transaksi elektronik
(Hate Speech):
a. KUHP :
paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu
pidana penjara paling lama dua tahun enam bulan atau pidana
pencarian tersebut.
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak
tahun.
b. UU No 11 tahun 2008 tentang ITE (Informasi dan Transaksi
Elektronik):
rupiah).
Etnis:
atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan
juta rupiah).
sebab itu maka di perlukan adanya suatu tindakan dari para aparat dan
Kebencian (Hate Speech) dapat berupa tindak pidana yang di atur dalam
3
KUHP dan ketentuan pidana lainnya di luar KUHP , yang berbentuk
antara lain:
1. Penghinaan
2. Pencemaran nama baik
3. Penistaan
4. Perbuatan tidak menyenangkan
3
Surat Edaran Kapolri NOMOR SE/06/X/2015 tentang (Hate Speech) Ujaran
Kebencian
5. Memprovokasi
6. Menghasut
7. Menyebarkan berita bohong
sosial. Selanjutnya dalam Surat Edaran (SE) pada huruf (h) disebutkan,
tindak pidana penghinaan. Dipandang dari sisi sasaran atau objek delicti,
yang merupakan maksud atau tujuan dari Pasal tersebut yakni melindungi
4
Ibid.
Jika dipandang dari sisi feit/perbuatan maka tindak pidana
penghinaan tidak keliru. Para pakar belum sependapat tentang arti dan
dan nama baik menjadi hak seseorang atau hak asasi setiap manusia.
nama baik5. Binatang meskipun saat ini ada yang telah diberikan nama,
tetapi tidak dapat memiliki kehormatan dan nama baik. Bagi masyarakat
Indonesia, kehormatan dan nama baik telah tercakup pada Pancasila, baik
pada Ketuhanan Yang Maha Esa maupun pada kemanusiaan yang adil dan
bohong baik secara langsung di muka umum maupun lewat sosial media.
1. Penghinaan
5
Leden Merpaung,Tindak Pidana terhadap kehormatan, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 1997, hal 9
KUHP, menerangkan bahwa: Menghina adalah Menyerang kehormatan
dan nama baik seseorang. Yang diserang ini biasanya merasa malu 6.
Objek penghinaan adalah berupa rasa harga diri atau martabat mengenai
3. Penistaan
Pasal 310 ayat (1) KUHP Penistaan adalah Suatu perbuatan yang
6
R.Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar lengkap
Pasal demi Pasal, Bogor, Politea; 1991,hal 225
menggelapkan, berzina dan sebagainya. Cukup dengan perbuatan biasa,
dengan surat di atur di dalam Pasal 310 ayat (2) KUHP 8. Sebagaimana
atau gambar, maka kejahatan itu dinamakan menista dengan surat. Jadi
seseorang dapat dituntut menurut Pasal ini jika tuduhan atau kata-kata
pada Pasal 335 ayat (1). Pasal 335 ayat (1): Diancam dengan pidana
penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak empat ribu
7
Pasal 310 ayat (1) KUHP
8
Pasal 310 ayat (2) KUHP
2) Barang siapa memaksa orang lain supaya melakukan, tidak
5. Memprovokasi
6. Menghasut
menyiarkan berita atau kabar dimana ternyata kabar yang disiarkan itu
9
Pasal 335 ayat (1) KUHP
10
http://kbbi.web.id/provokasi&ei / ,tgl 16 Juni 2016,pukul 02.50
11
R.Soesilo,Op.Cit,hal 136
memberitahukan suatu kabar kosong, akan tetapi juga menceritakan
kebencian juga diafirmasi oleh PBB yang pada tahun 1966 mengeluarkan
12
Ibid,hal 269
berbicara yang merupakan aspek fundamental dalam demokrasi. Kritikus
berbicara sebagai hak dasar (basic right) lebih mahal harganya daripada
berbahaya (Hare & Weinstein 2009; Post 2009). Perdebatan serupa terjadi
SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan) digunakan oleh penguasa
Indonesia.
yang berarti kejahatan atau penjahat dan “logos” yang berarti ilmu
pengetahuan, maka kriminologi dapat berarti ilmu tentang kejahatan dan
penjahat.
sebagai berikut:13
seluas-luasnya.
13
Alam A.S,Pengantar Kriminologi, Pustaka Refleksi Books, akassar,2010,Hal
1-2
Pengertian seluas-luasnya mengandung arti seluruh kejahatan dan hal-hal
oleh suatu ilmu tertentu, umpama jika timbul suatu kejahatan, reaksi
kejahatan yang satu sama lain yang tadinya merupakan data yang terpisah
membahas kejahatan.
14
.Simandjuntak, B dan Chaidir Ali, Cakrawala Baru Kriminologi, Tarsito,
Bandung.1980,Hal 9
terjadinya kejahatan.
kata lain pengertian kejahatan dapat berubah sesuai dengan faktor waktu
dan tempat. Pada suatu waktu sesuatu tindakan disebut jahat, sedangkan
pada waktu yang lain tidak lagi merupakan kejahatan, dan sebaliknya. Juga
bisa terjadi di suatu tempat sesuatu tindakan disebut jahat, sedang di tempat
lain bukan merupakan kejahatan. Dengan kata lain masyarakat menilai dari
segi hukum bahwa sesuatu tindakan merupakan kejahatan sedang dari segi
merupakan kejahatan sedang dari segi juridis bukan kejahatan, ini disebut
dipenuhi oleh para penyidik sama dengan dalam ilmu pengetahuan lain
(kejujuran, tidak berat sebelah, teliti dan lain-lain seperti dalam semua hal
15
Ibid hal 10
16
Yesmil anwar dan adang, kriminologi,refika adi tama, bandung, 2010,hal.xvii
Pengklasifikasian terhadap perbuatan manusia yang dianggap sebagai
menganggap kejahatan sebagai suatu perbuatan anti sosial yang sadar dan
tuntutan ilmuan dan suatu dasar yang lebih baik bagi perkembangan
17
Soedjono, R, Penanggulangan Kejahatan, Alumni, Bandung, 1975, hal 5
18
Simandjuntak, B dan Chaidir Ali, Cakrawala Baru Kriminologi, Tarsito,
Bandung .1980,Hal 5
kelakuan (ConductNorm), karena konsep norma-norma berlaku yang
2. Sue Titus Reit, bagi suatu rumusan hukum tentang kejahatan maka
untuk bertindak dalam kasus tertentu. Disamping itu pula harus ada niat
pelanggaran.
yang dilarang oleh negara karena perbuatan yang merugikan negara dan
pemungkas.
5. Herman Manheim menganggap bahwa perumusan kejahatan adalah
menunjang pokok masalah yang akan dibahas. Namun hal ini tidaklah
berarti bahwa tidak boleh memberi batasan sebab suatu batasan dianggap
sampai saat ini belum ada suatu definisi yang dapat diterima secara umum
19
Alam A.S,Pengantar Kriminologi, Pustaka Refleksi Books,
Makassar,2010,Hal 2
penganiayaan dan masih banyak lagi. Jika membaca rumusan kejahatan di
dalam Pasal 362 KUHP jelaslah bahwa yang dimaksud atau disebutkan
perumusan ketentuan yang disebutkan dalam Pasal 362 KUHP seperti yang
perbuatan kejahatan dan memenuhi unsur Pasal 362 KUHP. Secara yuridis
pidana.
20
R,Soesilo Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta komentar-
komentarnya, Politea, Bogor.1995, Hal 249