Anda di halaman 1dari 4

D.

Perkembangan Luas Perkebunan untuk Komoditas Kakao di Indonesia

Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kakao 2013-2017

Sumber : http://ditjenbun.pertanian.go.id

TAHUN LUAS AREAL

2013 1.740.612

2014 1.727.437

2015 1.709.284

2016 1.701.351

2017 1.691.334

Dilihat dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa luas perkebunan kakao
dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan luas areal
PBN (Perkebunan Besar Negara) turun sekitar 16,52% dan PBS (Perkebunan
Besar Swasta) turun sekitar 8,38% sementara luas areal PR (Perkebunan Rakyat)
naik hanya sebesar 0.52% per tahun. Salah satu faktor yang menghambat
perkembangan industri kakao adalah tanaman yang sudah tua (sudah ditanam
sejak 1980-an), sarana dan prasarana yang kurang memadai serta perkebunan
yang kurang terawat. Kurang lebih sebanyak 70.000 ha dengan kondisi tanaman
tua, rusak, tidak produktif, dan terkena serangan hama dan penyakit dengan
tingkat serangan berat sehingga perlu dilakukan peremajaan. Selain itu sebanyak
235.000 ha kebun kakao dengan tanaman yang kurang produktif dan terkena
serangan hama dan penyakit dengan tingkat serangan sedang sehingga perlu
dilakukan rehabilitasi, dan sebanyak 145.000 ha kebun kakao dengan tanaman
tidak terawat dan kurang pemeliharaan sehingga perlu dilakukan intensifikasi.
Pemerintah sebenarnya sudah membuat program untuk menguntensifkan kakao
yaitu Gernas Kakao (Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao),
tapi program tersebut masih belum bisa berjalan efektif (Outlook Kakao, 2016).
E. Ketentuan Penguasaan Lahan di Indonesia (Hak Guna Bangunan)
Menurut UUPA 1960 dan Menurut UU Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal

Menurut UUPA 1960

Pasal 35
(1) Hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-
bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling
lama 30 tahun.
(2) Atas permintaan pemegang hak dan dengan mengingat keperluan serta
keadaan bangunan-bangunannya, jangka waktu tersebut dalam ayat (1) dapat
diperpanjang dengan waktu paling lama 20 tahun.
(3) Hak guna bangunan dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.
Pasal 36
(1) Yang dapat mempunyai hak guna bangunan ialah :
a. warganegara Indonesia;
b. badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia.
(2) Orang atau badan hukum yang mempunyai hak guna bangunan dan tidak lagi
memenuhi syarat-syarat yang tersebut dalam ayat (1) pasal ini dalam jangka
waktu 1 tahun wajib melepaskan atau mengalihkan hak itu kepada pihak lain yang
memenuhi syarat. Ketentuan ini berlaku juga terhadap pihak yang memperoleh
hak guna bangunan, jika ia tidak memenuhi syarat-syarat tersebut. Jika hak guna
bangunan yang bersangkutan tidak dilepaskan atau dialihkan dalam jangka waktu
tersebut, maka hak itu hapus karena hukum, dengan ketentuan bahwa hak-hak
pihak lain akan diindahkan, menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 37
Hak guna bangunan terjadi :
a. mengenai tanah yang dikuasai langsung oleh Negara : karena penetapan
Pemerintah;
b. mengenai tanah milik : karena perjanjian yang berbentuk otentik antara pemilik
tanah yang bersangkutan dengan pihak yang akan memperoleh hak guna
bangunan itu, yang bermaksud menimbulkan hak tersebut.

Pasal 38
(1) Hak guna bangunan, termasuk syarat-syarat pemberiannya, demikian juga
setiap peralihan dan hapusnya hak tersebut harus didaftarkan menurut ketentuan-
ketentuan yang dimaksud dalam pasal 19.
(2) Pendaftaran termaksud dalam ayat (1) merupakan alat pembuktian yang kuat
mengenai hapusnya hak guna bangunan serta sahnya peralihan hak tersebut,
kecuali dalam hal hak itu hapus karena jangka waktunya berakhir.
Pasal 39
Hak guna bangunan dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak
tanggungan.
Pasal 40
Hak guna bangunan hapus karena :
a. jangka waktunya berakhir;
b. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak
dipenuhi;
c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. dicabut untuk kepentingan umum;
e. diterlantarkan;
f. tanahnya musnah;
g. ketentuan dalam pasal 36 ayat (2).

Menurut UU Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal


Pasal 22
(1) Kemudahan yelayanan danlatau perizinan hak aks tanah sebagaimana
dimaksud cialam Pasal 21 huruf a dapat diberikan dan diperpanjang di muka
sekaligus dan dapat diperbarui kembali atas permohonan penanam modal, berupa:
a. Hak Ouna Usaha dapat diberikan dengan jumlah 95 (sembilan puluh lima)
tahun dcngan cara 'dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 60
(enam puluh) tahun dan dapat diperbami selama 35 (tiga puluh lima) tahun;
b. Hak Ouna Bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 (dclapan puluh) tahun
dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sckaligus selama 50 (lima
puluh) tahun dan dapat diperbarui selama 30 (tiga puluh) tahun; dan
c. Hak Pakai dapat dibcrikan dengan jumlah 70 (tujtah puluh) tahun dengan cara
dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus sclama 45 (empat puluh lima)
tahun dan dapat diperbarui selama 25 (dua puluh lima) tahun.

Daftar pustaka
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Kakao Tahun
2015-2017. http://ditjenbun.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal
3 Maret 2019.
Kementerian Pertanian. 2016. Outlook Kakao. Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai