Oleh :
ASY-SYUKRIYYAH
TANGERANG
2020
A. Pengertian Frustasi
MENURUT WIKIPEDIA
Frustrasi, dari bahasa Latin frustratio, adalah perasaan kecewa atau jamban
akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting tujuannya, semakin
besar frustrasi dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus ke stress.
Frustrasi dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal)
orang yang mengalaminya.
Sumber yang berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti
kurangnya rasa percaya diri atau ketakutan pada situasi sosial yang menghalangi
pencapaian tujuan. Konflik juga dapat menjadi sumber internal dari frustrasi saat
seseorang mempunyai beberapa tujuan yang saling berinterferensi satu sama lain.
Penyebab eksternal dari frustrasi mencakup kondisi-kondisi di luar diri seperti
jalan yang macet, tidak punya uang, atau tidak kunjung mendapatkan jodoh.
Frustrasi adalah perasaan kecewa, sering kali disertai ekspresi marah dalam wujud
sikap atau cara yang tidak berguna atau merugikan. Frustrasi berkaitan dengan
harapan bahwa dunia beserta isinya harus menjadi, bersikap atau bereaksi sesuai
kemauan Anda. Pada kenyataannya, segala sesuatu ‘terjadi sesuai dengan yang
semestinya terjadi’ sehingga teriakan dan kemarahan tidak dapat mengubahnya.
Yang perlu Anda ubah adalah “cara pandang Anda”, atau sudut pandang, pada
suatu kejadian. Jika Anda menderita karena frustrasi yang lama, lesu, atau sedang
dalam hubungan atau pertemanan yang sangat sulit, atasilah masalah yang
mendasari dan belajarlah teknik coping yang akan membantu Anda berada dalam
jalur emosi yang sehat.
Anda mungkin juga ingin mencari saran khusus, seperti cara mengatasi
ketidaksabaran atau cara membuat orang memahami Anda.
2. Tarik napas dalam. Sebelum Anda menjadi marah atau frustrasi, berhenti
sejenak dan ambil satu napas dalam. Hitung sampai sepuluh secara
perlahan saat Anda menarik napas, kemudian hitung sampai sepuluh lagi
saat Anda menghembuskan napas. Ulangi beberapa kali jika perlu, sampai
Anda merasa lebih tenang dan terkontrol.
Apakah sesuatu sungguh sama seperti apa yang saya rasakan? Apakah
orang lain melihat hal yang sama seperti yang saya lihat?
Dapatkah saya secara baik mengungkapkan persoalan saya, supaya apa
saya inginkan dapat terpenuhi?
Akankah kata-kata positif dan sopan membuat seseorang lebih mungkin
mau untuk membantu saya?
Jika saya menerima pilihan atau kebutuhan orang lain, dapatkah kami
bekerja sama satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan saya juga?
5. Berhenti melihat diri Anda sebagai korban. Merasa diri Anda sebagai
korban, atau mengharapkan penghargaan untuk penderitaan Anda, dapat
menghalangi Anda dalam merespon secara rasional dan menghargai apa
yang dunia tawarkan. Jika kondisi ini menggambarkan Anda, atau jika
Anda merasa tidak berguna dan menyesal akan diri Anda sendiri, mulailah
untuk mengubah cara pandang dan perilaku Anda.
5. Obati diri Anda. Ada garis tipis yang membedakan antara memotivasi
dan menghukum diri. Saat ucapan ‘penyemangat’ Anda mulai terasa atau
terdengar kasar, berhentilah memaksa diri Anda dan beristirahatlah.
Sediakan makanan ringan kesukaan Anda dalam situasi seperti ini, atau
keluarlah berjalan-jalan sejenak. Berikanlah waktu istirahat yang lama
untuk diri Anda sekali-sekali, dengan mandi busa, permainan olahraga,
atau aktivitas lain yang membuat Anda merasa terisi kembali dan bahagia.
Jika Anda tidak bisa meluangkan waktu untuk sejenak melakukan aktivitas
fisik selama berkutat dengan tugas-tugas yang membuat frustrasi,
gunakanlah sejenak waktu istirahat Anda untuk berlatih nafas dalam atau
meditasi.
8. Ubah rencana Anda. Apabila pekerjaan pribadi atau tugas yang berulang
membuat Anda frustrasi, carilah pekerjaan lain atau hobi untuk Anda
kerjakan sementara waktu. Jika Anda merasa frustasi saat bekerja, carilah
ide untuk membuat pekerjaan Anda berjalan lebih lancar, atau mintalah
pembagian waktu kerja (shift) dalam tugas-tugas pekerjaan atau jadwal
Anda.
1. Jangan bicara saat Anda masih marah. Apabila Anda sering frustrasi
atau marah pada seseorang, sebuah pembicaraan dapat membantu Anda
memperbaiki hubungan Anda. Namun, percakapan yang dimulai ketika
salah satu dari Anda sedang marah biasanya akan memicu kepada
argumentasi yang tidak produktif. Tunggu hingga Anda merasa tenang jika
memungkinkan, atau diam. Saat Anda dan pihak yang berselisih sudah
tenang, temuilah dan mulailah pembicaraan dengan mengikuti langkah-
langkah berikut.
TIPS
Bila Anda tidak yakin dengan penyebab frustrasi, mintalah saran dari sahabat
yang Anda percaya, mentor, konselor, atau terapis.
Frustrasi adalah situasi dimana individu terhambat atau gagal dalam usaha
mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, atau mengalami hambatan untuk
bebas bertindak dalam rangka mencapai tujuan (Koeswara, 1988), sedangkan
frustrasi menurut (Sarwono, 2009) adalah terhambatnya atau tercegahnya upaya
mencapai tujuan, dan kerap kali menjadi penyebab agresi. Orang yang frustrasi
cenderung melakukan kekerasan ketika isyarat agresif menarik batasan dalam diri
kemudian melepaskan kemarahan yang tertahan (Myers, 2012).
Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda pemuasan kebutuhannya untuk
sementara atau ia dapat menerima frustasi itu untuk sementara sambil menunggu
adanya kesempatan yang memungkinkan tercapainya keinginan itu, tetapi jika
orang itu tidak mampu menghadapi frustasi dengan cara yang wajar maka ia akan
berusaha mengatasinya dengan cara-cara yang lain tanpa mengindahkan orang dan
keadaan sekitarnya (misalnya dengan kekerasan) atau ia akan berusaha mencari
kepuasan dalam khayalan (diposkan Ismail, 2011: Jam 19:55).
Definisi menurut Arthur S. Reber & Emily S. Reber (1995) adalah frustasi
(frustration) yaitu penggunaan teknis istilah ini di dalam psikologi umumnya
terbatas hanya di dua makna berikut:
Menurut Stuart dan Sundeen (1999) mekanisme pertahanan diri adalah setiap
upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stres termasuk upaya penyelesaian
masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi
diri. Menurut Keliat (1999) defence adalah cara yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon
terhadap situasi yang mengancam. Sedangkan menurut Lazarus (1984), defence
adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk
mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau
melebihi sumber individu.
Menurut Stuart dan Sundeen (1995) individu dapat mengatasi stres dan ansietas
dengan menggerakkan sumber defence di lingkungan. Sumber defence tersebut
sebagai modal ekonomik, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial,
dan keyakinan budaya. Jadi fungsi mekanisme defence adalah untuk mengatasi
atau melindungi diri dari serangan atau hal-hal yang menyenangkan ataupun tidak
menyenangkan.
Selain itu mekanisme defence juga bermanfaat untuk menambah rasa memiliki
kontrol terhadap situasi-situasi yang mencemaskan dan berupaya mengurangi
perasaan takut terhadap orang yang tidak dikenal (Friedman, 1998).
Jenis-jenis Defence Mechanism
1) Represi
2) Supresi
4) Fiksasi
5) Regresi
Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi
frustasi, setidaknya-tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila individu
yang menghadapi tekanan kembali lagi kepada metode perilaku yang khas bagi
individu yang berusia lebih muda. Ia memberikan respon seperti individu dengan
usia yang lebih muda (anak kecil).
6) Menarik Diri
Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu
menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya
respon ini disertai dengan depresi dan sikap apatis.
7) Mengelak
Bila individu merasa diliputi oleh stress yang lama, kuat dan terus menerus,
individu cenderung untuk mencoba mengelak. Bila saja secara fisik mereka
mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung.
9) Fantasi
Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering
merasa mencapai tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa-peristiwa
yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan kecemasan dan yang
mengakibatkan frustasi. Individu yang seringkali melamun terlalu banyak kadang-
kadang menemukan bahwa reaksi lamunannya itu lebih menarik dari pada
kenyataan yang sesungguhnya. Tetapi bila fantasi ini dilakukan secara proporsinal
dan dalam pengendalian kesadaran yang baik, maka fantasi terlihat menjadi cara
sehat untuk mengatasi stress, dengan begitu berfantasi tampaknya menjadi strategi
yang cukup membantu.
10) Rasionalisasi
11) Intelektualisasi
12) Proyeksi
Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam
memperlihatkan ciri pribadi individu yang lain yang tidak dia sukai dan apa yang
dia perhatikan itu akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat
digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan
akan keburukan dirinya sendiri. Dalam hal ini, represi atau supresi sering kali
dipergunakan pula.
Konsep keluarga
a. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dan keadaan saling ketergantungan (Effendi, 1998).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan Baylon dan Maglaya
(dalam Friedman, 1998)
Menurut Burges dkk, (dalam Friedman, 1998) keluarga terdiri dari orang-orang
yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. Para anggota
sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika
mereka hidup terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga sebagai rumah
mereka.
Menurut Friedman (1998) keluarga adalah kumpulan dua atau lebih manusia yang
satu sama lain saling terlibat secara emosional dan bertempat tinggal dalam satu
daerah berdekatan. Wright, Watson & Bell (1996) menyatakan bahwa keluarga
adalah sekelompok individu yang terbentuk oleh ikatan emosi yang kuat, perasaan
saling memiliki, serta hasrat untuk terikat satu sama lainnya dalam kehidupan.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, keluarga adalah
kumpulan dua atau lebih manusia yang saling berinteraksi dan bersatu dalam satu
rumah.
Defence keluarga merupakan sesuatu yang unik dan berbeda pada setiap keluarga,
karena setiap keluarga mempunyai kemampuan defence yang berlainan serta
dipengaruhi oleh penilaian keluarga terhadap stresor dan sumber-sumber defence
yang tersedia (Stuart & Laraia, 2005). Strategi defence keluarga berfungsi sebagai
proses dan mekanisme vital dimana melalui proses dan mekanisme tersebut fungsi
keluarga dapat menjadi nyata. Defence pada tingkat keluarga jauh lebih rumit
karena merupakan kombinasi respons-respons individu dalam menurunkan
ketegangan atau menyelesaikan masalah.
Menurut Pearlin dan Schooler (dalam Friedman, 1998) defence keluarga dapat
dilihat sebagai representasi dari defence yang digunakan anggota keluarga
dewasa. Karena defence keluarga merupakan hasil dari rangkaian hubungan (pola
komunikasi).
Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga dan merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Komponen yang ada dalam fungsi afektif adalah saling asuh, saling
menghargai, ada ikatan dan identifikasi.
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia yang bermutu. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi
ini sedikit terkontrol.
4) Fungsi ekonomi
Peran Ayah
C. KESIMPULAN
D. DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Frustrasi
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-frustasi/117751
https://www.limanharijono.com/f-r-u-s-t-r-a-s-i/
Pengertian Defence Mechanism (Mekanisme Pertahanan Diri) Individu dan
Konsep Keluarga.