Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN PENYULUHAN PEMBANGUNAN PERTANIAN


“ Metode & Media Penyuluhan Pertanian ”

OLEH

ISALMAN
D1A1 16 360

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PRTANIAN
UNIVERSITAS HALU ULEO
KENDARI
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi peyuluhan pertanian ..................................................................... 3
2.2 metode penyuluhan itu ............................................................................... 4
2.3 Media Penyuluhan Pertanian ....................................................................... 5
2.4 Dasar pertimbangan metode penyuluhan ...................................................... 5
2.5 Kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan ........................................... 7
2.6 Pemilihan media penyuluhan pertanian ....................................................... 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 03 November 2018


Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyuluhan pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya yaitu para
petani/peternak harus mengalami perubahan perilaku, dari mulai aspek yang
bersifat kognitif, afekt if dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa,
penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan akan memakan
waktu lebih lama, tetapi perubahan perilaku yang terjadi akan berlangsung lebih
kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat
dan mudah dilakukan, tetapi perubahan perilaku tersebut akan segera hilang,
manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan. Oleh karena itu penyuluhan
merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan tidak dapat diketahui
dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program penyuluhan
adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau terjadinya perubahan
perilaku sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah
penyampaianinformasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya. Informasi dan
teknologipertanian tersebut sering kita sebut sebagai pesan penyuluhan atau materi
penyuluhan pertanian. Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan penyuluh
kepada pelaku utama danpelaku usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak
yang positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya didalam
memilih materipenyuluhan haruslah benar-benar sesuai dengan kebutuhan sasaran
dalam hal ini pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Oleh karena itu maka materi
penyuluhanpertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
pertaniantersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang
dibidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup
dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian materi penyuluhan pertanian yang belum
diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada pelaku utama dan pelakuusaha
pertanian.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana definisi penyuluhan, metode penyuluhan dan media penyuluhan ?
b. Bagaimana metode penyuluhan itu ?
c. Bagaimana dasar pertimbangan metode penyuluhan ?
d. Kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan ?
e. Pemilihan media pertanian ?

1.3 Tujuan
a. Untuk memahami definisi metode penyuluhan dan media penyuluhan.
b. Untuk memahami metode penyuluhan
c. Untuk memahami dasar pertimbangan metode penyuluhan
d. Untuk memahami dasar pertimbangan metode peyuluhan.
e. Untuk mengetahui media pertanan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi penyuluhan


Terminologi penyuluhan (extension), pertama kali dikenal pada pertengahan
abad 19 oleh universitas Oxford dan Cambridge pada sekitar tahun 1850 (Swanson,
1997). Dalam perjalanananya van den Ban (1985) mencatat beberapa ist ilah
seperti di Belanda disebut voorlichting yang berarti obor yang berfungsi untuk
menerangi, di Jerman lebih dikenal sebagai “advisory work”(beratung),
vulgarization (Perancis), dan capacitacion (Spanyol). Roling (1988) mengemukakan
bahwa Freire (1973) pernah melakukan protes terhadap kegiatan penyuluhan yang
lebih bersifat top-down. Karena itu, dia kemudian menawarkan beragam istilah
pengganti extension seperti: animation, mobilization, conscientisation. Di Malaysia,
digunakan istailh perkembangan sebagai terjemahan dari extension, dan di Indonesia
menggunakan ist ilah penyuluhan sebagai terjemahan dari voorlichting (Adjid, 2001).
Penyuluhan merupakan suatu kegiatan mendidik orang atau kegiatan pendidikan
yang bertujuan untuk mengubah perilaku klien sesuai dengan yang direncanakan/
dikehendaki sehingga orang semakin modern. Hal ini merupakan usaha
mengembangkan atau memberdayakan suatu potensi individu klien agar lebih berdaya
secara mandiri (Mardikanto, 1992).
Dalam UU Nomor 16 2006 penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran
bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan,
dan sumberdaya lainnya. Sebagai upaya untuk meningktkan produktivitas, efesiensi
usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup (dibidang pertanian, perikanan dan kehutanan).
Metode penyuluhan merupakan cara melakukan kegiatan penyuluhan untuk
mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, untuk mendapatkan hasil
yang efektif dan efisien (Isbandi, 2005). Suhardiyono (1992), menyatakan bahwa
metode penyuluhan merupakan suatu cara pengajaran yang bersifat khusus
(berorientasi pada kepentingan petani) guna membangkitkan motivasi dan kemauan
petani untuk meningkatkan kondisi sosialnya serta meningkatkan kepercayaan diri

3
untuk mampu melakukan langkah-langkah perbaikan dalam berusaha tani guna
meningkatkan kesejahteraan seperti yang diharapkan.
Media atau saluran komunikasi adalah alat pembawa pesan yang
disampaikan dari sumber kepada penerima. Media penyuluhan adalah suatu alat
atau wadah pengantar dari suatu pihak untuk disampaikan kepada pihak lain. Media
penyuluhan dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan untuk mengubah perilaku
tradisional menjadi perilaku yang modern dan inovatif. Media penyuluhan yang
dapat digunakan antara lain orang atau institusi, media cetak, pertemuan, elektronik
dan kunjungan(Isbandi, 2005). Alat bantu dalam kegiatan penyuluhan merupakan
sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dirasakan oleh panca indera manusia, dan
berfungsi sebagai alat untuk menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh
seorang penyuluh, guna membantu proses belajar, agar materi atau informasi
penyuluhan yang disampaikan lebih mudah diterima dan dipahami (Mardikanto,
1993).

2.2 Metode Penyuluhan Pertanian


Pemilihan metode penyuluhan pertanian secara umum adalah sebagai berikut::
a). Metode–metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian,
menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.

b). Metode-metode dengan pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk dapat


memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi. Metode tersebut
ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap
mencoba atau bahkan sampai tahap menerapkan.

c). Metode-metode dengan pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam


tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara
penyuluh dan sasaran yang lebih akrab. Di sini perlu diperhatikan oleh penyuluh,
bahwa metode pendekatan perorangan itu dilakukan apabila sasaran sudah hampir
sampai ke tahap mencoba dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan
bimbingan untuk memantapkan keputusannya.

d). Faktor lain yang memegang peranan dalam pemilihan metode adalah masa kerja
penyuluh di suatu tempat. Penyuluh yang belum lama bekerja di suatu daerah perlu

4
mengenal situasi dan kondisi daerah kerjanya. Dalam taraf permulaan ini metode
penyuluhan yang terbaik adaah pendekatan perorangan. Apabila kemampuannya
dalam pengenalan sasaran dan keadaan sudah ia miliki, maka metode penyuluhan yang
efektif dalam menjangkau sasaran yang lebih besar adalah pendekatan kelompok atau
massal. (Ir. Amirudin Aidin Beng, MM)

2.3 Media penyuluh pertanian


Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan
kepada penerima pesan. The Association for Educational Communications Technology
(AECT), menyebutkan media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan sasaran yang dapat merangsang untuk belajar.
Sedangkan ”penyuluhan” berasal dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk
memberi penerang. Jadi media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian
rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat
menyerap pesan dengan mudah dan jelas.
Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk
setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat penting sebagai saluran,
penyampaian pesan.

2.4 Dasar-dasar pertimbangan salam pemilihan metode penyuluhan pertanian


Pertimbangan-pertimbangan pemilihan metode penyuluhan pada dasarnya dapat
digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu dari segi sasaran, penyuluh dan lingkungan.
A. Sasaran. Yang perlu dipertimbangkan oleh penyuluh dari segi sasaran antara lain,
adalah :
1). Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada sasaran.
Sasaran yang perlu diperhatikan dari segi golongan umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, jumlah masing-masing kelompok/golongan masyarakat pelaku utama.
Dalam hal ini sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan masyrakat, apakah
disatu daerah banyak buta huruf ataukah rata-rata sudah tingkat pendidikannya. Kalau
banyak yang buta huruf tentu tidak dapat menggunakan metode penyebaran bahan
tulisan dan sebaginya. Erat hubungannya dengan keadaan ini adalah tahap penerapan

5
(adopsi) yang sudah mereka capai, seperti diuraikan dalam bab pendahuluan. Tentu
tahap penerapan dari petani disuatu daerah bermacam-macam, demikain juga
kecepatannya sesuai dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah mereka
miliki. Penyuluh harus mampu mengetahui dalam tahap mana sebagian besar dari
sasarn itu berada. Setelah itu penyuluh harus menghubungkan dengan tujuan yang akan
dicapai. Hal ini penting untuk dapat menentukan metode mana yang paling tepat. Perlu
diketahui bahwa satu metode penyuluhan mungkin dapat mencapai lebih dari satu
tujuan dan satu tujuan mungkin harus dicapai dengan beberapa metode penyuluhan.

2). Sosio kultur pertimbangan lain dalam kondisi sasaran adalah keadaan sosial adat
kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan. Penyuluh harus mengetahui adat
kebiasaan sasaran, norma-norma yang berlaku dan status kepemimpinan yang ada. Hal
ini penting, bukan saja dalam pemilihan metode penyuluhan tetapi juga dalam
menentukan teknik-teknik penyuluhannya.
B. Penyuluh dan Kelengkapannya. Yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah
antara lain: kemampun penyuluh, materi penyuluhan dan sarana serta biaya
penyuluhan.
1. Kemampuan penyuluh.
2. Materi penyuluhan.
3. Sarana dan biaya penyuluhan.

C. Keadaan Daerah. Dalam Pemilihan metode penyuluhan para petugas perlu


mempertimbangkan kondisi daerah dimana ia akan melaksanakan kegiatan
penyuluhan. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah : Musim; Keadaan usaha
tani; Keadaaan lapangan perlu juga dipertimbangkan. Apakah disuatu daerah letak
perkampungannya padat, terkonsentrasi pada suatu lokasi atau rumah-rumah penduduk
jaraknya berjauhan.

D. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pemerintah yang berasal dari pusat maupun daerah
kadang-kadang menentukan dalam pemelihan metode penyuluhan.
Pemilihan metode penyuluhan pertanian secara umum adalah sebagai berikut:
a). Metode–metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian,
menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.

6
b). Metode-metode dengan pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk dapat
memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi. Metode tersebut ditujukan
untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan
sampai tahap menerapkan.

c). Metode-metode dengan pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap
mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan
sasaran yang lebih akrab. Di sini perlu diperhatikan oleh penyuluh, bahwa metode
pendekatan perorangan itu dilakukan apabila sasaran sudah hampir sampai ke tahap
mencoba dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan untuk
memantapkan keputusannya.

d). Faktor lain yang memegang peranan dalam pemilihan metode adalah masa kerja
penyuluh di suatu tempat. Penyuluh yang belum lama bekerja di suatu daerah perlu
mengenal situasi dan kondisi daerah kerjanya. Dalam taraf permulaan ini metode
penyuluhan yang terbaik adaah pendekatan perorangan. Apabila kemampuannya dalam
pengenalan sasaran dan keadaan sudah ia miliki, maka metode penyuluhan yang efektif
dalam menjangkau sasaran yang lebih besar adalah pendekatan kelompok atau massal. (Ir.
Amirudin Aidin Beng, MM)

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Penyuluhan


Menurut Slamet (2005) bahwa metode penyuluhan individu ditujukan kepada
individu-individu petani yang memperoleh perhatian secara khusus dari petugas penyuluh.
Kelebihan metode individu adalah :
1. Adanya partisipasi aktif dari individu.
2.Umpan balik dapat diperoleh secara langsung dari petani.
3. Topik pembahasan langsung ke permasalahan spesifik yang dihadapi individu
petani.
4. Hasil akhir merupakan integrasi informasi dari petani dan penyuluh.
5. Petani akan merasa diperhatikan lebih sehingga mempunyai motivasi tinggi.
Kelemahan metode individu adalah :
1. Sasaran target sangat sempit.
2. Biaya perkapita penyuluhan sangat tinggi.
3. Memungkinkan adanya rasa kecemburuan dari petani lain.

7
4. Umpan balik dari petani kurang lengkap, karena hanya dari satu orang petani.
5.Topik penyuluhan bukan merupakan pemecahan masalah bersama, akan tetapi
lebih ke masalah individu petani.
Menurut Setiana (2005) bahwa metode penyuluhan kelompok atau group approach
merupakan suatu penyuluh yang berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara
kelompok. Metode ini lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik,
dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh
terhadap perilaku dan norma para anggotanya.
Kelebihan metode penyuluhan kelompok:
1. Relatif lebih efisien, pertanian berkelompok.
2. Komunikator tidak tersamar
Kelemahan metode penyuluhan kelompok:
1. Masalah pengorganisasian
2. Pendekatan aktifitas pembentukan kelompok bersama
3. Kesulitan dalam pengorganisasian aktivitas diskusi
4. Memerlukan pembinaan calon pimpinan kelompok yang cakap dan dinamis
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) bahwa metode penyuluhan massal
merupakan suatu metode penyuluhan yang dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang
cukup banyak.
Kelebihan metode penyuluhan massal:
1.Tidak terlalu resmi, pertanian massal
2. Penuh kepercayaan
3. Langsung dapat dirasakan
Kelemahan metode penyuluhan massal:
1. Memakan waktu lebih banyak
2. Biaya yang dikeluarkan lebih besar
3. Bersifat kurang efisien terhadap pengaruhnya
Menurut Sirait (2006) bahwa penyuluh partisipatif merupakan suatu penyuluhan
dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat
mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran, keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya
sehingga tergali potensi yang terkandung, yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan
yang ditemukan. Dengan pelatihan metode penyuluhan pertanian partisipatif, para
penyuluh pertanian akan termotivasi untuk menggali keberadaan sumber informasi
pertanian setempat yang mudah diakses oleh yang memerlukan, baik penyuluh maupun

8
petani. Pelatihan juga akan mendorong inisiatif positif para penyuluh pertanian dan petani,
melalui pendekatan partisipatif untuk mendapatkan solusi permasalahan usahatani di
lapangan.
Kelebihan metode penyuluhan partisipatif:
1. Melibatkan partisipasi penuh dari masyarakat.
2. Pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan
kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri.
3. Mendorong inisiatif positif para penyuluh maupun petani.
4. Memberikan motivasi bagi penyuluh.
Kelemahan metode penyuluhan partisipatif:
1. Membutuhkan waktu yang relative lebih lama.
2. Pembicaraan dapat menyimpang dari arah pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.

2.6 Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian


. A. Perlunya Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian
Sebelum menggunakan media penyuluhan pertanian, maka terlebih dahulu dilakukan
pemilihan. Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan
efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan perilaku petani.
Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran sebagai persiapan pemilihan, sebagai
berikut :
a. Perlu diadakan terlebih dahulu penilaian terhadap media penyuluhan pertanian yang
ada dan kebutuhan sasaran terhadap teknologi pertanian.
b. Tidak semua media penyuluhan yang diperlukan selalu tersedia atau mudah disediakan
oleh penyuluh pada setiap tempat dan waktu.
c. Media penyuluhan yang mahal, tidak selalu merupakan jaminan untuk berhasil
mencapai tujuan yakni perubahan perilaku sasaran.
d. Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu dan digunakan dengan tingkat efektivitas
yang berbeda-beda.
e. Harus ada kesesuaian antara media penyuluhan yang dipilih dengan metode penyuluhan
yang digunakan.

9
B. Kriteria Pemilihan Penyuluhan Pertanian
Beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan media penyuluhan pertanian
adalah : tujuan kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai, tahap adopsi inovasi sasaran,
jangkauan media, karakteristik media, dana yang tersedia dan penggunaan media secara
terpadu.
C. Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian yang hendak dicapai
Tujuan Kegiatan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani sesuai dengan
perkembangan teknologi pertanian. Aspek prilaku adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Beberapa alternatif pemilihan media penyuluhan pertanian dihubungkan dengan aspek
perilaku, seperti tercantum pada tabel berikut :

Tabel 5 : Alternatif pemilihan media sesuai dengan aspek perilaku sasaran

Alternatif pemilihan media sesuai


Klasifikasi Media Dengan aspek perilaku sasaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan

- Benda Percontohan Percontohan Percontohan


Sesungguhnya - Maket - Spesimen - Model
- Spesimen - Model
- Sample/moster - Sample/moster

- Media Tercetak - Poster - Brosur - Peta Singkap


- Liptan - Folder - Folder
- Foto - Leaflet - Leaflet
- Peta Singkap - Peta Singkap - Liptan

- Media - Video TV - Transparansi - Film slide


Terproyeksi - LCD Film - Film Slide - Film strip
- Film Strip - Film strip - Video
- Presentasi - Video TV - TV
- Presentasi - Presentasi

- Media Terekam - Rekaman siaran - CD,DVD Rekaman - CD,DVD Rekaman


- Radio - Rekaman Siaran
- CD,DVD,Rekaman Radio

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyuluhan pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya yaitu para
petani/peternak harus mengalami perubahan perilaku, dari mulai aspek yang
bersifat kognitif, afekt if dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa,
penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan akan memakan
waktu lebih lama, tetapi perubahan perilaku yang terjadi akan berlangsung lebih
kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat
dan mudah dilakukan, tetapi perubahan perilaku tersebut akan segera hilang,
manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan. Oleh karena itu penyuluhan
merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan tidak dapat diketahui
dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program penyuluhan
adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau terjadinya perubahan
perilaku sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya paparkan melalui makalah ini adalah :
a. pada dasarnya penyuluhan dilakukan untuk mengajarkan pendidikan nonformal
kemada petani, sebelum melakukan penyuluhan, perlu adanya sosialisasi kepada
masyarakat agar masyarakat tidak bertanya-tanya ketika penyuluh melakukan
tugasnya sebelum melakukan sosialisasi.
b. Dinas pertanian terkait harus jelih dalam mengawasi para penyuluh yang turun di
desa-desa karena kajian-kajian yang dilakukan sebelum dilakukannya penyuluhan
itu tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Contoh mendasar keadaan
dilapangan penyuluh tidak melaksanakan sesuai yang diamanatkan UU No 16 2006
tentang aturan perundang-undangan yang mengatur sistem penyuluhan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mardikanto, T. 1992. Penyuluhan Pengembangan Pertanian. Sebelas Maret Press,


Surakarta.
Setiana. L. 2005. Teknik Penyuluhan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia Indonesia,
Bogor.
Van den Ban, A.W dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius, Yogyakarta.
Departemen Pertanian, Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, 1985.
UU No 16 2006

12

Anda mungkin juga menyukai