Oleh
Nama : Rossy Handayani
NIM : 1762201117
Jurusan: Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR
umatnya dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang yang disinari
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa
tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, maka penyusunan skripsi ini
Maka pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dan turut membantu dalam
i
1. Ayahnda tercinta Muhammad Jazuli, Ibunda Astuti Azmy dan Keluarga
Kuning
Lancang Kuning
skripsi ini.
riset (penelitian).
Akuntansi Angkatan 2017 dan kepada seluruh pihak yang tidak dapat
ii
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaian skripsi ini, semoga skripsi ini dapat
Aamiin Ya Rabbal’alamin.
Rossy Handayani
NIM 1762201117
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................5
A. Uraian Teori...................................................................................................6
1. Pajak.........................................................................................................6
B. Penelitian Terdahulu....................................................................................16
C. Kerangka Konseptual...................................................................................19
D. Hipotesis......................................................................................................20
A. Jenis Data.....................................................................................................21
E. Sumber Data................................................................................................24
iv
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Data penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) dalam Penerapan PP. No.
46/2013 dan PP. No. 23/2018 pada KPP Pratama Senapelan Pku...... 4
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
saja itu menjadi tolak ukur banyaknya dana yang harus dikeluarkan oleh pemerintah
Sebagian besar pengeluaran negara indonesia bersumber dari pajak terutama dalam
perpajakan pasal 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang,
dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan kata lain pajak dapat
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Jumlah tersebut mencapai 99,9%.
Indonesia mencapai 93,4%, kemudian usaha menengah 5,1% dan yang besar hanya
1
1% saja. Dengan banyaknya jumlah UMKM di Indonesia, seharusnya pendapatan
pajak dari wajib pajak juga besar, namun dalam beberapa tahun belakangan
pendapatan pajak dari wajib pajak UMKM tidak mengalami peningkatan yang
signifikan.
PP No 46 Tahun 2013 dimana wajib pajak yang memiliki omset dibawah Rp. 4,8
Milyar dalam satu tahun pajak akan dikenakan PPh Final dengan tarif 1% dari jumlah
omset mereka. Kebijakan ini mulai berlaku sejak 1 Juli 2013. Kebijakan ini
akan meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajaknya dan sejalan
dengan itu diharapkan juga dapat meningkatkan pendapatan negara. Pengenaan pajak
dalam kebijakan ini adalah Wajib pajak UMKM diantaranya Orang Pribadi dan
menimbulkan kontroversi. Para wajib pajak dengan omset dibawah Rp. 4,8 sebagian
mengatakan itu tidak adil dan memberatkan. Sebagian lagi menganggap kebijakan
baru ini membantu dalam administrasi pembayaran dan pelaporan. Menurut Jelly dkk
Tahun 2013 Terhadap Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak dan Penerimaan PPh Pasal 4
Ayat (2) tahun 2017, dengan data yang terdapat pada KPP Pratama Luwuk
2
didapatkan kesimpulan bahwa tujuan PP 46 Tahun 2013 ini belum tercapai dengan
baik karena tingkat pertumbuhan wajib pajak yang menurun dan penerimaan pajak
yang lebih efektif lagi. Sehingga pada tanggal 8 Juni 2018 diterbitkanlah PP 23
Tahun 2018 untuk menggantikan PP 46 tahun 2013. Pemerintah tentu saja sudah
belajar dari kekurangan sebelumnya. PP 23 tahun 2018 memiliki cakupan yang lebih
luas terhadap wajib pajak dan objek serta perhitungan tentang dasar pengenaan
pajaknya lebih jelas lagi seperti : jika pada PP 46 Tahun 2018 kebijakan tersebut
hanya mengatakan dasar pengenaan dari pajak tersebut adalah penghasilan bruto saja
namun di PP 23 Tahun 2018 dasar pengenaan pajak dijelaskan lebih detail lagi.
Dengan tarif 0,5% diharapkan dapat lebih mengurangi beban pajak sehingga
(Sri Mulyani, 2018), Tarif yang rendah juga diharapkan dapat membuat masyarakat
semakin terdorong terjun ke dunia usaha, tarif rendah juga bisa mendorong kepatuhan
semakin kuat.
Tetapi penurunan 0,5% tarif pajak bukan satu-satunya point penting dalam
kebijakan PP 23 Tahun 2018. Kebijakan ini memiliki batasan waktu (grace periode)
penggunaan bagi wajib pajak, Sifatnya yang opsional dan kosekuensi bahwa Wajib
3
Tabel I.1
Data penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) dalam Penerapan PP. No. 46/2013 dan
PP. No. 23/2018 pada KPP Pratama Senapelan Pekanbaru
Berdasarkan data pada tabel I.1, dapat dilihat bahwa sebelum diterapkannya
PP. No. 23 Tahun 2018, penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) mengalami penurunan.
Penurunan tersebur paling terlihat jelas dari bulan Maret sebesar Rp. 4.325.956.299
menjadi Rp. 3.769.365.917 dan penerimaan Pajak terus berkurang sampai bulan juni
2018. Lalu pada bulan Juli 2018 setelah diberlakukannya PP. No. 23 Tahun 2018
dengan tariff 0,5% penerimaan PPh Pasal 4 ayat (2) terus mengalami penurunan
yakni pada bulan Juli 2018 dari Rp. 2.359.001.097 menjadi Rp. 1.835.011.321 di
bulan Juli 2018. Lalu penurunan penerimaan pajak terus terjadi hingga bulan
November 2018. Penurunan tersebut juga terjadi dikarenakan pengaruh dari tarif
4
pajak yang terkena perubahan.
digunakan bagi pelaku usaha yang sudah besar penghasilannya (Hendra, 2018).
panjang. Pada awalnya Presiden ingin perubahan tarif dari 1% menjadi 0,25% dari
omzet, namun itu tidak disetujui oleh Menkeu dikarenakan nantinya mempengaruhi
yang bertolak belakang dan apakah dengan penetapan tersebut tujuan pemerintah
dapat tercapai dengan baik. Maka penelitian ini hasilnya akan dituangkan dalam
dibawah Rp. 4,8 Miliyar dan Penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) di KPP Pratama
Senapelan Pekanbaru.”
B. Rumusan Masalah
rumusan masalah yang jelas untuk memberikan arah terhadap pembahasan bab
5
1. Bagaimana pengaruh pengalihan PP 46 Tahun 2013 menjadi PP 23 Tahun 2018
terhadap pertumbuhan Wajib Pajak dengan omset dibawah Rp. 4,8 Miliyar?
3. Apakah tujuan dari pengalihan kebijakan tersebut sudah tercapai dengan baik?
C. Batasan Masalah
omset di bawah 4,8 Milyar yang terdaftar di KPP Pratama Senapelan Pekanbaru.
D. Tujuan Penelitian
2018 terhadap pertumbuhan Wajib Pajak dengan omset dibawah Rp. 4,8 Miliyar.
3. Untuk mengetahui apakah tujuan pengalihan kebijakan ini sudah tercapai dengan
baik.
6
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat bagi segi teoritis
1. Manfaat Teoritis
pemikiran bagi peneliti terkait permasalahan yang diteliti dan dapat dijadikan
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat membantu berbagai pihak
seperti pemerintah, wajib pajak dengan omset dibawah Rp. 4,8 Miliyar dan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teori
1. Pajak
a. Pengertian Pajak
suatu negara, karena itu hingga saat ini pajak dimanfaatkan seoptimal
Pasal 1 ayat 1 yaitu pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
kemakmuran rakyat.
8
Edukasi terhadap perpajakan harus terus dilakukan bahkan hal
tersebut bisa mulai kita tanamkan dari pendidikan taman kanak – kanak
harapan bahwa pemahaman pajak masyarakat akan pajak yang baik terkait
b. Fungsi Pajak
pengeluaran-pengeluarannya.
fungsi anggaran merupakan alat untuk mengisi kas negara atau daerah
9
mengatur yaitu bersifat mengatur dalam bidang sosial, politik,
c. Pengelompokan Pajak
a. Pajak Subjektif
harus dibayar.
b. Pajak Objektif
Barang Mewah
a. Pajak Pusat
10
Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
b. Pajak Daerah
Tingkat II/Kotamadya.
a. Pajak Langsung
11
administratif pajak langsung dikenakan berulang-ulang pada
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
12
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
Tabel II.1
omset per tahun, bahwa Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki asset
13
Usaha Kecil memiliki asset lebih dari Rp 50.000.000,00 sampai dengan Rp
Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
Dalam Pasal 2 ayat (1) dinyatakan bahwa Wajib Pajak yang memiliki
Sedangkan dalam Pasal 2 ayat (2) Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Wajib Pajak yang
a. Wajib Pajak orang pribadi dan Wajib Pajak badan tidak termasuk bentuk
14
Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu)
Tahun Pajak.
beberapa pengecualian yang tertera dalam ayat (3) yang menyatakan bahwa
tidak termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha
Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) huruf e dan Pasal 17 ayat (7) UU PPh,
pajak berdasarkan peredaran bruto (omzet). Sesuai dengan dasar hukum ini,
15
penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang
mengenai penghasilan atau pendapatan dari usaha yang diperoleh wajib pajak
yang memiliki peredaran bruto tertentu dalam satu tahun masa pajak. PP ini
berlaku mulai 1 Juli 2018. Adapun tarif pajak penghasilan yang baru bagi
sebelumnya, yaitu PP No. 46 Tahun 2013 dengan tarif PPh final UMKM
diperuntukkan bagi UMKM yang beromzet kurang dari Rp4,8 miliar dalam
setahun.
untuk berbagai subyek pajak. Pertama, bagi subyek pajak orang pribadi,
insentif tersebut berjangka waktu selama 7 tahun. Kedua, bagi subyek pajak
tahun. Terakhir, bagi subyek pajak badan usaha berbentuk CV, firma, dan
koperasi selama 4 tahun. Adapun jangka waktu dihitung sejak tahun pajak
regulasi berlaku bagi wajib pajak (WP) lama, dan sejak tahun pajak terdaftar
bagi WP baru.
16
Kebijakan insentif PPh bagi pelaku UMKM merupakan salah satu
fasilitas fiskal yang diberikan oleh pemerintah kepada pelaku UMKM untuk
potensi penerimaan pajak pada jangka pendek. Pengenaan tarif pajak final
lama bagi UMKM sebesar 1 persen dinilai memberatkan pelaku UMKM dan
sebesar 0,5%. Dari sisi pelaku usaha, penurunan tarif baru diharapkan
beban biaya UMKM untuk dapat digunakan dalam ekspansi usaha. (Rafika
Sari, 2018).
disetiap tahunnya. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak
17
perpajakan.
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2) atau lebih dikenal dengan
PPh Final adalah Pajak Penghasilan dengan tarif tertentu (final) baik melalui
pemotongan oleh pihak lain atau dengan menyetor sendiri, yang dikenakan
pemungutan Pajak Penghasilan Final (PPh Final) yang dipotong pihak lain
maupun yang disetor sendiri bukan merupakan pembayaran dimuka atas PPh
kewajiban pajaknya.
Penghasilan Final (PPh final) ini tidak akan dihitung lagi Pajak
Penghasilannya pada SPT Tahunan dengan penghasilan lain yang non final
pemotongan atau pembayaran PPh final tersebut juga bukan merupakan kredit
ini diatur dalam Undang-undang PPh pada pasal 4 ayat (2), pasal 15, pasal 19
18
ayat (1), pasal 21 ayat (1), dan pasal 22.
akhir tahun.
pihak lain atau yang dibayar sendiri atas penghasilan yang pengenaan
tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus
sendiri.
19
B. Penelitian Terdahulu
terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan judul penelitian
ini. Berikut ini adalah tinjauan dari beberapa penelitian terdahulu yang relevan
Tabel II.2
Penelitian Terdahulu
.
1. Fatmawati Pengaruh Pemahaman Pemahaman Wajib Hasil dari penelitian ini
(2015) Wajib Pajak Atas PP Pajak, Implementasi adalah semua variabel
No. 46 Tahun 2013 dan Self Assesment independen berpengaruh
Implementasi Self System, Kepatuhan terhadap variabel dependen.
Assessment System Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak dengan
Persepsi Wajib Pajak
Sebagai Variabel
Moderasi (Studi
Empiris Pada Pelaku
UMKM Kerajinan
20
Gerabah Kasongan)
21
3. Elfrida Tata cara penghitungan
Pengaruh Peraturan Pengaruh
pajak terutang Peraturan
Purba Pemerintah Nomor 46 Peraturan
Pemerintah Nomor 46 tahun
(2014) Tahun 2013 Terhadap Pemerintah
2013 lebih
Kepatuhan Wajib Nomor 46 Tahun
sederhanasehingga lebih
Pajak dan Penerimaan 2013, Kepatuhan
memudahkan Wajib Pajak
Pajak di Kpp Pratama Wajib Pajak dan
dalam menghitung
Medan Timur Tahun Penerimaan Pajak.
pajakterutangnya dan dilihat
2012-2014
dari segi waktu yang
digunakan PP 46 tahun 2013
inilebih efisien bagi wajib
pajak dan Tingkat
kontribusi jumlah
penerimaan PPh Pasal 4
ayat (2) di KPP Pratama
Medan Timur cenderung
meningkat. Rata-rata
pertumbuhan mengalami
peningkatan pertumbuhan
yang cukup signifikan
setelah penerapan PP
Nomor 46 tahun 2013.
22
C. Kerangka Konseptual
PERTUMBUHAN
WAJIB PAJAK PERTUMBUHAN
WAJIB PAJAK
Pengalihan
PP 46 Tahun 2013
Menjadi
PP 23 Tahun 2018
Gambar II.1
Kerangka Konseptual
Keterangan :
23
D. Hipotesis
secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan yang dapat diuji secara
berikut :
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk angka-angka dan tabel yang
diperoleh dari perhitungan atau pengukuran. Data kuantitatif tersebut berupa rincian jumlah
pertumbuhan Wajib Pajak UMKM, jumlah penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) untuk Wajib
Pajak UMKM sebelum dan setelah diberlakukannya PP Nomor 23 Tahun 2018 di KPP
Pratama Senapelan Pekanbaru yang disajikan dalam bentuk angka. Data kualitatif adalah
data-data yang dinyatakan dalam bentuk kata- kata bukan dalam bentuk angka. Data
kualitatif tersebut berupa data sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan program-
Dalam penelitian ini, objek penelitian dibagi menjadi variabel dependen dan
independen. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah
dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Pertumbuhan
Wajib Pajak (Y1) dan Penerimaan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) (X2).
25
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2) atau lebih dikenal dengan
PPh Final adalah Pajak Penghasilan dengan tarif tertentu (final) baik
penelitian ini, penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2) ini dilihat sebagai
26
Tahun 2013 dan bagaimana kondisi variabel terikat yang ada saat PP 23
Tempat penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa data dan informasi yang
dibutuhkan dapat diperoleh. Selain itu, tempat penelitian dipilih karena relevan
dengan pokok permasalahan yang menjadi objek pokok penelitian. Penelitian ini
diperkirakan dilaksanakan dari bulan Agustus 2019 sampai dengan Oktober 2019
Tabel III.1
Jadwal Penelitian
Bulan / Minggu
No Kegiatan Agustus 2019 September 2019
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Pencarian Data
3 Penyusunan Proposal
4 Bimbingan Proposal
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak
waktu dan biaya maka tidak semua Wajib Pajak tersebut menjadi objek dalam
27
menetapkan kriteria yaitu Wajib Pajak UMKM yang menjadi sampel penelitian
E. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Menurut Erlina (2011:31), data primer adalah data yang dikumpulkan
berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul data dan sumber data, sedangkan
digunakan adalah rincian jumlah Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di KPP
Pratama Senapelan Pekanbaru (baik yang aktif maupun tidak), jumlah penerimaan
PPh Final, realisasi penerimaan pajak UMKM dan jumlah penerimaan pajak
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia diperoleh langsung dari publikasi
Jenderal Pajak, dan berbagai sumber lainnya. Studi kepustakaan antara lain berupa
buku, jurnal dan penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Sumber
data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari KPP Senapelan Pekanbaru.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data
28
ini diperoleh dengan menggunakan metode tinjauan kepustakaan (Library
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
Test. Uji Mann Whitney Test adalah uji non parametris yang digunakan
3. Digunakan untuk menguji satu variabel data kategori dan satu variabel
data interval.
sebagai berikut :
1. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang
signifikan.
29
2. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan
yang signifikan.
30