Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ESSAY

Anatomi dan Embriologi Organ Genitalia Maskulina

Nama : Ni Made Ratih Wasudewi Suparthika


NIM : 020.06.0061
Kelas : B
Blok : Urogenital I
Dosen : Dr. dr. I Gusti Ayu Widianti,
M. Biomed.

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2021
Anatomi dan Embriologi Organ Genitalia Maskulina

Anatomi dan embiriologi organ genitalia pada pria, yang dimana organ
genetalia ini terbagi menjadi dua yaitu organ genetalia interna dan organ genetalia
eksterna. Organ geetalia interna meliputi testis, epididimid, duktus deferen, funiculus
spermaticus, dan juga kelenjar seks tambahan. Lalu, pada organ genetalia eksterna
yang meliputi penis dan skrotum. Dimana organ genetalia ini sangat memiliki
keterkaitan yang erat dengan sistem urogenital.

Anatomi organ genetalia maskulina pada pria yang pertama Testis. Testis
merupakan adalah organ reproduksi pria yang berada di dalam skrotum atau
kantong testis. Organ ini berfungsi memproduksi sperma dan hormon testosteron
yang berperan penting dalam perkembangan dan fungsi seksual pria. Testis
berbentuk ovoid dengan ukuran 4 x 3 x 2,5 dan volumenya mencapai 15-25 ml. Pria
memiliki dua buah testis dimana testis Testis dibungkus oleh tunika vaginalis pars
parietalis, tunika vaginalis pars visceralis, tunika albuginea dan tunika vaskulosa. Testis
memiliki lobulus yang dipisahkan oleh septum testis yang dibentuk dari penebalan tunika
albuginea. Setiap lobus pada testis terdiri dari tubulus seminiferus dan interstitial testis. Testis
disarafi oleh plexus testikularis yang berisi 7 parasimpatis n. vagus, serabut afferent visceral
dan serabut simpatis yang berasal dari segment torakal 7. Terdapat Otot kremaster yang
berada di sekitar testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga
abdomen untuk mempertahankan suhu pada testis agar tetap stabil.

Testis mendapatkan suplai darah dari arteri spermatika (dari cabang aorta), lalu
arteri deferensialis ( cabang arteri vesikalis vesikalis inferior ) dan arteri kremasterika
(cabang parteri epigrastika). Vena yang keluar dari testis dan epididimis membentuk
pleksus vena pampiniformis. Pleksus pampiniformis adalah bagian dari sistem
termoregulasi (bersama dengan kremaster dan otot dartos). Saraf otonom testis timbul
sebagai saraf testis pleksus pada arteri testis, yang mengandung serabut simpatis dari
segmen T10 − T11 medula spinalis, aferen viseral serabut, dan mungkin serabut
parasimpatis vagal. Serat otonom juga dapat mencapai testis melalui pleksus
deferensial. Terdapat Epididimis pada testis yang merupakan struktur memanjang pada
permukaan posterior testis. Duktul eferen dari testis baru saja diangkut
mengembangkan sperma ke epididimis dari rete testis. Yang terdiri dari:

-Kepala: dibentuk oleh ujung melingkar dari 12-14 duktul eferen

- Badan: terdiri dari duktus epididimis yang berbelit-belit

- Ekor: kontinyu dengan duktus deferens

Organ genetalia pada pria terdapat vas deferens. Vas deferens merupakan
merupakan saluran lanjutan epididymis. Vas deferens memiliki fungsi untuk
mengangkut sperma dari epididimis menuju kantung sperma. Vas Deferens berbentuk
tabung kecil dan panjangnya 30-35 cm. Vas deferens bersama pembuluh darah dan saraf,
dalam selubung jaringan ikat disebut funiculus spermaticus yang akan melalui kanalis
inguinalis. Vas deferens ini yang dimulai dari kauda epidimys dan berakhir di ductus
ejakulatorius. Duktus ejakulatorius Berfungsi membawa spermatozoa dari vas deferens
menuju ke basis prostat. Terdapat ductus deferens di perjalanan ductus ejakulatorius yang
tibagi dalam beberapa bagian yaitu pars tunika vaginalis, pars skrotalis, pars inguinalis,
pars pelvikum, dan pars ampularis.

Selanjuntya organ genetalia pada pria yaitu terdapat vesikula seminalis. Vesikula
seminalis terletak di bagian dorsal vesika 10 urinaria dan menghasilkan sekitar 60% dari
volume cairan semen. Sekresi dari vesikula seminalis mengandung fruktosa, prostaglandin,
fibrinogen, dan vitamin. Bersama sama dengan vas deferens, vesikula smeinalis
bermuara di dalam ductus ejakulatorius.
Pada organ genitalia eksternal pada pria yaitu penis. Penis merupakan organ
reproduksi pria yang berfungsi ganda sebagai saluran keluarnya urin dan semen Penis terbagi
menjadi radix, corpus, dan glans penis. Penis terdiri dari 3 massa silindris yaitu dua corpora
cavernosa yang dipisahkan oleh septum dan terletak di dorsal serta satu corpus spongiosum
yang mengelilingi uretra dan terletak di ventral. Glans penis adalah ujung terminal dari corpus
spongiosum yang membesar dan menutupi ujung bebas kedua corpora cavernosa penis.
korpus spongosium yang akan membungkus uretra dari diafragma urogenitali dan
berada di sebelah proksimal yang dimana dilapisi oleh otot bulbocavernosus.
Preputium adalah lipatan kulit yang retraktil pada glans penis yang akan dipotong dalam
sirkumsisi. Setiap krus penis dibungkus oleh sebuat otot ishiokavernosus yang kemudian
akan menempel pada rami osis ischia.
Di setiap korpus yang terbungkus oleh tunika albuginea pada jaringan erektil
yang merupakan jaringan kavernus (berongga) seperti spon. Jaringan ini terdiri atas
sinusoid atau rongga lacuna yang dilapisi oleh endothelium juga otot polos kavernosus.
Terdapat rongga lakuna yang dapat menampung darah yang cukup banyak sehingga
menyebabkan ketegangan akan batang penis.

Lalu, anatomi dari skrotum. Skrotum merupakan pembungkus testis, dimana.


penurunan testis kedalam skrotum (Decensus testikulorum) terjadi semenjak didalam
kandungan , Suhu testis lebih rendah 2OC dari suhu tubuh. Ada beberapa mekanisme
untuk mempertahankan suhu testis yaitu terdapatnya kelenjar keringat, terdapatnya
pleksus pampiniform berupa anyarnan-anyaman vena dari testis Terdapatnya otot
dartos berupa otot-otot halus. Lapisan skrotum yang pertama yaiu cutis scroti yang
merupakan lapisan kuliat luar scrotum, lalu yang kedua tunica dartos yang tedapat
muskulus dartos yang dipersarafi oleh saraf simpatis yang mengakibatkan sacrum
mengkerut saat dingin atau menggendur pada suhu panas. Lalu yang ketiga yaitu fascia
spermatica externa yang merupakan lanjutan dari muskulus oblique eksternus
abdominalis, lalu yang keempat yaitu tunica creamaster yang terdapat muskulus
cremaster lanjutan dari muskulus oblique internus abdominalis. Musculus cremaster
dapat di uji untuk melihat reflex cremaster. Selanjutnya yang kelima yaitu fascia
spermatica interna yang berasal dari fascia transversalis, lalu yang terakhir yang kelima
yaitu tunika vaginalis testis yang terbagi menjadi dua yaitu lamina viceralis
(epiorchium) adalah bagian yang langsung melekat pada testis.

Embriologi pada organ genetalia maskulina pada pria yang pertama akan
terjadinya Pertimbangan atau diferensiasi jenis kelamin akan menerlibatkan banyak
akan gen, diperlukan kromosom Y untuk penentu testis berama SRY (sexdetermining
region on Y). Belum dapat diketahuai zigot tersebut perempuan atau laki-laki sampai
minggu keenam perkembangan.
Terdapat gonad yang awalnya berkembang dari genital ridge kanan dan kiri.
Diferensiasi organ genitalia pria juga distimulasi oleh 2 faktor yaitu sel leydig yang
memproduksi testosterone yang menstimulasi perkembangan ductus wolfii menjadi
organ genitalia interna pada pria dan Sel Sertoli memproduksi AMH (Anti Mullerian
Hormone) yang menyebabkan regresi dari ductus mulleri. Sel–sel Leydig mulai
muncul setelah terbentuknya sel Sertoli. Diferensiasi dan perkembangan selanjutnya
sel Leydig sangat bergantung kepada sel Sertoli dan pembentukan chorda testis.
Perkembangan sel–sel germinal spermatosit atau oosit bergantung dari sinyal dari sel–
sel yang berada di sekelilingnya.

Pada minggu 9 hingga 12 masa gestasi, genitalia eksterna janin laki-laki akan
mengalami virilisasi melalui hormon DHT. Hormon DHT akan menyebabkan 12 fusi
lipatan labioskrotal sehingga terbentuk skrotum. Hormon DHT akan menyempurnakan
bentuk anatomi genitalia eksterna antara minggu 12-14 masa gestasi. Apabila lipatan
labioskrotal tidak mengalami fusi pada akhir minggu ke 12, maka testoteron akan tetap
menyebabkan pertumbuhan phallus tanpa menyempurnakan fusi yang gagal tersebut (
Dapat ditarik kesimpulan anatomi pada organ genitalia pria itu dapat dibedakan
menjadi dua yaitu organ genitalia interna dan organ genitalia eksterna. Dimana pada
organ genitalia interna terdiri dari testis, epididimis, duktus deferen, funiculus
spermaticus, dan kelenjar seks tambahan. Dan pada organ genitalia eksterna terdiri dari
penis dan skrotum. Pada embriologi organ genitalia pria diferensiasi jenis kelamin akan
menerlibatkan banyak akan gen, diperlukan kromosom Y untuk penentu testis berama
SRY (sexdetermining region on Y). Lau, Diferensiasi organ genitalia pria juga
distimulasi oleh 2 faktor yaitu sel leydig dan Sel Sertoli. Pada minggu 9 hingga 12
masa gestasi, genitalia eksterna janin laki-laki akan mengalami virilisasi melalui
hormon DHT. Hormon DHT akan menyebabkan 12 fusi lipatan labioskrotal sehingga
terbentuk skrotum.
REFERENSI PENDUKUNG

PPT Slide Kuliah Dr. dr. I Gusti Ayu Widianti, M. Biomed., Tentang “Anatomi
dan Embriologi Organ Genitalia Maskulina”, Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.

Sherwood, L 2020, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 9, Jakarta,


Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Anda mungkin juga menyukai