Anda di halaman 1dari 13

RESUME SISTEM MANAJEMEN STASIUN KA

DOSEN

Dr. Ir. Nico Djajasinga, M.Sc, IP

DISUSUN OLEH :

Nama Taruna Muda : Irfani Dwi Arifianto

Notar : 2003042

Kelas : MTP 1.3

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA STTD-BEKASI

MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN

T.A 2020/2021
PEDOMAN FASILITAS PARKIR DI STASIUN

Ketersediaan fasilitas di stasiun KA merupakan salah satu upaya untuk menarik minat
masyarakat menggunakan layanan KA. Peningkatan minat masyarakat untuk beralih
menggunakan layanan KA dapat terwujud apabila kualitas pelayanan di stasiun KA dipenuhi
sesuai dengan keinginan penggunanya (Eboli et al, 2016). Pergerakan perjalanan penumpang
KA dari lokasi asal sampai dengan stasiun asal dan dari stasiun tujuan sampai dengan
lokasi tujuan KA penting untuk diketahui guna merencanakan kebutuhan fasilitas apa saja yang
perlu disediakan dengan baik di stasiun KA. Perencanaan kebutuhan fasilitas di stasiun KA
tersebut membutuhkan adanya pengetahuan yang cukup mengenai perilaku perjalanan
penumpang KA.
Tranportasi
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut
atau mengalihkan suatu obyek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain ini objek
tersebut lebih bermanfaat atau atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2004).
Transportasi merupakan perjalanan orang atau barang dari satu titik asal ke titik tujuan.
Transportasi merupakan pusat kegiatan atau aktivitas manusia di bidang ekonomi, pendidikan,
rumah tangga, sosial, olah raga, kesehatan, rekreasi dan lain-lain (Suprayitno, 2016).
Definisi Stasiun Kereta Api
Stasiun kereta api berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk
melayani naik turun penumpang, bongkar muat barang, keperluan operasi kereta api. Stasiun
kereta api untuk keperluan pengoperasian kereta api harus dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan kepentingan pengoperasian kereta api. Pada stasiun kereta api terdapat jasa
pelayanan khusus berupa ruang tunggu penumpang, bongkar muat barang, pergudangan, parkir
kendaraan, dan penitipan barang (UU RI 23/07).
Fasilitas di Stasiun Kereta Api
Pergerakan penumpang yang menuju dan meninggalkan stasiun KA dengan moda
penghubung yang digunakannya membutuhkan adanya ketersediaan fasilitas taman dan parkir
sebagai sarana umum sistem transit. Fasilitas taman dan parkir direncanakan berdasarkan
pemilihan moda yang digunakan oleh masing-masing pelaku perjalanan. Tujuan disediakannya
fasilitas taman dan parkir ini kedepannya untuk mengurangi jarak tempuh perjalanan
kendaraan. Semakin banyak fasilitas taman dan parkir yang disediakan di dekat tempat
pemberhentian kereta api, maka diharapkan dapat mengurangi jarak tempuh bagi pelaku
perjalanan. Ketersediaan fasilitas taman dan parkir tersebut dibuat dalam beberapa alternatif
perencanaan berdasarkan perilaku perjalanan (Duncan, 2014).
Stasiun merupakan salah satu tempat yang memiliki mobilitas tinggi dalam lalu lintas
penumpang dan barang. Untuk itu, para penumpang layak mendapatkan kenyamanan dan
keamanan sarana dan prasarana yang baik, terutama tempat parkir kendaraan yang menjadi salah
satu kebutuhan para pengguna jasa perkeretaapian. Parkir merupakan tempat pemberhentian
kendaraan sementara dalam jangka waktu lama maupun sebentar tergantung kebutuhan. Dilihat
dari segi kebutuhan, semakin lama parkir maka membutuhkan ruang parkir cukup luas yang
dipergunakan bagi pengguna jasa parkir. Maka diharapkan semakin besar pula pengunjungnya dan
berdampak pula semakin besarnya jumlah ruang parkir yang dibutuhkan.
Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan kendaraanya
parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah untuk dicapai. Kemudahan yang diinginkan
tersebut salah satunya adalah parkir di badan jalan menurut Pedoman Perencanaan dan
Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Jendral Perhubungan Darat ( 1998 ).

Metode Menentukan Kebutuhan Parkir


a. Metode berdasarkan kepemilikan kendaraan adalah Metode ini mengasumsikan adanya
hubungan antara luas lahan parkir dengan jumlah kendaraan yang tercatat di pusat kota. Semakin
meningkat jumlah penduduk, maka kebutuhan lahan parkir akan semakin meningkat karena
kepemilikan kendaraan meningkat.
b. Metode berdasarkan luas lantai bangunan adalah Metode ini mengasumsikan bahwa kebutuhan
lahan parkir sangat terkait dengan jumlah kegiatan yang dinyatakan dalam besaran luas lantai
bangunan dimana kegiatan tersebut dilakukan, misalnya: perbelanjaan, perkantoran, dan lainlain.
c. Metode berdasarkan selisih terbesar antara kedatangan dan keberangkatan kendaraan adalah
Kebutuhan lahan parkir didapatkan dengan menghitung akumulasi terbesar pada suatu selang
waktu pengamatan. Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan parkir pada suatu tempat pada
selang waktu.

Satuan Ruang Parkir ( SRP )


1. Satuan Ruang Parkir Untuk Mobil Penumpang Satuan ruang parkir (SRP) untuk mobil
penumpang ditunjukkan pada gambar berikut :
2. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor Satuan Ruang Parkir ( SRP ) untuk sepeda motor
ditunjukan dalam gambar berikut :

Gambar 2. Satuan Ruang Parkir ( SRP )


Untuk Motor ( dalam cm )
( Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998 )

3. Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Bus/Truk (dalam cm)

Tabel 1. Penentuan SRP ( Satuan Ruang Parkir )

Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998

a. Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir


Sumber : Naasra 1988
b. Dimensi Kendaraan Standar untuk Mobil Penumpang

a = jarak gandar h = tinggi total


b = depan tergantung B = lebar total
c = belakang tergantung L = panjang total
d = lebar

c. Lebar Bukaan Pintu Kendaraan


Penentuan Sudut Parkir
Sudut parkir yang akan digunakan umumnya ditentukan oleh:
a) lebar jalan;
b) volume lalu lintas pada jalan bersangkutan;
c) karakteristik kecepatan;
d) dimensi kendaraan;
e) sifat peruntukkan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang bersangkutan.

a. Lebar Minimum Jalan Lokal Primer Satu Arah Untuk Parkir Pada Badan
Jalan

b. Lebar Minimum Jalan Lokal Sekunder Satu Arah Untuk Parkir Pada Badan
Jalan
c. Lebar Minimum Jalan Kolektor Satu Arah Untuk Parkir Pada Badan Jalan

Keterangan : J = lebar pengurangan ruang manuver (2,5 meter).

d. Ruang Parkir pada Badan Jalan

Keterangan :
A = lebar ruang parkir (m)
D = ruang parkir efektif (m)
M = ruang manuver (m)
J = lebar pengurangan ruang manuver (m)
W = lebar total jalan
L = lebar jalan efektif

Pola parkir kendaraan di badan jalan (on street parking)


a) Pola parkir parallel

Gambar 3. Pola parkir paralel


(Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998)
b) Pola parkir menyudut
1. Membentuk sudut 30o

Gambar 4. Pola Bersudut 30 o


(Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998)

2. Membentuk sudut 45o

Gambar 5. Pola Bersudut 45 o


(Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998)
3. Membentuk sudut 60o
Gambar 6.Pola Bersudut 60 o
(Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998)

4. Membentuk sudut 90o

Gambar 7.Pola Bersudut 90 o


(Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998)

Pola Parkir Kendaraan Di Luar Badan Jalan (off street Parking)


1. Parkir kendaraan satu sisi
Pola parkir ini di terapkan apabila ketersediaan ruang sempit di suatu tempat kegiatan (Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat, 1998).
a. Membentuk sudut 90°
Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika di bandingkan dengan pola parkir
pararel.

Gambar 8.Pola Parkir Tegak Lurus


(Sumber : Pedoman Perencanaan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998)

1. Membentuk sudut 30o, 45o, 60o


Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika di bandingkan dengan pola parkir
pararel, dan kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar
keruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola parkirdengan sudut 90o.

Gambar 9.Pola Parkir Sudut Yang Berhadapan


(Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998)

2. Parkir kendaraan dua sisi


Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai.
a. Membentuk sudut 90o
Pada pola parkir ini, arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat satuarah atau dua arah.

Gambar 10.Parkir Tegak Lurus Yang Berhadapan


(Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998)

b. Membentuk sudut 30o, 45o, 60o

Gambar 11.Parkir Sudut Yang Berhadapan


(Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998)

Karakteristik Parkir
Menurut Munawar (2004), pertimbangan aspek lokasi berkaitan dengan kemudahan dan
kenyamanan dari pengguna untuk mencapai fasilitas parkir dan fasilitas parkir menuju ke tujuan
sebaliknya. Kemudahan dan kenyamanan tersebut sangat diperlukan maka dibutuhkan suatu
satuan ruang parkir guna mempermudah pengguna parkir.
Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraan (Mobil
penumpang, bus, truk dan sepeda motor), termasuk ruang bebas dan bukaan pintu. Beberapa
parameter karakteristik parkir harus diketahui.
1. Akumulasi Parkir
Dihitung dengan rumus :
Akumulasi = Ei – Ex
Dimana:
Ei = Entry (kendaraan yang masuk ke lokasi)
Ex = Exit (kendaraan yang keluar lokasi)
Bila sebelum pengamatan sudah terdapat kendaraan yang parkir maka banyaknya
kendaraan yang telah parkir dijumlahkan dalam akumulasi parkir yang telah dibuat, sehingga
persamaan di atas menjadi:
Akumulasi = Ei – Ex + X
Dimana :
X = Jumlah kendaraan yang telah parkir sebelum pengamatan

∑𝑑
2. Durasi Parkir 𝐷𝑠
∑𝑑
Persamaan = Ds =
𝑁
Dimana :
Ds = Durasi Parkir
∑d = Waktu parkir ( unit ).
N = Jumlah Kendaraan parkir (unit)

∑𝑑
3. Pergantian Parkir𝐷𝑠
(Parking turn over)
∑𝑛
Persamaan = TO =
𝑅
Dimana :
TO = Parking turn over = Jumlah kendaraan yang parkir(unit)
R = Ruang parkir yang tersedia (SRP)
4. Indeks Parkir
𝐴𝑝
Persamaan = Ip =
𝑅
Dimana:
Ip = Indeks Parkir
Ap = Akumulasi Parkir
R = Ruang Parkir yang tersedia
DAFTAR PUSTAKA

Anita Susanti, R.A.A. Soemitro, Hitapriya S. 2018. Identifikasi Kebutuhan


Fasilitas Bagi Penumpang di Stasiun Kereta Api Berdasarkan Analisis
Pergerakan Penumpang. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas.
Vol. 2, No. 1: hal 23-26.

A. Birka, Ilham A.A, L. Djakfar, Agus S. Evaluasi Fasilitas Parkir Di Stasiun


Kota Baru Malang. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Unversitas Brawijaya: hal 1-4.

M. Fakhruriza P, R.T. Bethary, A.L. Amir. 2018. Analisis Pengaturan Pola Parkir
Dan Kebutuhan Parkir (Studi Kasus Stasiun Tangerang). Jurnal Fondasi. Vol.
7 No 2: hal 41-45.

Soedjono. 1996. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. Direktur


Jenderal Perhubungan Darat. No. 272/HK.105/DRJD/96: hal 5-11.

Anda mungkin juga menyukai