Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

Sistem Pengambilan Keputusan Penerimaan Beasiswa Bidikmisi


Menggunakan Metode Logika Fuzzy Tsukamoto(Studi Kasus
STMIK Amik Riau)

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan

Tugas Akhir Dari Metodelogi Penelitian

Oleh :

Nama : ZAHRATUL ANI


NIM : 15.10.031.802.150

Jurusan Teknik Informatika


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Amik Riau
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesabaran dan

ketabahan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan proposal yang berjudul:

“Sistem Pengambilan Keputusan Penerimaan Beasiswa Bidikmisi

Menggunakan Metode Logika Fuzzy Tsukamoto (Studi Kasus STMIK Amik

Riau)”

Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat ujian

akhir semester dari matakuliah metodologi penelitian. Adapun dalam penulisan

proposal ini penulis banyak memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak.

Dalam penulisan proposal ini, disadari masih banyak kekurangan dan

kesalahan dikarenakan keterbatasan yang dimiliki, oleh karena itu diharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan

melalui karya-karya terbaik di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga

proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memburuhkan yang terkait

dengan penelitian.

Pekanbaru, Januari 2018

Penulis,

Zahratul Aini
1510031802150

2
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR. ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN STUDI


2.1 Landasan Teori .................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Sistem ...................................................................... 5
2.1.2 Pengertian Pengambilan Keputusan............................................ 6
2.1.3 Pengertian Penerimaan Beasiswa................................................ 8
2.1.4 Pengertian Bidikmisi ............................................................... 9
2.1.5 Logika Fuzzy............................................................................... 11
2.1.Metode Fuzzy Tsukamoto ........................................................... 12
2.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 13
2.2.1 Tabel Literatur .......................................................................... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancabgan Penelitian ...................................................................... 17


3.2 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pengambilan Keputusan ................................................................. 8

Gambar 2. Bidikmisi...........................................................................................10

Gambar 3. Logika Fuzzy....................................................................................12

Gambar 4. Tsukamoto........................................................................................13

4
ABSTRAK

Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan untuk calon mahasiswa baru tidak

mampu secara ekonomi namun yang berpotensi akademik baik. Dalam pemilihan

dan penetapan terhadap calon mahasiswa penerima beasiswa bidik misi

dibutuhkan waktu yang agak lama dan kurang efisien. Selain dibutuhkan waktu

yang lama dalam proses pemilihan dan penetapan beasiswa bidik misi, juga

terdapat peluang untuk membuat keputusan yang salah karena melakukan proses

yang subyektifitas. Oleh karena itu dibuatlah sistem pengambilan keputusan yang

dapt melakukan proses perhitungan terhadap kriteria yang telah ditentukan di

STMIK-Amik Riau. Logika Fuzzy Tsukamoto dipilih karena metode ini flexible,

mudah dipahami, serta dapat mengaplikasikan ketentuan yang telah ditetapkan

oleh DIKTI dan STMIK-Amik Riau. Hasil dari proses ini yaitu semakin tinggi

rata-rata rekomendasi, maka calon mahasiswa tersebut semakin layak

mendapatkan beasiswa bidikmisi tersebut.

Kata Kunci : Sistem Pengambil Keputusan, Bidikmisi, Logika fuzzy.

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Beasiswa merupakan bantuan keuangan yang diberikan oleh instansi

seperti yayasan, pemerintah ataupun perusahaan kepada perorangan bertujuan

untuk digunakan dalam masa studi pendidikan yang ditempuh. Pemberian

beasiswa terkadang memiliki beberapa kategori yang harus dipenuhi untuk

mendapatkannya. STMIK Amik Riau sebagai salah satu perguruan tinggi swasta

yang berada dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mendapat

bantuan bidik misi, yang lebih dikenal dengan beasiswa penuh outreaching.

Dalam menentukan penerimaan beasiswa pada umumnya telah

menggunakan bantuan komputer, tetapi penggunaan belum optimal. Hal ini

menyebabkan pengelolaan data beasiswa yang tidak efisien terutama dari segi

waktu dan banyaknya perulangan proses yang sebenarnya dapat diefisienkan.

Selama ini pun pihak kampus dalam pengambilan keputusan penerimaan

beasiswa masih secara manual yang berarti keputusan dalam suatu sistem

keputusan bersifat tradisional, oleh karena itu tidak mungkin menspesifikasikan

sebelumnya semua faktor.

Banyak pihak kampus yang biasanya bergantung pada metode

penyelesaian masalah secara informal. Percaya pada tradisi menyebabkan para

pihak mengambil keputusan yang sama dengan keputusan terdahulu untuk

masalah atau kesempatan yang sama, meminta saran kepada yang berwenang dan

mengambil keputusan berdasarkan saran seorang ahli atau seseorang yang

6
tingkatnya yang lebih tinggi, sehingga hasil keputusan tersebut memberikan

dampak kepada penerima beasiswa terutama mahasiswa yang berprestasi maupun

tidak mampu menyebabkan ketimpangan dan kesenjangan sosial.

Untuk mendapatkan beasiswa tersebut maka harus sesuai dengan aturan-

aturan yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan dalam studi kasus ini

adalah, keterangan tidak mampu, tidak sedang menerima beasiswa lain,

penghasilan orang tua, jumlah saudara, rata – rata raport, tanggungan orang tua,

prestasi yang diraih, jumlah orang tinggal.

Implementasi F-Tsukamoto yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan

dapat menjadi informasi dasar atau acuan untuk melakukan pengambilan

keputusan penerimaan beasiswa bidikmisi pada Stmik Amik Riau.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka dapt di

rumuskan permasalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana proses pengambilan

keputusan penerimaan beasiswa bidikmisi Menggunakan Logika Fuzzy

Tsukamoto pada Stmik Amik Riau?”

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan dapat terarah sesuai keinginan, maksud dan tujuan yang

telah di rencanakan. Maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan yang

akan dibahas antara lain:

1. Membahas pembuatan sistem pengolahan data dalam pengambilan keputusan

beasiswa di STMIK Amik Riau secara komputerisasi.

7
2. Metode yang digunakan dalam sistem pengambilan keputusan penerimaan

beasiswa bidikmisi adalah logika fuzzy tsukamoto.

3. Data yang diolah pada fuzzy tsukamoto yaitu keterangan tidak mampu, tidak

sedang menerima beasiswa lain, penghasilan orang tua, jumlah saudara, rata-

rata raport, tanggungan orang tua, prestasi yang diraih, jumlah orang tinggal.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penlis untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat aplikasi sistem pengambilan keputusan penerimaan beasiswa

bidikmisi dengan metode logika fuzzy tsukamoto.

2. Membuat informasi dalam aplikasi yang menarik, mudah, dimengerti, jelas,

dan menyenangkan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penlitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menguji ilmu pengetahuan (teori) dan pratikum yang telah didapat pada

bangku perkuliahan.

b. Memudahkan pihak kampus dalam mengontrol mahasiswa yang mendapatkan

beasiswa bidikmisi.

c. Menambah wawasan dan pengalaman.

8
1.6 Sistematika Penulisan

Agar penulisan lebih sistematika dan lebih terarah maka sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori yang

berisi tentang pengertian dari judul yang mendukung

permasalahan, serta tinjauan studi yang berisi tentang tabel

literatur review, sehingga peneliti memiliki dasar dalam

melakukan penelitian dan dapat menyelesaiankan persoalan yang

dibahas.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang rancangan penelitian serta

kerangka pemikiran.

9
BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN STUDI

2.1 Landasan Teori

Untuk mendukung pembuatan laporan penelitian ini, maka perlu

dikemukakan hal-hal atau teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang

lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan penelitian.

Adapun landasan teori sebagai berikut:

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan

menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem berasal dari bahasa Latin

(systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri

komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran

informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Adapun syarat-syarat

untuk dapat dikatakan sebagai suatu sistem, yakni:

1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.

2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.

3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.

4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari

pada elemen sistem.

5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

10
2.1.2 Pengertian Pengambilan Keputusan

Pada hakekatnya kegiatan pembuatan keputusan dilatar belakangi oleh

adanya masalah atau problem dalam usaha mencapai suatu tujuan tertentu. Hal ini

bertujuan untuk mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan

sehingga tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif.

(Siswanto, 2013)

Menurut (Siswanto, 2013) Pengambilan keputusan didefinisikan sebagai

penentuan serangkai kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pengambilan

keputusan sebagai kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi

sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan

terarah secara individual dan secara kelompok baik secara institusional maupun

secara organisasional.

Para pengambil keputusan dalam membantu proses pengambil keputusan

yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Dalam proses

pengambilan keputusan tersebut menggunakan data dan model – model keputusan

yang nantinya akan menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data

tanpa menggantikan penilaian karena pada dasarnya sistem ini bukan untuk

mengganti pengambil keputusan dalam membuat suatu keputusan, melainkan

mendukung pengambil keputusan. Untuk menghasilkan keputusan yang baik ada

beberapa tahapan proses yang harus dilalui dalam pengambilan keputusan.

Menurut (Eniyati, 2011), proses pengambilan keputusan melalui beberapa tahap

berikut :

11
a. Tahap Penelusuran(intelligence)

Tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi, sehingga kita

bisa mengidentifikasi masalah yang terjadi biasanya dilakukan analisis dari sistem

ke subsistem pembentuknya sehingga didapatkan keluaran berupa dokumen

pernyataan asalah.

b. Tahap Desain

Dalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengambangkan dan

menganalisis semua pemecahan yang mungkin yaitu melalui pembuatan model

yang bisa mewakili kondisi nyata masalah. Dari tahapan ini didapatkan keluaran

berupa dokumen alternatif solusi.

c. Tahap Choice

Dalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif pemecahan

yang dibuat pada tahap desain yang dipandang sebagai aksi yang paling tepat

untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari tahap ini didapatkan

dokumen solusi dan rencana implementasinya.

d. Tahap Implementasi

Pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan yang dipilih di

tahap choice. Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah

yang dihadapi, sementara kegagalan ditandai masih adanya masalah yang sedang

dicoba untuk diatasi. Dari tahap ini didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan

hasilnya.

12
Gambar 1. Pengambilan Keputusan

2.1.3 Pengertian Penerimaan Beasiswa

Pada dasarnya, beasiswa adalah penghasilan bagi yang menerimanya. Hal

ini sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (1) UU PPh/2000. Disebutkan pengertian

penghasilan adalah tambahan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (1996:13) beasiswa adalah uang

bantuan yang diberikan oleh pemerintah, swasta, lembaga sosial, kepada pelajar

dan mahasiswa yang kurang mampu maupun prestasi untuk membiayai sekolah.

Beasiswa masih banyak diberikan kepada mahasiswa yang berasal dari keluarga

yang mampu. Jadi, yang memang seharusnya mendapatkan hak beasiswa itu

malah harus putus kuliah karena tidak dapat memenuhi biaya kuliah. Perguruan

tinggi yang mendapat bantuan Bidikmisi yaitu perguruan tinggi dibawah

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama.

Seiring dengan banyaknya mahasiswa yang mengajukan permohonan

beasiswa sedangkan jumlah penerima beasiswa terbatas, maka dilakukanlah

13
proses seleksi dalam pemberian beasiswa, namun selama ini dalam proses seleksi

masih bersifat objektif karena penilaian hanya berdasarkan IPK, keaktifan dalam

organisasi dan kedekatan dengan dosen atau berdasarkan rekomendasi dari dosen

sehingga pemberian beasiswa berprestasi terkadang belum tepat sasaran.

2.1.4 Pengertian Bidikmisi

Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan, berbeda dari beasiswa yang

berfokus pada memberikan penghargaan atau dukungan dana terhadap mereka

yang berprestasi, bidikmisi berfokus kepada yang memiliki keterbatasan

kemampuan ekonomi, serta bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan

yang bertujuan meringankan beban biaya demi keberlangsungan pendidikan yang

ditempuh. (lihat penjelasan Pasal 76 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi). Walaupun demikian, syarat prestasi pada bidikmisi ditujukan untuk

menjamin bahwa penerima bidikmisi terseleksi dari yang benar benar mempunyai

potensi dan kemapuan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.

Beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan yang mendukung pemberian

bantuan biaya pendidikan diantaranya:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bab V pasal 12 (1.c), menyebutkan bahwa setiap peserta

didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang

berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 12

(1.d), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan

berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak

mampu membiayai pendidikannya.

14
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima, Pasal 27 ayat (1), menyebutkan bahwa

Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya memberi bantuan

biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau walinya

kurang mampu membiayai pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menyebutkan bahwa

Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberi

beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi.

Berbagai macam beasiswa oleh pemerintah pusat telah mengimplementasi

kan amanat peraturan perundang-undangan dengan meluncurkan beasiswa

Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)

sejak tahun 2008 sampai dengan 2011 sebanyak 180.000-240.000 mahasiswa

PTN dan PTS kepada mahasiswa. Akan tetapi jumlah dana yang diberikan masih

belum dapat memenuhi kebutuhan biaya pendidikan dan biaya hidup mahasiswa,

sehingga belum menjamin keberlangsungan studi mahasiswa hingga selesai.

Gambar 2. Bidikmisi

15
2.1.5 Logika Fuzzy

Logika Fuzzy merupakan salah satu komponen pembentuk soft

computing. Logika fuzzy pertama kali diperkenlakan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh

pada tahun 1965. Dasar logika fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Pada teori

himpunan fuzzy, peranan derajat keanggotaan sebagai penentu keberadaan elemen

dalam suatu himpunan sangatlah penting. Nilai keanggotaan atau derajat

keanggotaan atau membership function menjadi ciri utama dari penalaran dengan

logika fuzzy tersebut. Secara umum, sistem logika fuzzy memiliki 4 elemen yaitu;

1. Basis aturan yang berisi aturan-aturan yang bersumber dari pakar.

2. Suatu mekanisme pengambilan keputusan dimana pakar mengambil keputusan

dengan menerapkan pengetahuan yang dimiliki.

3. Proses fuzzifikasi (fuzzification) yang merubah besaran tegas (crisp) ke dalam

besaran fuzzy.

4. Proses defuzzifikasi (defuzzification), merupakan kebalikan dari proses

fuzzikasi yaitu merubah besaran fuzzy hasil dari inference engine, menjadi besaran

tegas (crisp).

Cara Kerja Logika Fuzzy

Di dalam implementasi sistem, fuzzy memiliki 3 bagian, yaitu fuzzyfikasi,

inferensi fuzzy, dan defuzzyfikasi. Namun, proses defuzzyfikasi disini bersifat

optiomal yaitu apabila kesimpulan sudah memenuhi atau sesuai dengan yang

diharapkan, maka tidak perlu dilakukan proses defuzzyfikasi. Namun, apabila

kesimpulan belum memenuhi maka proses defuzzyfikasi tetap dilakukan.

16
Gambar 3. Logika Fuzzy

2.1.6 Tsukamoto

Metode Fuzzy Tsukamoto merupakan salah satu metode dari Fuzzy

Inference System, sistem pengambil keputusan. Dalam metode fuzzy Tsukamoto

menggunakan aturan atau rules berbentuk “sebab-akibat” atau “if-then”. Cara

perhitungan dari metode fuzzy Tsukamoto, pertama adalah aturan yang dibentuk

mewakili himpunan fuzzy, kemudian dihitung derajat keanggotaan sesuai dengan

aturan yang telah dibuat. Setelah mendapatkan nilai derajat keanggotaan, dicari

nilai alpha predikat (α) dengan cara mencari nilai minimal dari nilai derajat

keanggotaan. Langkah terakhir, mencari nilai output yang merupakan nilai crisp

(z) yang disebut proses defuzzyfikasi, dimana dinyatakan dalam persamaan 1.

Z = ∑αἱ,zἱ
∑zἱ

dimana α = alpha predikat (nilai minimal dari nilai derajat kenggotaan), Zi

= nilai crisp yang didapat dari rumus derajat keanggotaan himpunan fuzzy yang

merupakan nilai output, dan Z = defuzzyfikasi rata-rata terpusat (Center Average

Defuzzyfier).

17
Gambar 4. Tsukamoto

2.2 TINJAUAN PUSTAKA

Peneliti melakukan tinjauan studi dengan cara membandingkan beberapa

jurnal yang dipilih dan disusun dalam sebuah tabel literatur. Dari hasil

perbandingan beberapa jurnal dapat dilihat dan disimpulkan apa saja hal yang

terkandung dalam jurnal si peneliti tersebut, dari segi judul, masalah, teori yang

digunakan, kontribusi dan pengembangan selanjutnya.

Peneliti melakukan pengamatan dan perbandingan terhadap beberapa

jurnal dan kemudian untuk dijadikan sebuah objek penelitian dalam penyelesaian

tugas proposal ini. Jurnal yang dibandingkan oleh peneliti mengangkat tentang

penerapan Metode logika Fuzzy Tsukamoto yang diimplementasikan pada

masalah yang berbeda.

18
2.2.1 Tabel Literatur
Dalam penulisan proposal ini, penulis menggunakan 5 (Lima) buah jurnal

yang digunakan sebagai acuan dan landasan teori. Jurnal yang digunakan ini

terkait dengan masalah yang ada, jurnal ini juga merupakan hasil dari penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya, dengan rincian seperti yang ada pada table

literature review berikut ini :

Tabel 2.2.1 Literatur Review

No Sumber Penulis Teori Kontribusi


.
1. JURNAL Muhammad Metode Aplikasi mampu
MATRIK VOL. Yunus, penelitian yang merekomendasikan
16 NO. 1, NOV. Suriyati digunakan beasiswa yang cocok kepada
2016 adalah metode mahasiswa berdasarkan
STMIK inferensi, syarat-syarat yang telah
Bumigora metode dipenuhi disertai dengan
ANALISA DAN Mataram, defuzzifikasi derajat kelayakan sehingga
PERANCANGA muhyunus.4 Tahapan ini bisa memperjelas tingkat
N SISTEM 46@gmail.c digunakan untuk kepastian atau kelayakan
FUZZY UNTUK om) proses penarikan mahasiswa tertentu dalam
PENENTUAN suriyati@ya kesimpulan dari memperoleh beasiswa.
BEASISWA hoo.com) sekumpulan Validasi hasil dari sistem
kaidah fuzzy tergantung dari benar
yang telah tidaknya informasi yang
dibuat. diberikan oleh bagian
kemahasiswaan.
2. Jurnal Media Maryaningsi
Adapun metode Perancangan sistem
Infotama, Vol.9, h, Siswanto,
penelitian yang diharapkan dapat
No.1, Februari Mesterjon .
digunakan mengrekomendasikan
2013 dalam penelitian semua aturan yang berlaku
ini adalah (bussines ruller). Untuk itu
Dosen Tetap pengembangan maka dilakukan pengujian
METODE Fakultas sistem. terhadap perancangan
LOGIKA FUZZY Ilmu sistem. Pengujian dilakukan
TSUKAMOTO Komputer dengan memasukan setiap
DALAM SISTEM Universitas aturan-aturan kedalam
PENGAMBILAN Dehasen sistem. Bila sistem tersebut
KEPUTUSAN Bengkulu belum dapat
PENERIMAAN merekomendasikan semua
BEASISWA atruan-aturan yang

19
(STUDI Kasus diberikan maka dilakukan
MTs S 04 modifikasi ulang.
Kepahiang)

3. JURNAL DASI Melwin Metode Sistem Pendukung


ISSN: 1411-3201 Syafrizal Decision Keputusan (DSS) dibuat
Vol. 11 No. 3 Support System sebagai suatu cara
September 2010 untuk memenuhi kebutuhan
Dosen seorang manajer dalam
STMIK membuat
SISTEM AMIKOM keputusan yang spesifik
PENDUKUNG Yogyakarta dalam memecahkan
KEPUTUSAN permasalah yang spesifik
(DECISION pula.
SUPPORT
SYSTEM)
4. Cogito Smart Ainul Yaqin Metode Berdasarkan hasil pengujian
Journal/VOL. pengembangan sistem pendukung
2/NO. 1/JUNI S1 Teknik sistem yang keputusan menunjukkan
2016 informatika digunakan untuk angka kesesuian
STMIK mengidentifikasi 87% yang sesuai dengan
Sistem Pendukung AMIKOM masalah yaitu kelayakan pemberian
Keputusan Yogyakarta1 dengan Metode bidikmisi dengan
Kelayakan ) MAMDANI manual.Hasil pengujian ini
Pemberian sering dikenal baru secara persentase
Bidikmisi Dengan Jl Ring road sebagai metode statistik biasa dari data
Fuzzy Logic Utara, Max-Min, yang histori, dan mungkin saja ini
(Studi Kasus Condongcat diperkenalkan kurang akurat.
STMIK ur, Sleman, oleh ebrahim
AMIKOM Yogyakarta MAMDANI di
Yogyakarta) 552811) tahun 1975.

Email :
ainul.yaqin1
21190@gma
il.com1

20
5. JOIN (Jurnal Reza Metode Simple Hasil pengujian dengan
Online Fauzan, Additive beberapa alternatif diperoleh
Informatika) Yoenie Weighting kesimpulan bahwa Sistem
Volume 2 No. 2 | Indrasary, (SAW) Pendukung Keputusan
Desember 2017 : Nonik Penerimaan Beasiswa Bidik
79-83 DOI: Muthia. Misi ini dapat dengan baik
10.15575/join.v2i melakukan perangkingan.
2.101
Politeknik
Negeri
Sistem Pendukung Banjarmasin
KeputusanPeneri reza.fauzan
maan Beasiswa @poliban.ac.
Bidik Misi di id,
POLIBAN indrasay@g
Dengan Metode mail.com,
SAW Berbasis snonikmuthi
Web a19@gmail.
com

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Perancangan program aplikasi menggunakan pendekatan terstruktur

dengan diagram alir data yang menjelaskan urut-urutan proses yang terjdi pada

aplikasi. Pada tahap ini analisis telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa

yang harus dikerjakan. Tahap analisis ini dimulai dengan mengidentifikasikan

suatu masalah, analisis membuat model situasi, dan menggambarkan sifat yang

penting.

Start

Melakukan Studi Identifikasi Latar Belakang


Literatur Masalah Masalah

Menentukan Mengetahui Tujuan


Kasus Permasalah
Masalah Masalah

Membuat Sistem
Pengambilan Keputusan
Penerimaan Beasiswa
Kajian Teori Pengumpulan Data
Bidikmisi Menggunakan
Metode Logika Fuzzy
Tsukamoto

Tidak

Data Sesuai
Kesimpulan Analisis Ya
Dengan Masalah?

22
3.2 Kerangka Pemikiran

Problem
Menentukan penerima Pengelolaan data beasiswa Banyaknya perulangan
beasiswa secara manual yang tidak efisien proses yang sebenarnya
yang bersifat dapat diefisienkan
tradisional

Approach
Menentukan penerima Sistem pengolahan data Perulangan proses secara
beasiswa menggunakan yang lebih efektif dan otomatis
bantuan computer efisien

Software Development
Software spesification Software constructions Software testing Black
& design uml Microsoft Office Access Box & White Box

Software Implementation
Pihak pemberi beasiswa Pretest [Perancangan Posttest
sistem tidak dapat [Memudahkan dalam
mengrekomendasikan pengambilan keputusan
semua aturan yang menggunakan logika
berlaku] Fuzzy sehingga lebih
mudah dalam
pembobotan dan
pengambilan keputusan]

23
Biaya pendidikan sekarang ini semakin mahal, ditambah lagi dengan

adanya Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa di sekolah tinggi swasta

membuat yang memiliki penghasilan ekonomi menengah kebawah semakin

terpacu mencari beasiswa. Beasiswa masih banyak diberikan kepada mahasiswa

yang berasal dari keluarga yang mampu. Jadi, yang memang seharusnya

mendapatkan hak beasiswa itu malah harus putus kuliah karena tidak dapat

memenuhi biaya kuliah. Ada beberapa problem yang kita alami ketika

pemgambilan keputusan peneriamaan beasiswa 1. Menentukan penerima beasiswa

secara manual yang bersifat tradisional. 2. Pengelolaan data beasiswa yang tidak

efisien. 3. Banyaknya perulangan proses yang sebenarnya dapat diefisienkan.

Seiring perkembangan teknologi ketiga masalah tersebut dapat diatasi agar

penentuan keputusan penerimaan beasiswa. Seperti masalah no 1 Menentukan

penerima beasiswa menggunakan bantuan computer. Dengan menggunakan

bantuan komputer pengambilan keputusan penerimaan beasiswa masih secara

manual yang berarti keputusan dalam suatu sistem keputusan bersifat tradisional,

oleh karena itu tidak mungkin menspesifikasikan sebelumnya semua faktor.

Masalah no 2 Sistem pengolahan data yang lebih efektif dan efisien. Jadi apabila

dapat mengolah data beasiswa secara efektif dan efisien serta penggunaannya

yang lebih optimal. Masalah no 3 Perulangan proses secara otomatis. Dengan

menggunakan teknologi sekarang maka dapat dibuat sebuah metode yang objektif

dan sistem komputer yang baik untuk memutuskan dengan cepat berdasarkan data

yang ada siapa saja yang berhak menerima beasiswa tersebut.

24
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Z (2017). Sistem Pengambilan Keputusan Penerimaan Beasiswa Bidikmisi

Menggunakan Metode Logika Fuzzy Tsukamoto (Studi Kasus STMIK Amik

Riau).

Saw, M., Web, B., Fauzan, R., Indrasary, Y., & Muthia, N. (2017). Sistem

Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Bidik Misi di POLIBAN

Dengan. JOIN (Jurnal Online Informatika), 2(2), 79–83.

Siswanto, M. M. (2013). Metode Logika Fuzzy Tsukamoto Dalam Sistem

Pengambilan Keputusan Penerimaan Beasiswa. Jurnal Media Infotama, 9(1).

Syafrizal, M. (2010). Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System).

Jurnal DASI, 11(3), 77–90.

Yaqin, A. (2016). Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Bidikmisi

Dengan Fuzzy Logic ( Studi Kasus STMIK AMIKOM Yogyakarta ). In

Cogito Smart Journal (Vol. 2, pp. 62–82). Cogito Smart Journal.

Yunus, M., & Suriyati. (2016). Analisa Dan Perancangan Sistem Fuzzy Untuk

Penentuan. Jurnal Matrik, 16(1), 33–43. Retrieved from

jurnal.stmikbumigora.ac.id/index.php/Matrik/article/view/21

25

Anda mungkin juga menyukai