Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN SMALL GROUP DISCUSSION LBM III

“GINJAL DAN TEKANAN DARAH”

BLOK UROGENITAL 1

Nama : Ni Made Ratih Wasudewi Suparthika

NIM : 020060061

Kelas :B

Tutor : dr Fitriannisa Faradina Zubaidi, M.Biomed.Sc

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan hasil Laporan Tutorial LBM 3 “Ginjal dan Tekanan Darah” Blok
Urogenital 1

Dalam penyusunan Laporan Tutorial LBM 3 ini, kami menyadari


sepenuhnya masih terdapat kekurangan di dalam penyusunannya. Hal ini
disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki,
kami menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak
tidaklah mungkin hasil Laporan Tutorial LBM 3 ini dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.

2. dr Fitriannisa Faradina Zubaidi, M.Biomed.Sc selaku fasilitator dalam SGD


kelompok 7, atas segala masukan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi
keterbatasan kami.

3. Seluruh Kelurga dan teman-teman yang mensuport dan memberikan masukan


dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata, semoga segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan
kepada kami, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta Laporan
Tutorial LBM 3 ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 2 Juni 2021

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Skenario .................................................................................................. 4
1.2 Deskripsi Masalah .................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 5

BAB III PENUTUP………………………………………………………...12

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………13

iii
BAB I
1.1 Skenario
GINJAL DAN TEKANAN DARAH

Dinda seorang mahasiswa kedokteran datang ke dokter bersama ayahnya


untuk memeriksa tekanan darah. Dokter kemudian mendapatkan tekanan
darah bapak 150/90 mmHg dan meminta bapak untuk mengurangi minum,
terutama minuma berwarna. Apakah hubungan mengurangi minum dengan
tekanan darah bapak? Apa saja komponen yang terlibat dalam pengaturan
tekanan darah manusia?

1.2 Deskripsi Masalah

Ginjal (Ren) adalah suatu organ yang mempunyai peran penting dalam
mengatur keseimbangan air dan metabolit dalam tubuh dan mempertahankan
keseimbangan asam basa dalam darah. Produk sisa berupa urin akan
meninggalkan ginjal menuju saluran kemih untuk dikeluarkan dari tubuh.
Sedangkan tekanan darah adalah ekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Namun sesuai dengan scenario diatas, Ginjal dan Tekanan Darah memiliki
keterakitan satu sama lain. Sama Halnya seperti seseorang yang mengurangi
minum maka aka nada keterkaitan dengan tekanan darah. Komponen yang terlibat
dalam tekanan darah adalah Salah satu komponennya yaitu dengan adanya adanya
enzim renin yang bekerja sama dengan hormon aldosteron dan angiotensin, lalu
membentuk suatu sistem yang dinamakan renin-angiotensin-aldosterone system
(RAAS).

4
BAB II PEMBAHASAN
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan
yang tepompa pada dinding bagian dalam janmng dan pembuluh darah, terjadi
akibat adanya aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong
darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui sistem pembuluh
termmp karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri
dan atrium kanan. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah
janmng, tahanan pembuluh darah perifer, aliran, dan volume darah. Saat yang
paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat stirahat dan dalam keadaan
duduk atau berbaring. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda paling tinggi
di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Komponen yang
terlibat dalam pengaturan tekanan darah dimana salah satu komponennya
yaitu adanya enzim renin yang bekerja sama dengan hormon aldosteron dan
angiotensin, lalu membentuk suatu sistem yang dinamakan renin-angiotensin-
aldosterone system (RAAS). Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung
(cardiac output, CO) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah. Curah jantung
adalah volume darah yang dipompa melalui jantung per menit, yaitu isi sekuncup
(stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate, HR). Resistensi diproduksi
terutama di arteriol dan dikenal sebagai resistensi vaskular sistemik.Resistensi
merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur
secara langsung dengan cara apapun. Resistensi harus dihitung dari pengukuran
aliran darah dan perbedaan tekanan antara dua titik di dalam pembuluh.7
Resistensi bergantung pada tiga faktor, yaitu viskositas (kekentalan) darah,
panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh.

5
Peran ginjal dalam mengatur homeostasis tekanan darah

6
Berdasarkan gambar tersebut, diketahui bahwa ginjal juga memiliki peranan yang
penting dalam mengatur tekanan darah, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Kontrol tersebut disebut sebagai kontrol simpatis ekstrinsik. Berikut
penjelasannya :

Jika volume plasma berkurang akibat pendarahan atau kondisi lainnya, tekanan
darah arteri akan ikut menurun. Penurunan tekanan arteri akan dideteksi oleh
baroreseptor yang ada di arcus aorta dan sinus karotis. Pada pengaturan ginjal
terhadap tekanan darah jangka pendek, refleks baroreseptor akan meningkatkan
aktivitas simpatis sehingga akan meningkatkan curah jantung. Peningkatan curah
jantung akan meningkatkan tekanan darah arteri ke rentang yang normal. Selain itu,
aktivitas simpatis juga akan membuat arteriol secara general mengalami
vasokonstriksi, sehingga akan meningkatkan resistensi perifer total dan
meningkatkan tekanan darah arteri. Dalam pengaturan ginjal jangka panjang,
vasokonstriksi arteriol secara general akan menurunkan tekanan darah kapiler
glomerulus. Tekanan darah kapiler glomerulus akan menurunkan laju filtrasi
glomerulus. Akibatnya, volume urin yang dihasilkan oleh tubuh berkurang
bersamaan dengan peningkatan penyimpanan cairan dan garam. Hal tersebut akan
membantu tubuh dalam memulihkan volume plasma dan secara perlahan akan
meningkatkan tekanan darah arteri.

Terdapat beberapa hormone yang dapat mengatur peranan dari ginjal dan
tekanan darah yaitu hormone Atrial Natriuretik Peptide (ANP) dimana hormone
ANP pada jantung akan menghasilkan efek terhadap renal yaitu dengan
menghambat pelepasan ADH dan aldosterone menjadi Nattriuresis. Selanjtnya
terdapat hormone Paratiroid Hormon (PTH) dimana pada kelenjar paratiroid akan
menghasilkan efek terhadap renal juga dengan meningkatkan reabsorpsi kalsium
dan menghambat akan reabsorpsi fosfat. Lalu terdapat Antidiuterik Hormon
(ADH/Vasopressin) yang menghasilkan kelenjar hipofisis dengan efek terhadap
renal yaitu dengan meningkatkan permeabilitas air dan juga memekatkan urin. Pada
kelenjar adrenal, hormon ini menyebabkan sekresi hormon aldosteron. Angiotensin
II mempengaruhi penukar Na⁺ /H⁺ yang berada di tubulus proksimal dalam ginjal

7
dan merangsang reabsorpsi ion natrium dan ekskesi ion hidrogen yang digabungkan
dengan reabsorpsi bikarbonat.

Factor yang mempengaruhi tekanan darah :

 Usia

Tekanan darah akan cendrung tinggi bersama dengan peningkatan usia, Tekanan
darah pada usia lanjut (lansia) akan cenderung tinggi sehingga lansia lebih besar
berisiko terkena hipertensi (tekanan darah tinggi). Bertambahnya umur
mengakibatkan tekanan darah meningkat, karena dinding arteri pada usia lanjut
(lansia) akan mengalami penebalan yang mengakibatkan penumpukan zat kolagen
pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan
menjadi kaku.

 Keturunan

Riwayat keluarga merupakan factor risiko terjadinya hipertensi. Dari hasil beberapa
penelitian diungkapkan bahwa jika seseorang mempunyai orang tua yang salah
satunya menderita hipertensi maka orang tersebut akan memiliki risiko dua kali
lipat untuk terkena hipertensi dari pada orang tuanya tidak hipertensi. Penelitian
lain mencatat bahwa seseorang dengan kedua orang tuanya hipertensi akan memilki
50-70% kemungkinan menderita hipertensi, sedangkan bila orang tuanya tidak
menderita hipertensi hanya 4-20% kemungkinan menderita hipertensi. Ini dapat
terlihat dengan adanya penggolongan hipertensi berdasarkan anggota keluarga
derajat pertama (orang tua, saudara sekandung, anak).

 Indeks massa tubuh

Indeks massa tubuh berhubungan dengan hipertensi. Penelitian menunjukkan


bahwa jika indeks massa tubuh meningkat maka risiko hipertensi juga meningkat.
Bila berat badan menurun, maka volume darah total juga berkurang, hormon-
hormon yang berkaitan dengan tekanan darah berubah, dan tekanan darah
berkurang. Penurunan berat badan akan mengakibatkan menurunnya tekanan darah.

 Kebiasaan buruk

8
Kebiasaan buruk seperti perilaku merokok merupakan suatu perbuatan yang tidak
memiliki nilai positif dalam semua hal terutama pada kesehatan. Merokok
merupakan awal yang mendatangkan berbagai jenis penyakit degeneratif yang
mematikan, seperti kanker dan penyakit jantung. Nikotin dalam tembakau
merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segera setelah hisapan pertama.
Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-
pembuluh darah amat kecil di dalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah.
Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap
nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin
(adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.

 Aktivitas fisik

Olahraga dapat mengurangi tekanan darah bukan hanya disebabkan berkurangnya


berat badan, tetapi juga disebabkan bagaimana tekanan darah tersebut dihasilkan.
Tekanan darah ditentukan oleh dua hal yaitu jumlah darah yang dipompakan
jantung per detik dan hambatan yang dihadapi darah dalam melakukan tugasnya
melalui arteri. Olahraga dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah kapiler
yang baru dan jalan darah yang baru. Dengan demikian hal yang menghambat
pengaliran darah dapat dihindarkan atau dikurangi, yang berarti menurunkan
tekanan darah. Walaupun kesanggupan jantung untuk melakukan pekerjaannya
bertambah melalui olahraga, pengaruh dari berkurangnya hambatan tersebut
memberikan penurunan tekanan darah yang sangat berarti.

 Konsumsi makanan

Pola makan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah.


Kandungan zat gizi makro maupun mikro seperti protein dan kalium merupakan
contoh zat gizi yang dapat mempengaruhi hal tersebut selain dari natrium. Dengan
dilakukannya modifikasi atau ketepatan konsumsi protein dan kalium dapat
membantu dalam pengendalian tekanan darah.

 Jenis Kelamin

9
Pada masa premenopause wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih
tinggi dibanding laki laki. Hal ini karena adanya estrogen dalam tubuh wanita, yang
menjadi faktor pelindung dari penyakit kardiovaskuler. Dengan bertambahnya usia,
hormon estrogen akan mengalami penurunan terutama setelah mengalami
menopause. Peranan hormone estrogen sebagai antioksidan adalah untuk mencegah
terjadinya oksidasi LDL. Selain itu estrogen juga berperan dalam memperlebar
pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menjadi lancar dan suplai oksigen
jantung tercukupi.

Mekanisme ginjal dalam mengatur tekanan darah yaitu ketika tekanan


darah di dalam tubuh menurun, sel-sel khusus di ginjal akan mendeteksi kondisi
tersebut kemudian merespons dengan mengeluarkan enzim renin ke aliran darah.
Enzim renin yang dilepaskan ginjal tersebut akan mengubah hormon angiotensin
menjadi angiotensin I dan angiotensin II yang bertugas untuk meningkatkan aliran
darah. Saat renin merangsang pembentukan angiotensin II, kelenjar adrenal di dekat
ginjal akan ikut terstimulasi untuk menghasilkan hormon aldosteron. Aldosteron ini
nantinya akan membuat ginjal lebih banyak menyaring air, elektrolit, serta garam
di dalam darah. Hal ini kemudian membuat jumlah cairan dan elektrolit di dalam
tubuh bertambah, sehingga tekanan darah pun meningkat. Ketika produksi enzim
renin bermasalah akibat penyakit ginjal atau terdapat gangguan pada RAAS, maka
tekanan darah di dalam tubuh akan menjadi tinggi secara terus menerus dan
menyebabkan hipertensi.

Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan


darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah
yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase
darah yang kembali ke jantung . Hipertensi menjadi dua tipe yaitu hipertensi
esensial yang paling sering terjadi dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh
penyakit renal atau penyebab lain, sedangkan hipertensi malignan merupakan
hipertensi yang berat, fulminan dan sering dijumpai pada dua tipe hipertensi
tersebut. Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala,

10
pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan
kesadaran menurun .Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko.
Faktor-faktor risiko yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis kelamin,
obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik,
penyakit ginjal dan diabetes melitus. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi
menjadi dua jenis yaitu :

(1) Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya. Sekitar 90 % pasien termasuk katagori hipertensi primer. Berbagai
faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer seperti
bertambahnya umur, stress psikologis, hereditas (genetis), dan jenis kelamin.

(2) Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan sebagai akibat dari
adanya penyakit lain (Albertus, 2007; Klabunde, 2007) atau dengan kata lain
penyebabnya sudah diketahui, seperti adanya penyakit ginjal, kelainan hormonal,
kegemukan, konsumsi minuman beralkohol, merokok, kurang olah raga dan
pemakaian obat-obatan. Meskipun demikian hanya 50% hipertensi sekunder
diketahui penyebabnya dan hanya beberapa % dapat diperbaiki atau diobati
(Klabunde, 2007).

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ginjal dan Tekanan darah memiliki keterkaitan satu sama lain. Ginjal
merupakan suatu organ yang mempunyai peran penting dalam mengatur
keseimbangan air dan metabolit dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan
asam basa dalam darah. Tekanan Darah adalah daya dorong ke semua arah pada
seluruh permukaan yang tepompa pada dinding bagian dalam jantung dan
pembuluh darah. Salah satu komponen yang melibatkan tekanan darah yaitu adanya
enzim renin yang bekerja sama dengan hormon aldosteron dan angiotensin, lalu
membentuk suatu sistem yang dinamakan renin-angiotensin-aldosterone system
(RAAS).

Ginjal memiliki peranan yang penting dalam mengatur tekanan darah, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Terdapat beberapa factor yang
mempengaruhi tekanan darah yaitu usia, keturunan, indeks masa tubuh, kebiasaan
buruk seperti merokok, aktivitas fisik, konsumsi makanan, dan jenis kelamin.
Ketika tekanan darah di dalam tubuh menurun enzim reenin pada ginjal mengubah
hormon angiotensin menjadi angiotensin I dan angiotensin II yang bertugas untuk
meningkatkan aliran darah. Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal dengan tekanan darah fase sistolik 140
mmHg dan fase diastolik 90 mmHg. Hipertensi dibagi menjadi dua tipe yaitu
esensial dan malignan.

12
Daftar Pustaka

Sherwood, L 2020, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 9, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran: EGC.

Lusi Sasmalinda,dkk. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tekanan


Darah Pasien di Puskesmas Malalo Batipuh Selatan dengan Menggunakan
Regresi Linier Berganda. Student of Mathematics Department State
University of Padang, Indonesia.

: Fountain, J.H. & Lappin, S.L. NCBI Bookshelf (2019). Physiology, Renin
Angiotensin System.

Hernawati. 2017. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron Peranannya


DalamPengaturan Tekanan Darah dan Hipertensi. Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai