Anda di halaman 1dari 38

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II

“ SISTEM REPRODUKSI”

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh Kelompok 4 :


1. Apdil Dwi Putra Azri : 1601005
2. Rahayu Lestari : 1601112
3. Azhariah Fadila : 1901044
4. Nurul Huda : 1901062
5. Oktarina Muti Salsabila : 1901064
6. Shafira Ilma Burhan : 1901072
7. Yellia Safitri : 1901078
8. Zikra Suhada : 1901079

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya, tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yakni dengan judul “ Sistem
Reproduksi’’. Dengan membuat makalah ini, kami berharap, kita semua mampu mengenal
dan memahami materi ini lebih dalam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga masih belum
dikatakan sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami
dalam membuatnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan dan kualitas makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
bagi pembaca dalam kehidupannya sehari-hari.

Pekanbaru, 23 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4
2.1 .................................................................................................................4
2.1.1.........................................................................................................5
2.1.2.........................................................................................................6
2.1.3.........................................................................................................8
2.2............................................................................................................. 14
2.2.1.........................................................................................................14
2.2.2.........................................................................................................15
2.3............................................................................................................. 24
2.4............................................................................................................. 25
2.5............................................................................................................. 28
2.6............................................................................................................. 29
2.7............................................................................................................. 30
2.8............................................................................................................. 32

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................37


3.1 Kesimpulan..............................................................................................37
3.2 Saran.........................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengapa penduduk bertambah banyak dan bagaimana hal ini dapat terjadi? Hal
ini disebabkan manusia juga merupakan mahluk hidup yang secara biologis senantiasa
melakukan reproduksi. Hanya dalam melahirkan anak-anaknya ada yang cepat dan ada
yang lambat tergantung kemampuan seseorang dalam mengatur kelahiran anak tersebut.
Bagaimana manusia melakukan reproduksi? Reproduksi pada manusia hanya terjadi
secara generatif dengan pembuahan secara internal. Sebagaimana Anda ketahui manusia
terdiri atas laki-laki dan wanita yang masing-masing memiliki organ reproduksi dengan
bentuk dan struktur yang spesifik.

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan


yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis
agar tidak punah. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika
seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Pada seorang pria
testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon
testosteron. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur
(ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen.

Organ reproduksi laki-laki disebut testis dengan struktur dan fungsi fisiologinya
berperan dalam menghasilkan sperma, sedangkan organ reproduksi wanita berupa
ovarium berperan dalam menghasilkan sel telur. Kedua organ reproduksi tersebut
dinamakan gonad. Sel telur yang dibuahi sperma akan berkembang menjadi zigot dan
akhirnya menjadi embrio di dalam rahim (uterus). Di dalam rahim inilah embrio akan
menetap selama kurang lebih sembilan bulan 10 hari, dan selama itu pula embrio diberi
makan oleh tubuh induknya melalui plasenta . Perlu diketahui bahwa reproduksi pada
manusia juga berperan dalam menurunkan materi genetik dari satu generasi ke generasi

3
berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang dapat
digunakan penulis untuk memperoleh penjelasan dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari organ system reproduksi pria
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi system reproduksi wanita
3. Bagaimana mekanisme sintesa system reproduksi
4. Bagaimana mekanisme distribusi dan transportasi system reproduksi
5. Bagaimana mekanisme aksi system reproduksi
6. Apa saja penyakit seksual?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi dari organ system reproduksi
pria
2. Untuk mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi system reproduksi wanita
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme sintesa system reproduksi
4. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme distribusi dan transportasi system
reproduksi
5. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme aksi system reproduksi
6. Untuk mengetahui apa saja penyakit seksual

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai sumber informasi bagi pembaca yang belum mengetahui lebih dalam tentang
system reproduksi
2. Sebagai sumber informasi bagi pembaca bahwa mempelajari system reproduksi itu
perlu

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Organ Sistem Reproduksi


2.1.1 Anatomi Organ Sistem Reproduksi Pada Pria

Secara anatomi, sistem reproduksi pria terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia
internal . Genitalia eksternal terdiri dari penis dan skrotum, sedangkan genitalia internal
terdiri dari testis dan organ-organ penunjang fungsinya, yaitu epididimis, duktus deferens
(vas deferens), vesikula seminalis, duktus ejakulatorius, glandula prostatica, dan glandula
bulbouretralis (glandula cowperi).

Genitalia eksternal

1. Penis
Secara anatomi organ penis dibagi menjadi dua yaitu pars occulta dan pars libera.
Pars occulta yang disebut juga radiks penis atau pars fiksa adalah bagian penis yang
tidak bergerak, terletak dalam spatium perinea superfisialis. Pars occulta merupakan
jaringan erektil. Pars occulta terdiri dari crus penis dan bulbus penis.Crus penis
melekat pada bagian kaudal sebelah dalam dari ramus inferior ossis ischii ventral dari

5
tuber iskiadum.Masing-masing crus penis ini tertutup oleh muskulus
ischiokavernosus dan selanjutnya kaudal dari simfisis pubis, kedua crus penis tersebut
bergabung disebut sebagai corpora kavernosa penis.Sedangkan, Diktat Anatomi
Fisiologi Sistem Reproduksi-Genap 2017 3 bulbus penis terletak antara kedua crus
penis dalam spatium perinea superfisialis. Fascies superiror melekat pada fasia
diafragma urogenital inferior, sedangkan fascies lateralis dan inferior tertutup oleh
muskulus bulbokavernosus. Ke arah kaudal berubah menjadi korpus spongiosum
penis yang juga ikut membentuk korpus penis.
2. Skrotum
Skrotum merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan subkutis yang
terletak dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis pubis. Skrotum juga terbagi atas dua
bagian dari luar oleh raphe scrota dan dari dalam oleh septum skrotum scrota.
Masing-masing skrotum membungkus testis, epididimis, dan sebagai funikulus
spermatikus. Skrotum sinistra lebih rendah rendah daripada dekstra. Lapisan skrotum
terdiri atas lapisan cutis dan lapisan subcutis.
Lapisan cutis merupakan lapisan kulit yang sangat tipis mengandung pigmen lebih
banyak daripada kulit sekitarnya sehingga lebih gelap warnanya. Terdapat sedikit
rambut, tetapi memiliki kelenjar sebasea dan kelenjar keringat yang lebih
banyak.Yang kedua dalah lapisan subcutis disebut juga tunika dartos. Lapisan ini
terdiri atas serabut-serabut otot polos dan tidak didapatkan jaringan lemak. Lapisan
subcutis melekat erat pada jaringan cutis superficial dan merupakan lanjutan dari fasia
superfisialis dan fasia penis superfisialis.

Genitalia internal
1. Testis
Merupakan organ berbentuk ovoid dengan jumlah dua buah, biasanya testis
sebelah kiri lebih berat dan lebih besar daripada yang kanan. Testis terletak di dalam
skrotum dan dibungkus oleh tunica albuginea, beratnya 10-14 gram, panjangnya 4
cm, diameter anteroposterior kurang lebih 2,5 cm. Testis merupakan kelenjar
eksokrin (sitogenik) karena pada pria dewasa menghasilkan spermatozoa, dan disebut

6
juga kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon untuk pertumbuhan genitalia
eksterna. Testis terbagi menjadi lobulus-lobulus kira-kira 200 sampai 400. Pada
bagian dalam lobulus-lobulus tersebut terletak jaringan parenkim yang membentuk
tubuli seminiferi kontorti. 4 mediastinum testis, tubulus-tubulus ini berubah menjadi
tubuli seminiferi recti, jalannya kurang lebih 20 – 30 tubulus di mana mereka
membentuk anyaman sehingga disebut rete testis (halleri). Dari rete ini keluar kurang
lebih 15 – 20 duktus efferentes yang masuk ke dakam kaput epididimis.
Testis banyak mengandung pembuluh halus disebut tubulus seminiferus. Dinding
sebelah dalam saluran tersebut terdiri dari jaringan epitelium dan jaringan ikat. Di
dalam jaringan epitelium terdapat : a) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu
calon sperma b) Sel sertoli yang berfungsi memberi makan sperma c) Sel leydig yang
berfungsi menghasilkan hormon testosteron. Untuk memproduksi sperma diperlukan
suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Oleh karena itu menjelang kelahiran
testis turun dari dalam rongga tubuh menuju kantong pelir (skrotum).

2. Epididimis
Merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti huruf C,
terletak pada fascies posterior testis dan sedikit menutupi fascies lateralis. Epididimis
terbagi menjadi tiga yaitu kaput epididimis, korpus epididimis dan kauda epididimis.
Kaput epididimis merupakan bagian terbesar di bagian proksimal, terletak pada bagian

7
superior testis dan menggantung. Korpus epididimis melekat pada fascies posterior
testis, terpisah dari testis oleh suatu rongga yang disebut sinus epididimis (bursa
testikularis) celah ini dibatasi oleh epiorchium (pars viseralis) dari tunika vagianlis.
Kauda epididimis merupakan bagian paling distal dan terkecil di mana duktus
epididimis mulai membesar dan berubah jadi duktus deferens.

3. Vas Deferens
Merupakan saluran berotot yang keluar dari ekor epididimis menuju ke uretra,
tetapi sebelum sampai di uretra, terjadi pelebaran saluran yang disebut ampula, diakhir
saluran ampula akan bersatu dengan saluran vesika seminalis membentuk saluran kecil
yang disebut duktus ejakulasi, duktus ini masuk kedalam prostate dan bermuara pada
uretra. Saluran uretra disamping merupakan saluran eksresi juga sebagai saluran
reproduksi . Bagian ujung saluran ini terdapat di dalam kelenjar prostat. Fungsi vas
deferens ialah sebagai jalan sperma dari epididimis ke kantung sperma (vesicula
seminalis).

4. Vesikula seminalis
Adalah organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang menghasilkan cairan
seminal. Jumlahnya ada dua, di kiri dan kanan serta posisinya tergantung isi vesika
urinaria. Bila vesika urinaria penuh, maka posisinya lebih vertical, sedangkan bila
kosong lebih horizontal. Vesika seminalis terbungkus oleh jaringan ikat fibrosa dan
muscular pada dinding dorsal vesika urinaria. Dindingnya dapat menghasilkan cairan
berwarna kekuningan yang banyak mengandung makanan untuk sperma.

5. Duktus ejakulatorius
Merupakan gabungan dari duktus deferens dan duktus ekskretorius vesikula seminalis,
menuju basis prostat yang akhirnya bermuara ke dalam kollikus seminalis pada
dinding posterior lumen uretra.

8
6. Glandula prostatica
Merupakan organ yang terdiri atas kelenjar-kelenjar tubuloalveolar. Terletak di dalam
cavum pelvis sub peritoneal, dorsal symphisis pubis, dilalui urethra pars prostatica.
Bagian-bagian dari glandula prostatica adalah apeks, basis fascies lateralis, fascies
anterior, dan fascies posterior. Glandula prostatica mempunyai lima lobus yaitu
anterior, posterior, medius dan dua lateral.

7. Glandula bulbuorethralis (Glandula cowperi)


Glandula bulbuorethralis berbentuk bulat dan berjumlah dua buah. Letaknya di dalam
otot sfingter uretrae eksternum pada diafragma urogenital, dorsal dari uretra pars
membranasea.

2.1.2 Fisiologi Sistem Reproduksi pada Pria


Reproduksi bergantung pada penyatuan gamet (sel reproduktif, atau
germinativum) pria dan wanita, masing-masing dengan separuh set kromosom, untuk
membentuk individu baru dengan set kromosom lengkap dan unik. Tidak seperti sistem
tubuh lain, yang pada hakikatnya sarna di kedua jenis kelamin, sistem reproduksi pria dan
wanita sangat berbeda, sesuai peran mereka yang berbeda dalam proses reproduksi.
Sistem reproduksi pria dan wanita dirancang untuk memungkinkan penyatuan bahan
genetik dari dua pasangan seksual, dan sistem wanita dilengkapi untuk menampung dan
memlihara keturunan hingga tahap perkembangan yang memungkinkannya bertahan
hidup secara independen di lingkungan eksternal.

Organ reproduksi primer, atau gonad, terdiri dari sepasang testis pada pria dan
sepasang ovarium pada wanita. Pada kedua jenis kelamin, gonad matur melaksanakan
dua fungsi, yaitu (1) Menghasilkan gamet (gametogenesis), yaitu spermatozoa (sperma)
pada pria dan ovum (sel telur) pada wanita; dan (2) mengeluarkan hormon seks, secara
spesifik, testosteron pada pria dan estrogen dan progesteron pada wanita.

9
Selain gonad, sistem reproduksi pada kedua jenis kelamin mencakup saluran
reproduksi yang mencakup suatu sistem duktus yang khusus mengangkut atau
menampung gamet setelah dibentuk, plus kelenjar seks aksesorius yang mengosongkan
sekresi suportifnya ke dalam saluran-saluran tersebut. Pada wanita, payudara juga
dianggap sebagai organ seks aksesorius. Bagian sistem reproduksi yang terletak eksternal
dan terlihat disebut genitalia eksterna.

Karakteristik seks sekunder

Karakteristik seks sekunder adalah ciri-ciri eksternal yang tidak secara langsung
berkaitan dengan reproduksi yang membedakan pria dan wanita, misalnya konfigurasi
tubuh dan distribusi rambut. Pada manusia, sebagai contoh, pria memiliki bahu lebih
lebar, sementara wanita memiliki panggul yang lebih berlekuk, dan pria memiliki
janggut, sementara wanita tidak. Testosteron pada pria dan estrogen pada wanita
mengatur pembentukan dan pemeliharaan berbagai karakteristik ini. Progesteron tidak
memiliki pengaruh pada karakteristik seks sekunder. Meskipun pertumbuhan rambut
ketiak dan pubis pada kedua jenis kelamin didorong oleh androgen-testosteron pada pria
dan dehidroepiandrosteron adrenokorteks pada wanita pertumbuhan rambut ini bukan
karakteristik seks sekunder karena kedua jenis kelamin memperlihatkan gambaran ini.

Pada sebagian spesies, karakteristik seks sekunder sangat penting untuk menarik
lawan jenis dan pada perilaku kawin; sebagai contoh, jengger ayam jantan menarik
perhatian betinanya, dan tanduk menjangan digunakan untuk mengusir jantan lain. Pada
manusia, tanda-tanda pembeda antara pria dan wanita memang berfungsi menarik lawan
jenis, tetapi ke-tertarikan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kompleksitas masyarakat
dan perilaku kultural manusia.

Fungsi esensial sistem reproduksi pada pria adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan sperma (spermatogenesis)


2. Menyalurkan sperma ke wanita

10
Organ penghasil sperma, testis, tergantung di luar rongga abdomen dalam suatu
kantong berlapis kulit, skrotum, yang berada di dalam sudut antara kedua tungkai. Sistem
reproduksi pria dirancang untuk menyalurkan sperma ke saluran reproduksi wanita dalam
suatu cairan pembawa, semen, yang kondusif bagi viabilitas sperma. Kelenjar seks
tambahan pria utama, yang sekresinya membentuk sebagian besar semen, adalah vesikula
seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra (Gambar 20-1). Penis adalah organ
yang digunakan untuk meletakkan semen pada wanita. Sperma keluar dari masing-
masing testis melalui saluran reproduksi pria, yang masing-masing terdiri dari epididimis,
duktus (vas) deferens, dan duktus ejakulatorius. Pasangan-pasangan saluran reproduksi
ini mengosongkan isinya ke sebuah uretra, saluran yang berjalan di sepanjang penis dan
mengosongkan isinya ke eksterior.

3. Pengaturan Fungsi Reproduksi


Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan hormone gonadotropin (GnRH)
oleh hipotalamus lalu merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi lutein
hormon, hormon perangsang lutein hormone (LH), dan follicle stimulating hormone
(FSH). Lutein hormone merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh testis
dan folikel stimulating. Hormon yang disekresi akan merangsang spermatogenesis.

4. Kegiatan Seksual Pria


Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menyebar melalui saraf
pudendus melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis untuk membantu rangsangan aksi
seksual dalam mengirim sinyal ke medulla dan berfungsi untuk meningkatkan sensasi
seksual yang berasal dari struktur interna. Dorongan seksual akan mengisi organ seksual
dengan sekret yang menyebabkan keinginan seksual dengan merangsang kandung kemih
dan mukosa uretra. Unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya
kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan/khayalan
akan menyebabkan terjadinya aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau
pengeluaran sepanjang mimpi/khalayan, terutama pasa saat usia remaja.Aksi seksual pada
medulla spinalis, fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genital yang

11
menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah terintregasi pada
medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual
yang nyata ataupun kombinasi keduanya.

5. Spermatogenesis
Spermatogenenesis berasal dari kata spermadan genesis (pembelahan). Pada
spermatogenesis terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis
merupakan tahap atau fase-fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu
spermatogonium akan menghasilkan empat sperma matang. Spermatogenesis adalah
proses gametogenesis pada pria dengan cara pembelahan meiosis dan mitosis.
Spermatogenesis pada sprema biasa terjadi di epididimis. Sedangkan tempat menyimpan
sperma sementara terletak di vas deferens. Berikut adalah tahap-tahap spermatogenesis:
a. Spermatogonium
Spermatogonium merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan
oleh testis. Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
b. Spermatosit primer
Spermatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak
terjadi pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N
kromatid.
c. Spermatosit sekunder
Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini
terjadi pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23
kromosom dan 2N kromatid.
d. Spermatid
Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan
1N kromatid.
e. Sperma

12
Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini
terjadi diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan
merupakan tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.

2.2. Anatomi Organ Sistem Reproduksi


2.2.1 Anatomi Organ Sistem Reproduksi pada Wanita

Secara anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan
genitalia internal. Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora,
klitoris, glandula vestibularis mayor, glandula vestibularis minor. Sedangkan genitalia
internal terdiri dari vagianhymen, tuba uterina, uterus, ovarium. Organ reproduksi akan
berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas, dimana
ditandai dengan perubahan-perubahan pada organ seks seperti pembesaran payudara,
pinggul dan keluar darah haid (menstruasi).

13
Anatomi organ reproduksi wanita terdiri dari vulva, vagina, serviks, rahim
(uterus), saluran telur (tuba falopi) dan indung telur (ovarium).

Genitalia Eksternal

1. Mons pubis
Mons pubis adalah penonjolan berlemak di sebelah ventral simfisis dan daerah
supra pubis. Sebagian besar mons pubis terisi oleh lemak, jumlah jaringan lemak
bertambah pada pubertas dan berkurang setelah menopause. Setelah dewasa, mons
pubis tertutup oleh rambut kemaluan yang kasar.
2. Labia mayora
Labia mayora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan yang memanjang
berjalan ke kaudal dan dorsal dari mons pubis dan keduanya menutup rima pudendi
(pudendal cleft). Permukaan dalamnya licin dan tidak mengandung rambut. Kedua
labia mayora di bagian ventral menyatu dan terbentuk komisura anterior. Jika dilihat
dari luar, labia mayora dilapisi oleh kulit yang mengandung banyak kelenjar lemak
dan tertutup oleh rambut setelah pubertas.
3. Labia minora

14
Labia minora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan kulit kecil terletak di
antara kedua labia mayora pada kedua sisi introitus vaginae. Kedua labium minus
membatasi suatu celah yang disebut sebagai vestibulum vaginae. Labia minora ke arah
dorsal berakhir dengan bergabung pada aspectus medialis labia mayora dan di sini
pada garis mereka berhubungan satu sama lain berupa lipatan transversal yang disebut
frenulum labii. Sementara itu, ke depan masing-masing minus terbagi menjadi bagian
lateral dan medial.Pars lateralis kiri dan kanan bertemu membentuk sebuah lipatan di
atas (menutup) glans klitoris disebut preputium klitoridis. Kedua pars medialis kiri dan
kanan bergabung di bagian kaudal klitoris membentuk frenulum klitoris. Labia minora
tidak mengandung lemak dan kulit yang menutupnya berciri halus, basah dan agak
kemerahan.
4. Klitoris
Terletak dorsal dari komisura anterior labia mayora dan hampir keseluruhannya
tertutup oleh labia minora. Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu krura klitoris, korpus
klitoris dan glans klitoris.
5. Glandula vestibularis mayor
Sering disebut juga kelenjar Bartholini, merupakan kelenjar yang bentuknya
bulat/ovoid yang ada sepanjang dan terletak dorsal dari bulbus vestibule atau tertutup
oleh bagian posterior bulbus vestibuli.
6. Glandula vestibularis minor
Glandula vestibularis minor mengeluarkan lendir ke dalam vestibulum vagina
untuk melembapkan labia minora dan mayora serta vestibulum vagina. Organ ini
adalah daerah dengan peninggian di daerah dengan peninggian di daerah median
membulat terletak ventral dari simfisis pubis. Sebagian besar terisi oleh lemak. Setelah
pubertas, kulit diatas tertutup rambut kasar.

Genitalia Internal

1. Vagina

15
Secara anatomi, vagina merupakan organ yang berbentuk tabung dan membentuk
sudut kurang lebih 60 derajat dengan bidang horizontal. Namun, posisi ini berubah
sesuai dengan isi vesika urinaria. Dinding ventral vagina yang ditembus serviks
panjangnya7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior kurang lebih 9 cm. Dinding
anterior dan posterior ini tebal dan dapat diregang. Dinding lateralnya di bagian
cranial melekat pada ligament Cardinale, dan di bagian kaudal melekat pada
diafragma pelvis sehingga lebih rigid dan terfiksasi. Vagina ke bagian atas
berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian kaudal membuka pada vestibulum
vagina pada lubang yang disebut introitus vaginae.
2. Himen
Adalah lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus vagina. Himen tidak
dapat robek disebut hymen imperforatus. Terdapat beberapa bentuk himen
diantaranya : himen anular, himen septal, himen kribiformis, himen parous.
3. Tuba uterina
Tuba uterina atau tuba fallopi memiliki panjang masing-masing tuba kurang lebih
10 cm. Dibagi atas 4 bagian (dari uterus kea rah ovarium) yaitu pars uterine tubae
(pars intramuralis), isthmus tubae, ampulla tubae, dan infundibulum tubae.
4. Uterus
Uterus merupakan organ berongga dengan dinding muscular tebal, terletak di
dalam kavum pelvis minor (true pelvis) antara vesika urinaria dan rectum. Ke arah
kaudal, kavum uteri berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah pir
(pyriformis) terbalik dengan apeks mengarah ke kauda dorsal, yang membentuk sudut
dengan vagina sedikit lebih 90 derajat uterus seluruhnya terletak di dalam pelvis
sehingga basisnya terletak kaudal dari aperture pelvis kranialis. Organ ini tidak selalu
terletak tepat di garis median, sering terletak lebih kanan. Posisi yang tidak tepat
(fixed) bisa berubah tergantung pada isi vesika urinaria yang terletak ventro kaudal
dan isi rectum yang terletak dorso cranial. Panjand uterus kurang kebih 7,5 cm,
lebarnya kurang lebih 5 cm, tebalnya kurang lebih 2,5 cm, beratnya 30-40 gram.
Uterus dibagi menjadi tiga bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri.
5. Ovarium

16
Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan stadium siklus menstruasi.
Bentuk ovarium sebelum ovulasi adlah ovoid dengan permukaan licin dan berwarna
merah muda keabu-abuan. Setelah berkali-kali mengalami ovulasi, maka permukaan
ovarium tidak rata/licin karena banyaknya jaringan parut (cicatrix) dan warnanya
berubahm menjadi abu-abu. Pada dewasa muda ovarium berbentuk ovoid pipih
dengan panjang kurang lebih 4 cm, lebar kurang lebih 2 cm, tebal kurang lebih 1 cm
dan beratnya kurang lebih 7 gram. Posisi ovarium tergantung pada posisi uterus
karena keduanya dihubungkan oleh ligamen-ligamen.

2.2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi pada Wanita


Wanita dalam reproduksi lebih rumit daripada peran pria. Fungsi esensial sistem
reproduksi wanita mencakup yang berikut:
a. Membentuk ovum (oogenesis)
b. Menerima sperma
c. Mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi, atau konsepsi)
d. Memelihara janin yang sedang tumbuh hingga janin dapat bertahan hidup di dunia
luar (gestasi, atau kehamilan), mencakup pembentukan plasenta, organ pertukaran
antara ibu dan janin.
e. Melahirkan bayi (partus)
f. Memberi makan bayi setelah lahir dengan menghasilkan susu (laktasi) .

17
Produk pembuahan dikenal sebagai embrio selama dua bulan pertama perkembangan
intrauterus, yaitu ketika diferensiasi jaringan sedang berlangsung. Setelah periode ini,
makhluk hidup yang sedang terbentuk ini dapat dikenali sebagai manusia dan disebut
fetus selama masa gestasi sisanya. Meskipun tidak lagi terjadi diferensiasi jaringan lebih
lanjut selama masa kehidupan janin, masa ini adalah saat berlangsungnya pertumbuhan
dan pematangan jaringan yang luar biasa.
Ovarium dan saluran reproduksi wanita terletak di dalam rongga panggul. Saluran
reproduksi wanita terdiri dari komponenkomponen berikut (Gambar 20-2a dan b): Dua
oviduktus (tuba uterine, atau Fallopii) yang berkaitan erat dengan kedua ovarium,
mengambil ovum saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan berfungsi sebagai
tempat fertilisasi. Uterus yang berongga dan berdinding tebal terutama berperan
memelihara janin selama masa perkembangannya dan mengeluarkannya pada akhir
kehamilan. Vagina adalah saluran yang mengandung otot dan dapat teregang yang
menghubungkan uterus dengan lingkungan eksternal.
Bagian terbawah uterus, serviks, menonjol ke dalam vagina dan mengandung satu
pembukaan kecil, kanalis servikalis. Sperma diendapkan di vagina oleh penis selama
hubungan seks. Kanalis servikalis adalah jalur bagi sperma untuk mencapai tempat
pembuahan di oviduktus melalui uterus dan, ketika mengalami pelebaran hebat sewaktu
persalinan, merupakan saluran bagi pengeluaran bayi dari uterus.
Lubang vagina terletak di daerah perineum antara lubang uretra di anterior dan lubang
anus di posterior (Gambar 20- 2c). Struktur ini ditutupi secara parsial oleh suatu
membran tipis, himen, yang biasanya mengalami robekan fisik oleh hubungan seks
pertama. Lubang uretra dan vagina dikelilingi di lateral oleh dua pasangan lipatan kulit,
labia minora dan labia mayora. Labia minora yang lebih kecil terletak di sebelah medial
daripada labia mayora yang lebih menonjol. Bagian klitoris (suatu struktur erotik kecil
yang terdiri dari jaringan serupa dengan yang terdapat di penis) yang dapat terlihat dan
terletak di eksternal terletak di ujung anterior lipatan labia minora. Genitalia eksternal
wanita secara kolektif disebut sebagai vulva.

1. Genitalia eksternal

18
a. Glandula vestibularis mayor
Berfungsi melubrikasi bagian distal vagina.
b. Glandula vestibularis minor
Berfungsi mengeluarkan lendir untuk melembabkan vestibulum vagina dan labium
pudendi.

2. Genitalia internal

a. Vagina
Sebagai organ kopulasi, jalan lahir dan menjadi duktus ekskretorius darah
menstruasi.
b. Tuba uterine
Berfungsi membawa ovum dari ovarium ke kavum uteri dan mengalirkan
spermatozoa dalam arah berlawanan dan tempat terjadinya fertilisasi.
c. Uterus
Sebagai tempat ovum yang telah dibuahi secara normal tertanam dan tempat
normal dimana organ selanjutnya tumbuh dan mendapat makanan sampai bayi lahir.
d. Ovarium
Sebagai organ eksokrin (sitogenik) dan endokrin.Disebut sebagai organ eksokrin
karena mampu menghasilkan ovum saat pubertas, sedangkan disebut sebagai organ
kelenjar endokrin karena menghasilkan hormone estrogen dan progesteron.
3. Ovulasi
Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari, sesudah terjadinya
menstruasi, tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding luar folikel yang menonjol akan
membengkak dengan cepat. Dalam waktu 30 menit kemudian cairan akan mulai mengalir dari
folikel ke stigma. Sekitar 2 menit kemudian, folikel menjadi lebih kecil karena kehilangan
cairan. Stigma akan robek cukup besar dan cairan yang lebih kental yang terdapat di bagian
tengah folikel akan mengalami evaginasi keluar dan kedalam abdomen. Cairan kental ini
membawa ovum yang dikelilingi oleh beberapa ratus sel granulose kecil yang disebut corona
radiata.

19
4. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses dari bentuk betina gametogenesis yang setara dengan jantan
yakni spermatogenesis. Oogenesis berlangsung melibatkan pengembangan berbagai tahap
reproduksi telur sel betina yang belum matang

2.3. Mekanisme Sintesa Sistem Reproduksi

Mekanisme Pembentukan Sperma


Proses pembentukan sperma manusia disebut spermatogonesis dipengaruhi oleh hormon-
hormon :
a. Hormon gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (di bagian dasar otak) yang merangsang kelenjar hipofisis
bagian depan (anterior)agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
b. FSH (folikel stimulating hormon)
Berfungsi mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel
sertoli untuk menghasilkan ABP (androgen binding protein atau protein pengikat
androgen) yang memacu pembentukan sperma.
c. LH (luteinizing hormon)
Berfungsi merangsang sel-sel interstitial (sel leydig) agar mensekresikan hormon
testosteron (androgen).
d. Hormon testosteron

20
Dihasilkan oleh testis yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer
pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri alat
kelamin sekunder (misalnya jambang, kumis, jakun, suara membesar serta memelihara
ciri-ciri kelamin sekunder dan mendorong spermatogenesis.
Spermatogenesis dimulai dari pembelahan mitosis sel-sel induk sperma
(spermatogonium) beberapa kali hingga dihasilkan lebih banyak
spermatogonium.Setengah dari sel-sel spermatogonium tersebut terus melanjutkan
pembelahan mitosis, sedangkan setengah yang lain membesar menjadi spermatosit
primer. Oleh karena pembentukan spermatosit primer melalui pembelahan mitosis,
maka hasilnya memiliki kromosom diploid (2n) sama dengan spermatogoniumnya.
Spermatosit primer berikutnya membelah secara meiosis (tahap I) menghasilkan
spermatosit sekunder dengan kondisi kromosom haploid (n). Spermatosit sekunder
melanjutkan pembelahan meiosis (tahap II) menghasilkan dua sel yang juga haploid
yang disebut spermatid sehingga diperoleh 4 spermatid. Sel-sel spermatid akan
mengalami diferensiasi (perubahan bentuk) menjadi sel spermatozoa atau sperma.
Perubahan itu meliputi pembentukan kepala, badan (bagian tengah), dan ekor (flagela).
Peristiwa perubahan sel spermatid menjadi sprema disebut spermiogenesis.

Mekanisme Produksi Ovum

Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber sampai
dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis
diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut

21
masa menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil,
karena berkurangnya produksi hormon kelamin.

Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan
hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut.

a. Kelenjar hipofisis
menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon ini berfungsi
untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.
b. Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen.
Fungsi hormon estrogen ialah:
1) merangsang pertumbuhan endometrium dinding Rahim
2) menghambat produksi FSH oleh pituitari
3) memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya
LH dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa
inilah yang disebut ovulasi.
c. Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan
berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi
estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron
berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan endometrium. d. Bila
sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini
menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis
untuk memproduksi LH juga menurun.
d. Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi
progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan penebalan dinding
rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan.
Inilah yang disebut menstruasi.
e. Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan
melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium. Zigot akan
berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang
terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang akan

22
menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya
dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).

2.4. Mekanisme Distribusi dan Transportasi System Reproduksi

1. Pria

Meskipun faktor-faktor awal tidak diketahui, pada masa pubertas tertentu sel
neurosecretory hipotalamus meningkatkan sekresi mereka gonadotropin-releasing
hormon (GnRH). Hormon ini dalam merangsang gonadotrophs di hipofisis anterior
untuk meningkatkan sekresi mereka dari dua gonadotropins, hormon luteinizing (LH)
dan hormon perangsang folikel (FSH). menunjukkan hormon dan loop umpan balik
negatif yang mengontrol sekresi testosteron dan spermatogenesis. LH merangsang sel-
sel Leydig, yang terletak di antara tubul seminiferous, untuk mengeluarkan hormon
testosteron (tes-TOSte-ro an). Hormon steroid ini disintesis dari kolesterol dalam testis
dan androgen utama.

Hal ini lipid-larut dan menyebar keluar dari sel Leydig ke dalam cairan interstisial
dan kemudian menjadi darah. Melalui umpan balik negatif, testosteron menekan sekresi
LH oleh gonadotrophs hipofisis anterior dan menekan sekresi GnRH oleh
neurosecretory hipotalamus Sel. Dalam beberapa sel target, seperti yang ada di alat
kelamin eksternal dan prostat, enzim 5 alpha-reductase mengkonversi testosterone ke
androgen lain yang disebut dihidrotestosteron (DHT).

FSH bertindak secara tidak langsung untuk merangsang spermatogenesis (Gambar


28.7). FSH dan testosteron bertindak sinergis pada Sertoli sel untuk merangsang sekresi
protein pengikat androgen (ABP) ke dalam lumen tubul seminiferous dan ke dalam
cairan interstisial di sekitar sel spermatogenik. ABP mengikat testosteron, menjaga
konsentrasi tinggi. Testosteron merangsang langkah-langkah akhir spermatogenesis
dalam tubul seminiferous.Setelah tingkat spermatogenesis yang diperlukan untuk fungsi
reproduksi laki-laki telah dicapai, sel-sel Sertoli melepaskan inhibin, hormon protein
dinamai untuk perannya dalam menghambat sekresi FSH oleh hipofisis anterior.

23
Jika spermatogenesis berlangsung terlalu lambat, kurang inhibin dilepaskan, yang
memungkinkan lebih Sekresi FSH dan peningkatan tingkat spermatogenesis.
Testosteron dan dihidrotestosteron keduanya mengikat sama reseptor androgen, yang
ditemukan dalam inti target Sel. Kompleks hormon-reseptor mengatur ekspresi gen,
menyalakan beberapa gen dan yang lainnya mati. Karena perubahan ini, androgen
menghasilkan beberapa efek:

 Pengembangan prenatal.
Sebelum lahir, testosteron merangsang pola laki-laki pengembangan sistem
reproduksi saluran dan keturunan testis. Dihidrotestosteron merangsang perkembangan
alat kelamin eksternal. Testosteron juga dikonversi di otak untuk estrogen (hormon
feminizing), yang dapat memainkan peran dalam perkembangan daerah tertentu otak
pada laki-laki.
 Perkembangan karakteristik seksual laki-laki.
Pada masa pubertas, testosteron dan dihidrotestosteron membawa
perkembangan dan pembesaran organ seks laki-laki dan pengembangan karakteristik
seksual sekunder maskulin. Karakteristik seks sekunder adalah ciri-ciri yang
membedakan laki-laki dan perempuan tetapi tidak memiliki peran langsung dalam
reproduksi. Ini termasuk pertumbuhan otot dan kerangka yang menghasilkan di bahu
lebar dan pinggul sempit; rambut wajah dan dada (dalam batas turun temurun) dan lebih
banyak rambut di bagian lain dari tubuh; penebalan kulit; peningkatan kelenjar
sebaceous (minyak) sekresi; dan pembesaran laring dan akibatnya pendalaman suara.
 Pengembangan fungsi seksual.
Androgen berkontribusi pada perilaku seksual laki-laki dan
spermatogenesis dan dorongan seks (libido) pada laki-laki dan perempuan. Ingat bahwa
adrenal korteks adalah sumber utama androgen pada wanita.
 Stimulasi anabolisme.
Androgen adalah hormon anabolik; yaitu, mereka merangsang sintesis
protein. Efek ini jelas dalam otot yang lebih berat dan massa tulang kebanyakan pria
dibandingkan dengan wanita.

24
Sistem umpan balik negatif mengatur produksi testosteron. Ketika konsentrasi
testosteron dalam darah meningkat ke tingkat tertentu, menghambat pelepasan GnRH
oleh sel-sel di hipotalamus. Akibatnya, ada lebih sedikit GnRH dalam darah portal yang
mengalir dari hipotalamus ke hipofisis anterior. Gonadotrophs di hipofisis anterior
kemudian melepaskan kurang LH, sehingga konsentrasi LH dalam darah sistemik jatuh.
Dengan stimulasi kurang oleh LH, sel-sel Leydig di testis mengeluarkan kurang
testosteron, dan ada kembali ke homeostasis. Jika testosterone konsentrasi dalam darah
jatuh terlalu rendah, Namun, GnRH lagi dilepaskan oleh hipotalamus dan merangsang
sekresi LH oleh hipofisis anterior. LH pada gilirannya merangsang produksi testosteron
oleh testis.

2. Wanita

25
Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang diproduksi oleh hipotalamus
mengontrol siklus ovarium dan rahim. GnRH merangsang pelepasan hormon
perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH) dari anterior Hipofisis. FSH
memulai pertumbuhan folikel, sementara LH merangsang perkembangan lebih lanjut
dari folikel ovarium. Selain itu, kedua FSH dan LH merangsang folikel ovarium untuk
mengeluarkan estrogen. LH merangsang sel-sel theca folikel berkembang untuk
menghasilkan Androgen. Di bawah pengaruh FSH, androgen diambil sel granulosa
folikel dan kemudian diubah menjadi Estrogen. Pada pertengahan siklus, LH memicu
ovulasi dan kemudian mempromosikan pembentukan corpus luteum, alasan untuk nama
hormon luteinizing. Dirangsang oleh LH, corpus luteum menghasilkan dan
mengeluarkan estrogen, progesteron, relaxin, dan inhibin.

Setidaknya enam estrogen yang berbeda telah terisolasi dari plasma betina
manusia, tetapi hanya tiga yang hadir dalam jumlah yang signifikan: beta ()-estradiol,
estrone, dan estriol. Pada wanita yang tidak hamil, estrogen yang paling melimpah
adalah -estradiol, yang disintesis dari kolesterol dalam ovarium. Estrogen yang
dirahasiakan oleh folikel ovarium memiliki beberapa fungsi penting.

Estrogen mempromosikan pengembangan dan pemeliharaan struktur reproduksi


wanita, karakteristik seks sekunder, dan payudara. Karakteristik seks sekunder termasuk
distribusi jaringan adiposa di payudara, perut, mons pubis, dan pinggul; nada suara;
panggul yang luas; dan pola pertumbuhan rambut di kepala dan tubuh.

• Estrogen meningkatkan anabolisme protein, termasuk bangunan tulang yang kuat.


Dalam hal ini, estrogen sinergis dengan hormon pertumbuhan manusia (hGH).
• Estrogen menurunkan kadar kolesterol darah, yang mungkin alasan bahwa wanita di
bawah usia 50 memiliki risiko yang jauh lebih rendah penyakit arteri koroner daripada
pria dengan usia yang sebanding.
• Tingkat moderat estrogen dalam darah menghambat pelepasan GnRH oleh hipotalamus
dan sekresi LH dan FSH oleh hipofisis anterior.

26
Progesteron, dirahasiakan terutama oleh sel-sel dari corpus luteum, bekerja sama
dengan estrogen untuk mempersiapkan dan memelihara endometrium untuk implantasi
sel telur yang dibuahi dan untuk mempersiapkan kelenjar susu untuk sekresi susu.
Tingkat tinggi progesteron juga menghambat sekresi GnRH dan LH.

Sejumlah kecil relaxin diproduksi oleh corpus luteum selama setiap siklus
bulanan melemkan rahim dengan menghambat kontraksi asimetrium. Agaknya,
implantasi sel telur yang dibuahi terjadi lebih mudah dalam rahim yang "tenang".
Selama kehamilan, plasenta menghasilkan jauh lebih rileks, dan terus mengendurkan
otot halus rahim. Pada akhir kehamilan, relaxin juga meningkatkan fleksibilitas sifisis
kemaluan dan dapat membantu melebarkan leher rahim, yang keduanya memudahkan
pengiriman bayi. Inhibin dirahasiakan oleh sel-sel granulosa folikel tumbuh dan oleh
corpus luteum setelah ovulasi. Ini menghambat sekresi FSH dan, pada tingkat yang
lebih rendah, LH.

27
2.5. Mekanisme Aksi System Reproduksi

1. Hormon pada Pria


a. Hormon testosterone
Dihasilkan oleh sel interstitial yang terletak antara tubulus
seminiferus.Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh
hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron. Fungsi testosteron adalah sebagai
berikut :
1) Efek desensus (penempatan) testis
Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang penting untuk
perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunan.
2) Perkembangan seks primer dan sekunder
Sekresi testosteron setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum
membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual
sekunder pria mulai pada masa pubertas.
b. Hormon gonadotropin

28
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone yaitu Lutein
hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormon (FSH).
c. Hormon estrogen
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel.
Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat
endogen untuk mengikat testosterone dan estrogen serta membawa keduanya ke
dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.
d. Hormon pertumbuhan (Growth Hormone)
Hormon ini diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolism testis
secara khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis.
2. Hormon pada Wanita
e. Hormon estrogen
Estrogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH,
dimana pada beberapa keadaan akan menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain
meningkatkan LH. Pengaruh terhadap organ seksual antara lain pada pembesaran
ukuran tuba falopii, uterus, vagina, pengendapan lemak pada mons veneris, pubis,
dan labia, serta mengawali pertumbuhan mammae. Pengaruh lainnya adalah kelenjar
mammae berkembang dan menghasilkan susu, tubuh berkembang dengan cepat,
tumbuh rambut pada pubis dan aksilla, serta kulit menjadi lembut.
b. Hormon progesterone
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, bertanggung jawab atas
perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina.
Progesteron berpengaruh sebagai anti estrogenic pada sel-sel miometrium. Efek
progesterone terhadap tuba falopii adalah meningkatkan sekresi dan mukosa. Pada
kelenjar mammae akan meningkatkan perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar
mammae, kelenjar elektrolit serta peningkatan sekresi air dan natrium.
c. Foliclle stimulating hormone (FSH)
FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisi. Pembentukan FSH ini
akan berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dalm jumlah yang cukup
seperti pada kehamilan. d. Lutein hormone (LH) LH bekerjasama dengan FSH untuk

29
menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de Graaf. LH juga
menyebabkan penimbunan substansi dari progesterone dalam sel granulosa.
d. Prolaktin atau luteotropin hormone (LTH)
Fungsi hormon ini adalah untuk memulai mempertahankan produksi
progesterone dari korpus luteum.

Hormon Dikeluarkan oleh Fungsi

FSH Hipofisis anterior • Memulai produksi sperma


di testis
LH (ICSH) Hipofisis anterior
• Merangsang sekresi
Testosterone* Testis (sel interstisial)
testosteron oleh testis

• Meningkatkan pematangan
sperma

• Memulai pengembangan
karakteristik seks sekunder:

—Pertumbuhan organ
reproduksi

—Pertumbuhan laring

—Pertumbuhan rambut
wajah dan tubuh

—Peningkatan sintesis
protein, terutama pada otot
rangka

• Menurunkan sekresi FSH


Inhibin
Testis (sel pendukung) untuk mempertahankan laju

30
spermatogenesis yang
konstan

2.6. Penyakit Seksual


Istilah mengenai penyakit seksual umumnya dipakai untuk sekelompok panyakit
yang dapat disebarkan melalui hubungan kelamin. Kelompok penyakit tersebut secara
tradisional meliputi penyakit venereal (VD) seperti gonorrhoea, syphilis, herpes genitalia,
dan beberapa penyakit lainnya yang ditularkan secara seksual. Namun sekarang ini
sesungguhnya masih banyak penyakit-penyakit kelamin atau penyakit yang dapat
ditularkan melalui hubungan kelamin, sebagai contoh radang saluran urethra yang bukan
gonorrhoea, kutil pada kelamin (veruccaaccuminata), trichomoniasis dan sebagainya.

1. Gonorrhoea
Suatu infeksi penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin yang mula-mula
mempengaruhi atau menyerang selaput lendir saluran urogenital, rektum dan kadang-
kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea. Selaput lendir
yang telah terinfeksi merupakan sumber infeksi penularan , bakteri dapat dipindahkan
melalui hubungan langsung (biasanya hubungan seksual) atau dapat juga dipindahkan
dari ibu yang menderita gonorrhoea. Pada laki-laki akan terjadi peradangan yang serius di
bagian urethra yang disertai dengan keluarnya nanah dan rasa sakit pada sistem urinary.
Sedangkan pada wanita infeksi dapat terjadi pada bagian urethra, vagina, dan cervix yang
disertai dengan adanya nanah. Akan tetapi infeksi pada wanita sering dialami tanpa
gejala-gejala serius sampai pada tingkat penyakit yang lebih serius.
2. Syphillis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Triponema pallidum. Penularan ini dapat terjadi
melalui kontak seksual atau melalui plasenta ibu kepada bayinya. Penyakit ini memiliki
beberapa tingkat yaitu tingkat pertama , kedua, ketiga, laten, dan kadang-kadang
keempat. Pada tingkat pertama nampak adanya borok yang disebut chancre pada daerah
terjadinya kontak. Borok tersebut akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1 minggu
tetapi penyakitnya akan terus menjalar di dalam tubuh. Setelah 6-21 minggu biasanya

31
akan masuk pada tingkat kedua ditandai dengan gejala-gejala seperti demam, kulit kasar
dan pegal-pegal pada setiap persendian dan otot. Gejala ini pun biasanya akan
menghilang dengan sendirinya, namun pemeriksaan darah untuk menentukan adanya
bakteri biasanya bersifat positif. Keadaan ini berlanjut dengan tingkat laten yaitu suatu
keadaan yang tidak menampakkan adanya gejala namun bakteri akan menyerang organ –
organ tubuh. Bila ditandai dengan adanya kerusakan atau degenerasi organorgan tubuh
berarti keadaan ini telah memasuki tingkat tertier. Bila pada tingkat ketiga bakteri
syphilis ini menyerang sistem syaraf, maka dinamakan neurosyphilis. Kerusakan bagian
otak akan dapat menyebabkan pergerakan tidak dapat dikoordinasikan, bahkan kerusakan
pada bagian korteks otak , dapat meyebabkan hilangnya ingatan.
3. Herpes genital
Penyakit ini sangat umum terjadi di Amerika Serikat. Hal ini mungkin disebabkan
oleh bebasnya hubungan seks dinegara tersebut. Tidak seperti syphilis dan gonorrhoea,
herpes genital tidak dapat diobati. Tipe I, virus herpes simplex menyebabkan demam
yang disertai rasa pedih. Pada tipe II virus herpes simplex menyebabkan rasa sakit dan
pelepuhan di bagian genital, glans penis dan batang penis pada laki-laki. Sedangkan pada
wanita terjadi didaerah vagina dan vulva.
4. Trichomoniasis
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa kelas Flagellata yang disebut Trichomonas
vaginalis. Penyakitnya sendiri disebut Trichomoniasis yang menyebabkan peradangan
atau luka didaerah selaput lendir vagina pada wanita dan saluran urethra pada laki-laki.
Gejala pada wanita dapat berupa gatal-gatal dan rasa sakit di daerah vagina, sedangkan
pada laki-laki kadangkadang tanpa gejala yang jelas, tetapi dapat ditularkan pada patner
seksualnya.
5. Radang Saluran Urethra yang bukan Gonorrhoea (NGU)
Penyakit ini dikenal juga dengan nama radang saluran urethra yang tidak spesifik
(NSU). Peradangan ini bukan disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea melainkan
oleh bakteri Chlamydia trachomatis. NGU ini dapat berpengaruh, baik terhadap laki-laki
maupun wanita, biasanya orang yang terinfeksi oleh bakteri ini akan mengalami

32
pembengkakan dan penyempitan saluran urethra, sehingga menghalangi aliran urin.
Pengeluaran urin dapat disertai dengan rasa sakit dan nanah.

33
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khusus
yaitu testis menghasilkan spermatozoid (sel kelamin laki-laki) dan ovarium menghasilkan
sel kelamin perempuan (ovum). Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis,
skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens,
uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis. Struktur luar dari sistem reproduksi wanita
terdiri dari vulva, mons pubis / mons veneris (Tundun), labia mayora (Bibir Besar), labia
minora (Bibir Kecil), clitoris, vestibulum, introitus / orificium vagina dan perineum. Struktur
dalamnya terdiri dari vagina (liang kemaluan), uterus (rahim), salping / Tuba Falopi, dan
ovarium. Organ-organ eksternal,berfungsi kopulasi Organ-organ interna berfungsi untuk
ovulasi, fertilisasi ovum, transpoertasi lastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, dan
kelahiran.

34
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom LS, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom KD. (2005).
Williams Obstetrics 22nd Edition. United States of America: McGraw-Hill
Companies. Inc.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976). Pendidikan Kependudukan, Jakarta:
BBKBN.
Effendy, Onong Uchjana. 2007.Ilmu Komunikasi (teori dan Praktek). Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Grossberg, Lawrence, Ellan Wartella, D. Charles Whitney & J. Macgregor Wise (2006).
Media Making: Mass Media in A Popular Culture. Second Edition. London: Sage
Publications.
Guyton & Hall. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Mashudi,Sugeng.
(2011). Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta : Salemba Medika.
Hopson. Janet L. dan Norman K Wessels, (1990), Essential of Biology, New York:
McGraw-Hill Publishing Company.
Ibrahim, Abdul Syukur. 1994. Panduan Penelitian Etnografi komunikasi. Surabaya: Usaha
Mashudi,Sugeng. (2011). Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta : Salemba Medika.
McQuail, Denis (2005). McQuail’s Mass Communication Theory. Fifth Edition. London:
Sage Publications.
Medika. Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Mulyana, D. 2000. Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosda
Nelson, Gideon E., dan Gerald G. Robinson, (11992), Fundamental Conceppts of Biology,
Fourth Edition, New York: John Wiley & Sons
Rogers, Everett M. Rogers & D. Lawrence Kincaid (1980). Communication Networks:
Toward A New Paradigm for Research. New York: the Free Press. http://www.ut.ac.id

35
Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
Salemba
Sanders, Tina. Valane C. Scanlon. 2007. Essential Of Anatomy and Physiology. New York.
F.A Pavis
Sherwood, Lauralee. 2013. Introduction to Human Physicology. Yolanda Casio
Tortora dan Anagnostakos, (1981), Principle of Anatomy and Physiology, New york:
Harpers and Row Publisher.
Tortora J. Gerard. Bryan Derrickson (2009), Principle of Anatomy and Physiology, USA:
John Wiley & Sons ,inc.
Tubbs, Moss, 1996:26).Komunikasi Pribadi Antar Manusia
Wesingberghe, D et. Al (1995) Anatomy and Physiology, Third Ed. New York: McGraw-
Hill.
Yaumi Agoes Achir, (1995). Peranan Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian Anak,
Jakarta: Kantor Menteri Kependudukan BKKBN
Zubair, Agustina. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta.

36

Anda mungkin juga menyukai