Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
P27904117023
TINGKAT III/V
A. Pengertian
Masa puerperium atau masa nifas (post partum) adalah jangka waktu 6
minggu yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali
organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Bobak, MI 2000)
Masa puerperium atau masa nifas (post partum) adalah jangka waktu 6
minggu yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali
organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Bobak, MI 2000). Masa
nifas ini dapat dibagi menjadi tiga tahap yakni :
1. Immidiate post partum
Masa setelah post partum sampai 24 jam setelah melahirkan (24 jam)
Masa setelah hari pertama sampai dengan minggu pertama post partum
1. Tanda-tanda vital
a. Suhu
d. Tekanan darah
a. Uterus
(hemoserosal)
3) Lokia alba (hari 8 – 14) jumlahnya sedikit, berwarnah putih atau
hampir tidak berwarna.
c. Serviks
1) Taking In
– Dependet
– Pasif
2) Taking Hold
– Dependent
– Independent
3) Letting Go
1) Respon ayah :
1. Kebersihan diri
c) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali menyusui. Tetap menyusui dimulai dari
puting susu yang tidak lecet.
d) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan menggunakan sendok.
e) Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet.
f) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu dan gunakan sisi
tangan untuk mengurut payudara.
g) Keluarkan ASI sebagian dari depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
h) Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.
i) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6. Senggama
a) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri
1. Perineum
Buang air besar harus dilakukan 3 – 4 hari post partum. Bila masih
sulit buang air besar dan terjadi optipasi apabila faeces keras harus
diberikan obat laksans atau perectal, jika masih belum bisa dilakukan
klisma.
5. Laktasi
a) Bagi ibu
1) Mudah didapatkan
3) Memberi kepuasan
b) Bagi bayi
a) Faktor anatomis
Apabila jumlah lobus dalam buah dada berkurang maka produksi ASI
akan kurang karena sel-sel ocini yang ngisap zat makanan dari
pembuluh darah akan berkurang.
b) Faktor fisiologis
d) Faktor istirahat
b) Tanda-tanda Vital
h) Aktivitas sehari-hari.
2. Pengkajian Psikologis
G. Diagnosa Keperawatan
H. Intervensi
3. Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan
pertolongan persalinan.
Tujuan : setelah diberikan askep diharapkan infeksi pada ibu tidak terjadi
dengan kriteria hasil : dapat mendemonstrasikan teknik untuk
menurunkan resiko infeksi, tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
a) Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan
episiotomi.
R/ untuk dapat mendeteksi tanda infeksi lebih dini dan mengintervensi
dengan tepat.
b) Sarankan pada ibu agar mengganti pembalut tiap 4 jam.
R/ pembalut yang lembab dan banyak darah merupakan media yang
menjadi tempat berkembangbiaknya kuman.
c) Pantau tanda-tanda vital.