Anda di halaman 1dari 8

Nama : Aulia Melinda Rezina

Kelas : 1 PAP

NIM : 2020110024

UNIVERSITAS SAHID FAKULTAS EKONOMI

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A 2014 /2015

Mata Kuliah : Etika Bisnis

Kelas : 4 PAP

Hari/tanggal : Senin /22 Juni 2015

Waktu : 100 menit

Dosen Penguji : Iriama Syahrir , SE MM

Sifat Ujian : Tutup Buku

1. Bisnis tidak mungkin berjalan tampa konsumen sebagai pengguna produk dan jasa yang ditawarkan. Oleh sebab itu
menarik konsumen melaluikonsep memaksimalkan kepuasan konsumen antara lain dengan melayani dan
memperlakukannya dengan baik secara moral sesuai dengan tuntutan bisnis yang beretika. Coba anda sebut dan
jelaskan:

a. Minimal 3 hak konsumen yang harus dipenuhi.

Jawaban:

1) Hak atas Keamanan

Konsumen berhak atas produk produk yang aman , artinya produk yang tidak mempunyai kesalahan teknis atau
kesalahan lainya yang bisa merugikan kesehatanya atau bahkan membahayakan hidupnya. Seperti adanya zat
pengawet/ pewarna pada makanan, penggunaan peptisida oleh petani, dll.

2) Hak atas informasi

Konsumen berhak mengetahui segala informasi yang relevan mengenai produk yang dibelinya , baik apa sesungguhnya
produk itu (bahan bakunya, umpamanya), maupun bagaimana cara memakai yang benar dan maupun resiko yang
ditimbulkan dari produk tersebut.

3) Hak untuk memilih

Konsumen berhak untuk memilih antara berbagai produk dan jasa yang ditawarkan. Kualitas dan harga produk bisa
berbeda sehingga konsumen berhak membandingkanya sebelum mengambil keputusan untuk membeli.

4) Hak untuk didengarkan

Konsumen berhak keinginanya tentang produk atau jasa didengarkan dan dipertimbangkan , terutama keluhanya dan
produsen harus menerima baik keluhan tersebut.
5) Hak lingkungan hidup

Melalui produk yang digunakanya konsumen memanfaatkan sumber daya alam. konsumen berhak bahwa produk dibuat
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lingkungan atau merugikan keberlanjutan proses alam.

6) Hak konsumen atas pendidikan

Konsumen mempunyai hak untuk secara positif dididik ke arah yang baik terutama di sekolah dan melalui media massa,
masyarakat harus dipersiapkan menjadi konsumen yang kritis dan sadar akan haknya.

b. Dasar teoritis tanggung jawab produsen terhadap konsumen.

Jawaban:

1) Teori kontrak

Menurut pandangan ini hubungan antara produsen dan konsumen sebaiknya dilihat sebagai semacam kontrak dan
kewajiban produsen terhadap konsumen didasarkan atas kontrak itu. Jika konsumen membeli sebuah produk , ia seolah-
olah mengadakan kontrak dengan perusahaan yang menjual produk tersebut. Transaksi jual beli harus dijalankan sesuai
dengan apa yang tertera dalam kontrak itu dan hak pembeli maupun kewajiban penjual memperoleh dasarnya dari apa
yang tertera . Agar kontrak tersebut menjadi sah , kontrak harus memenuhi beberapa syarat seperti berikut.

• Kedua belah pihak harus mengetahui betul baik arti kontrak maupun sifat produk

• Kedua belah pihak harus melukiskan dengan benar fakta yang menjadi obyek kontrak

• Tidak boleh ada paksaan antar kedua belah pihak

Kewajiban paling penting adalah melaksanakan kontrak sesuai dengan ketentuanya. Produk yang disampaikan kepada
konsumen harus mempunyai kualitas yang dijanjikan atau disepakati sebelumnya dan dalam memberi kesepakatan
konsumen harus mengambil keputusan dengan kebebasan penuh . Tidak disangkal pandangan kontrak ini pasti
megandung unsur kebenaran, tetapi ada beberapa keberatan dalam pandangan kontrak ini, yaitu:

• Teori kontrak mengandaikan bahwa produsen dan konsumen berada pada taraf yang sama

• Teori kontrak mengandaikan hubungan langsung antara produsen dan konsumen

• Konsepsi kontrak tidak cukup untuk melindungi konsumen dengan baik

2) Teori Perhatian semestinya

Pandangan “perhatian semestinya” ini tidak memfokuskan kontrak atau persetujuan antara konsumen dan produsen,
melainkan terutama kualitas produk serta tanggung jawab produsen, dikarenakan produsen lebih tahu banyak mengenai
produk dan bagaimana produsen untuk menjaga agar konsumen tidak mengalami kerugian ketika membelinya. Norma
dasar yang melandasi pandangan ini adalah bahwa seseorang tidak boleh merugikan orang lain dalam kegiatannya. Teori
perhatian semestinya ini lebih memuaskan dari teori kontrak namun bukan berarti pada pandangan ini tidak mempunyai
kelemahan. Kesulitan yang muncul di sini:

• Tidak gampang untuk menentukan apa arti “semestinya” bila kita katakan bahwa produsen harus memberikan
“perhatian semestinya”

• Produsen memang tahu lebih banyak tentang suatu produk dari pada konsumen, tetapi pada akhirnya
pengetahuannya terbatas juga. Produsen pun tidak mengetahui keseluruhan akibat negatif semua produk. Kadang-
kadang akibat negatif sebuah produk baru tampak setelah lama terpakai
3) Teori Biaya Sosial

Teori biaya sosial menegaskan bahwa produsen bertanggung jawab atas semua kekurangan produk dan setiap kerugian
yang dialami konsumen dalam memakai produk tersebut. Teori ini merupakan versi paling ekstrim, walaupun teori ini
paling menguntungkan untuk konsumen, rupanya sulit untuk dipertahakan juga. Kritik yang dikemukakan dalam teori ini,
bisa disingkat sebagai berikut.

• Teori biaya sosial tampaknya kurang adil, karena menganggap orang bertanggung jawab atas hal-hal yang tidak
diketahui atau tidak bisa dihindarkan

• Teori biaya sosial membawa kerugian ekonomis. Bila teori ini dipraktekkan produsen terpaksa mengambil
asuransi terhadap klaim kerugian dan biaya asuransi itu menjadi begitu tinggi, sehingga tidak terpikul lagi oleh banyak
perusahaan

• Teori biaya sosial paling baik melindungi konsumen, namun demikian jika teori ini dipraktekkan akibatnya akan
banyak ganti rugi dan produk akan lebik mahal dengan kualitas yang terus diperbaiki sehingga juga dapat merugikan
konsumen

c. Tanggung jawab produsen terhadap masalah harga ,kualitas produk ,serta pengemasan dan pemberiaan label.

Jawaban:

Kualitas produk yang di maksud bahwa produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh produsen (melalui iklan
atau informasi lainnya) dan apa yang secara wajar boleh diharapkan oleh konsumen. Konsumen berhak atas produk
yang berkualitas dan bisnis berkewajiban untuk menyampaikan produk yang berkualitas. Salah satu cara yang biasanya
ditempuh untuk menjamin kualitas produk adalah memberikan garansi. Ada dua macam garansi, yaitu garansi eksplisit
yang bersifat terjamin dalam keterangan yang menyertai produk menyangkut ciri-ciri produk, masa pemakaian,
kemampuan dan sebagainya. Garansi implisit yang bersifat dapat diandaikan sekalipun tidak dirumuskan secara terang-
terangan.

Harga yang adil merupakan sebuah topik etika yang sudah tua. Dalam zaman yunani kuno, masalah etis sudah
dibicarakan dengan cukup mendalam karena itu masalah harga pun menjadi kenyataan ekonomis sangat kompleks yang
ditentukan oleh banyak faktor namun masalah ini tetap mempunyai implikasi etis yang penting. Harga merupakan buah
hasil perhitungan faktor-faktor seperti biaya produksi, biaya investasi, promosi, pajak dan laba yang wajar. Dalam sistem
ekonomi pasar bebas, sepintas harga yang adil adalah hasil akhir dari perkembangan daya-daya pasar. Kesan spontan
adalah bahwa harga ayang adil dihasilkan oleh tawar-menawar sebagaimana dilakukan di pasar tradisional, dimana si
pembeli sampai pada maksimum harga yang mau ia bayar dan si penjual sampai pada minimum harga yang mau ia
pasang. Dalam situasi modern, harga yang adil terutama merupakan hasil dari penerapan prinsip pengaruh pasar dan
stabilitas harga. Harga menjadi tidak adil setidak-tidaknya karena empat faktor berikut.

1) Penipuan

Hal ini terjadi bila beberapa produsen atau distributor berkolusi untuk menentukan harga. Biasanya penipuan ini
dilakukan dengan maksud menacari untung yang tidak wajar, tetapi juga dapat dilakukan dengan maksud baik yaitu
melindungi pengusaha kecil.

2) Ketidaktahuan

Pihak konsumen tidak bebas dalam membeli barang tertentu, seandainya ia tidak tahu faktorfaktor yang menentukan
harga. Salah satu contoh dimana harga bisa menjadi kurang adil arena faktor ketidaktahuan, yaitu toko memberikan
harga discount atau potongan harga banyak untuk barang tertentu, padahal sebelumnya harga dinaikkan dulu

3) Penyalahgunaan kuasa

Hal ini terjadi dengan banyak cara misalkan pengusaha besar memberikan harga yang lebih murah, sehingga pengusaha
kecil yang tidak mampu bertahan dapat tergeser dalam persaingan pasar
4) Manipulasi emosi

Faktor lain yang dapat mengakibatkan harga menjadi tidak adil adalah memanipulasi emosi atau mempermainkan orang
itu sendiri

2. Industri modern memberikan kemakmuran material namun juga menciptakan ancaman lingkungan yang
menakutkan bagi dunia. Coba sebut dan jelaskan:

a. Beberapa aspek dari krisis lingkungan hidup yang dialami dunia .

Jawaban:

1) Akumulasi Bahan Beracun

Industri kimia dilarang membuang limbah produksinya ke sungai atau laut, ikan tidak layak dikonsumsi karena kadar
merkuri, dan bahan beracun lain terlalu tinggi. Air tanah tercemar, tidak layak dikonsumsi manusia dan binatang. Sisa
bahan kimia hasil buangan pabrik merembes ke dalam tanah. Bahan pestisida bermanfaat meningkatkan produksi
pangan, namun pestisida tersebut merasuk kedalam makanan manusia, dan secara berkesinambungan mempengaruhi
pembentukan air susu ibu (ASI) yang diminum bayi.

2) Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca merupakan gejala sangat mengkhawatirkan karena membentuk kenaikan suhu permukaan bumi,
disebabkan oleh greenhouse effect atau efek rumah kaca. Sinar panas matahari diterima bumi tidak dapat dilepaskan
keudara bebas karena terhalang oleh partikel-partikel gas diatmosfer disebabkan karena perbuatan manusia, sehingga
udara panas tersebut tidak bisa keluar. Salah satu penyebab utamanya adalah karbondioksida (CO2).

3) Perusakan Lapisan Ozon

Pemakaian zat CFC (clorofluorokarbon) bahan kimia dipakai dalam produk penyemprot aerosol, lemari es, dan alat Air
Condition serta karet busa menyebabkan perusakan lapisan ozon. Menurut para ahli, pelepasan CFC keudara adalah
tindakan sangat berbahaya bagi masa depan kehidupan makhluk dimuka bumi.

4) Hujan Asam

Hujan asam (acid rain) merusak hutan, mencemari air danau, merusak gedung-gedung, menimbulkan berbagai penyakit
pada hewan dan manusia dan sebagainya. Peristiwa tersebut telah terjadi sejak beberapa decade terakhir di kawasan
padat industri seperti Kanada, Amerika Serikat bagian utara, Jerman Barat, dan Negeri Belanda. Asam dari emisi limbah
industri bercampur dengan air hujan mencemari berbagai daerah yang luas.

5) Deforestasi dan Penggurunan

Penebangan hutan (deforestation) besar-besaran berakibat besar merugikan lingkungan hidup. Salah satu fungsi hutan
adalah menyerap karbondioksida yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil dari proses industri, dan
kendaraan bermotor, menyebabkan pembentukan efek rumah kaca. Hutan yang telah ditebang harus diperbaharui
dengan cara penanaman pohon kembali agar erosi tanah tidak menjadi semakin besar. Erosi tanah dapat berakibat
meluasnya pembentukan gurun (desertification), keadaan tersebut telah banya terjadi di negara-negara disekitar gurun
Sahara di Afrika dan di Amerika Serikat.

6) Keanekaan Hayati

Salah satu akibat serius kerusakan lingkungan adalah kepunahan berbagai spesies kehidupan. Penggunaan pestisida dan
herbisida memainkan peranan besar terhadap proses kepunahan tersebut. Para ahli memperkiranan 7 persen dari
jumlah spesies di wilayah non-tropis dan 1 persen di wilayah tropis telah punah. Penebangan hutan tropis tidak
terkendali akan berakibat kondisi kepunahan tersebut lebih buruk lagi.
b. Jelaskan pentingnya pemahaman terhadap“ pembangunan berkelanjutan”.

Jawaban:

Pengertian “pembangunan berkelanjutan” dapat memperdamaikan beberapa pandangan tentang hubungan


antara ekonomi dan lingkungan hidup yang selama ini tampak bertentangan, sehingga sulit dijembatani. Pertentangan
antara mereka yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan mereka yang menolaknya dapat diperdamaikan, karena
kalau kita menyetujui prinsip pembangungan berkelanjutan, pertumbuhan tetap dimungkinkan, asalkan untuk masa
depan terbuka prospek ekonomi berkualitas sama. Pertentangan antara mereka yang menomorsatukan ekonomi
berdasarkan lingkungan hidup dan mereka yang menomorsatukan ekonomi berdasarkan berdasarkan teknologi maju
dapat diperdamaikan juga dengan wawasan “pembangunan berkelanjutan”, sehingga yang satu tidak perlu dikorbankan
kepada yang lain.

c. Jelaskan dasar etika yang dapat digunakan untuk tanggung jawab pelaku bisnis terhadap lingkungan hidup.

Jawaban:

Persoalan lingkungan hidup sangat berhubungan erat dengan etika bisnis karena menyangkut mengenai
perubahan menjadi lebih buruk kualitas hidup manusia akibat dari perilaku pebisnis. Hukum yang dibuat belum tentu
sesuai dan memenuhi persyaratan etika bisnis sehubungan dengan kualitas lingkungan hidup dan kulitas kehidupan
masyarakat. Pebisnis belum tentu melaksanakan etis, bila berpedoman pada peraturan hukum mengenai lingkungan
hidup. Hukum lingkungan hidup belum tentu memenuhi norma etika sebagaimana sebenarnya karena mungkin terdapat
kepentingan tertentu dalam hukum tersebut. Pebisnis merasa keberatan bila harus memenuhi norma etika secara
penuh, karena aktifitas tersebut memerlukan biaya mahal. Sebenarnya pebisnis tidak rugi bila memperhatikan, menjaga
kelestarian lingkungan hidup, namun tindakan tersebut mengurangi keuntungan mereka. Apapun alasannya perusakan
lingkungan hidup adalah tidak etis.

3.

a. Coba sebut dan jelaskan kewajiban karyawan terhadap perusahaan.

Jawaban:

1) Kewajiban ketaatan

Karyawan harus mematuhi perintah dan petunjuk atasannya. Namun ada beberapa hal yang tidak harus dipatuhi
karyawan, seperti : 1. Karyawan tidak perlu bahkan tidak boleh mematuhi perintah yang menyuruhnya melakukan
sesuatu yang tidak bermoral. 2. Karyawan tidak wajib mematuhi perintah atasannya yang tidak wajar, walaupun dari
segi etika tidak ada keberatan. Maksud tidak wajar adalah perintah yang tidak diberikan demi kepentingan perusahaan.
3. Karyawan tidak perlu mematuhi perintah yang memang demi kepentingan perusahaan, tetapi tidak sesuai dengan
penugasan yang disepakati ketika ia menjadi karyawan di perusahaan itu. Cara mengindari terjadinya kesulitan seputar
kewajiban ketaatan adalah membuat job description yang jelas dan lengkap pada saat karyawan mulai bekerja di
perusahaan. Job description harus dibuat dengan cukup luwes, sehingga kepentingan perusahaan selalu bisa diberi
prioritas.

2) Kewajiban konfidensialitas

Konfidensialitas berasal dari kata Latin “confidere” yang berarti “mempercayai”. Kewajiban konfidensialitas adalah
kewajiban untuk menyimpan informasi yang bersifat rahasia yang telah diperoleh dengan menjalankan suatu profesi.
Kewajiban konfidensialitas tidak saja berlaku selama karyawan bekerja di perusahaan, tetapi berlangsung terus setelah
ia pindah kerja. Dasar untuk kewajiban konfidensialitas dari karyawan adalah intellectual property rights dari
perusahaan.
3) Kewajiban loyalitas

Dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggis kata loyal selalu dikaitkan dengan “setia”. Faktor utama yang bisa
membahayakan terwujudnya loyalitas adalah konflik kepentingan (conflict of interest), artinya konflik antara
kepentingan pribadi karyawan dan kepentingan perusahaan. Karyawan tidak boleh menjalankan kegiatan pribadi, yang
bersaing dengan kepentingan perusahaan. Berdasarkan kontrak kerja atau persetujuan implisit (kalau tidak ada kontrak
resmi), karyawan wajib melakukan perbuatan-perbuatan tertentu demi kepentingan perusahaan. Tidak boleh
melibatkan diri dalam kegiatan kegiatan lain yang terbentur dengan kewajiban itu.

b. Jelaskan apakah menerima hadiah atau komisi, pindah kerja melanggar kewajiban loyalitas.

Jawaban:

Pemberian dan penerimaan komisi juga termasuk dalam masalah etis. Namun, istilah “komisi” juga dapat memiliki arti
yang tidak menimbulkan masalah etika karena termasuk imbalan yang sah. Untuk beberapa jenis pekerjaan, komisi
diberikan sebagai insentif khusus di samping gaji pokok. Misalnya salesman yang mendapat komisi karena berhasil
menjual beberapa unit produk. Di sisi lain, masalah komisi memiliki kaitan dengan tindakan korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN). Jika terjadi masalah komisi yang berkaitan dengan tindakan KKN, maka perusahaan akan melakukan
penyelesaian yang sesuai dengan peraturan yang ada di perusahaan tersebut. Maka dari itu, untuk menghindari masalah
komisi yang berkaitan dengan KKN, beberapa perusahaan membuat aturan yang ketat dan jelas dalam pemberian dan
penerimaan komisi karyawan. Selain komisi, pemberiandan penerimaan berupa hadiah juga dibatasidi beberapa
perusahaan, misalnya karyawan tidak boleh menerima hadiah yang berharga di atas jumlah uang tertentu.

Di dalam konteks kewajiban loyalitas ini juga terdapat faktor kesetiaan. Jika seorang karyawan pindah kerja dengan
alasan gaji yang lebih tinggi, maka bukan berarti karyawan tersebut tidak memenuhi kewajiban loyalitasnya. Setiap
karyawan memiliki hak untuk memutuskan kontrak kerja dengan alasan yang jelas dan memutuskan kontrak kerja secara
baik-baik. Maka, hal tersebut tidak akan dinilai sebagai tindakan yang kurang etis. Namun, karyawan yang terlalu sering
berpindah-pindah perkerjaan dengan alasan finansial cenderung tidak memiliki etos kerja yang baik, kurang memiliki
rasa kesetiaan atau loyalitas terhadap perusahaan, dan hanya mengejar gaji yang lebih tinggi. Meskipun tidak melakukan
kesalahan saat bekerja, karyawan tersebut tidak memiliki moral yang benar karena dalam bekerja diliputi rasa
matrealistis dan hedonistis.

c. Apakah syarat yang harus dipenuhi agar melaporkan kesalahan perusahaan tidak melanggar prinsip etika
dalam berbisnis.

Jawaban:

1) Kesalahan perusahaan harus besar.

Kesalahan ini hanya dapat dilaporkan jika perusahaan menyebabkan kerugian bagi pihak ketiga, terjadi pelanggaran hak
asasi manusia, dan kegiatan yang dilakukan perusahaan berlawanan dengan tujuan perusahaan.

2) Pelaporan harus didukung oleh data data dan fakta yang jelas dan benar.

3) Pelaporan harus dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya kerugian bagi pihak ketiga, bukan karena
motif lain.

Misalnya karyawan memutuskan berhenti dari suatu pekerjaan karena kecewa dengan atasannya. Setelah ia pergi dari
perusahaan itu, ia membuka praktek kurang etis dari perusahaan seperti tidak membayar pajak. Motif pelaporan ini
adalah untuk balas dendam.

4) Penyelesaian masalah secara internal harus dilakukan dulu, sebelum kesalahan perusahaan dibawa ke luar.

Jika karyawan merasa bertanggungjawab, ia diharuskan berusaha terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah di
dalam perusahaan sendiri melalui jalur yang tepat. Hal ini juga sesuai dengan kewajiban loyalitasnya. Baru setelah upaya
penyelesaian secara internal gagal, ia boleh memikirkan whistle blowing.
5) Harus ada kemungkinan nyata bahwa pelaporan kesalahan akan mencatat sukses.

Jika sebelumnya orang tahu bahwa pelaporan kesalahan tidak akan menghasilkan apa apa lebih baik untuk tidak
melapor. Tentunya sebelum berlangsung tidak pernah ada kepastian bahwa pelaporan akan mecapai sasaranya, yaitu
mencegah terjadinya kerugian untuk pihak ketiga.

4. Globalisasi ekonomi secara moral akan berdampak positif maupun negative, hal ini disebabkan adanya perbedaan
norma atau nilai kehidupan yang berlaku antara satu Negara dengan Negara yang lain .Kondisi ini akan memunculkan
bermacam masalah terutama dalam bisnis internasional.

a. Coba jelaskan beberapa perilaku dari para pebisnis dalam menghadapi perbedaan norma tersebut.

Jawaban:

• Menyesuaikan Diri

Untuk menunjukkan sikap yang tampak pada pandangan ini menggunakan peribahasa “Kalau di Roma, bertindaklah
sebagaimana dilakukan orang roma” artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di
negara itu, yang sama dengan peribahasa orang Indonesia “Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung”. Norma-norma
moral yang penting berlaku di seluruh dunia. Sedangkan normanorma non-moral untuk perilaku manusia bisa berbeda
di berbagai tempat. Itulah kebenaran yang terkandung dalam pandangan ini. Misalnya, norma-norma sopan santun dan
bahkan norma-norma hukum di semua tempat tidak sama. Yang di satu tempat dituntut karena kesopanan, bisa saja di
tempat lain dianggap sangat tidak sopan.

• Rigorisme Moral

Pandangan kedua memilih arah terbalik. Pandangan ini dapat disebut “rigorisme moral”, karena mau mempertahankan
kemurnian etika yang sama seperti di negerinya sendiri. Mereka mengatakan bahwa perusahaan di luar negeri hanya
boleh melakukan apa yang boleh dilakukan di negaranya sendiri dan justru tidak boleh menyesuaikan diri dengan norma
etis yang berbeda di tempat lain. Mereka berpendapat bahwa apa yang dianggap baik di negerinya sendiri, tidak
mungkin menjadi kurang baik di tempat lain. Kebenaran yang dapat ditemukan dalam pandangan regorisme moral ini
adalah bahwa kita harus konsisten dalam perilaku moral kita. Norma-norma etis memang bersifat umum. Yang buruk di
satu tempat tidak mungkin menjadi baik dan terpuji di tempat di tempat lain. Namun para penganut regorisme moral
kurang memperhatikan bahwa situasi yang berbeda turut mempengaruhi keputusan etis.

• Imoralisme Naif

Menurut pandangan ini dalam bisnis internasional tidak perlu kita berpegang pada norma-norma etika. Kita harus
memenuhi ketentuan-ketentuan hukum (dan itupun hanya sejauh ketentuan itu ditegakkan di negara bersangkutan),
tetapi selain itu, kita tidak terikat norma-norma moral. Malah jika perusahaan terlalu memperhatikan etika, ia berada
dalam posisi yang merugikan, karena daya saingnya akan terganggu.

b. Apakah yang dimaksud dengan dumping dan mengapa dumping merupakan masalah dalam bisnis.

Jawaban:

Dumping adalah menjual produk dalam kuantitas besar di suatu negara lain dengan harga di bawah harga pasar dan
kadang-kadang malah di bawah biaya produksi. Motif dibalik terjadinya transaksi dumping sangat banyak, antara lain
adalah sebagai berikut :

• Penjual mempunyai persediaan terlalu besar sehingga memutuskan untuk menjual produk yang bersangkutan di
bawah harga saja

• Produsen berusaha merebut monopoli dengan membanting harga

Dumping dianggap tidak etis karena melanggar etika pasar bebas. Kelompok bisnis yang ingin terjun ke dalam bisnis
internasional, dengan sendirinya melibatkan diri untuk menghormati keutuhan sistem pasar bebas. Dumping sangat sulit
untuk ditentukan dalam bisnis internasional karena banyak alasan. Yang dibutuhkan tidak hanya kesadaran etis saja,
tetapi juga suatu pengertian jelas yang diterima secara internasional dan suatu prosedur objektif yang menerapkannya.
Kita membutuhkan suatu instansi supranasional yang sanggup bertindak dan sekaligus diakui sebagai wasit yang objektif.
Namun untuk saat ini, instansi seperti tersebut diatas masih sulit untuk dibentuk. Dalam rangka Organisasi Perdagangan
Perdagangan Dunia (WHO) telah dibuat sebuah dokumen tentang dumping, tetapi hanya sebagai model untuk membuat
peraturan hukum di negaranegara anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai