Anda di halaman 1dari 6

Nama : Chusnul Khotimah

Nim : P07220118073

Tugas resume.

A. Konsep keselamatan kesehatan kerja Pekerja merupakan salah satu kelompok dalam
masyarakat yang berisiko mengalami berbagai masalahkesehatan. Menurut ILO
(2005), terdapat lebih dari 2 juta kasus kematian tiap tahunnya karena kecelakaan
dan penyakit akibat kerja (PAK) yang fatal. DiIndonesia, angka kesakitan pekerja
pada tahun 200b5adalah 92.783. Angka kecelakaan pekerja pada tahun
yang sama adalah 8904. Sedangkan angka kematianpekerja adalah 1699 (Jamsostek,
2005).
Keperawatan kesehatan kerja/ occupational health nursing (OHN) adalah cabang
khusus darikeperawatan komunitas yang merupakan aplikasi dari konsep dan frame
work dari berbagai disiplin ilmu(keperawatan, kedokteran, kesehatan
masyarakat,ilmu sosial dan perilaku, prinsip-prinsip manajemen) yang bertujuan
meningkatkan dan memelihara status kesehatan pekerja serta melindungi pekerja
dari
kecelakaan kerja dan faktor risiko bahaya di tempatkerja (health hazards) dalam
konteks lingkungan kerja yang sehat dan aman (American Asscociation
of Occupational Health Nursing/ AAOHN dalam Nies & Swansons, 2002; Stanhope &
Lancaster, 2004.
B. faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Pekerja Berdasarkan aplikasi model
Epidemiologi, hubungan Antara pekerja dan status kesehatan dilihat berdasarkan
Tiga faktor yang saling mempengaruhi, yaitu pekerja (host), lingkungan
(environment) dan health hazards (Stanhope & Lancaster, 2004). Penatalaksanaan
Keperawatan Kesehatan Kerja di Masyarakat.
C. Intervensi Keperawatan Kesehatan Kerja
Pendidikan Kesehatan
Menurut Anderson dan McFarlane (2000), OHNbertanggung jawab terhadap
program pendidikan kesehatan di tempat kerja. Pendidikan kesehatan dirancang
sejak awal untuk memberikan promosi tidak hanya difokuskan pada pekerja tetapi
juga diberikan kepada keluarga pekerja. Keluarga memberikan kontribusi besar
terhadap statusbkesehatan pekerja (Oakley, 2002). Anderson dan McFarlane (2000)
menjelaskan, aktifitas pendidikan kesehatan di tempat kerja dimulai dari pengkajian
kebutuhan pekerja dan pihak manajemen terhadap upaya pendidikan kesehatan.
Langkah berikutnya menciptakan program pendidikan kesehatan yang efisien, efektif
untuk diimplementasikan di tempat kerja. Pendidikan kesehatan yang diberikan
kepada pekerja difokuskan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pekerja
mengenali health hazards ditempat kerja serta upaya mengurangi dampak health
hazards terhadap status kesehatan mereka (Eigsti,Guire & Stone, 2004; Oakley,
2004; Stanhope & Lancaster, 2004). Pekerja biasanya tidak menyadari
ancaman health hazards yang tidak bisa dilihat dengan mata secara langsung
(misalnya gas dan asbestos),
sehingga mereka menjadi kurang waspada terhadap health hazards tersebut (Eigsti,
Guire & Stone, 2002). Salah satu tantangan yang dihadapi perawat kesehatan
kerja untuk memberikan pendidikan kesehatan yang efektif di tempat kerja adalah
minimnya waktu luang yang dimiliki pekerja untuk mengikuti pendidikan
kesehatan. Waktu luang yang dimiliki pekerja hanya pada saat istirahat makan siang
atau istirahat minum kopi, sehingga dibutuhkan strategi khusus untuk mensiasati
permasalahan tersebut (Oakley, 2004). Strategi yang dapat dilakukan adalah
membagikanbmateri pendidikan kesehatan berupa leaflet, brosur berisi pesan kesehatan
saat makan siang di ruang makan. Metode lain yang efektif dan efisien untuk memberikan
pendidikan kesehatan di tempat kerja adalah dengan penempelan poster, pemutaran video
berdurasi singkat (15- 20 menit) (Eigsti, GuirebStone, 2002; Hitchcock, Schubert, & Thomas,
2004bErvin, 2002).
Proses Kelompok
Proses pembentukan kelompok adalah gabungan dari individu atau organisasi yang saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan khusus tertentu atau kerjasama yang saling
menguntungkan (American Association of University Woman/ AAUW, 1981, dalam Helvie,
1998). Kelompok pekerja yang berada di satu institusibkerja adalah kelompok yang dapat
diberdayakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada melalui berbagai intervensi
keperawatan yang sesuai untukkelompok. Kemitraan/ Partnership
Partnership adalah hubungan yang terjalin antara profesi kesehatan dan partnernya yaitu
individu, keluarga, dan masyarakat yang memiliki kekuatanbatau power, hubungan ini
bersifat fleksibel,

D. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Kerja


Pada beberapa dekade sebelumnya peran dan fungsi OHN hanya terfokus pada
penanganan kasus kegawatdaruratan dan penyakit akut yang dialamipekerja di
tempat kerja maka, saat ini peran dan fungsi OHN menjadi lebih luas dan kompleks
Pemberi Pelayanan kesehatan, Penemu kasus, Pendidik Kesehatan; Perawat
pendidik; Pemberi layanan Konseling; Manajemen kasus; Konsultan, serta Peneliti.
Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas
yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat
kerja (PAK) – definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara umum terdapat 5
(lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s), faktor
bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya biomekanik serta faktor
bahaya sosial-psikologis.

Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Menjelaskan Konsep Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta Hygiene Perusahaan”
A. Konsep Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan hygiene perusahaan
1. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja saat hygiene perusahaan
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat
pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,
atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan. Mi
Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,


alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta caracara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).
Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik.
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam
macam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal
Occupational Safety and Health.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan serta hygiene


perusahaan
Menurut Mangkunegara (2013:162) dikemukakan beberapa sebab yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai.
a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja, Terkait :
1) Penyusunan dan penyimpanan barang – barang yang berbahaya kurang di
perhitungkan keamananya.
2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pengaturan Udara, Terkait :
1) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang
kotor, berdebu, dan berbau tidak enak)
2) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
c. Pengaturan Penerangan, Terkait :
1) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
2) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang – remang.
d. Pemakaian Peralatan Kerja, Terkait :
1) Pengaman peralatan kerja yang sudah using atau rusak.
2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
e. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai, Terkait :
1) Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak stabil
2) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh,
cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah
sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan
dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa
resiko bahaya.
3. Komponen keselamatan dan kesehatan serta hygiene perusahaan
Ada dua hal pokok yang saling membutuhkan dan dibutuhkan yaitu adanya :
a. Perangkat lunak (SDM)
Yakni : top manajer sampai tenaga kerja yang memadai dan sesuai bidang
keahlian serta keilmuan
b. Perangkat keras (fisik perusahaan)
Yakni : tersedianya alat dan bahan serta lokasi yang aman serta memadai.

4. Landasan keselamatan dan kesehatan serta hygiene perusahaan


Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan:
Pasal 86
a. Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2) Moral dan Kesusilaan
3) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
b. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penjelasan Pasal 86 :
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan
cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.

BAHAYA BAHAN KIMIA


Bahaya Faktor Kimia Chemical Hazard ( bahan kimia ) Bahaya kimia diantaranya: iritasi kulit,
cedera mata atau kebutaan yang disebabkan oleh produk kimia korosif. produk beracun,
seperti uap dan asap, yang disebabkan oleh pencampuran bahan kimia yang tidak
kompatibel. luka bakar serius dari pelarut yang mudah terbakar yang terbakar.
1. Pengertian Bahan Kimia
Bahan kimia adalah zat murni ataupun campuran yang tersusun atas beragam element-
element kimiawi. Misalnya, air yang juga merupakan bahan kimia menjadi bahan kimia
murni karena homogen atau hanya terdiri dari satu jenis bahan saja yaitu seluruh
strukturnya hanya terdapat molekul H2O saja.
Dengan demikian setidaknya, dalam setiap hari, kita berhubungan dengan bahan kimia
terlepas dari bahan kimia tersebut merupakan bahan kimia yang berbahaya atau tidak.
Dalam mempelajari ilmu kimia yang paling dasar, perlu diperhatikan bagaimana sifat dan
karakteristik bahan kimia.Hal ini berguna sebagai keamanan dasar sebelum menggunakan
bahan tersebut karena beberapa bahan kimia memiliki sifat yang keras dan berbahaya
sehingga membutuhkan perlakuan khusus. Dengan mengetahui karakteristiknya, maka
bahaya dari bahan kimia tersebut dapat diminimalisir.(kimia, 2020)
2. Kategori Bahan Kimia dapat Mengganggu Kesehatan
Bahan kimia beracun ( toxic )Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya
terhadap
kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena
tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
contoh : arsen triklorida, merkuri klorida, kalium sianida, hidrogen
sulfida, metanol.

Anda mungkin juga menyukai