Anda di halaman 1dari 35

Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

BAB 1
Hakikat Pengelolaan Pendidikan

A. PENGANTAR

Pada materi pertama ini untuk mengantarkan pembaca agar memahami


hakekat pengelolaan pendidikan. Dari pengertian dan konsep dasarnya
menurut para ahli manajemen, prinsif, fungsi, tujuan dan ruang lingkup
pengelolaan pendidikan. Bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman yang luas tentang manajemen atau pengelolaan pendidikan.

Diharapkan setelah mahasiswa mempelajari bagian ini akan dapat menjelaskan:


1. Pengertian pengelolaan pendidikan.
2. Prinsif-prinsif pengelolaan pendidikan.
3. Fungsi-fungsi pengelolaan pendidikan.
4. Tujuan-tujuan pengelolaan pendidikan.
5. Ruang lingkup pengelolaan pendidikan.

Cara belajar dalam mata kuliah ini adalah dengan menggunakan model semi
Jigsaw. Setiap kelompok harus menjadi ahli dalam setiap kegiatan
pembelajaran, kelompok lain (kelompok imbas) akan datang mendapat
pendalaman materi dari kelompok ahli. Dia akan memberikan pengetahuannya
kepada temannnya. Selanjutnya dilakukan diskusi kelompok, dimana anggota
kelompok ahli akan menjadi pennyaji, dan kelompok imbas akan menjadi
penyanya. Semua anggota kelompok ahli harus dapat memberikan jawaban
atas pertanyaan dari anggota lain setiap orang. Ketua kelompok ahli menjadi
ketua kelompok diskusi. Setiap kelompok harus mempersiapkan ringkasan
buku ajar dalam bentuk Poworpoint. Penilaian diskusi akan dilakukan pada
aspek tanggung jawab, disiplin. kekompakan, penguasaan materi dan
penampilan powerpoint.

B. URAIAN DAN CONTOH

1. Pengertian Pengelolaan Pendidikan

Pengelolaan pendidikan adalah nama lain dari manajemen Pendidikan atau


dalam Bahasa Inggeris educational Management. Pembakukan penggunaan
isitilah ini terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam Pasal
1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan pendidikan adalah
pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan system pendidikan nasional
oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
penyelenggara pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan


nasional.
Dalam membahas arti dan maknanya dari pengelolaan harus dimulai dari
istilah asalnya. Ada dua istilah yang selalu muncul bersamaan selain manajemen
adalah administrasi. Bagi orang awan kedua istilah ini harus dipahami secara
jelas agar tidak salah menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari apalagi
berkaitan dengan kegiatan pendidikan pada umumnya dan persekolah pada
khususnya.
Formen dan Ryan (dalam Sutisna, 1983) berpendapat bahwa antara
administrasi dan manajemen tidak memiliki perbedaan yang berarti, sehingga
istilah tersebut dapat saja disejajarkan penggunaannya. Karena istilah
administrasi dan manajemen tidak ada perbedaan menurut Formen dan Ryan
maka Monroe, (dalam Supandi, 1988:24) mengemukakan pengertian
administrasi sebagai berikut: "Educational administration is the direction, control
and management of all matters pertaining to school affairs, including business
administrationsince all aspects of school affairs may be considered as
considered as carried on for educational end". Selanjutnya Miller, (dalam
Reksoputranto, 1992:102) mengemukakan tentang manajemen sebagai
berikut: "management is the prosess of directing and facilitating the work of
people organized in formal group to achieve a desired goal".
Istilah manajemen atau management tidak terlepas dari perkembangan
teori manajemen berdasarkan aliran atau paham yang digunakan oleh para ahli
manajemen. Secara ilmiah pertama diperkenalkan oleh Taylor pada tahun 1886,
seorang ahli teknik mesin yang memulai pekerjaannya di perusahaan waja
Midvale Steel Company Philadelphia, Amerika Serikat. Dalam penelitian
usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan
gerak (time and motion study). Ia berpendapat bahwa efektivitas industri
rendah karena banyak waktu dan gerak pekerja yang tidak produktif (Husaini
2009). Sutisna (1983) menafsirkan bahwa "... seorang manajer sebagai orang
yang berusaha untuk mencapai maksud-maksud yang dapat dihitung yang
bertalian dengan tujuan-tujuan yang sistematis bagian, dan administrator
sebagai orang-orang yang berihtiar untuk mencapai maksud-maksud yang tidak
dapat dihitung tanpa mengindahkan akibat akhir dari pencapaian tujuan".
Siagian (1980) pula menegaskan bahwa manajemen adalah inti dari
administrasi, dan kepemimpinan adalah inti dari manajemen dan pengambilan
keputusan inti dari kemepininan.
Stonner, Freman & Gilbert (1996), manajemen adalah untuk penyelaraskan
individu, kelompok dan organisasi tidah mudah, maka perlu melakukan empat
fungsi manajemen: perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan kontrol
karena ketika pekerjaan dispesifikkan cenderung terjadi memisahan individu
dalam organisasi, maka diperlukan penyelaraskan .
Secara etimologik istilah manajemen diambil dari bahasa Inggeris, yaitu
management, artinya pimpinan, pengurus (Wojosito dan Puswadarminta, 1978).
-2-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

To manage yang berasal dari magiare (bahasa Italia, Roma) yang diartikan
dengan melatih kuda dalam menindak-nindakkan kakinya atau melangkah. (Gie,
1978). Dalam bahasa Latin management terdiri atas dua suku kata, yaitu
manus (tangan), agare (pemerintah, melakukan, melaksanaan). Dalam bahasa
Indonesia, istilah manajemen sering diterjemahkan dengan "kepemiminan",
ketatalaksanaan... pengurusan. Dewasa ini istilah manajemen sering diartikan
pengelolaan atau penyelenggaraan. (Ya'kup, 1984). Menurut Poerwanto (1987)
bahwa administrasi pendidikan pertama kali diperkenalkan melalui IKIP pada
tahun 1960 dan dipelajadi di SPG/SGA pada tahun 1965. Jadi administrasi
pendidikan relatif baru dalam pengalolaan pendidikan di sekolah. Stonner,
Freman & Gilbert (1996) mengemukakan bahwa manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien. Manajemen merupakan
suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah dirumuskan
sebelumnya yang kegiatannya banyak terdapat pada organisasi perusahaan,
bisnis kesehatan dan pendidikan. Selanjutnya Durbin (1990) mengemukakan
bahwa manajemen sebagai kemudahan khusus dalam pengetahuan orang
banyak secara efektif sesuai dengan tujuan dan pencapaian hasil secara
bersama yang telah ditetapkan.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat dirumuskan bahwa manajemen
pendidikan sebagai seluruh proses kegiatan bersama dan dalam bidang
pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada, baik personal,
material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan. Manajemen
dalam lingkungan pendidikan adalah mendayagunakan berbagai sumber
(manusia, sarana dan prasarana, serta media pendidikan lainnya) secara
optimal, relevan, efektif dan efisien guna menunjang pencapaian tujuan
pendidikan.
Kemudian Engkoswara Komariah (2011) menjelaskan bahwa konsep
administrasi pendidikan sejajar dengan konsep manajemen pendidikan
(pengelolaan pendidikan). Fungsi dan ruang lingkup manajemen pendidikan
diuraikan menjadi: perencana, pelaksanaan dan pengawasan. Perencanaan
berkaitan dengan perumusan kebijakan awal sebagai pedoman dalam
pelaksanaan. Pelaksanaan memerlukan pengawasan, karena pengawasan atau
penilaian untuk mengetahui kekurangan atau kesenjangan (gap) termasuk
kemajuan yang telah dicapai. Keberhasilan pengelolaan pendidikan memerlukan
beberapa dukungan, terutama dukungan M = SDM (human resources) yang
terdiri dan guru, murid, atasan dan orang tua. Perlunya memiliki proses ==
sumber belajar (SB) yang berintikan kurikulum, serta adanya F = WFD (waktu,
fasilitas dan dana) yang dibutuhkan. Kesemuanya itu mendukung upaya
mengoptimalkan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas. menejemen pendidikan
berperanan untuk memberdayakan berbagai komponen sistem pendidikan,
-3-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

dengan demikian memberdayakan komponen-komponen sistem pendidikan


akan tercapai keberhasilan pendidikan dalam arti; prestasi, suasana dan
ekonomi.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian
manajemen selalu mengandung tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu:
(a). usaha kerjasama, (b). oleh dua orang atau lebih, dan (c) untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan
adanya periaku, yaitu usaha kerjasama, orangl yang melakukan, yaitu dua
orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dimana ketiga unsur gerak, orang,
dan arah dari kegiatan, menunjukkan terjadi dalam sebuah organisasi, bukan
pada satu pekerjaanl yang dilakukan oleh hanya seorang

2. Perkembangan Teori manajemen

Konsep manajemen yang digunakan dalam praktik-praktik pendidikan tidak


terlepas dari perkembangan teori manajemen itu sendiri. Mengkaji
perkembangan teori sangat penting, karena teori selalu menjadi sumber untuk
membangun konsep manajemen yang dipraktikkan.
Sampai saat ini sudah ada 6 teori manajamen dari berbagai aliran, yaitu
aliran manajemen klasik, aliran perilaku, aliran manajemen ilmiah, aliran
analisis sistem, aliran manajemen berdasarkan hasil, Aliran manajemen mutu.

a) Aliran manajemen klasik

Teori klasik sendiri merupakan merupakan tinjauan tentang teori-teori


umum dalam manajemen organisasi. Dan yang sering dikaitkan dengan
sudut pandang klasikal adalah model organisasi birokratik. Aliran ini
mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya.
Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan
fungsi-fungsi tersebut. Para tokohnya adalah:

1) Robert Owen (1771-1858)

Stonner, Freman & Gilbert (1996) menulis bahwa Robert Owen (1771-1858)
pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New
Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada
penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari
hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin
diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja
dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi,
-4-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan


memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa
kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan
intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai
Bapak Manajemen Personalia.

2) Charles Babbage (1792-1871)

Stonner, Freman & Gilbert (1996) menyebutkan bahwa Charles Babbage


adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian
dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi
prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari
tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan
secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar
pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian
kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :

- Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang


baru.
- Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan
ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam
pekerjaannya.
- Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja
bekerja terus menerus dalam tugasnya.
- Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi
alat-alatnya karena perhatiannya padam itu-itu saja.

Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama


yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik
perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.

Teori organisasi secara sistematis baru dikembangkan pada tahun 1850


di sini timbul sesuatu pemikiran yang mempersoalkan bagaimana
mengatur hubungan antara susunan organisasi itu dan mengatur cara
bekerjanya sehingga dalam suatu organisasi dapat bekerja seefisien dan
semaksimal mungkin. Organisasi sendiri dapat diartikan sebagai
´merencanakan bentuk umum daripada usaha dengan mengingat
tujuan-tujuan usaha, cara-cara melaksanakan usaha sebagai mana bisa
diramalkan “. Di dalam organisasi pasti ada sebuah tujuan yang bersifat
kolektif atau pekerjaan kolektif yang disetiap bagaian di atur atau di
-5-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

intregasikan dari pekerjaan perseorangan.

3) Henri Fayol (1841-1925)

Stonner, Freman & Gilbert (1996) menyebutkan bahwa Fayol diakui sebagai
penemu aliran menejemen klasik bukan karena dia adalah orang pertama
yang menemukan tingkah laku manajerial, tetapi karena dia adalah orang
pertama yang membuatnya menjadi sistematik. Peninggalan Fayol yang
paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen, yaitu
merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan
mengontrol. Menurut Fayol, praktik manajemen dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan
selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon
manajer. Selain lima fungsi utama manajer diatas, Fayol juga terkenal
dengan 14 Prinsip manajemenya yaitu:

(a) Pembagian kerja (Division of work)


Spesialisasi memungkinkan individu untuk membangun pengalaman dan
untuk terus meningkatkan keahliannya. Dengan demikian individu tersebut
dapat menjadi lebih produktif.

(b) Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)


Hak untuk mengeluarkan perintah, namun harus dengan tanggung jawab
yang seimbang sesuai fungsinya. Tanggung jawab terbesar terletak pada
manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan,
tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai
wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila
manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka
wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.

© Disiplin (Discipline)
Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak
berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini,
pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya
sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai
dengan wewenang yang ada padanya.

(d) Kesatuan perintah (Unity of command)


Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip
kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan
baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai
dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer
-6-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan


tanggung jawab serta pembagian kerja. Jadi, Setiap pekerja harus
mempunyai satu bos tanpa ada komando lain yang bertentangan.

(e) Kesatuan pengarahan (Unity of direction)


Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu
diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan
pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan
perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah
sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur
yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan
pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan
tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan
pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja,
wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.

(f) Subordinasi kepentingan individu (demi kepentingan umum)


Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada
kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang
sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan
dapat tercapai dengan baik. Setiap karyawan dapat mengabdikan
kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki
kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada
berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan
pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap
karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang
tinggi.

(g) Penggajian pegawai ( Remunerasi )


Pembayaran/upah adalah motivator penting walaupun dengan menganalisis
beberapa kemungkinan, Fayol menunjukkan bahwa tidak ada yang namanya
sistem yang sempurna.

(h) Pemusatan (Centralization)


Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab
dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang
memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan
berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk
menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan
wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang
(delegation of authority).

(i) Hirarki / Rantai Skalar / Garis Otoritas (tingkatan)


-7-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Sebuah hierarki diperlukan untuk kesatuan arah. Tapi komunikasi lateral


juga merupakan hal mendasar yang diperlukan, selama atasan tahu bahwa
komunikasi tersebut berlangsung. Rantai skalar mengacu pada jumlah
tingkatan dalam hirarki dari otoritas tertinggi hingga tingkat terendah dalam
sebuah organisasi. Garis Otoritas ini sendiri tidak boleh terlalu jauh jaraknya
atau terdiri dari terlalu banyak tingkatan otoritas.

(j) Ketertiban (Order)


Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena
pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau
kejang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh
karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi.
Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai
tujuan.

(k) Keadilan dan kejujuran


Dalam menjalankan bisnis ‘kombinasi dari keadilan dan kejujuran mutlak
diperlukan. Memperlakukan karyawan dengan baik adalah penting untuk
mencapai ekuitas.

(l) Stabilitas Jenjang Karir Personel


Karyawan akan bekerja lebih baik jika keamanan pekerjaan dan kemajuan
karir merupakan jaminan yang meyakinkan mereka. Jabatan yang tidak
aman dan tingkat tinggi perputaran karyawan akan mempengaruhi
organisasi secara keseluruhan.

(m) Prakarsa (Inisiative)


Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir.
Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna
bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa
terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman
seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan
harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain,
karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan
terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak
gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima
dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.

(n) Semangat kesatuan dan semangat korps (Esprit de Corps)


Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib
sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.
semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai
kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan
-8-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan


akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan
manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan
friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana

4) Mary Parker Follett (1868-1933)

Stonner, Freman & Gilbert (1996) menyebutkan bahwa Mary Parker Follett
(1868-1933) merupakan tokoh aliran klasik yang membangun kerangka
kerja dasar aliran klasik dalam bidang hubungan manusia dan stuktur
organisasi. Follett beranggapan bahwa tidak ada seorang pun yang menjadi
seorang yang utuh kecuali sebagai anggota sebuah kelompok, manusia
tumbuh lewat hubungan mereka dengan manusia lain dalam organisasi.

5) Chester I. Barnard (1886-1961)

Stonner, Freman & Gilbert (1996) menyebutkan bahwa tokoh manajemen


klasik yang terakhir adalah Chester I. Barnard (1886-1961). Seperti Follett,
Barnard juga memperkenalkan beberapa teori eleman klasik yang ia peroleh
dari pengalaman kerjanya sebagai presiden New Jersey Bell (1927) dan juga
dari pengetahuan membaca bidang sosiologi dan filosofi. Barnard
beranggapan bahwa orang berkumpul bersama dalam suatu organisasi
formal tujuannya adalah untuk mencapai tujuan yang tidak bisa mereka
capai jika bekerja sendiri. Tetapi pada saat mereka mengejar sasaran
organisasi, mereka juga harus memuaskan kebutuhan individu
masing-masing.

b) Aliran manajemen perilaku

Menurut Stonner, Freman & Gilbert (1996) aliran ini sering disebut juga
aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya
pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia .Aliran
ini menggunakan disiplin ilmu psikologi dan sosiologi dalam menerapkan
teori-teorinya. Pada aliran ini hanya dikenal tokohnya adalah Hugo
Munsterberg dan Elton Mayo. Melalui eksperimen aliran ini mengganti
konsep “manusia rasional” (manusia yg hanya dapat dimotivasi dgn
pemenuhan kebutuhan ekonomi) dengan konsep “manusia social” (dpt
dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan social berupa hubungan kerja).
Elton Mayo (1880 – 1949) melakukan percobaan dengan teman-temannya
di sebuah pabrik. Percobaan pertamanya meneliti pengaruh kondisi
penerangan terhadap produktivitas. Dan bisa disimpulkan bila kondisi
penerangan naik, maka produktivitas juga akan naik, bagitupun sebaliknya.
-9-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Penelitian lainnya yaitu kelompok kerja informal-lingkungan sosial karyawan


signifikan terhadap produktivitas.
Konsep makhluk sosial di motivasi kebutuhan sosial, hubungan
timbal-balik lebih responsif terhadap dorongan kerja. Pengawasan
manajemen telah menggantikan konsep “makhluk rasional” yang di motivasi
oleh kebutuhan-kebutuhan fisik manusia.

Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin


pentingnya people management skills dari pada engineering atau technicall
skills. Sehingga konsep dinamika kelompok dalam praktek manajemen lebih
penting daripada manajemen atas dasar kemampuan perseorangan
(individu). Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang
dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan
bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga
oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan
kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan
hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya
pemikiran-pemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku yang
lebih maju.

c) Aliran Manajemen Ilmiah

Menurut Stonner, Freman & Gilbert (1996) aliran manajemen Ilmiah


menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan
teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana
utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen. Teori
manajemen ilmiah merupakan pengembangan dari manajemen klasik yang
lebih konstruktif.
Dalam metode ini, kepemimpinan seorang manajer maupun kualitas
pekerja sangat diutamakan agar memberikan produksi yang efektif dan
efisien. Alangkah baiknya bila perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai
menggunakan metode ini. Namun sumber daya yang kurang berkualitas,
hubungan antara manajer-pekerja yang kurang baik, serta pembayaran gaji
minim dengan penarikan banyak sumber daya, membuat metode ini sulit
diterapkan di Indonesia. Tokoh aliran ini adalah:

1) Frederick W. Taylor ( 1856-1915 )

Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Federick Winslow Taylor


sekitar tahun 1900an. Taylor terkenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah
karena hasil penelitiannya yang telah dibukukan dalam karyanya
“principles scientific management” tentang usaha-usaha untuk
-10-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan gerak pada


tahun 1886, dijadikan sebagai pegangan penting bagi para buruh dan
manajer. Dalam penelitiannya itu, ia berpendapat bahwa efesiensi
perusahaan rendah karena banyak waktu dan gerak-gerak buruh yang
tidak produktif.
Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan ilmiah
metode studi,analisa dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Arti
kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme–mekanisme
atau teknik–teknik “a bag of trick” untuk meningkatkan efisiensi kerja
organisasi dan untuk mencapai efisiensi dan keefektifan organisasi. Ia
berasumsi bahwa manusia harus diperlakukan seperti mesin. Dalam
bekerja, setiap manusia harus diawasi oleh supervisor secara efektif dan
efisien.
Gerakan Taylor terkenal dengan gerakan efisiensi kerja. Untuk
menjawab berbagai pertanyaan seperti apakah ada satu cara kerja
terbaik “the one best way of doing job” dia mengajukan sekelompok
prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah. Taylor terkenal
dengan rencana peng-upahan yang merangsang “differential rate
system”, yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatnya
produktivitas, mutu, pendapatan pekerja dan semangat kerja karyawan.
Manajemen ilmiah (scientific management), pertama kali
dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul
Principles of Scientific Management. Dalam buku tersebut, Taylor
menjelaskan bahwa manajemen ilmiah adalah penggunaan metode ilmiah
untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah,
yaitu: Shop Management, The Principle of Scientific Management, dan
Testimony Before the Special House Committee, yang dirangkum dalam
sebuah buku yang berjudul Scientific Management.

Filsafat dibelakang konsep Taylor terletak diatas 4 prinsip yang


dikenal dengan “Empat prinsip dasar Taylor” yaitu :
- Pengembangan Manajemen Ilmiah yang benar dapat di gunakan
untuk menentukan metode terbaik untuk menjalankan setiap tugas.
- Seleksi ilmiah untuk karyawan,agar setiap karyawan dapat
diberikan taggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan
kemampuannya.
- Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
- Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

Untuk menerapkan keempat prinsip ini, Taylor mensyaratkan perlunya satu


revolusi mental dikalangan manajer dan karyawan.
Prinsip-prinsip dasar yang menurut dia mendasari pendekatan manajemen
-11-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

ilmiah adalah :
- Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu (pengetahuan yang
sistematis).
- Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok dan bukannya
perpecahan.
- Mencapai kerjasama manusia dan bukanlah individualisme yang kacau.
- Bekerja untuk keluaran yang maksimum dan bukan keluaran yang
terbatas.
- Mengembangkan semua karyawan sampai taraf yang setinggi-tingginya,
untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri dan perusahaan mereka.

2) Henry L. Gantt (1861-1919)

Henry Laurance Gantt (1861-1919). Henry merupakan seorang konsultan,


dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan
produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskan olehnya yaitu :
- Kerja sama yang saling manguntungkan antara manajer dan tenaga kerja
untuk mencapai tujuan bersama.
- Mangadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
- Membayar upah pegawai dengan manggunakan sistem bonus.
- Penggunaan instruksi kerja terperinci.

Henry L.Gantt (1861-1919) mempertimbangkan kembali sistem


perangsang Taylor, dengan memperkenalkan sistem bonus harian dan
bonus ekstra untuk para mandor. Setiap pekerja yang dapat menyelesailan
tugas yang dibebankan kepadanya dalam sehari berhak menerima bonus.
Henry L.Gantt memperkenalkan system "Charting" yang terkenal dengan
"Gant Chart". Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan
timbal balik antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sama yang
harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting
sehingga menggaris bawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan
pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta
perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang
terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan
menekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan
mengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya "Gantt
Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknik-teknik modern
seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique). Gantt menekankan
pentingnya mengembankan minat timbal balik antara manajemen dan
karyawan, yaitu kerjasama yang harmonis. Dia menggaris bawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada
-12-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan bahwa


“dalam segala masalah manajemen unsur manusia yang paling penting”.
Kontribusi terbesar dari Gantt adalah dengan menghasilkan metode grafik
sebagai teknik scheduling produksi untuk perencanaan, koordinasi dan
pengawasan produksi yang terkenal dengan “Gantt Chart” yang memuat
jadwal kegiatan produksi karyawan supaya tidak terjadi pemborosan.

3) Frank dan Lillian Gilbreth ( 1868-1924 dan 1878-1972)

Frank B. Gilbreth (1868-1924) dan Lilian Gilbreth (1878-1972). Pasangan


suami istri ini bekerjasama mempelajari aspek kelelahan dan gerak (fatique
and motion studies). Disamping itu Lilian juga tertarik dengan usaha
membantu pekerja, menurut Lilian, sasaran akhir manajemen ilmiah adalah
usaha membantu karyawan menampilkan kemampuannya yang penuh
sebagai mahluk manusia.
Contributor utama dalam aliran ini adalah pasangan suami istri Frenk
Bungker dan Lilian Gilbreth. Dalam aliran ini Frank lebih cenderung terhadap
masalah yang sangat efisien, terutama untuk menemukan “cara yang
terbaik untuk mengerjakan suatu tugas”.
Konsep Gilbreth adalah gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap
langkah yang dapat menghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan, hal
ini dapat meningkatkan semangat karyawan. Sedangkan istrinya Lillian
Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja ,seperti
seleksi,penempatan dan latihan personalia.Dia menuangkan gagasannya
dalam buku yamg berjudul” The Psychology of Management”.
Pasangan ini juga terkenal dengan konsep “Three position plan of
promotion” (rencana tiga kedudukan untuk suatu promosi), Menurut konsep
ini setiap karyawan memiliki tiga peran yaitu sebagai pelaku, pelajar dan
pelatih yang senantiasa mencari kesempatan baru. Pada saat yang sama
karyawan melakukan pekerjaan saat ini, ia juga mempersiapkan diri untuk
jabatan yang lebih tinggi dan sekaligus melatih penggantinya (be a doer, a
learner and teacher). Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh
Manajemen Ilmiah, namun satu hal yang dilupakan oleh manajemen ini,
yaitu kebutuhan social manusia dalam berkelompok, karena terlalu
mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan
dan karyawan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan karyawan sebagai
manusia biasa.

4) Harrington Emerson (1853-1931)


Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dan hasil penelitiannya
menunjukkan kebenaran prinsip yaitu bahwa uang akan lebih berhasil bila
mengetahui tujuan penggunaannya. Bukti dan pendapat Emerson yaitu
-13-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

adanya istilah Manage ment by Objective (MBO).


Emerson mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang
sangat terkenal, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
a. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
b. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
c. Adanya staf yang cakap.
d. Disiplin.
e. Balas jasa yang adil.
f. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem
informasi dan akuntansi.
g. Pemberian perintah-perencanaan dan pengurusan kerja.
h. Adanya standar-standar dan skedul-skedul – metoda dan waktu
setiap kegiatan.
i. Kondisi yang distandardisasi.
j. Operasi yang distandarisasi.
k. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
l. Balas jasa efisiensi-rencana intensif.

d) Aliran Manajemen Sistem

Aliran analisis sistem: Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang
berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.Aliran ini
memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang
lain untuk mengembangkan teorinya.
Chester Irving Barnard, seorang tokoh dunia yang telah memberikan
kontribusi penting bagi teori manajemen dan studi organisasi. Karya
bukunya yang pertama berjudul “ Fungsi Komite Eksekutif (1938) yaitu
sbuah karya yang secara luas berpengaruh dalam pengajaran sosiologi dan
teori bisnis. Ia dilahirkan pada tanggal 7 November 1886 di Malden,
Massachusetts dan meninggal pada tanggal 7 Juni 1961 di New York City,
Amerika Serikat.
Dia bukanlah seorang akademisi, awalnya dia bekerja di sebuah
peternakan, sampai kemudian pergi ke Harvard untuk belajar ekonomi
namun tidak bisa lulus karena mereka menganggap "tidak layak" untuk
lulus. Namun beberapa universitas memberikan gelar kehormatan baginya
karena telah memberikan kontribusi yang besar dalam mempelajari
organisasi. Disamping sebagai penulis, ia sebenarnya adalah seorang yang
berada di eksekutif bisnis Amerika, dan administrator publik.
Pengalaman sebagai seorang eksekutif bisnis dan administrator publik
antara lain adalah pernah berada di American Telepon dan Telegraph
Company (sekarang AT & T ) dari 1909 dan menjabat sebagai Presiden anak
perusahaan dari AT & T, New Jersey Bell Telephone Company pada tahun
-14-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

1927. Kemudian pada 1942-1945 ia menjadi Presiden di Organisasi layanan


Amerika (USO). Ketika ia pensiun dari organisasi itu, ia menjabat sebagai
Presiden Rockefeller Foundation (1948-1952) dan Ketua National Science
Foundation ( 1952-1954 ).
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang
dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian/komponen-komponen yang
saling berkaitan. Chester I Barnard menjelaskan dalam “the functions of the
executive” bahwa tugas manajer adalah menyarankan pendekatan sistem
sosial komprehensif dalam aktifitas “managing”.
Komponen-komponen/bagian-bagian tersebut tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait, terika,
memperngaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu harus
disadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap
komponen-komponen lainnya. Dengan demikian berpikir dan bertindak
system berarti tidak memandang komponen secara parsial, tetapi saling
terpadu satu sama lain secara sinergi.
Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah dari
bagian-bagiannya. Sistem yang sinergi adalah tiap-tiap unti atau
bagian-bagian bekerja dengan serius dalam tatanannya dan menyadari
secara penuh dan bertanggung jawab terhadap kemajuan sistem secara
umum.
Sistem memiliki makna bahwa (1) suatu system terdiri atas bagian-bagian
yang saling terkait satu dengan yang lainnya, (2) bagian-bagian yang saling
hubung itu dapat berkerja dan berfungsi secara independent atau
bersama-sama, (3) berfungsinya bagian-bagian tersebut ditujukan untuk
mencapai tujuan umum dari keseluruhan (sinergi), (4) suatu system yang
terdiri atas bagian-bagian yang saling hubung tersebut berada dalam suatu
lingkungan yang kompleks.
Barnard melihat organisasi sebagai sistem kerjasama yaitu tujuan umum
impersonal (Perusahaan ) dan beberapa motif individu ( dari semua orang
yang terlibat ). Ia percaya bahwa orang-orang datang bersama-sama dalam
suatu organisasi dengan tujuan untuk mencapai tujuan akhir karena mereka
tidak bisa mencapai sendiri, dan tujuan-tujuan ini harus dipenuhi seimbang.
Dalam tesisnya, untuk memahami dan mendukung dasar dalam penciptaan
sebuah organisasi dimulai dengan rekrutmen dan pengembangan tujuan dan
motivasi serta rasa keberhasilan pekerja berjalan bersama-sama dengan
tujuan umum impersonal itu . Hal ini juga menekankan penciptaan kode
moral yang secara langsung mempengaruhi pekerja.
Menurutnya, pekerjaan eksekutif sangat penting, karena ia bertanggung
jawab untuk menjaga organisasi berjalan. Pertama, harus mendukung
komunikasi dalam organisasi dan memastikan pelayanan dasar
(pemeliharaan, pelatihan, moral, dll.), dan akhirnya merumuskan sasaran
dan tujuan perusahaan.
-15-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Barnard membawa teori Organisasi dengan 3 poin yang sangat penting.


Pertama, merumusan tujuan dalam organisasi. Ini sangat penting untuk
menjamin masa depan organisasi, karena, merumuskan tujuan, adalah
untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan bagaimana hal itu
akan dilakukan. Kedua, sistem kerjasama, dimana semua yang ada
didalamnya menyadari adanya tujuan dan sasaran yang terkait. Sehingga
akan diketahui mana yang bermanfaat dan yang tidak, sehingga ada
motivasi terus menerus untuk memajukan organisasi . Dan Ketiga,
komunikasi, melalui komunikasi seorang eksekutif dapat memecahkan
masalah yang mungkin timbul, cepat dan mungkin yang sangat spesifik.
Ia merumuskan teori tentang insentif dan otoritas, yang didasarkan
terutama pada sistem mendefinisikan komunikasi, tersedia secara bebas,
dan penggunaan persuasi untuk lebih meyakinkan karyawan.ada beberapa
alasan yang dalam logika analisisnya bisa dilihat langkah-langkah teorinya
pada buku “The Functions of the Executive “ sebagai berikut :
- Bahwa sistem kerjasama dalam organisasi adalah bagian dari sistem
sosial sehingga saling terkait.
- Organisasi memiliki " tujuan moral " untuk melegitimasi tujuan
individu-individu.
- Inti dari organisasi formal adalah " kegiatan sadar yang dikoordinasikan
atau sebuah kekuatan dari dua orang atau lebih . "
- Organisasi ini lebih dirasa lebih rasional daripada individu karena memiliki
hubungan antar personal atau banyak individu.
- Seorang pemimpin harus menanamkan tujuan moral kepada anggota
organisasi.
- Organisasi melakukan pendoktrinan kepada anggota yaitu menanamkan
keyakinan tentang keberadaan sebenarnya dari tujuan umum organisasi
kepada semua anggotanya.
- Di dalam organisasi adanya kontribusi dan insentif yaitu setiap individu
membuat kontribusi ( input) untuk organisasi dan menerima penghargaan
(output ).
- Ada Usulan tingkatan yaitu bahwa anggota memiliki otoritas memutuskan
untuk menerima atau menolak keputusan atasan.
- Fungsionalisme moralisme eksternal kritis bahwa organisasi adalah entitas
fungsional bagi semua pihak, pengaruh dasarnya demokratis dan
menguntungkan .

e) Aliran Manajemen berdasarkan hasil

Aliran manajemen berdasarkan hasil/ sasaran (Management by objective)


adalah diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an.
Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya
pada interaksi kegiatan karyawan. Peter Drucker dalam bukunya The
-16-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Practice of Management pada tahun 1954.


Sejak itu MBO telah memacu banyak pembahasan, evaluasi, dan riset.
Banyak program jenis MBO telah dikembangkan, termasuk manajemen
berdasarkan hasil (manajemen by result), manajemen sasaran (goals
manajemen), perencanaan dan peninjauan kembali pekerjaan (work
planning and review), sasaran dan pengendalian (goals and controls), dan
lain-lainnya. Walaupun artinya berbeda-beda program ini sama.
Penggunaannya tidak hanya dalam dunia usaha saja tetapi telah semakin
berkembang luas pada dunia nonbisnis, seperti organisasi pendidikan,
kesehatan, keagamaan, dan pemerintahan.
Management by Objectives (MBO) adalah metode penilaian kinerja
karyawan yang berorientasi pada pencapaian sasaran kerja. Secara umum
esensi sistem MBO, terletak pada penetapan tujuan-tujuan umum oleh para
manajer dan bawahan yang bekerja bersama, penentuan bidang utama
setiap individu yang hasilnya dirumuskan secara jelas dalam bentuk
hasil-hasil (sasaran) yang dapat diukur dan diharapkan, dan ukuran
penggunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai satuan pedoman
pengoperasian satuan-satuan kerja serta penilaian masing penilaian
sumbangan masing-masing anggota. Pada metode MBO, setiap individu
karyawan memiliki sasaran kerjanya masing-masing, yang bersesuaian
dengan sasaran kerja unitnya untuk satu periode kerja. Penilaian kinerja
dalam metode MBO dilakukan di akhir periode mengacu pada realisasi
sasaran kerja.
MBO berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal, atau semi
formal, yang dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan
serangkaian kegiatan (langkah) sampai peninjauan kembali pelaksanaan
kegiatan. Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO merupakan proses
partisipatif, secara aktif melibatkan manager dan para anggota pada setiap
tingkatan organisasi. Dengan pengembangan hubungan antara fungsi
perencanaan dan pengawasan,MBO membantu menghilangkan atau
mengatasi berbagai hambatan perencanaan.

Tahap Pelaksanaan MBO


- Tahap Persiapan, yaitu tahap menyiapkan dokumen-dokumen serta
data-data yang diperlukan.
- Tahap Penyusunan, tahap ini menjabarkan tugas pokok dan fungsi-fungsi
setiap bagian dalam organisasi, agar seluruhnya terintegrasi mencapai visi
dan misi yang dicanangkan oleh instansi. Merumuskan keadaan sekarang
untuk membantu identifikasi dan antisipasi masalah atau hambatan serta
kemudahan-kemudahan.
- Tahap Pelaksanaan, yaitu tahap dimana pelaksanaan seluruh kegiatan dan
fungsi manajemen secara menyeluruh seperti pengorganisasian,
pengarahan, pemberian semangat dan motivasi, koordinasi, integrasi dan
-17-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

sinkronisasi.
- Tahap Pengendalian, Monitor, Evaluasi dan Penyesuaian, pada tahap ini
bertujuan agar tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam
rencana stratejik melalui kegiatan keseluruhan dalam perusahaan.

F) Aliran manajemen mutu

Aliran manajemen mutu./ manajemen kualitas (Quality School of


Management) yang memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk
mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen. Tokohnya adalah William
Edwards Deming (14 Oktober 1900 – 20 Desember 1993). Dia seorang
profesor, penulis, statistikawan, dosen, dan konsultan.Deming secara luas
dihargai karena meningkatkan kapasitas produksi di Amerika Serikat selama
Perang Dingin , meskipun ia mungkin paling dikenal untuk karyanya di
Jepang .
Sejak tahun 1950 dan seterusny a ia mengajar manajemen puncak
bagaimana memperbaiki desain (dan layanan), kualitas produk, pengujian
dan penjualan (y ang terakhir melalui pasar global) melalui berbagai cara,
termasuk penerapan metode statistik. Deming memberikan kontribusi yang
signifikan untuk kemudian reputasi’s Jepang untuk inovasi produk
berkualitas tinggi dan kekuatan ekonomi. Ia dianggap sebagai telah memiliki
dampak yang lebih pada Jepang manufaktur dan bisnis daripada individu
lain bukan dari warisan Jepang. Meskipun dianggap sesuatu pahlawan di
Jepang, dia baru mulai mendapat pengakuan luas di Amerika Serikat pada
saat kematiannya.

Aliran Manajemen Kualitas adalah konsep menyeluruh seputar leading dan


operating suatu organisasi. Ia dimaksudkan untuk meningkatkan performa
kerja organisasi secara terus-menerus dengan fokus pada customer seraya
sensitif terhadap kepentingan para stake holder. Dengan kata lain,
Manajemen Kualitas fokus pada bagaimana cara mengorganisasi secara
total untuk menciptakan pelayanan terbaik pada pelanggan.
Perbedaan Manajemen Kualitas dengan aliran-aliran sebelumnya terdapat
dalam masalah sikap manajemen terhadap produk dan pekerja. Aliran
sebelumnya fokus pada volume produksi dan biaya produksi. Kualitas
dikendalikan menggunakan metode pindai (pemeriksaan hasil produksi),
masalah diselesaikan hanya oleh pihak manajemen, dan peran manajemen
didefinisikan hanya sebagai planning (perencanaan), menentukan
pekerjaan, dan pengendalian produksi. Manajemen Kualitas berbeda. Ia
fokus pada pelanggan dan bagaimana memenuhi kebutuhan mereka.
Manajemen Kualitas diarahkan lewat serangkaian tindakan pencegahan,
misalnya memastikan kualitas terjadim dalam tiap-tiap tahapan pekerjaan.
-18-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Jika muncul masalah, maka ia diselesaikan oleh suatu tim. Setiap orang
harus bertanggung jawab atas kualitas produk. Peran manajemen adalah
mendelegasikan, melatih, memfasilitasi, dan membimbing pekerja. Prinsip
utama Manajemen Kualitas adalah : kualitas, kerja tim, dan manajemen
yang proaktif demi proses peningkatan kinerja yang menjamin kepuasan
pelanggan.
W. Edward Deming. Tokoh Manajemen Kualitas ini menerbitkan pemikiran
dalam karyanya Out of the Crisis. Karya tersebut terbit tahun 1986. Ia
seorang Amerika Serikat yang bekerja sama dengan Walter A. Shewhard di
Bell Telephone Company. Rekannya itu, Shewhart, seorang ahli statistik
yang berpendapat bahwa kendali produksi dapat dimanajemen secara lebih
baik dengan menggunakan metode statistik. Shewhart lalu menyusun bagan
statistik untuk mengendalikan variabel-variabel dalam proses produksi.
Berdasarkan karya Shewhart itulah Deming mengembangkan proses kerja
yang menggunakan teknik-teknik statistik yang diyakini mampu memberi
peringatan awal seputar kapan seorang manajer harus mengintervensi
sebuah proses produksi. Deming lalu dikirim ke Jepang untuk memulihkan
pabrik-pabrik manufaktur Jepang yang hancur karena perang. Di sana
Deming memperkenalkan metode statistical process control kepada
kalangan bisnis dan insinyur Jepang. Konsep Deming kemudian meluas dan
menjadi standard dalam penjaminan kualitas atas seluruh proses produksi.
Lebih lanjut, Deming kemudian mengembangkan konsep reaksi berantai.
Reaksi ini muncul tatkala kualitas meningkat, biaya turun, dan produktivitas
meningkat. Kondisi ini akan mendorong upaya perluasan lapangan kerja,
perluasan pasar, dan kebertahanan hidup yang lebih lama bagi perusahaan.
Ia menekankan pentingnya kebanggaan dan kepuasan pekerja seraya
menekankan bahwa tanggung jawab manajer-lah untuk meningkatkan
proses pekerjaan, bukan pekerja.

Deming juga memperkenalkan Lingkaran Kualitas, yang didasarkan pada


pentingnya pertemuan-pertemuan rutin dan periodik dari para pekerja yang
diklasifikasi ke dalam kelompok-kelompok untuk melakukan pembahasan
seputar kualitas produk secara menyeluruh. Poin-poin Manajemen Kualitas
yang Deming tawarkan dapat diringkas sebagai berikut:

- Susun rencana; publikasikan maksud dan tujuan organisasi;


- Pelajari dan adopsi filosofi kualitas yang baru;
- Pahami tujuan dari inspeksi; hentikan kebergantungan pada inspeksi;
- Hentikan pandangan tinggi atas bisnis semata-mata pada harga;
- Tingkatkan kinerja sistem secara terus-menerus;
- Lembagakan pelatihan;
- Latih dan lembagakan kepemimpinan;
- Buang rasa takut, ciptakan kepercayaan, dan bentuk iklim inovasi;
-19-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

- Tingkatkan upaya dari tim, kelompok, dan staf;


- Hentikan pemaksaan dan pentargetan pada para pekerja; ciptakan
metode prestasi;
- Hentikan kuota angka bagi para pekerja;
- Buang hambatan yang merampok kebanggaan diri pekerja atas
pekerjaannya;
- Dorong pendidikan dan peningkatan diri untuk setiap orang; dan
- Bertindak secara transformatif, buat itu sebagai pekerjaan setiap orang.

Aliran Manajemen Kualitas juga diwakili oleh Joseph M. Juran lewat


karyanya Juran’s Quality Handbook yang terbit tahun 1951 dan Juran on
Planning for Quality yang terbit tahun 1989. Aliran ini juga ditunjukkan oleh
Philip Crosby yang menulis buku Quality is Free. Secara kronologis,
perkembangan popularitas Manajemen Kualitas diringkas dalam timeline
berikut ini:

1931: Walther A. Shewhart dari Bell Laboratories menerbitkan Economic


Control of Quality of Manufactured Products yang memperkenalkan
kontrol kualitas menggunakan statistik.
1950: W. Edwards Deming bicara pada ilmuwan, insinyur, dan eksekutif
perusahaan Jepang seputar Manajemen Kualitas.
1951: Penghargaan diberikan Union of Japanese Scientists and Engineers
kepada Deming.
1952: Joseph M. Juran menerbitkan Quality Control Handbook.
1970: Philip Crosby memperkenalkan konsep Zero Defects.
1979: Philip Crosby menerbitkan Quality is Free.
1980: Ford Motor Company mengundang Deming selaku pembicara pada
para eksekutifnya.
1981: Bob Galvin, pemimpin Motorola menerapkan peningkatan kualitas
berujung pada Six Sigma.
1982: Deming menerbitkan Quality, Productivity, and Competitive
Position.
1984: Crosby menerbitkan Quality without Tears : The Art of Hassle-Free
Management.
1987: Kongres Amerika Serikat membuat penghargaan Malcolm Baldridge
National Quality Award.
1992: Eropa juga membuat penghargaan yang sama disponsori oleh
Foundation for Quality Management dengan dukungan European
Organization for Quality dan European Commission.

Perkembangan konsep-konsep dalam Manajemen Kualitas dapat dirangkum


sebagai berikut:

-20-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

- Quality Control (kendali kualitas) muncul pertama kali dengan fokus


perancangan spesifikasi produk dan pengecekan produk sebelum
meninggalkan pabrik;
- Quality Assurance muncul kemudian, fokus pada identifikasi ciri dan
prosedur yang bisa dievaluasi dan dikendalikan secara kuantitatif;
- Total Quality Control (TQC) muncul berikutnya diperkenalkan Feingenbaum
tahun 1983 fokus pada Quality Control menjadi tanggung jawab seluruh
elemen organisasi. Ia berefek pada produksi, profit, interaksi manusia, dan
kepuasan pelanggan; dan
- Total Quality Management (TQM) fokus pada pelanggan selaku pusat
perhatian dan kualitas merupakan tanggung jawab organisasi secara
keseluruhan.

Di Indonesia, konsep manajemen mutu sudah diadopsi pada keseluruhan


sektor, termasuk sektor pendidikan yang dikenal dengan School Base
Management (SBM) atau Manajemen berbasis sekolah (MBS) yang sudah
dibakukan di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3. Prinsif Pengelolaan Pendidikan

Prinsif manajemen adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari
keberhasilan sebuah manajemen(wikipedia.org/wiki). Douglas, dalam
Enkoswara (2011) ) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan
sebagai berikut:

a. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan


mekanisme kerja.
b. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
c. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai
dengan sifat-sifat dan kemampuannya.
d. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.
e. Relativitas nilai-nilai.

Drucker (1954) melalui MBO (management by objective) memberikan


gagasan prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan
dalam perencanaan. Penerapan pada manajemen pendidikan adalah bahwa
kepala dinas memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional
dinas, dan lebih baik terapa stakeholder untuk merumuskan visi, misi dan
objektif dinas pendidikan. Pada tingkat sekolah, kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, siswa, orang tua siswa, masyarakat dan stakeholders duduk bersama
membahas rencana strategis sekolah dengan mengembangkan tujuh langkah
-21-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

MBO yaitu:

a. Menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai sekolah


b. Menganalisis apakah hasil akhir itu berkaitan dengan tujuan sekolah
c. Berunding menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan
d. Menetapkan kegiatan apa yang tepat untuk mencapai sasaran
e. Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mencapai sasaran
f. Menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan
dipergunakan oleh atasan.
g. Lakukan monitoring dan buat laporan.

Fayol dalam Robbins & Coulter (2009) membagi prinsif manajemen menjadi
14 prinsip manajemen, yaitu :

a. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia


dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban
berjalan.
b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh
melalui perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan
wewenang formil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa
kepatuhan orang lain.
c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap
aturan dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi
kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan
terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap
yang menyimpang.
d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan
hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu
datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan
perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
e. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok
kegiatan yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh
seorang manajer dengan satu rencana kerja.
f. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan
umum (Subordination of Individual interest to general interes), yaitu
kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi
sebagai satu keseluruhan
g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan
yang adil bagi karyawan dan pengusaha.
h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir
terletak pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan
kepada bawahan sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya
desentralisasi.
-22-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

i. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang
tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar
pada bagan organisasi.
j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang
pada tempat dan waktu yang tepat.
k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para
manajer terhadap bawahannya.
l. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak
banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan
untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan
terjadi kesalahan-kesalahan
n. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat
berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi

langsung daripada komunikasi formal dan tertulis.

3. Fungsi Pengelolaan Pendidikan

Manajemen publik dari Stonner, Freman & Gilbert (1996) bahwa untuk
penyelaraskan individu, kelompok dan organisasi tidah mudah, maka perlu
melakukan empat fungsi manajemen: perencanaan, pengelolaan,
kepemimpinan dan kontrol karena ketika pekerjaandispesifikkan cenderung
terjadi memisahan individu dalam organisasi, maka diperlukan penyelaraskan
. Proses penyesuaian itu digambarkan seperti Gambar 1.

Gambar 1. Stonner, Freman & Gilbert (1996)

-23-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Gambar 2. Model fungsi manajemen Gibson, Ivancevich, Donelly, &


Konopaske (2012)

Manajemen publik dari Stonner, Freman & Gilbert (1996) bahwa untuk
penyelaraskan individu, kelompok dan organisasi tidah mudah, maka perlu
melakukan empat fungsi manajemen: perencanaan, pengelolaan,
kepemimpinan dan kontrol karena ketika pekerjaan dispesifikkan cenderung
terjadi memisahan individu dalam organisasi, maka diperlukan penyelaraskan
. Proses penyesuaian itu digambarkan seperti Gambar 3.

Gambar 3. Model Fungsi Manajemen Robbin @ Coulter (2010)

-24-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Uraian tentang konsep manajemen dimulai dari manajemen publik. Pertama


dikemukan Gibson, Ivancevich, Donelly, & Konopaske (2012) bahwa konsep
manajemen yang dikembangkan disini didasarkan atas asumsi bahwa
kebutuhan akan manajemen semakin berkembang ketika pekerjaan
dispesifikkan dan dikerjakan oleh dua atau lebih individu. Maka dalam kondisi
seperti itu, maka pekerjaan yang sudah dispesifikkan harus disesuaikan,
diciptakan perlunya pekerjaan manajemen. Sifat pekerjaan manajemen lalu
dipergunakan untuk menyelaraskan individu, kelompok dan organisasi dengan
melakukan empat fungsi manajemen: perencanaan, pengelolaan,
kepemimpinan dan kontrol. Proses manajemen ini digambarkan dalam Gambar
3.

Fungsi manajemen pendidikan secara umum tidak ada perbedaan dengan fungsi
manajemen pendidikan. Fungsi dari manajemen pendidikan adalah fungsi
perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi
pelaksanaan (actuating),dan funsi pengawasan (controling).

4. Tujuan Pengelolaan Pendidikan

Di dunia ini, tidak ada perilaku tanpa tujuan, hampir semua kegiatan manusia -
disadari atau tidak tetap meiliki tujuan. Lahirnya manajemen dari perilaku seni
ke ilmiah didasari dan diakhir oleh suatu tujuan. Tujuan adminitstrasi secara
umum adalah untuk mencapainya tujuan pendidikan yang telah digariskan oleh

UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun
2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
-25-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk


berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain
kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations,
Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar
pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning
to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together.
Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ,
EQ dan SQ.
Menurut Usman (2009) bahwa tujuan danmanfaat manajemen Pendidikan
(I) Terwujudnya PBM yang PAKEMB (bermakna); (ii) Peserta didik yang aktif
mengembangkan dirinya; (iii) Memiliki kompetensi manajerial; (iv) Tercapai
tujuan pendidikan secara efektif & efisien; (v) Teratasinya masalah mutu
pendidikan; (vi) Perencanaan pendidikan merata, bermutu, relevan &
akuntabel; dan (vii) Meningkatnya citra positif pendidikan.

Berarti tujuan administrasi dan manajemen yang digunakan dalam dunia


pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sergiovanni dan
carver dalam Burhanuddin(2005) menyebutkan empat tujuan administrasi : (I)
efektifitas produksi, (ii) efesiensi, (iii) kemampuan menyesuaikan diri
(adaptivenes), dan (iv) kepuasan kerja. keempat tujuan tersebut digunakan
sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan
sekolah.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen selaras dengan


tujuan pendidikan suatu negara.

5. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Apa saja yang menjadi ruang lingkup manajemen pendidika? Oteng (1989 )
menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang perhatian
dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan (geografi,
demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan
(bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi administrasi pendidikan
(tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku administrasi), hal ini
makin memperkuat bahwa manajemen pendidikan mempunyai bidang dengan
cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya
memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan
-26-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

yang terjadi di masyarakat disamping pendalaman dari segi perkembangan teori


dalam hal manajemen.
Ruang lingkup atau garapan manajemen pendidikan menurut Sutisna (1985)
terdiri atas: (1) manajemen merupakan koordinasi kegiatan dalam organisasi
pendidikan, (2) manajemen merupakan alat untuk tnengenai tujuan organisasi
pendidikan, (3) manajemen menyertakan banyak orang dalam proses
pendidikan seperti: peserta didik, guru, pegawai tata usaha, dan orang tua
murid, dan (4) partisipasi guru dan orang lain dalam organisasi pendidikan.
Ditambahkannya bahwa studi Universitas Ohio di Amerika Serikat membuat
kesimpulan bahwa tugas kewajiban manager sekolah yang paling penting ialah:
(1) menetapkan tujuan-tujuan, (2) membuat kebijaksanaan, (3) menentukan
peranan-peranan, (4) mengkoordinasikan fungsi-fungsi manajemen, (5)
menganalisis efektifitas, (6) menggunakan sumber-sumber pendidikan dari
masyarakat, (7) bekerja dengan kepamimpinan untuk meningkatkan perbaikan
dalam pendidikan. (8) melibatkan orang-orang, (9) melakukan komunikasi.

Selanjutnua Sutisna (1995) menambahkan bahwa bidang garapan sekolah antara


lain sebagai berikut.

Pertama, Pengajaran dari kurikulum, yang terdiri dari: (a) Mempesiapkan


perumusan, tujuan-tujuan kurikulum, (b) Mempersiapkan penentuan
isi dan organisasi kurikulum, (c) Menghubungkan kurikulum dengan
waktu, fasilitas fisik dan personil yang tersedia, (d) Mempersiapkan
bahan, sumber, dan perlengkapan bagi program pengajaran, (e)
Mempersiapkan program supervisi pengajaran, (f) Mempersiapkan
program pendidikan dalam jabatan bagi para guru.
Kedua, Murid yang terdiri dari: (a) merintis dan memelihara sistem penghitungan
dan kehadiran murid, (b) mempersiapkan program orientasi bagi para
murid, (c) mempersiapkan program bimbingan dan penyuluhan, (d)
mempersiapkan pelayanan kesehatan, (e) mempersiapkan pelayanan
administrasi murid, (f) mempersiapkan pelayanan informasi tentang
pekerjaan dan pendidikan, (g) mempersiapkan pelayanan penempatan
pekerja dan pelayanan lanjutan bagi murid, (h) mengatur prosedur
penilaian dan interpretasi pertumbuhan murid secara konstinue, (i)
mengatur tata disiplin murid dan (j) mengembangkan dan
mengkoordinasikan program kegiatan murid.
Ketiga, Kepemimpinan masyarakat sekolah yang terdiri dari: (a) membantu
menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal komposisinya,
(b) akan melakukan perbaikan melalui penggunaan sumber-sumber alami
dan manusia, (c) menentukan pelayanan-pelayanan pendidikan, (d)
membantu pembuatan dan pelaksanaan rencana-rencana perbaikan
kehidupan masyarakat. (e) menentukan dan membantu jasa yang dapat
disediakan oleh sekolah dalam perbaikan masyarakat bersama dan melalui
-27-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

kerjasama dengan lembaga lain, dan (f) memungkinkan penulisan secara


kontiniu rencana dan kebijaksanaan yang dapat diterima untukperbaikan
masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan jasa yang diberikan
oleh sekolah.
Ke empat, personil sekolah yang terdiri dari: (a) mempersiapkan rumusan
kebijaksanaan personil, (b) mempersiapkan pengambilan
(recrutment) personil, (c) memilih dan menugasi personil, (d)
meningkatkan kesejahteraan personil, (e) mengembangkan sistem
pencatatan sipil, (f) mendorong dan menyediakan kesempatan bagi
pertumbuhan propesional personil.
Ke lima, gedung sekolah yang terdiri dari: (a) menentukan kebutuhan akan
fasilitas fisik sekolah dan sumber-sumber yang dapat dikerahkan
untuk memenuhi kebutuhan itu, (b) menyusun rencana yang
konprehensif bagi pertumbuhan dan peningkatan fasilitas fisik
sekolah, (c) melaksanakan rencana-rencana bagai pertumbuhan dan
peningkatan fisik sekolah, (d) menyusun program pengeiolaan dan
pemeliharaan fasilitas fisik sekolah yang efisien.
Ke enam. angkutan sekolah yang terdiri dari: (a) menetukankebutuhan sekolah
dan angkutan (lokasi sekolah, jalan dan sebagainya) bagi pelayanan
transportasi, (b) memperoleh per-lengkapan dan perbekalan melalui
cara pembelian dan kontrak yang disetujui, (c) mengatur dan
menyediakan sistem pemeliharaan angkutan sekolah yang efisien,
(d) mengatur keamanan murid. personil dan perlengkapan, (e)
mengembangkan pemahaman dan pemakaian ketentuan-ketentuan
resmi bagi operasi sistem angkutan.
Ke tutjuh, organisasi dan struktur yang terdiri dari: (a) pembangunan
hubungan kerja dengan lembaga-lembaga setempat untuk
menyediakan pelayanan yang diperlukan oleh sistem sekolah, (b)
bekerja dengan Dewan Pendidikan dalam merumuskan kebijakan
dan rencana-rencana sekolah, (c) menugasi unit-unit operasional
yang sesuai pada sistem sekolah, (d) mengembangkan organisasi
personil untuk melaksanakan tujuan-tujuan program sekolah, (e)
mengatur kelompok-kelompok profesional dan orang-orang yang
bukan ahli guna pertisipasi dalam perencanaan pendidikan dan
kegiatan pendidikan, (f) mengatur kelompok-kelompok profesional
dan orang-orang yang bukan ahli guna pertisipasi dalam
perencanaan pendidikan dan kegiatan pendidikan lainnya.
Ke delapan kuangan sekolah dan tata usaha yang terdiri dari: (a) mengatur
personil tata usaha (b) menentukan sumber keuangan sekolah, (c)
mengatur gaji personil, (d) mempersiapkan anggaran pembiayaan
sekolah, (e) mengelola pembelanjaan modal dan penyelesaian
piutang, (f) mengelola pembelian sekolah. (g) mempertanggung
jawabkan keuangan sekolah, (h) mempertanggungjawabkan harta
-28-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

kekayaan sekolah, (i) menyediakan program asumsi sekolah (j)


menyediakan sistempertanggung jawaban intern.

Pada tahun 1999, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor


22 tentang Perimbangan Kewangan antara pusat dan daerah, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang pelimpahan Kewenangan Pemerintah
dan Propinsi sebagai daerah otonomi yang memberikan kewenangan kepada otonom
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan(Mulyasa 2006). Salah satu kewenangan yang diberikan oleh pusat adalah
pendidikan sekolah, tidak termasuk pendidikan tinggi.

Berdasarkan itu, Pemerintah Republik Indonesia merivisi Undang-undang Nomor


2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak sesuai lagi dan perlu diganti
serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan amanat perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan lahirlan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003, pada Bab 1, ayat 16 dikatakan bahawa Indonesia
menggunanan konsep pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi
masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Pada
Bab XIV fasal 51, tentang adminsitrasi pendidikan dikatakan bahwa manajemen
satuan pendidikan awal kanak-kanak, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimum dengan prinsip manajemen
berasaskan sekolah/madrasah. Selanjutnya tentang manajemen berbasis sekolah
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Proses
manajemen sekolah dan madrasah di Indonesia telah ditetapkan dalam Peraturan
Kementerian Pendidikan Nasional Numor 13 tahun 2007 dijabarkan dalam 5
komponen, iaitu (i) perencanaan program sekolah, (ii) pelaksanaan perencanaan
kerja sekolah, (iii) kepimpinan sekolah, (iv) pengawasan dan penilaian, dan (v)
pengelolaan sistem informasi sekolah.

-29-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Gambar 4 Model proses manajemen sekolah Indonesia (Adaptasi dari


Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional numbor 13 tahun 2007)

C. RANGKUMAN

1. Dalam organisasi sosial, pendidikan dan pemerintahan istilah administrasi lebih


luas dari manajemen. Dalam dunia industri dan perusahaan istilah manajemen
lebih luas dari administrasi. Pengertian luas maksudnya adalah dalam
memberikan pemaknaan.
2. Secara umum istilah administrasi disamakan dengan "administration" menurut

Jenis Sekolah: SD/MI,


SMP/MTs, dan SMA/SMK

1. Perecanaan Program. Bidang Pengurusan


2. Pelaksanaan Program - Peserta Didik.
Kerja. - Kurikulum
3. Kepimpinan sekolah. - Pendidik dan tenaga
4. Pengawasan dan kependidik. Tujuan Sekolah
evaluasi. - Sarana.
5. Sistem pengurusan - Keuangan
maklumat. - Budaya dan
lingkungan .
- Masyarakat.

versi Barat atau management menurut versi Eropa.


3. Dalam admnisitrasi Jepang, perinsip "the right men on the right plece",
disepadankana dengan istilah "Wa", yang artinya keselarasan, yaitu suatu
filsafat kebudayaan nasional, yang dalam bahasa Indonesia artinya
menempatkan orang sesuai dengan keahliannya.
4. Ada dua istilah yang selalu muncul bersamaan administrasi dan manajemen.
Istilah administrasi dan manajemen tidak ada perbedaan. Manajemen adalah
"mengelola orang-orang, pengambilan keputusan, proses pengorganisasian,
memakai sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan.".
5. Secara etimologik istilah manajemen diambil dari bahasa Inggeris, yaitu
management, artinya pimpinan, pengurus. To manage yang berasal dari
magiare (bahasa Italia, Roma) yang diartikan dengan melatih kuda dalam
menindak-nindakkan kakinya atau melangkah. Dalam bahasa Latin
management terdiri atas dua suku kata, yaitu manus (tangan), agare
(pemerintah, melakukan, melaksanaan).
-30-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

6. Dalam bahasa Indonesia, istilah manajemen sering diterjemahkan dengan


"kepemiminan", ketatalaksanaan... pengurusan. Dewasa ini istilah manajemen
sering diartikan pengelolaan atau penyelenggaaan.
7. Manajemen selalu mengandung tiga hal yang merupakan unsur penting,
yaitu: (a). usaha kerjasama, (b). oleh dua orang atau lebih, dan (c) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
8. Administrasi pendidikan pertama kali diperkenalkan melalui IKIP pada tahun
1960 dan dipelajadi di SPG/SGA pada tahun 1965. Jadi administrasi pendidikan
relatif baru dalam pengalolaan pendidikan di sekolah.
9. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efesien.
10. Fayol membagi prinsif manajemen menjadi 14 prinsip manajemen,
11. Secara umum dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen selaras dengan
tujuan pendidikan suatu negara.
12. Fungsi dari manajemen pendidikan adalah fungsi perencanaan (planning),
fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) , dan
funsi pengawasan (controling).
13. Administrasi pendidikan sejajar dengan konsep manajemen pendidikan
(pengelolaan pendidikan). Fungsi dan ruang lingkup manajemen pendidikan
diuraikan menjadi: perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
14. Ruang lingkup atau garapan manajemen pendidikan terdiri atas: (1)
manajemen merupakan koordinasi kegiatan dalam organisasi pendidikan, (2)
manajemen merupakan alat untuk tnengenai tujuan organisasi pendidikan,
(3) manajemen menyertakan banyak orang dalam proses pendidikan seperti:
peserta didik, guru, pegawai tata usaha, dan orang tua murid, dan (4)
partisipasi guru dan orang lain dalam organisasi pendidikan. Ditambahkannya
bahwa studi Universitas
15. Tugas kewajiban manager sekolah yang paling penting ialah: (1) menetapkan
tujuan-tujuan, (2) membuat kebijaksanaan, (3) menentukan peranan-peranan,
(4) mengkoordinasikan fungsi-fungsi manajemen, (5) menganalisis efektifitas,
(6) menggunakan sumber-sumber pendidikan dari masyarakat, (7) bekerja
dengan kepamimpinan untuk meningkatkan perbaikan dalam pendidikan. (8)
melibatkan orang-orang, (9) melakukan komunikasi.
16. Proses manajemen sekolah dan madrasah di Indonesia telah ditetapkan dalam
Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Numor 13 tahun 2007 dijabarkan
dalam 5 komponen, iaitu (i) perencanaan program sekolah, (ii) pelaksanaan
perencanaan kerja sekolah, (iii) kepimpinan sekolah, (iv) pengawasan dan
penilaian, dan (v) pengelolaan sistem informasi sekolah.

D. TUGAS

-31-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Buatlah ringkasan dalam bentuk bagan dari masing-masing bagian – yang


menggambarkan makna yang menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirdjo, Prajudi S. (1970). Beberapa pandangan umum: Pengambilan


keputusan (Descision Making). Cetakan Pertama Juli. Jakarta: PT. Ghalia
Indonesia
Azmi Wan Ramli. 2010. Pengurusan Awam: Terunggul dan paling laris dalam Era IT.
Pelaling Jaya Malaysia: Golden Book Centre, SDN. BHD
Burhanudin, Yusak 2005. . Administrasi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung
Eka Prihatin. 2011. Teori Pentadbiran Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Engkoswara & Komariah Aan. 2011. Administrasi pendidikan. Penerbitan kedua.
Bandung: Lafabeta.
Gibson, J. M., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (1985). Organisasi dan
manajemen. Perilaku, struktur, proses. (Diterjemahkan oleh Nunuk Adiarni
MM, Editor: Lydon Saputra). Jakarta: PT. Bina Aksara.
Gibson, J. M., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (1996). Organisasi dan
manajemen. Perilaku, struktur, proses. Edisi kedelapan (Diterjemahkan oleh
Djoerban Wahid). Jakarta: Erlangga. (New York, 1985).
Handayaningrat, Soewarno. (1989). Pengantar studi ilmu administrasi dan
manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung.
Husaini, Usman. 2009. Pengelolaan: Teori, praktik dan riset pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Juran J. M. 1989. Merancang kualiti. Buku 1. Terj. Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Pressdindo.
Kamars, Dachnel. (1989). Sistem pendidikan dasar, menengah, dan tinggi suatu
studi perbandingan antarbeberapa negara. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti,
Depdikbud.
Kanwil Depdikbud Propinsi Riau. (1991). Petunjuk operasional peningkatan mutu
pendidikan. Pekanbaru: Kanwil Depdikbud Riau.
Kartono, Kartini (1981), Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta: CV. Rajawali
Kneller, G, F. (1989). Antropologi pendidikan. (Diterjemahkan oleh Imran Manan).
Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud. (New York, 1965).
Koentjaraningrat. (1982). Kebudayaan, mentalitas dan pembangunan. Jakarta: PT.
Gramedia.
Koontz, H., O'Donnell, C., & Weihrich, H. (1990). Manajemen. Jilid I dan II.
(Diterjemahkan oleh Gunawan Hutauruk). Jakarta: Erlangga. (New York,
1984).
Lateiner, A, R. (1985). Teknik memimpin pegawai dan pekerja. (Diterjemahkan oleh
Imam Soedjono. Jakarta: CV. Aksara Baru. (London, 1954)
Marbun, B.N. (1993). Manajemen Jepang. Jakarta: Pustakan Binaman Presindo.
March, J. G., & Simon, H. A. (1958). Organizations. New York: John Wiley & Sons,
-32-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Inc.
Nawawi, Hadari & Martini Hadari.(1994). Kebijakan pendidikan Indonesia: Ditinjau
dari sudut hukum. Yokyakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Peter F. Drucker. 1954. The Practice of Management. Harper & Row. New York
Pidarta, Made. (1988). Manajemen Pendidikan Indonesia. Bandung: PT. Bina
Aksana.
Robbin. S.P. & Mary Coulter. 2009. Management. Tenth Edition. London: Prentice
Hall International, Inc
Saaty. T. L. (1991). Pengambilan keputusan bagi para pimpinan: Proses hirarki
analitik untuk pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks. Jakarta:
PT. Dharma Aksara Perkasa.
Sahertian. A Piet. (1994). Profil Pendidik Profesional. Yokyakarta: Adni Offset
Said, Chatlinas. (1988). Pengantar administrasi pendidikan. Jakarta: P2LPTK, Ditjen
Dikti, Depdikbud.
Samana, A. (1994). Profesionalisme keguruan. Yokyakarta: Kanisius.
Schatz, K., & Schatz, L. (1986). Managing by influence. Englewood Cliffs, NJ:
Prentice Hall, Inc.
Schein, E. H. (1983). Psikologi organisasi. (Diterjemahkan oleh Nurul Iman).
Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. (NJ, 1980)
Siagian, S.P. (1982a). Filsafat administrasi. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Soedijarto. (1993). Memantapkan sistem pendidikan nasional. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Soedjadi. (1989). O & M (Organization and methods) penunjang berhasilnya proses
manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung.
Soepardi. (1988). Dasar-dasar administrasi pendidikan. Jakarta: P2LPTK, Ditjen
Dikti, Depdikbud.
Soetopo, Hendiyat, & Soemanto, Wasty. (1984). Kepemimpinan dan supervisi
pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Stonner, J. A. F., Freeman, R. E.& Gilbert, D.R. Jr. 1996. Pengelolaan. Terj. Jakarta:
Iste.
Sudjak, Abi. (1990). Kepemimpinan manajer, eksistensinya dalam perilaku
organisasi. Jakarta: Pusdiklat Depdikbud.
Sufyarma.(2003). Kapita Selekta: Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugandha, Dann. (1981). Organisasi, komunikasi, dan teknik memberi perintah.
Bandung: CV. Sinar Baru.
Sugiyono. (1994). Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi pendidikan: Dasar teori untuk praktek
profesional. Bandung: Angkasa.
Syaifullah, Ali. (1981). Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan: Pendidikan sebagai
gejala kebudayaan. Surabaya: Usaha Nasional.
Tanthowi, Jawahir. ((1983). Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al Quran.
Jakarta: Pustaka Al Husna.
Usman, Uzer. (1989). Menjadi guru profesional. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya.
-33-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

Wates, Dan. (1995). Manajemen Abad 21. Jakarta: Spektrum.


Ya'qub, Hamzah. (1984). Menuju keberhasilan manajemen dan kepemimpinan.
Bandung: CV. Diponogoro.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan

http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_manajemen [01-02-2013]

Ellen A. Benowitz, Principles of Management (New York: Hungry Minds, 2001). pp.
3-10.
Marilyn M. Helms, Encyclopedia of Management, 5th Edition (Farmington Hills:
Thomson Gale, 2006) pp. 125-6.

-34-
Said Suhil Achmad, Bab I: Pengelolaan Pendidikan, 2017

DAFTAR ISI

A. PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -1-

B. URAIAN DAN CONTOH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -1-


1. Pengertian Pengelolaan Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -1-
2. Prinsif Pengelolaan Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -4-
3. Fungsi Pengelolaan Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -5-
4. Tujuan Pengelolaan Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -7-
5. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -8-

C. RANGKUMAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -12-

D. TUGAS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -13-

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -14-

-35-

Anda mungkin juga menyukai