Bab 1hakikat Pengelolaan Pendidikan
Bab 1hakikat Pengelolaan Pendidikan
BAB 1
Hakikat Pengelolaan Pendidikan
A. PENGANTAR
Cara belajar dalam mata kuliah ini adalah dengan menggunakan model semi
Jigsaw. Setiap kelompok harus menjadi ahli dalam setiap kegiatan
pembelajaran, kelompok lain (kelompok imbas) akan datang mendapat
pendalaman materi dari kelompok ahli. Dia akan memberikan pengetahuannya
kepada temannnya. Selanjutnya dilakukan diskusi kelompok, dimana anggota
kelompok ahli akan menjadi pennyaji, dan kelompok imbas akan menjadi
penyanya. Semua anggota kelompok ahli harus dapat memberikan jawaban
atas pertanyaan dari anggota lain setiap orang. Ketua kelompok ahli menjadi
ketua kelompok diskusi. Setiap kelompok harus mempersiapkan ringkasan
buku ajar dalam bentuk Poworpoint. Penilaian diskusi akan dilakukan pada
aspek tanggung jawab, disiplin. kekompakan, penguasaan materi dan
penampilan powerpoint.
To manage yang berasal dari magiare (bahasa Italia, Roma) yang diartikan
dengan melatih kuda dalam menindak-nindakkan kakinya atau melangkah. (Gie,
1978). Dalam bahasa Latin management terdiri atas dua suku kata, yaitu
manus (tangan), agare (pemerintah, melakukan, melaksanaan). Dalam bahasa
Indonesia, istilah manajemen sering diterjemahkan dengan "kepemiminan",
ketatalaksanaan... pengurusan. Dewasa ini istilah manajemen sering diartikan
pengelolaan atau penyelenggaraan. (Ya'kup, 1984). Menurut Poerwanto (1987)
bahwa administrasi pendidikan pertama kali diperkenalkan melalui IKIP pada
tahun 1960 dan dipelajadi di SPG/SGA pada tahun 1965. Jadi administrasi
pendidikan relatif baru dalam pengalolaan pendidikan di sekolah. Stonner,
Freman & Gilbert (1996) mengemukakan bahwa manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien. Manajemen merupakan
suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah dirumuskan
sebelumnya yang kegiatannya banyak terdapat pada organisasi perusahaan,
bisnis kesehatan dan pendidikan. Selanjutnya Durbin (1990) mengemukakan
bahwa manajemen sebagai kemudahan khusus dalam pengetahuan orang
banyak secara efektif sesuai dengan tujuan dan pencapaian hasil secara
bersama yang telah ditetapkan.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat dirumuskan bahwa manajemen
pendidikan sebagai seluruh proses kegiatan bersama dan dalam bidang
pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada, baik personal,
material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan. Manajemen
dalam lingkungan pendidikan adalah mendayagunakan berbagai sumber
(manusia, sarana dan prasarana, serta media pendidikan lainnya) secara
optimal, relevan, efektif dan efisien guna menunjang pencapaian tujuan
pendidikan.
Kemudian Engkoswara Komariah (2011) menjelaskan bahwa konsep
administrasi pendidikan sejajar dengan konsep manajemen pendidikan
(pengelolaan pendidikan). Fungsi dan ruang lingkup manajemen pendidikan
diuraikan menjadi: perencana, pelaksanaan dan pengawasan. Perencanaan
berkaitan dengan perumusan kebijakan awal sebagai pedoman dalam
pelaksanaan. Pelaksanaan memerlukan pengawasan, karena pengawasan atau
penilaian untuk mengetahui kekurangan atau kesenjangan (gap) termasuk
kemajuan yang telah dicapai. Keberhasilan pengelolaan pendidikan memerlukan
beberapa dukungan, terutama dukungan M = SDM (human resources) yang
terdiri dan guru, murid, atasan dan orang tua. Perlunya memiliki proses ==
sumber belajar (SB) yang berintikan kurikulum, serta adanya F = WFD (waktu,
fasilitas dan dana) yang dibutuhkan. Kesemuanya itu mendukung upaya
mengoptimalkan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas. menejemen pendidikan
berperanan untuk memberdayakan berbagai komponen sistem pendidikan,
-3-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
Stonner, Freman & Gilbert (1996) menulis bahwa Robert Owen (1771-1858)
pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New
Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada
penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari
hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin
diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja
dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi,
-4-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
Stonner, Freman & Gilbert (1996) menyebutkan bahwa Fayol diakui sebagai
penemu aliran menejemen klasik bukan karena dia adalah orang pertama
yang menemukan tingkah laku manajerial, tetapi karena dia adalah orang
pertama yang membuatnya menjadi sistematik. Peninggalan Fayol yang
paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen, yaitu
merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan
mengontrol. Menurut Fayol, praktik manajemen dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan
selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon
manajer. Selain lima fungsi utama manajer diatas, Fayol juga terkenal
dengan 14 Prinsip manajemenya yaitu:
© Disiplin (Discipline)
Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak
berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini,
pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya
sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai
dengan wewenang yang ada padanya.
Stonner, Freman & Gilbert (1996) menyebutkan bahwa Mary Parker Follett
(1868-1933) merupakan tokoh aliran klasik yang membangun kerangka
kerja dasar aliran klasik dalam bidang hubungan manusia dan stuktur
organisasi. Follett beranggapan bahwa tidak ada seorang pun yang menjadi
seorang yang utuh kecuali sebagai anggota sebuah kelompok, manusia
tumbuh lewat hubungan mereka dengan manusia lain dalam organisasi.
Menurut Stonner, Freman & Gilbert (1996) aliran ini sering disebut juga
aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya
pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia .Aliran
ini menggunakan disiplin ilmu psikologi dan sosiologi dalam menerapkan
teori-teorinya. Pada aliran ini hanya dikenal tokohnya adalah Hugo
Munsterberg dan Elton Mayo. Melalui eksperimen aliran ini mengganti
konsep “manusia rasional” (manusia yg hanya dapat dimotivasi dgn
pemenuhan kebutuhan ekonomi) dengan konsep “manusia social” (dpt
dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan social berupa hubungan kerja).
Elton Mayo (1880 – 1949) melakukan percobaan dengan teman-temannya
di sebuah pabrik. Percobaan pertamanya meneliti pengaruh kondisi
penerangan terhadap produktivitas. Dan bisa disimpulkan bila kondisi
penerangan naik, maka produktivitas juga akan naik, bagitupun sebaliknya.
-9-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
ilmiah adalah :
- Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu (pengetahuan yang
sistematis).
- Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok dan bukannya
perpecahan.
- Mencapai kerjasama manusia dan bukanlah individualisme yang kacau.
- Bekerja untuk keluaran yang maksimum dan bukan keluaran yang
terbatas.
- Mengembangkan semua karyawan sampai taraf yang setinggi-tingginya,
untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri dan perusahaan mereka.
Aliran analisis sistem: Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang
berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.Aliran ini
memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang
lain untuk mengembangkan teorinya.
Chester Irving Barnard, seorang tokoh dunia yang telah memberikan
kontribusi penting bagi teori manajemen dan studi organisasi. Karya
bukunya yang pertama berjudul “ Fungsi Komite Eksekutif (1938) yaitu
sbuah karya yang secara luas berpengaruh dalam pengajaran sosiologi dan
teori bisnis. Ia dilahirkan pada tanggal 7 November 1886 di Malden,
Massachusetts dan meninggal pada tanggal 7 Juni 1961 di New York City,
Amerika Serikat.
Dia bukanlah seorang akademisi, awalnya dia bekerja di sebuah
peternakan, sampai kemudian pergi ke Harvard untuk belajar ekonomi
namun tidak bisa lulus karena mereka menganggap "tidak layak" untuk
lulus. Namun beberapa universitas memberikan gelar kehormatan baginya
karena telah memberikan kontribusi yang besar dalam mempelajari
organisasi. Disamping sebagai penulis, ia sebenarnya adalah seorang yang
berada di eksekutif bisnis Amerika, dan administrator publik.
Pengalaman sebagai seorang eksekutif bisnis dan administrator publik
antara lain adalah pernah berada di American Telepon dan Telegraph
Company (sekarang AT & T ) dari 1909 dan menjabat sebagai Presiden anak
perusahaan dari AT & T, New Jersey Bell Telephone Company pada tahun
-14-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
sinkronisasi.
- Tahap Pengendalian, Monitor, Evaluasi dan Penyesuaian, pada tahap ini
bertujuan agar tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam
rencana stratejik melalui kegiatan keseluruhan dalam perusahaan.
Jika muncul masalah, maka ia diselesaikan oleh suatu tim. Setiap orang
harus bertanggung jawab atas kualitas produk. Peran manajemen adalah
mendelegasikan, melatih, memfasilitasi, dan membimbing pekerja. Prinsip
utama Manajemen Kualitas adalah : kualitas, kerja tim, dan manajemen
yang proaktif demi proses peningkatan kinerja yang menjamin kepuasan
pelanggan.
W. Edward Deming. Tokoh Manajemen Kualitas ini menerbitkan pemikiran
dalam karyanya Out of the Crisis. Karya tersebut terbit tahun 1986. Ia
seorang Amerika Serikat yang bekerja sama dengan Walter A. Shewhard di
Bell Telephone Company. Rekannya itu, Shewhart, seorang ahli statistik
yang berpendapat bahwa kendali produksi dapat dimanajemen secara lebih
baik dengan menggunakan metode statistik. Shewhart lalu menyusun bagan
statistik untuk mengendalikan variabel-variabel dalam proses produksi.
Berdasarkan karya Shewhart itulah Deming mengembangkan proses kerja
yang menggunakan teknik-teknik statistik yang diyakini mampu memberi
peringatan awal seputar kapan seorang manajer harus mengintervensi
sebuah proses produksi. Deming lalu dikirim ke Jepang untuk memulihkan
pabrik-pabrik manufaktur Jepang yang hancur karena perang. Di sana
Deming memperkenalkan metode statistical process control kepada
kalangan bisnis dan insinyur Jepang. Konsep Deming kemudian meluas dan
menjadi standard dalam penjaminan kualitas atas seluruh proses produksi.
Lebih lanjut, Deming kemudian mengembangkan konsep reaksi berantai.
Reaksi ini muncul tatkala kualitas meningkat, biaya turun, dan produktivitas
meningkat. Kondisi ini akan mendorong upaya perluasan lapangan kerja,
perluasan pasar, dan kebertahanan hidup yang lebih lama bagi perusahaan.
Ia menekankan pentingnya kebanggaan dan kepuasan pekerja seraya
menekankan bahwa tanggung jawab manajer-lah untuk meningkatkan
proses pekerjaan, bukan pekerja.
-20-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
Prinsif manajemen adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari
keberhasilan sebuah manajemen(wikipedia.org/wiki). Douglas, dalam
Enkoswara (2011) ) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan
sebagai berikut:
MBO yaitu:
Fayol dalam Robbins & Coulter (2009) membagi prinsif manajemen menjadi
14 prinsip manajemen, yaitu :
i. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang
tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar
pada bagan organisasi.
j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang
pada tempat dan waktu yang tepat.
k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para
manajer terhadap bawahannya.
l. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak
banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan
untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan
terjadi kesalahan-kesalahan
n. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat
berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi
Manajemen publik dari Stonner, Freman & Gilbert (1996) bahwa untuk
penyelaraskan individu, kelompok dan organisasi tidah mudah, maka perlu
melakukan empat fungsi manajemen: perencanaan, pengelolaan,
kepemimpinan dan kontrol karena ketika pekerjaandispesifikkan cenderung
terjadi memisahan individu dalam organisasi, maka diperlukan penyelaraskan
. Proses penyesuaian itu digambarkan seperti Gambar 1.
-23-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
Manajemen publik dari Stonner, Freman & Gilbert (1996) bahwa untuk
penyelaraskan individu, kelompok dan organisasi tidah mudah, maka perlu
melakukan empat fungsi manajemen: perencanaan, pengelolaan,
kepemimpinan dan kontrol karena ketika pekerjaan dispesifikkan cenderung
terjadi memisahan individu dalam organisasi, maka diperlukan penyelaraskan
. Proses penyesuaian itu digambarkan seperti Gambar 3.
-24-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
Fungsi manajemen pendidikan secara umum tidak ada perbedaan dengan fungsi
manajemen pendidikan. Fungsi dari manajemen pendidikan adalah fungsi
perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi
pelaksanaan (actuating),dan funsi pengawasan (controling).
Di dunia ini, tidak ada perilaku tanpa tujuan, hampir semua kegiatan manusia -
disadari atau tidak tetap meiliki tujuan. Lahirnya manajemen dari perilaku seni
ke ilmiah didasari dan diakhir oleh suatu tujuan. Tujuan adminitstrasi secara
umum adalah untuk mencapainya tujuan pendidikan yang telah digariskan oleh
UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun
2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
-25-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
Apa saja yang menjadi ruang lingkup manajemen pendidika? Oteng (1989 )
menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang perhatian
dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan (geografi,
demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan
(bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi administrasi pendidikan
(tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku administrasi), hal ini
makin memperkuat bahwa manajemen pendidikan mempunyai bidang dengan
cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya
memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan
-26-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
-29-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
C. RANGKUMAN
D. TUGAS
-31-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
DAFTAR PUSTAKA
Inc.
Nawawi, Hadari & Martini Hadari.(1994). Kebijakan pendidikan Indonesia: Ditinjau
dari sudut hukum. Yokyakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Peter F. Drucker. 1954. The Practice of Management. Harper & Row. New York
Pidarta, Made. (1988). Manajemen Pendidikan Indonesia. Bandung: PT. Bina
Aksana.
Robbin. S.P. & Mary Coulter. 2009. Management. Tenth Edition. London: Prentice
Hall International, Inc
Saaty. T. L. (1991). Pengambilan keputusan bagi para pimpinan: Proses hirarki
analitik untuk pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks. Jakarta:
PT. Dharma Aksara Perkasa.
Sahertian. A Piet. (1994). Profil Pendidik Profesional. Yokyakarta: Adni Offset
Said, Chatlinas. (1988). Pengantar administrasi pendidikan. Jakarta: P2LPTK, Ditjen
Dikti, Depdikbud.
Samana, A. (1994). Profesionalisme keguruan. Yokyakarta: Kanisius.
Schatz, K., & Schatz, L. (1986). Managing by influence. Englewood Cliffs, NJ:
Prentice Hall, Inc.
Schein, E. H. (1983). Psikologi organisasi. (Diterjemahkan oleh Nurul Iman).
Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. (NJ, 1980)
Siagian, S.P. (1982a). Filsafat administrasi. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Soedijarto. (1993). Memantapkan sistem pendidikan nasional. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Soedjadi. (1989). O & M (Organization and methods) penunjang berhasilnya proses
manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung.
Soepardi. (1988). Dasar-dasar administrasi pendidikan. Jakarta: P2LPTK, Ditjen
Dikti, Depdikbud.
Soetopo, Hendiyat, & Soemanto, Wasty. (1984). Kepemimpinan dan supervisi
pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Stonner, J. A. F., Freeman, R. E.& Gilbert, D.R. Jr. 1996. Pengelolaan. Terj. Jakarta:
Iste.
Sudjak, Abi. (1990). Kepemimpinan manajer, eksistensinya dalam perilaku
organisasi. Jakarta: Pusdiklat Depdikbud.
Sufyarma.(2003). Kapita Selekta: Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugandha, Dann. (1981). Organisasi, komunikasi, dan teknik memberi perintah.
Bandung: CV. Sinar Baru.
Sugiyono. (1994). Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi pendidikan: Dasar teori untuk praktek
profesional. Bandung: Angkasa.
Syaifullah, Ali. (1981). Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan: Pendidikan sebagai
gejala kebudayaan. Surabaya: Usaha Nasional.
Tanthowi, Jawahir. ((1983). Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al Quran.
Jakarta: Pustaka Al Husna.
Usman, Uzer. (1989). Menjadi guru profesional. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya.
-33-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_manajemen [01-02-2013]
Ellen A. Benowitz, Principles of Management (New York: Hungry Minds, 2001). pp.
3-10.
Marilyn M. Helms, Encyclopedia of Management, 5th Edition (Farmington Hills:
Thomson Gale, 2006) pp. 125-6.
-34-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017
DAFTAR ISI
A. PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -1-
C. RANGKUMAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -12-
D. TUGAS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -13-
-35-