Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Al-Asma’ Al-Husna II


B. Kegiatan Belajar : (KB 3)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Peta Konsep (Beberapa 1. Definisi al-Asma’ al- Husna
istilah dan definisi) di modul Secara Bahasa, kata al-Asmâ (‫( أألسمـاء‬bentuk plural dari
bidang studi kata Ismun (‫( إســـم‬yang berarti “nama-nama”, sedangkan kata
Husnâ (‫ُ ( حســـنى‬bentuk plural dari kata Hasan (‫ ( حـسـن‬yang
berarti “terbaik”. Jadi, arti dari al-Asmâ al-Husnâ adalah nama-
nama terbaik (indah) yang mencerminkan kebesaran dan
keagungan Allah Swt. Istilah Asma` al-Husna ditemukan dalam 4
ayat dari 4 surat yang berbeda, yaitu QS. Al-A’raf [7]: 180; Al-
Isra`[17]: 110; Thaha [20]: 8; dan Al-Hasyr [59]: 24. Dalam
kajian ilm tauhid, Asma` al-Husna dimasukkan ke dalam
pembahasan mengenai sifatsifat Allah, sebagai konsep tambahan
dari sifat wajib 20 Imam Asy’ari. Meski secara harfiyah Asma`
berarti “nama”, akan tetapi Nama bagi Allah adalah sekaligus
sebagai sifat-Nya. Karena manusia mengenal Allah melalui Nama
dan sifat-Nya tersebut. Berbeda dengan manusia, nama belum
tentu sifatnya. Nama Hasan, tetapi sifatnya belum tentu hasan
(baik/bagus), dan seterusnya. Mengajarkan Asma` al-Husna akan
lebih bermakna dan membekas bagi perserta didik dalam
menanamkan karakter yang baik. Pada dasarnya, Allah Swt
adalah maha segala-Nya, sehingga nama- nama yang mensifati
diri-Nya tidak terbatas, tapi dalam ajaran Islam Ahlu Sunnah
Waljamaah, minimal ada 99 nama-nama terbaik (indah) yang
dimiliki oleh Allah Swt, sebagaimana dalil-dalil di bawah ini:
Artinya: “(Dia-lah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia. yang
mempunyai nama-nama yang terbaik.

2. Memahami Kebesaran Allah Swt melalui al-Asmâ’ al-


Husnâ (al-‘Karim, al-Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-
Jami’, al-Hafiz, dan al-Akhir).
1. Al-Karîm (‫ (الك رمي‬Al-Karîm berarti Allah Yang Maha Mulia.
Allah Swt adalah Zat Yang Maha sempurna dengan
kemuliaan-Nya. Dia terbebas dari perbuatan negatif dari
makhlukmakhluk-Nya. Dalil al-Qur’an yang menunjukkan
sifat Al-Karîm adalah QS. alMu’minûn ayat 116 Artinya:
“Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada
tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang
memiliki) ‘Arsy yang mulia.” Di samping menyandang sifat al-
Kariim (Yang Mulia), Allah Swt juga memiliki sifat Al-Akram
(Yang Sangat Mulia) yang tidak ada yang lebih mulia dari-
Nya. a firman Allah Swt dalam QS. Al-‘Alaq [96]: 3
‫ ْق َر ْأ‬ ‫ك‬
َ ُّ‫ااْل َ ْك َر ۙ ُم َو َرب‬
Artinya: “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia”
Umar Sulaiman al-Asyqar mengutip Imam Ghazali bahwa al-
Karîm adalah bila berkuasa akan mengampuni, yang bila
berjanji akan menepati, yang bila memberi akan memberi
lebih dari yang diminta. Yang tidak pernah berhitung berapa
dan kepada siapa yang diberi. Sedangkan Menurut
M. Quraish Shihab, kata (‫( الكريم‬biasa diterjemahkan dengan
“yang maha/paling pemurah” atau “semulia-mulia”. Kata ini
terambil dari kata (‫( كـرم‬karama yang berarti “memberikan
dengan mudah tanpa pamrih, bernilai tinggi, terhormat,
mulia, setia, dan sifat kebangsawanan”. Penyifatan Rabb
dengan Karîm menunjukkan bahwa Karam (anugerah)
kemurahan-Nya dalam berbagai aspek) dikaitkan dengan
RubûbiyyahNya, yakni pendidikan, pemeliharaan, dan
perbaikan makhluk-Nya, sehingga anugerah tersebut dalam
kadar dan waktunya selalu berbarengan serta bertujuan
perbaikan dan pemeliharaan.
2. Al-Mu’min (‫ (املؤمنون‬Al-Mu’min berarti Allah Maha Memberi
Keamanan. Allah Swt adalah Zat yang menjadi sumber rasa
aman dan keamanan. Mukmin yang sejati adalah mukmin
yang hanya mengharapkan keamanan dari Allah Swt, bukan
dengan yang lainnya. Firman Allah Swt yang menunjukkan
sifat Al-Mu’min adalah QS. al-Hasyr [59]: 23 Artinya: “Dialah
Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci,
Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara
Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang
Memiliki Segala Keagungan, Maha-suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan.”
Menurut Umar Sulaiman al-Asyqar, kata al-Mu’min
dalam Bahasa Arab mengandung dua makna, yaitu: pertama,
asal kata al-Mu’min adalah al-Amân (keamanan). Allah al-
Mu’min berarti Allah sebagai pemberi rasa aman kepada
hambaNya yang beriman atau orang yang merasa aman
hanyalah orang yang diberi rasa aman oleh Allah Swt. Lawan
kata dari rasa aman adalah al-Khauf (rasa takut).
Kedua, pembenaran. Menurut Az-Zujaji, arti al-
Mu’min adalah pembenar. Iman dalam setiap definisinya
selalu mengacu pada substansi makna pembenaran atau
setidaknya yang mendekati atau berkaitan dengannya. Ada
tiga macam pembenaran Allah, yaitu (1) pembenaran Allah
terhadap diri-Nya dengan tauhid dan sifat-sifat-Nya, (2)
pembenaran Allah terhadap para rasul, nabi, dan para
pengikutnya, dan (3) pembenaran Allah terhadap hamba-
Nya yang beriman pada hari Kiamat.
3. Al-Wakîl (‫ (الوكيل‬Al-Wakîl berarti Allah Maha Mewakili,
Pelindung, atau Pemelihara. Menurut Ibn Faris, yang dikutip
oleh M. Quraish Shihab bahwa kata “Al- Wakil” terambil dari
akar kata “wakala” yang bermakna pengandalan pihak lain
tentang urusan yang seharusnya ditangani oleh satu pihak.
Mnuurut M. Quraish Shihab, ketika manusia menjadikan
Allah Swt sebagai “Wakil” berarti menyerahkan segala
persoalan kepada-Nya. Dialah yang berkehendak dan
bertindak sesuai dengan “kehendak” manusia yang
menyerahkan perwakilan itu kepada-Nya.
Umar Sulaiman al-Asyqar mengutip Ibnu Manzhur, al-Wakîl
berarti penanggungjawab dan penjamin rezeki hamba.
‫ هّٰللا‬, ‫ون َّكل َف ْلي َت‬,,,,
Ucapan para rasul ‫ل‬ َ َ ِ َ ْ ُ‫ْال ُم َت َو ِّكل‬
َ ,,,,‫و ا ِ َو َع‬,,,,
mengandung makna penyerahan segara urusan kepada Allah
Swt. Dimana dalah hal ini kita bertawakkal da usaha dulu
baru kita pasrahkan semuaya pada yang memberi yakni allah
swt.
4. Al-Matîn (‫ (املت ني‬Al-Matîn berarti Allah Yang Maha Kokoh.
Allah Swt adalah Zat yang mempunyai kekuatan sempurna
dan terbebas dari kelemahan. Kekuatan Allah Swt tidak bisa
digoyahkan oleh perbuatan makhluk-Nya dan tidak ada yang
membantu dalam kekuatan Allah Swt. Dalil yang
menunjukkan sifat al-Matîn adalah QS. Az-Zâriyât [51]: 58
َّ‫و هّٰللا َ اِن‬,َ ,‫اق ُه‬ ُ ‫القُ َّو ِة‬,
ُ ‫رَّ َّز‬,,‫وذ ال‬ ْ ,‫ْال َم ِت ْي ُن‬
Artinya: “Sungguh
Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi
Sangat Kokoh.”
5. Al-Jâmi’ (‫ (اجالمع‬Al-Jâmi’ berarti Allah Maha Mengumpulkan.
Allah Swt yang menghimpun manusia di hari Kiamat kelak
dan mengumpulkan bagian- bagian tubuh manusia yang
berserakan lalu dibangkitkan kembali dari alam kubur.
M. Quraish Shihab menafsirkan “Dia Yang Mahakuasa itu
mengumpulkan kamu, yakni bagian-bagian kamu yang telah
tercabik-cabik dan bercampur dengan tanah atau
mengumpulkan kamu semua di Padang Mahsyar pada Hari
Kiamat. Hal ini menjadi bukti akan adanya Hari Kebangkitan
terhadap orang-orang yang sudah mati kemudian
dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatanperbuatan mereka di
dunia. Umar Sulaiman al-Asyqar mengutip Khatabi bahwa
Al-Jâmi’ berarti yang mengumpulkan makhluk pada hari yang
tidak ada keraguan di dalamnya, yaitu setelah terpisahnya
ruh dan raga dan sendi-sendi tubuh berserakan untuk
membalas orang-orang yang berbuat buruk dengan
keburukan dan membalas orang-orang yang berbuat baik
dengan kebaikan. sebagaimana firman Allah Swt dalam QS.
Saba’ [34]: 26
ۗ
‫ْال َعلِ ْيمُااْل ْل َف َّتاح َُوه َُو ِب ْال َح ِّق َب ْي َن َنا َي ْف َتح ُُثم ََّر ُّب َنا َب ْي َن َنا َيجْ َم ُعقُ ْل‬
Artinya: Katakanlah, “Tuhan kita akan mengumpulkan kita
semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita
dengan benar. Dan Dia Yang Maha Pemberi keputusan, Maha
Mengetahui.”
6. Al-Hâfîz (‫ (احالفظ‬Al-Hâfîz berarti Allah Maha Menjaga dan
Maha Memelihara. Kata dasar dari AlHâfîz adalah Hifz
berarti menjaga segala sesuatu agar tidak berubah. Umar
Sulaiman alAsyqar mengutip Ibnu Manzhur bahwa Al-Hâfîz
termasuk sifat Allah. Tidak ada satu pun partikel atom
terlepas dari pengawasan dan pemeliharaan-Nya. Allah Swt
memelihara semua makhluk-Nya atas apa yang mereka
lakukan, baik maupun buruk.
7. Al-âkhir berarti Allah Maha Akhir (Kekal). Akhir bagi Allah
Swt tidak ada ujung dan tanpa batas. Setelah semua
makhluk musnah, Allah Swt tetap ada dan tidak mengalami
kepunahan. Semua makhluk hidup akan mengalami
kematian (kepunahan). Dalil yang menunjukkan sifat Al-
âkhir adalah QS. al-Hâdîd [57]: 3
ٰ
ِ َ‫ش َۡى ٍءبِ ُكلِّ َوه َُو َو ۡٱلب‬ ‫َعلِي ٌم‬
‫اطنُ َوٱلظَّ ِه ُر َوٱلۡ َءا ِخ ُرٱأۡل َ َّولُ ُه َو‬
Artinya: “Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan
Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Menurut Baihaqi, AlAwwal berarti yang keberadaanya
tidak ada permulaan, sedangkan Al-âkhir yang
keberadaanya tidak ada akhirnya.
M. Quraish Shihab mengutip pendapat Sayyidinâ Ali, beliau
pernah melukiskan makna kedua sifat ini (Awwal-âkhir),
yaitu bahwa Dia Yang Awwal yang bagi-Nya tiada sebelum
sehingga mustahil ada sesuatu sebelum-Nya. Dia Yang âkhir
yang bagi-Nya tiada sesudah sehingga mustahil ada sesuatu
sesudah-Nya. Dia tidak berada di satu tempat sehingga
mustahil Dia berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lain.
Dapat disimpulkan manfaat yang bisa didapatkan dari
membaca dan memaknai Asmaul Husna adalah sebagai berikut :

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

2. Membukakan pintu rezeki yang masih tertutup

3. Menyembuhkan penyakit

4. Sebagai jembatan menuju surga

5. Senantiasa dilindungi Allah SWT

6. Melancarkan aliran rezeki

7. Diberi petunjuk oleh Allah SWT

8. Sebagai kunci keberkahan di dalam hidup

9. Dihindarkan dari segala kesulitan

10. Menentramkan hati dan pikiran


1. Contoh fakta dan fenomena kebenaran sifat-sifat Allah Swt
yang terkandung dalam Asma’ul Husna yang meliputi:
a. Contoh perilaku Al-Karim (Maha Pemurah), gemar
bersedekah dan berinfak, menyumbangkan pakaian layak
pada korban bencana alam, membantu dan menolong
orang lain yang membutuhkan.
b. Contoh perilaku Al-Mu’min (Maha Memberi Rasa
Aman), menenangkan teman yang sedih dan ketakutan,
membantu membimbing teman belajar agar ia tidak takut
menghadapi ujian, membela teman yang dibully, dan lain
sebagainya.
c. Contoh perilaku Al-Wakil (Maha Memelihara), merawat
dan memelihara orang tua ketika mereka sudah renta,
memelihara anak yatim apabila mampu.
Daftar materi bidang studi d. Contoh perilaku Al-Matin (Maha Kokoh), menjadi
2 yang sulit dipahami pada pribadi yang kuat dalam menghadapi cobaan.
modul
e. Contoh perilaku Al-Jami (Yang Maha
Mengumpulkan/Menghimpun), gemar bersilaturahmi dan
berkumpul dengan keluarga, gemar menghimpun orang-
orang baik dalam satu majelis untuk berlajar bersama-
sama.
f. Contoh perilaku menunjukkan bahwa Allah sangat kuat
menjaga yang ingin dijaga-Nya. Allah menjaga,
melindungi dan memelihara sesuatu yang dikehendaki-
Nya.
g. Contoh perilaku Al-Akhir (Maha Akhir), menyadari
sepenuh hati bahwa dunia hanya sementara dan yang
menjadi tujuan akhir hidup adalah akhirat yang abadi.
Daftar materi yang sering
1. Definisi dari Asma’ Husna II diantaranya : al-karim, al-
3 mengalami miskonsepsi
Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-Hafiz dan al-Akhir
dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai