Anda di halaman 1dari 14

2.

5 Rentang Respon Konsep Diri


Dari rentang respon adaptif sampai respon maladaptif, terdapat lima rentang
respons konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah,
kekacauan identitas, dan depersonalisasi. Seorang ahli, Abraham Maslow
mengartikan aktualisasi diri sebagai individu yang telah mencapai seluruh
kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan.

1. Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan
melatarbelakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima, ditandai dengan
citra tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang
positif, harga diri tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan
interpersonal yang dalam dan rasa identitas yang jelas.

2. Konsep diri positifmerupakan individu yang mempunyai pengalaman positif


dalam beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan dengan
mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya dan mengungkapkan keinginan
yang tinggi. Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Seseorang ini mempunyai
rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah
yang dihadapi, tidak lari dari masalah, danpercaya bahwa setiap masalah pasti ada
jalan keluarnya. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa
menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak
membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain. Menyadari bahwa setiap
orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak
seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain
sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak disetujui
oleh masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk
mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu
untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.

28
3. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan
ideal diri. Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri yang adaptif
dengan konsep diri yang maladaptif. Tanda dan gejala yang ditunjukkan sperti
perasaan malu terhadap diri sendiri, akibat tindakan penyakit, rasa bersalah
terhadap diri sendiri, dan merendahkan martabat. Tanda dan gejala yang lain dari
harga diri rendah diantaranya rasa bersalah pada diri sendiri, mengkritik diri
sendiri atau orang lain, menarik diri dari realitas, pandangan diri yang pesimis,
perasaan tidak mampu, perasaan negative pada dirinya sendiri, percaya diri
kurang, mudah tersinggung dan marah berlebihan.

4. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek.


Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan konsistensi
dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Pencapaian identitas
diperlukan untuk hubungan yang intim karena identitas seseorang diekspresikan
dalam berhubungan dengan orang lain. Seksualitas juga merupakan salah satu
identitas. Rasa identitas ini secara kontinu timbul dan dipengaruhi oleh situasi
sepanjang hidup. Kekacauan identitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
dapat dikenal dengan stressor identitas. Biasanya pada masa remaja, identitas
banyak mengalami perubahan, yang meyebabkan ketidakamanan dan ansietas.
Remaja mencoba untuk menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, emosional,
dan mental akibat peningkatan kematangan. Stressor identitas diantaranya
kehilangan pekerjaan, perkosaan, perceraian, kelalaian, konflik dengan orang lain,
dan masih banyak lagi. Identitas masa kanak-kanak dalam kematangan aspek
psikososial, merupakan ciri-ciri masa dewasa yang harmonis.

5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain. Tanda dan gejala yang ditunjukkan yaitu
dengan tidak adanya rasa percaya diri, ketergantungan, sukar membuat keputusan,
masalah daalam hubungan interpersonal, ragu dan proyeksi. Jika seseorang
memiliki perilaku dengan depersonalisasi, berarti orang tersebut telah mengalami

28
gangguan dalam konsep dirinya. Orang dengan gangguan depersonalisasi
mengalami persepsi yang menyimpang pada identitas, tubuh, dan hidup mereka
yang membuat mereka tidan nyaman, gejala-gejala kemungkinan sementara atau
lama atau berulang untuk beberapa tahun. Orang dengan gangguan tersebut
seringkali mempunyai kesulitan yang sangat besar untuk menggambarkan gejala-
gejala mereka dan bisa merasa takut atau yakin bahwa mereka akan gila.
Gangguan depersonalisasi seringkali hilang tanpa pengobatan. Pengobatan
dijamin hanya jika gangguan tersebut lama, berulang, atau menyebabkan
gangguan. Psikoterapi psikodinamis, terapi perilaku, dan hipnotis telah efektif
untuk beberapa orang. Obat-obat penenang dan antidepresan membantu seseorang
dengan gangguan tersebut.

2.6 Penyebab gangguan konsep diri


Menurut “Stuart & sundeen, 1995”. Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan
gangguan konsep diri antara lain :
1. Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua menjadi faktor yang signifikan dalam mempengaruhi konsep
diri yang telah terbentuk sejak lahir. Sikap positif yang ditunjukkan oleh orang
tua, maka akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positf. Sedangkan
sikap negative yang ditunjukkan oleh orang tua, akan menimbulkan asumsi bahwa
dirinya tidak cukup berhargauntuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai.

2. Kegagalan
Kegagalan yang terus-menerus dialami seringkali akan menimbulkan pertanyaan
kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebab
terletak pada kelemahan diri sendiri. Kegagalan sering membuat seseorang merasa
dirinya tidak berguna.

3. Depresi

28
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang
cenderung lebih negative dalam memandang dan merespon segala sesuatu
termasuk dalam menilai diri sendiri.

4. Kritik internal
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan
seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik diri sendiri sering
berfungsi sebagai regulator atau rambu-rambu dalam bertindak atau berprilaku.
Agar keberadaan kita dapat diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi diri
dengan baik.

5. Merubah diri
Terkadang diri kita sendiri yang menyebabkan persoalan akan bertambah rumit
dengan berfikir yang tidak-tidak (negative) terhadap suatu keadaan atau terhadap
diri kita sendiri. Namun dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat
mengalami perubahan kearah yang lebih positif.

2.2 Asuhan keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian terhadap masalah konsep diri adalah presepsi diri atau pola
konsep diri, pola berhubungan atau peran, pola reproduksi, koping terhadap
stres, serta adanya nilai keyakinan dan tanda tanda ke arah perubahan fisik,
seperti kecemasan, ketakutan, rasa marah, rasa bersalah, dan lain lain.

1. Citra tubuh

Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang,
serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Yang
secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman
yang baru. Yang perlu dikembangkan dalam citra tubuh pasien sebagai
berikut :

28
a. Berat badan
b. Tinggi badan
c. Bentuk tubuh
d. Tanda-tanda pertumbuhan sekunder

2. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya


berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal
tertentu. Yang perlu dikembangkan dalam ideal diri pasien sebagai
berikut :

a. cita cita pasien

b. harapan pasien

c. identifikasi pada orang tua

d. Aspirasi pasien

e. Nilai-nilai yang ingin dicapai

3. Harga diri

Harga diri adalah penilaian tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.
Yang perlu dikembangkan dalam harga diri pasien sebagai berikut :

a. percaya diri

b. penghargaan dari orang lain

4. Peran

Penampilan peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh


lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai
kelompok sosial. Yang perlu dikembangkan dalam peran sebagai berikut :

a. Minat dan bakat

b. Aktualisasi diri

5. Identitas

28
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsisten dan
keunikan individu. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan
terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada
masa remaja. Yang perlu dikembangkan dalam identitas diri :

a. Nama pasien

b. Usia pasien

c. Agama pasien

d. Jenis kelamin pasien

e. Status pasien

2. Diagnosis keperawatan gangguan konsep diri :


1. Diagnosa : ketidak efektifan Koping berhubungan dengan gangguan
konsep ( Harga diri rendah) diri dikarenakan harapan diri yang tidak
realistis.
2. Diagnosa : Kehilangan harapan berhubungan dengan gangguan konsep
diri (ideal diri) dikarenakan harapan orang tua yang tidak realistis.
3. ketidakefektifan Performa peran, berhubungan dengan gangguan
konsep diri ( peran ) dikarenakan ketidakmampuan menerima peran
baru dalam diri.

Rencana Intervensi :
1. Diagnosa : Koping, ketidak efektifan berhubungan dengan gangguan
konsep diri dikarenakan harapan diri yang tidak realistis.

Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadap


stressor, pilihan yang tidak adekuat terhadap respons untuk bertindak
dan ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia.

Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan harga diri yang realistis

28
Tujuan Khusus : Klien dapat menunjukkan penyelesaian masalah yang
ia hadapi

Kriteria Evaluasi :
1. Menunjukkan koping yang efektif
2. Menggunakan perilaku untuk menurunkan stress
3. Menggunakan strategi koping yang paling efektif
4. Berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari hari
5. Mengungkapakan secara verbal tentang rencana penerimaan atau
mengubah situasi

Intervensi :
1. Peningkatan koping
Membantu pasien untuk beradaptasi dengan presepsi stressor,
perubahan atau ancaman yang menggangu pemenuhan tuntutan dan
peran hidup
2. Konseling
Menggunakan proses bantuan interaktif yang berfokus pada
kebutuhan, masalah, atau perasaan pasien dan orang terdekatuntuk
meningkatkan atau mendukung koping, penyelesaian masalah, dan
berhubungan interpersonal.
3. Bantuan emosi
Memberikan penenangan, penerimaan dan dorongan selama
periode stress
4. Peningkatan peran
Membantu pasien, orang terdekat paseien, atau anggota keluarga
untuk memperbaiki hubungan dengan mengklarifikasi dan
menambahkan perilaku peran tertentu
5. Peningkatan harga diri
Membantu pasien untuk meningkatkan personal terhadap harga
dirinya

28
Rasional :
1. Kebiasaan dan psikologis respon terhadap stress dapat berbeda
beda dan menunjukkan tingkatan ketidakefektifan koping.
2. Penilaian yang akurat dapat memfasilitasi pencarian dari strategi
koping yang sesuai. Pasien yang memiliki status kesehatan yang
berubah ubah bukan berarti kesulitan koping yang dialami pasien
menjadi satu satunya penyeban yang berhubungan.
3. Keberhasilan penyesuaian disebabkan oleh koping yang dialami
sebelumnya berhasil.
4. Pasien dengan riwayat gangguan beradaptasi koping bisa
membutuhkan sumber tamabahan seperti ; kemampuan koping
sebelumnya dapat mencukupi dalam situasi yang ada.
5. Pasien dapat didukung dengan strstegi yang sudah disiapkan seperti
saat perawatan dirumah sakit, sebelum pasien diizinkan pulang
tanpa dukungan yang cukup untuk keefektifan koping. Misalnya ;
pelayanan kesehatan dapat dilakukan oleh orang orang yang perduli
dengannya seperti perawat yang ada dirumah, komunitas, dan
konseling spiritual.
6. penyelesaian masalah yang sesuai memerlukan informasi yang
akurat dan pilihan yang sesuai. Pasien dengan ketidakefektifan
koping yang tidak dapat mendengar dan mengasimilasi informasi
yang dibutuhkan
7. pasien dapat merasakan perawatan lebih baik dari pada mereka
mengatasi sendiri dan merasa sedikit lepas kendali dalam
menyelesaikan masalah.

Aktifitas Kolaboratif
1. Awali dengan diskusi tentang perawatan pasien untuk meninjau
mekanisme koping pasien dan untuk menyusun rencana perawatan
2. Libatkan sumber sumber dirumah sakit dalam memberi dukungan
emosional untuk pasien dan keluarga

28
3. Perawat berperan sebagai penghubung antara pasien, penyedia
layanan kesehatan laindan sumber komunitas.

2. Diagnosa : Kehilangan harapan gangguan konsep diri (ideal diri)


dikarenakan harapan yang tidak realistis.

Definisi :Kehilangan harapan dapat terjadi seiring dengan sakit yang di


derita. Itu dapat terjadi dua kali dengan kejadian yang lebih parah yang
dapat mengakibatkan keadaan yang permanen atau menjadikan
penyebab stress yang lebih akut, sehingga pasien tidak dapat membuat
keputusan dalam dirinya.

Tujuan Umum : Menentukan ideal diri yang realistis


Tujuan Khusus :Dapat berperilaku yang sesuai dengan ideal diri yang ia
harapkan

Kriteria Evaluasi :
1. Pasien mulai mengenali pilihan dan alternatif lain yang akan
diambil.
2. Pasien mulai memobilisasi energi dalam dirinya (membuat
keputusan )

Intervensi :
1. Mengkaji peran penyakit dalam kehilangan harapan pasien
2. Mengkaji penampilan secara fisik
3. Mengkaji selera, latihan dan pola tidur
4. Mengkaji dukungan lingkungan sosial

Rasional :
1. Tingkat dari fuungsi fisik, daya tahan untuk beraktifitas, perawatan
yang akan berkontribusi untuk kehilangan harapan.

28
2. Kehilangan harapan pasien memungkinkan tidak mempunyai
energi atau ketertarikan untuk menjalankan aktifitas
3. Mengubah Perilaku yang menyimpang dari standart normal yang
terbukti sesuai dengan kehilangan harapan
4. Pasien dapat didukung dengan strstegi yang sudah disiapkan
seperti saat perawatan dirumah sakit, sebelum pasien diizinkan
pulang tanpa dukungan yang cukup untuk keefektifan koping.
Misalnya ; pelayanan kesehatan dapat dilakukan oleh orang orang
yang perduli dengannya seperti perawat yang ada dirumah,
komunitas, dan konseling spiritual.

3. Diagnosa : Performa peran, ketidakefektifan berhubungan dengan


gangguan konsep diri dikarenakan ketidakmampuan menerima peran
baru dalam diri.

Definisi : Pola perilaku dan ekspresi diri yang tidak sesuai dengan
konteks lingkungan, norma, dan harapan.

Tujuan umum : Menunjukkan performa peran


Tujuan khusus : Mengubah perilaku yang tidak sesuai dengan peran

Kriteria evaluasi :
1. Kemampuan untuk memenuhi harapan peran
2. Pengetahuan tentang periode transisi peran
3. Penampilan perilaku peran dalam keluarga, persahabatan, dan tempat
karier
4. Melaporkan strategi perubahan peran

Intervensi :
1. Peningkatan koping

28
Membantu pasien untuk beradaptasi dengan presepsi stressor,
perubahan, atau ancaman, yang menghambat pemenuhan tuntutan
dan peran hidup
2. Penumbuhan harapan
3. Peningkatan peran
Membantu pasien, orang terdekat paseien, atau anggota keluarga
untuk memperbaiki hubungan dengan mengklarifikasi dan
menambahkan perilaku peran tertentu

Rasiolnal :
1. Penilaian yang akurat dapat memfasilitasi pencarian dari strategi
koping yang sesuai. Pasien yang memiliki status kesehatan yang
berubah ubah bukan berarti kesulitan koping yang dialami pasien
menjadi satu satunya penyeban yang berhubungan.
2. Pasien dengan riwayat gangguan beradaptasi koping bisa
membutuhkan sumber tamabahan seperti ; kemampuan koping
sebelumnya dapat mencukupi dalam situasi yang ada
3. Memfasilitasi perkembangan cara pandang yang positif terhadap
situasi tertentu.

28
Web Of Coution : Konsep Diri

Stressor dari lingkungan


Terjadinya konflik Personal

Terjadinya perilaku yang Klien tidak dapat menjalankan


menyimpang dari ideal diri perannya sebagai mahasiswa
yang diharapkan dengan jurusan yang diambil

Masalah pada Konsep Diri


Remaja tersebut

Tindakan individu yang Timbulnya situasi yang tidak Tindakan individu tidak
tidak sesuai dengan nilai kondusif akibat individu yang dapat menampilkan peran
yang berlaku. tidakefektifan dalam koping yang sesuai dengan
harapannya.

MK:
Penilaian terhadap individu Ketidakefektifan
tersebut menjadi negatif, performa peran
sehingga ia merasa harga
dirinya rendah.

Penyelesaian masalah yang Penyebab stressor semakin


tidak efektif menekan kondisi kejiwaannya

Terjadinya hal hal yang tidak


diinginkan
MK: Ketidakefektiifan MK: Kehilangan
Koping Harapan

Gangguan Jiwa

28
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep diri merupakan semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang


membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan memengaruhi hubungannya
dengan orang lain. Komponen konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu :

a. Gambaran diri
b. Ideal diri
c. Harga diri
d. Peran
e. Identitas diri

Konsep diri bukan merupakan suatu hal yang dibawa sejak lahir tetapi
dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik individu dengan: dirinya sendiri,
orang terdekat serta dengan realitas yang terjadi disepanjang kehidupannya

3.2 Saran

1. Perawat harus menjalin hubungan yang baik dengan klien untuk


terwujudnya asuhan keperawatan yang dilakukan
2. Perawat harus menggunakan komunikasi terapeutik dan respon empati
3. Perawat harus memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien
dengan gangguan konsep diri
4. Perawat harus mendengarkan dan mendorong pasien untuk mendiskusikan
pikiran dan perasaan klien

28
DAFTAR PUSTAKA

H. Aziz Alimul, A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi


Konsep dalam Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Gulanict, M and Myers, J.L., 2011. Nursing Care Plans : Diagnoses,


Interventions and Outcomes. 7th edition. Mosby Elseiver.

NANDA, Intervensi NIC, & Kriteria Hasil NOC .2011. Edisi 9 Edisi
Revisi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

IW Dwija – JPP Undiksa, 2008 – ejournal. Undiksa.ac.id diakses pada


tanggal 02 Maret 2015 pukul 12.30

E Widyawati – 2012 – publication.gunadarma.ac.id diakses pada tanggal


02 Maret pukul 13.45

28

Anda mungkin juga menyukai