Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FRUSTASI DAN DEFENSE MECHANISME

Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Pengantar Psikologi

Dosen Pembimbing : Drs. Amsari, S.Pd. M.Pd

Oleh :

Rismawati Mayangsari & Feby Sabrina

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

ASY-SYUKRIYYAH

TANGERANG

2020
A. Pengertian Frustasi

MENURUT KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI)

 Frustrasi/frus·tra·si/ n : rasa kecewa akibat kegagalan di dalam


mengerjakan sesuatu atau akibat tidak berhasil dalam mencapai suatu cita-
cita: — dapat timbul apabila jurang antara harapan dan hasil yang
diperoleh tidak sesuai.
 Kata “frustrasi” berbeda dengan kata “frustasi”. Bila Anda mencari di
KBBI Anda tidak akan pernah menemui kata frustasi, yang tertulis hanya :
Maaf, tidak ditemukan kata yang dicari. Anda mencari kata frustasi dalam
huruf kapital FRUSTASI

MENURUT WIKIPEDIA

Frustrasi, dari bahasa Latin frustratio, adalah perasaan kecewa atau jamban
akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting tujuannya, semakin
besar frustrasi dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus ke stress.

Frustrasi dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal)
orang yang mengalaminya.

Sumber yang berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti
kurangnya rasa percaya diri atau ketakutan pada situasi sosial yang menghalangi
pencapaian tujuan. Konflik juga dapat menjadi sumber internal dari frustrasi saat
seseorang mempunyai beberapa tujuan yang saling berinterferensi satu sama lain.
Penyebab eksternal dari frustrasi mencakup kondisi-kondisi di luar diri seperti
jalan yang macet, tidak punya uang, atau tidak kunjung mendapatkan jodoh.

CARA MENGATASI FRUSTRASI

Frustrasi adalah perasaan kecewa, sering kali disertai ekspresi marah dalam wujud
sikap atau cara yang tidak berguna atau merugikan. Frustrasi berkaitan dengan
harapan bahwa dunia beserta isinya harus menjadi, bersikap atau bereaksi sesuai
kemauan Anda. Pada kenyataannya, segala sesuatu ‘terjadi sesuai dengan yang
semestinya terjadi’ sehingga teriakan dan kemarahan tidak dapat mengubahnya.
Yang perlu Anda ubah adalah “cara pandang Anda”, atau sudut pandang, pada
suatu kejadian. Jika Anda menderita karena frustrasi yang lama, lesu, atau sedang
dalam hubungan atau pertemanan yang sangat sulit, atasilah masalah yang
mendasari dan belajarlah teknik coping yang akan membantu Anda berada dalam
jalur emosi yang sehat.

METODE 1 : MENGATASI SITUASI YANG MEMBUAT FRUSTRASI 

1. Ketahuilah pemicunya. Apakah Anda menjadi frustrasi saat Anda


dipaksa untuk menunggu dan tidak melakukan apa-apa? Apakah Anda
merasa lebih marah setelah perdebatan langsung, atau perilaku pasif-
agresif? Saat Anda menyadari jenis situasi yang mengganggu Anda,
ataupun pemicu yang lebih spesifik seperti macet atau orang-orang
tertentu, Anda dapat mencoba menghindarinya sebelum situasi-situasi
tersebut terjadi. “Even if you cannot avoid it, you may be more prepared
to try the following coping mechanisms.”

 Anda mungkin juga ingin mencari saran khusus, seperti cara mengatasi
ketidaksabaran atau cara membuat orang memahami Anda.

2. Tarik napas dalam. Sebelum Anda menjadi marah atau frustrasi, berhenti
sejenak dan ambil satu napas dalam. Hitung sampai sepuluh secara
perlahan saat Anda menarik napas, kemudian hitung sampai sepuluh lagi
saat Anda menghembuskan napas. Ulangi beberapa kali jika perlu, sampai
Anda merasa lebih tenang dan terkontrol.

3. Ubahlah ekspektasi atau harapan Anda pada orang lain. Berhenti


berharap orang lain berperilaku secara spesifik. Pribadi orang lain
terbentuk dari pengalaman yang berbeda, dan sering kali tidak ingin atau
bisa menyesuaikan dengan harapan Anda akan perilaku yang Anda anggap
benar. Anda tidak perlu merasa senang karena perilaku orang lain.
Ketimbang itu, cobalah fokus mengendalikan reaksi Anda sendiri, bukan
perilaku mereka.

4. Periksalah bahwa reaksi Anda rasional. Sebelum Anda berteriak,


membuat sikap yang kasar, atau mencela seseorang, pikirkanlah terlebih
dahulu. Tanyakan pada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan ini untuk
membantu Anda mengetahui bagaimana harus merespon:

 Apakah sesuatu sungguh sama seperti apa yang saya rasakan? Apakah
orang lain melihat hal yang sama seperti yang saya lihat?
 Dapatkah saya secara baik mengungkapkan persoalan saya, supaya apa
saya inginkan dapat terpenuhi?
 Akankah kata-kata positif dan sopan membuat seseorang lebih mungkin
mau untuk membantu saya?
 Jika saya menerima pilihan atau kebutuhan orang lain, dapatkah kami
bekerja sama satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan saya juga?

5. Berhenti melihat diri Anda sebagai korban. Merasa diri Anda sebagai
korban, atau mengharapkan penghargaan untuk penderitaan Anda, dapat
menghalangi Anda dalam merespon secara rasional dan menghargai apa
yang dunia tawarkan. Jika kondisi ini menggambarkan Anda, atau jika
Anda merasa tidak berguna dan menyesal akan diri Anda sendiri, mulailah
untuk mengubah cara pandang dan perilaku Anda.

METODE 2 : MENGATASI FRUSTRASI BERKEPANJANGAN 

1. Alihkan diri Anda dengan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi


penuh. Tenggelam dalam frustrasi atau aspek negatif dari hidup Anda
dapat membuat frustrasi bertambah buruk, sampai hal tersebut
berkembang ke dalam kebiasaan sehari-hari. Memang tidak mudah untuk
kembali bangkit, oleh karena itu daripada Anda tenggelam dalam
perasaan, bawalah diri Anda kedalam suatu aktivitas yang memerlukan
perhatian penuh. Terutama pilihlah sebuah aktivitas yang membuat Anda
senang, seperti olahraga, game, atau hobi, tetapi kegiatan seperti bersih-
bersih rumah pun dapat menjadi pengalih yang efektif, selama hal-hal
tersebut bukanlah sumber dari frustrasi Anda. Jika Anda tidak memiliki
hobi, berikut adalah kumpulan nasihat dan saran khusus untuk menemukan
salah satu.

2. Lawanlah penundaan. Frustrasi dapat membuat lesu, atau kurang


termotivasi. Hal ini dapat menyebabkan Anda menghabiskan waktu atau
aktivitas yang tidak produktif atau menyenangkan, atau gagal untuk
mencapai tujuan akibat penundaan. Jika penjelasan ini sesuai, berhentilah
menunda, cobalah tips-tips berikut, jika sesuai dengan situasi Anda:

 Hilangkan pengganggu. Matikan ponsel Anda, alat elektronik lain, atau


internet, kecuali diperlukan untuk tugas tertentu yang sedang Anda
kerjakan. Bersihkan area kerja Anda dari semua barang yang tidak perlu.
 Tetapkan tenggat waktu atau deadline dan hadiah bagi Anda. Tugas yang
tidak menyenangkan atau sulit dapat melemahkan motivasi Anda.
Tambahkan tekanan tambahan dengan ‘pemikat’ positif, dengan cara
memberi hadiah bagi diri Anda dengan makanan ringan, hiburan, atau
hadiah lain dengan syarat Anda dapat menyelesaikan deadline kecil dalam
waktu satu jam, atau pada akhir hari.
 Tetap fokus pada satu tugas at time. Berhentilah mengerjakan banyak
tugas sekaligus! Mengerjakan banyak tugas sekaligus hampir selalu
membuat masing-masing tugas menjadi lebih sulit dan rentan ditunda,
meskipun Anda menganggap Anda dapat mengatasinya.

3. Luangkan waktu bersama orang-orang yang mendukung. Temuilah


sahabat dimana Anda dapat bercerita tentang frustrasi yang Anda alami,
yang mau mendengarkan dan tidak mengkritik Anda. Jika Anda tidak
memiliki sahabat dekat yang Anda merasa nyaman untuk mencurahkan isi
hati, carilah seseorang yang dapat menemani atau membantu saat Anda
sedang menghadapi tugas-tugas yang sukar, seperti mencari lowongan
kerja atau menggunakan situs kencan.

4. Analisa apa yang membuat Anda frustrasi. Meskipun Anda merasa


masalahnya sudah jelas, dengan membicarakannya dapat membantu Anda
mengetahui masalah-masalah yang tidak terlihat misalnya harga diri
rendah atau kecemasan tertentu.

5. Obati diri Anda. Ada garis tipis yang membedakan antara memotivasi
dan menghukum diri. Saat ucapan ‘penyemangat’ Anda mulai terasa atau
terdengar kasar, berhentilah memaksa diri Anda dan beristirahatlah.
Sediakan makanan ringan kesukaan Anda dalam situasi seperti ini, atau
keluarlah berjalan-jalan sejenak. Berikanlah waktu istirahat yang lama
untuk diri Anda sekali-sekali, dengan mandi busa, permainan olahraga,
atau aktivitas lain yang membuat Anda merasa terisi kembali dan bahagia.

6. Buatlah catatan atas pencapaian Anda. Frustrasi seringkali diikuti


perasaan kurang berguna atau bermakna, tapi orang yang frustrasi jarang
memiliki pandangan yang realistis akan diri mereka. Lawan situasi ini
dengan membuat sebuah catatan atas semua prestasi Anda, termasuk untuk
tugas sehari-hari di mana Anda merasa memiliki kesulitan. Jika Anda
memiliki masalah untuk mengakui atau menghargai segala hasil
pencapaian Anda, mungkin Anda memiliki masalah yang harga diri.
Temuilah sahabat atau anggota keluarga untuk membantu Anda.

 Catatlah hanya kejadian-kejadian yang positif. Sebagai contoh, jika Anda


memiliki masalah memotivasi diri Anda untuk mencuci pakaian, catatlah
setiap kali Anda berhasil mengerjakan tugas ini. Jangan mencatat saat
Anda tidak dapat mengerjakannya.

7. Beraktivitas fisik untuk mengurangi stres. Aktivitas fisik dapat


mengurangi tekanan dan stres yang disebabkan rasa frustrasi, terutama bila
Anda berlatih dalam lingkungan yang tepat. Cobalah jalan-jalan, joging
atau hiking di luar rumah, di lingkungan yang alami jika
memungkinkan. Bila Anda tidak terbiasa beraktivitas secara rutin, lakukan
dengan santai dan perlahan sehingga Anda merasa kembali segar, bukan
malah menjadi lelah.

 Jika Anda tidak bisa meluangkan waktu untuk sejenak melakukan aktivitas
fisik selama berkutat dengan tugas-tugas yang membuat frustrasi,
gunakanlah sejenak waktu istirahat Anda untuk berlatih nafas dalam atau
meditasi.

8. Ubah rencana Anda. Apabila pekerjaan pribadi atau tugas yang berulang
membuat Anda frustrasi, carilah pekerjaan lain atau hobi untuk Anda
kerjakan sementara waktu. Jika Anda merasa frustasi saat bekerja, carilah
ide untuk membuat pekerjaan Anda berjalan lebih lancar, atau mintalah
pembagian waktu kerja (shift) dalam tugas-tugas pekerjaan atau jadwal
Anda.

 Pertimbangkan untuk beristirahat di sela-sela pekerjaan, untuk


menghindari rasa jenuh dan frustrasi. Gunakan 30-60 menit untuk bekerja,
dengan istirahat selama 5 menit di sela-selanya.
 Jika pekerjaan Anda menyebabkan stres dan frustrasi yang hebat,
pertimbangkan untuk mengambil liburan, cuti panjang, ataupun mencari
pekerjaan lain.

9. Kenali perilaku yang negatif. Frustrasi seringkali menyebabkan pikiran


dan perilaku yang hanya menyebabkan situasi bertambah buruk. Cobalah
mengontrol diri Anda saat situasi negatif ini terjadi, dan segera beristirahat
dengan mengikuti saran diatas.

 Membayangkan tentang apa yang akan terjadi, atau membayangkan


tentang keadaan dalam hidup yang Anda harapkan.
 Menghabiskan waktu untuk kegiatan yang tidak menyenangkan dan tidak
produktif, seperti menonton acara televisi yang tidak Anda suka.
 Duduk dan tidak mengerjakan apa-apa.
METODE 3 : MENGATASI FRUSTASI DALAM SUATU HUBUNGAN
ATAU PERTEMANAN 

1. Jangan bicara saat Anda masih marah. Apabila Anda sering frustrasi
atau marah pada seseorang, sebuah pembicaraan dapat membantu Anda
memperbaiki hubungan Anda. Namun, percakapan yang dimulai ketika
salah satu dari Anda sedang marah biasanya akan memicu kepada
argumentasi yang tidak produktif. Tunggu hingga Anda merasa tenang jika
memungkinkan, atau diam. Saat Anda dan pihak yang berselisih sudah
tenang, temuilah dan mulailah pembicaraan dengan mengikuti langkah-
langkah berikut.

2. Bawa satu masalah pada satu waktu. Mulailah pembicaraan dengan


membahas satu masalah, contohnya perilaku tertentu yang membuat Anda
frustrasi. Cobalah untuk tetap fokus pada topik ini sampai Anda sudah
benar-benar membahasnya. Boleh untuk membicarakan penyebab masalah
yang mendasari atau tindakan yang berhubungan, tapi cobalah untuk
menghindari membawa pembicaraan kepada hal-hal yang dapat menyakiti
Anda.

3. Berikan kesempatan pada orang lain untuk menanggapi. Izinkan


orang lain berkesempatan untuk menanggapi secara rinci, tanpa
menyelanya. Cobalah untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh
sebelum Anda memutuskan memberi tanggapan. Jika Anda merasa sulit,
cobalah untuk mengulangi kata-kata orang lain tersebut dalam hati untuk
menjaga Anda tetap fokus, dan menjaga wajah dan tubuh Anda lurus
menghadap lawan bicara Anda. 

4. Bersikap jujur namun penuh kasih. Berbicaralah secara jujur tentang


apa yang Anda rasakan, dan apa yang ingin Anda ubah, dan mintalah
orang lain untuk mengutarakan pendapat dengan jujur juga. Akan tetapi,
jangan mengatakan kata-kata yang menghina atau menyakiti. Gunakan
kalimat yang dimulai dengan “saya” saat mengutarakan apa yang Anda
rasakan, daripada menggunakan “kamu”, yang terdengar seperti menuduh.

 Hindari perilaku pasif-agresif, seperti menutupi emosi asli Anda atau


menghina seseorang dibelakang mereka.
 Hindari sindiran tajam atau penghinaan selama pembicaraan ini, meskipun
hanya sebagai lelucon.
5. Kemukakan solusi masalah pada orang lain. Cobalah untuk mencapai
kompromi dimana Anda berdua merasa puas. Menulis daftar ide atau
solusi bersama-sama kadangkala dapat membantu. Anda tidak perlu
memberikan jawaban yang sempurna pada pembicaraan pertama. Jika
perlu, jelaskan bahwa solusi yang diputuskan adalah sementara, kemudian
atur waktu untuk membicarakannya kembali dalam beberapa minggu
untuk melihat apakah solusi tersebut dapat berjalan dengan lancar.
6. Tunjukkan apresiasi untuk usaha yang dilakukan. Berterimakasihlah
pada orang lain saat ia berusaha mengubah perilakunya. Meskipun
perubahan kecil, lebih kecil dari yang Anda inginkan, dapat membawa
kepada perubahan yang lebih besar bila Anda mendorong mereka.

TIPS

Bila Anda tidak yakin dengan penyebab frustrasi, mintalah saran dari sahabat
yang Anda percaya, mentor, konselor, atau terapis.

CARA TERMUDAH ADALAH DENGAN MENGHUBUNGI SEORANG


HIPNOTERAPIS

Hipnoterapi terbukti sangat efektif dalam menguras tuntas emosi-emosi yang di


pikiran Anda. Carilah hipnoterapis dari lembaga yang dapat dipercaya, yang
sudah tersertifikasi. Dengan teknik Affect Bridge, maka emosi-emosi tersebut
dapat dengan mudah dikuras sampai habis, sehingga tentunya hal ini akan
membuat Klien menjadi plong dan nyaman. Seorang hipnoterapis yang handal
dan profesional di samping menguras emosi-emosi negatif Klien juga akan
memberikan pemaknaan baru, sehingga Klien memperoleh insight untuk berubah
cara pandangnya dalam menghadapi suatu kejadian netral yang dapat berdampak
negatif bila dimaknai secara keliru.

Berikut pengertian frustasi menurut beberapa para ahli :

Frustrasi adalah situasi dimana individu terhambat atau gagal dalam usaha
mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, atau mengalami hambatan untuk
bebas bertindak dalam rangka mencapai tujuan (Koeswara, 1988), sedangkan
frustrasi menurut (Sarwono, 2009) adalah terhambatnya atau tercegahnya upaya
mencapai tujuan, dan kerap kali menjadi penyebab agresi. Orang yang frustrasi
cenderung melakukan kekerasan ketika isyarat agresif menarik batasan dalam diri
kemudian melepaskan kemarahan yang tertahan (Myers, 2012).

Menurut Purwanto frustasi ialah keadaan batin seseorang, ketidakseimbangan


dalam jiwa, suatu perasaan tidak puas karena hasrat/dorongan yang tidak dapat
terpenuhi (Purwanto, 2007: 127). Menurut ilmu kesehatan mental, seseorang yang
mengalami suatu keadaan, di mana satu kebutuhan tidak bisa terpenuhi, dan
tujuan tidak bisa tercapai, sehingga orang itu kecewa dan mengalami satu barrier
atau halangan dalam usahanya mencapai satu tujuan maka orang tersebut
mengalami frustasi (Kartono, 2000: 50).

Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda pemuasan kebutuhannya untuk
sementara atau ia dapat menerima frustasi itu untuk sementara sambil menunggu
adanya kesempatan yang memungkinkan tercapainya keinginan itu, tetapi jika
orang itu tidak mampu menghadapi frustasi dengan cara yang wajar maka ia akan
berusaha mengatasinya dengan cara-cara yang lain tanpa mengindahkan orang dan
keadaan sekitarnya (misalnya dengan kekerasan) atau ia akan berusaha mencari
kepuasan dalam khayalan (diposkan Ismail, 2011: Jam 19:55).

Definisi menurut Arthur S. Reber & Emily S. Reber (1995) adalah frustasi
(frustration) yaitu penggunaan teknis istilah ini di dalam psikologi umumnya
terbatas hanya di dua makna berikut:

1. Tindakan menghambat, mengganggu atau mengacaukan prilaku yang


diarahkan ke sejumlah tujuan. Ini adalah sebuah definisi operasional, di
mana perilaku apa pun yang berbentuk gerakan fisik yang bisa diamati
dari luar dan mencerminkan proses kognitif yang terkandung di dalamnya.
2. Kondisi emosi yang diasumsikan dihasilkan oleh tindakan dari makna (1).
Biasanya kondisi emosi inilah yang diasumsikan memiliki sifat-sifat
motivasional yang menghasilkan perilaku yang dirancang untuk lolos atau
melampaui hambatan.

B. Pengertian Defence Mechanism

Defence mechanism dapat diartikan sama dengan mekanisme pertahanan


diri yaitu bagaimana sebagian cara individu mereduksi perasaan tertekan,
kecemasan, stres atau pun konflik adalah dengan melakukan mekanisme
pertahanan diri baik yang ia lakukan secara sadar atau pun tidak Freud (1992)
dalam Herdina (2009) menggambarkan mekanisme pertahanan diri sebagai proses
psikologis yang tidak disadari saat ada perasaan untuk membohongi diri sendiri
tentang kemungkinan adanya bahaya. Defence mechanism adalah cara yang
digunakan seseorang agar dapat beradaptasi untuk menghilangkan stress dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk didalamnya kemampuan manusia dalam
perubahan pertukaran sikap, pikiran, proses memperoleh informasi, pengetahuan
dan ingatan (Haber & Runyon, 1984).

Menurut Stuart dan Sundeen (1999) mekanisme pertahanan diri adalah setiap
upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stres termasuk upaya penyelesaian
masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi
diri. Menurut Keliat (1999) defence adalah cara yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon
terhadap situasi yang mengancam. Sedangkan menurut Lazarus (1984), defence
adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk
mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau
melebihi sumber individu.

Dengan demikian defence mechanism merupakan suatu proses dimana individu


berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari
masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif
maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.

Fungsi Defence Mechanism

Menurut Stuart dan Sundeen (1995) individu dapat mengatasi stres dan ansietas
dengan menggerakkan sumber defence di lingkungan. Sumber defence tersebut
sebagai modal ekonomik, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial,
dan keyakinan budaya. Jadi fungsi mekanisme defence adalah untuk mengatasi
atau melindungi diri dari serangan atau hal-hal yang menyenangkan ataupun tidak
menyenangkan.

Selain itu mekanisme defence juga bermanfaat untuk menambah rasa memiliki
kontrol terhadap situasi-situasi yang mencemaskan dan berupaya mengurangi
perasaan takut terhadap orang yang tidak dikenal (Friedman, 1998).
Jenis-jenis Defence Mechanism

1) Represi

Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustasi,


konflik batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan
kecemasan. Bila represi terjadi, hal-hal yang mencemaskan itu tidak akan
memasuki kesadaran walaupun masih tetap ada pengaruhnya terhadap perilaku.
Jenis-jenis amnesia tertentu dapat dipandang sebagai bukti akan adanya represi.
Tetapi represi juga dapat terjadi dalam situasi yang tidak terlalu menekan. Bahwa
individu merepresikan mimpinya, karena mereka membuat keinginan tidak sadar
yang menimbulkan kecemasan dalam dirinya. Sudah menjadi umum banyak
individu pada dasarnya menekankan aspek positif dari kehidupannya.

2) Supresi

Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan


menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga
(mungkin dengan cara menahan perasaan itu secara pribadi tetapi mengingkarinya
secara umum). Individu sewaktu-waktu mengesampingkan ingatan-ingatan yang
menyakitkan agar dapat menitik beratkan kepada tugas, ia sadar akan pikiran-
pikiran yang ditindas (supresi) tetapi umumnya tidak menyadari akan dorongan-
dorongan atau ingatan yang ditekan (represi).

3) Reaction Formation (Pembentukan Reaksi)

Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah ketika dia berusaha


menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya (mungkin dengan cara
represi atau supresi), dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan dengan
yang sebetulnya. Dengan cara ini individu tersebut dapat menghindari diri dari
kecemasan yang disebabkan oleh keharusan untuk menghadapi ciri-ciri pribadi
yang tidak menyenangkan. Kebencian, misalnya tak jarang dibuat samar dengan
menampilkan sikap dan tindakan yang penuh kasih sayang, atau dorongan seksual
yang besar dibuat samar dengan sikap sok suci, dan permusuhan ditutupi dengan
tindak kebaikan.

4) Fiksasi

Dalam menghadapi kehidupannya, individu dihadapkan pada suatu situasi


menekan yang membuatnya frustasi dan mengalami kecemasan, sehingga
membuat individu tersebut merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan
membuat perkembangan normalnya terhenti untuk sementara atau selamanya.
Dengan kata lain, individu menjadi terfiksasi pada satu tahap perkembangan
karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan. Individu yang sangat
tergantung dengan individu lain merupakan salah satu contoh pertahanan diri
dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi mandiri. Pada remaja
dimana terjadi perubahan yang drastis seringkali dihadapkan untuk melakukan
mekanisme ini.

5) Regresi

Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi
frustasi, setidaknya-tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila individu
yang menghadapi tekanan kembali lagi kepada metode perilaku yang khas bagi
individu yang berusia lebih muda. Ia memberikan respon seperti individu dengan
usia yang lebih muda (anak kecil).

Contohnya anak yang baru memperoleh adik, akan memperlihatkan respons


mengompol atau menghisap jempol tangannya, padahal perilaku demikian sudah
lama tidak pernah lagi dilakukannya. Regresi barangkali terjadi karena kelahiran
adiknya dianggap sebagai krisis bagi dirinya sendiri. Dengan regresi (mundur) ini
individu dapat lari dari keadaan yang tidak menyenangkan dan kembali lagi pada
keadaan sebelumnya yang dirasakannya penuh dengan kasih sayang dan rasa
aman, atau individu menggunakan strategi regresi karena belum pernah belajar
respon-respon yang lebih efektif terhadap problem tersebut atau dia sedang
mencoba mencari perhatian.

6) Menarik Diri

Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu
menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya
respon ini disertai dengan depresi dan sikap apatis.

7) Mengelak

Bila individu merasa diliputi oleh stress yang lama, kuat dan terus menerus,
individu cenderung untuk mencoba mengelak. Bila saja secara fisik mereka
mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung.

8) Denial (menyangkal kenyataan)


Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau
menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka
sadari sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri.
Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri.

9) Fantasi

Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering
merasa mencapai tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa-peristiwa
yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan kecemasan dan yang
mengakibatkan frustasi. Individu yang seringkali melamun terlalu banyak kadang-
kadang menemukan bahwa reaksi lamunannya itu lebih menarik dari pada
kenyataan yang sesungguhnya. Tetapi bila fantasi ini dilakukan secara proporsinal
dan dalam pengendalian kesadaran yang baik, maka fantasi terlihat menjadi cara
sehat untuk mengatasi stress, dengan begitu berfantasi tampaknya menjadi strategi
yang cukup membantu.

10) Rasionalisasi

Rasionalisasi sering dimaksudkan sebagai usaha individu untuk mencari-cari


alasan yang dapat diterima secara sosial untuk mencari-cari alasan yang dapat
diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan perilaku yang
buruk. Rasionalisasi juga muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan
berpura-pura menganggap yang buruk adalah baik, atau yang baik adalah yang
buruk.

11) Intelektualisasi

Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi


situasi yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan cara
analitik, intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata lain, bila
individu menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu akan
dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu
terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional. Dengan intelektualisasi,
manusia dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan
bagi dirinya, dan memberikan kesempatan pada dirinya untuk meninjau
permasalah secara obyektif.

12) Proyeksi
Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam
memperlihatkan ciri pribadi individu yang lain yang tidak dia sukai dan apa yang
dia perhatikan itu akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat
digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan
akan keburukan dirinya sendiri. Dalam hal ini, represi atau supresi sering kali
dipergunakan pula.

Konsep keluarga
a. Pengertian keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dan keadaan saling ketergantungan (Effendi, 1998).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan Baylon dan Maglaya
(dalam Friedman, 1998)

Menurut Burges dkk, (dalam Friedman, 1998) keluarga terdiri dari orang-orang
yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. Para anggota
sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika
mereka hidup terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga sebagai rumah
mereka.

Menurut Friedman (1998) keluarga adalah kumpulan dua atau lebih manusia yang
satu sama lain saling terlibat secara emosional dan bertempat tinggal dalam satu
daerah berdekatan. Wright, Watson & Bell (1996) menyatakan bahwa keluarga
adalah sekelompok individu yang terbentuk oleh ikatan emosi yang kuat, perasaan
saling memiliki, serta hasrat untuk terikat satu sama lainnya dalam kehidupan.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, keluarga adalah
kumpulan dua atau lebih manusia yang saling berinteraksi dan bersatu dalam satu
rumah.

Strategi Defence Keluarga

Defence keluarga merupakan sesuatu yang unik dan berbeda pada setiap keluarga,
karena setiap keluarga mempunyai kemampuan defence yang berlainan serta
dipengaruhi oleh penilaian keluarga terhadap stresor dan sumber-sumber defence
yang tersedia (Stuart & Laraia, 2005). Strategi defence keluarga berfungsi sebagai
proses dan mekanisme vital dimana melalui proses dan mekanisme tersebut fungsi
keluarga dapat menjadi nyata. Defence pada tingkat keluarga jauh lebih rumit
karena merupakan kombinasi respons-respons individu dalam menurunkan
ketegangan atau menyelesaikan masalah.

Menurut Pearlin dan Schooler (dalam Friedman, 1998) defence keluarga dapat
dilihat sebagai representasi dari defence yang digunakan anggota keluarga
dewasa. Karena defence keluarga merupakan hasil dari rangkaian hubungan (pola
komunikasi).

Fungsi Keluarga

Friedman (1998) mengidentifikasi fungsi keluarga yaitu:

1) Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga dan merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Komponen yang ada dalam fungsi afektif adalah saling asuh, saling
menghargai, ada ikatan dan identifikasi.

2) Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan pertumbuhan yang dilalui individu


yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak lahir dimana keluarga merupakan tempat pertama
individu untuk belajar bersosialisasi.

3) Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia yang bermutu. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi
ini sedikit terkontrol.

4) Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh


anggota keluarga, seperti kebutuhan akan makan, minum, pakaian serta tempat
tinggal.

Peran Ayah

Friedman (1998) mengidentifikasi peran ayah dalam keluarga sebagai berikut:

1) Menyiapkan lingkungan rumah yang sehat dan menyenangkan sehingga


membantu memulihkan kesehatan fisik, psikologis dan sosial yang memuaskan.

2) Mengawasi dan ikut bertanggung jawab atas terlaksananya pengobatan lanjutan


di fasilitas kesehatan yang ada dan pengawasan pemberian obat di rumah.

3) Membantu terlaksananya kegiatan setelah pemulangan pasien dan bertanggung


jawab atas kehadiran pasien dalam kegiatan tersebut.

4) Menciptakan hubungan yang baik dengan lingkungan keluarga dan tetangga


dalam rangka memberikan pengertian kepada masyarakat tentang keadaan,
perilaku dan penyakit pasien sehingga bersifat positif, sportif dan mampu
menentramkan apabila pasien berperilaku agresif.

5) Berpartisipasi secara aktif dan konstruktif dalam proses terapi keluarga.

C. KESIMPULAN

Frustrasi adalah perasaan kecewa, sering kali disertai ekspresi marah


dalam wujud sikap atau cara yang tidak berguna atau merugikan. Frustrasi
berkaitan dengan harapan bahwa dunia beserta isinya harus menjadi, bersikap atau
bereaksi sesuai kemauan Anda. Pada kenyataannya, segala sesuatu ‘terjadi sesuai
dengan yang semestinya terjadi’ sehingga teriakan dan kemarahan tidak dapat
mengubahnya. Yang perlu Anda ubah adalah “cara pandang Anda”, atau sudut
pandang, pada suatu kejadian. Jika Anda menderita karena frustrasi yang lama,
lesu, atau sedang dalam hubungan atau pertemanan yang sangat sulit, atasilah
masalah yang mendasari dan belajarlah teknik coping yang akan membantu Anda
berada dalam jalur emosi yang sehat.

Dengan demikian defence mechanism merupakan suatu proses dimana


individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang menekan
akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan
kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.

D. DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Frustrasi
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-frustasi/117751
https://www.limanharijono.com/f-r-u-s-t-r-a-s-i/
Pengertian Defence Mechanism (Mekanisme Pertahanan Diri) Individu dan
Konsep Keluarga.

Anda mungkin juga menyukai