Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI YANG

MENDUKUNG CARA BERPIKIR KRITIS PERAWAT

Melianti/181101122

Melyhutagalung9181@gmail.com

Abstrak

Latar belakang :Berfikir Kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi
informasi. Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan,akal sehat, atau komunikasi
Perkembangan internet dan sistem informasi sangat meningkat.Teknologi merupakansalah
satu acuan perawat dalam berpikir kritis di bidang kesehatan.

Tujuan :Tujuan dari kajian ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan ilmu
pengetahuan teknologi dan informasi yang mendukung cara berfikir kritis perawat.

Metode :Kerangka konsep yang diajukan adalah untuk melihat teori penerapan ilmu
pengetahuan teknologi dan informasi yang mendukung cara berfikir kritis perawat,yan
dikaji dari beberapa hasil penelitian yang dipublikasikan dari tahun 2010 hingga 2019,
menggunakan Proquest,Ebsco dan dari beberapa jurnal yang berkaitan dengan judul dengan
Kata kunci

Hasil :Berdasarkan hasil pencarian analisis dari berbagai sumber didapatkan bahwa
dalam mengetahui penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi yang
mendukung cara berfikir kritis perawat merasa lebih banyak waktu digunakan bersama
pasien.

Pembahasan :sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk


memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar
dokumentasi, komunikasi,mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan
dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi
asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan.

Penutup :Pengaplikasian sistem informasi keperawatan dirasakan memberikan manfaat bagi


perawat dan juga pasiensehingga perawat dapat lebih berfikir lebih kritis dalam menangani
pasien saat bertindak

Kata kunci :Ilmu pengetahuan teknologi,berfikir kritis dan perawat

1. Latar Belakang
Berfikir Kritis adalah proses efisiensi, dan efektifitas (Blais,
mental untuk menganalisis atau 2002).
mengevaluasi informasi. Informasi
Peralatan nirkabel dan portable
tersebut didapatkan dari hasil
menempatkan catatan pasien dan
pengamatan,akal sehat, atau
layanan pemberi perawatan ke poin
komunikasi Perkembangan internet
perawatan. Lokasi perawatan pasien
dan sistem informasi sangat
yang berbeda membuat peralatan
meningkat.Teknologi
nirkabel dan portable menjadi alat
merupakansalah satu acuan perawat
yang menarik untuk dokumentasi
dalam berpikir kritis di bidang
dan akses pencatatan. Catatan pasien
kesehatan telah diprediksikan bahwa
yang berbasis computer ini (CPR)
tahun 2002, 490 juta orang di seluruh
akan mempengaruhi perbaikan
dunia akan memiliki akses ke
kualitas dalam perawatan pasien
internet. Orang akan menggunakan
melalui dokumentasi dan
internet mencari informasi yang
pemantauan yang efektif.
terkait dengan kesehatan. Teknologi
Kemampuan perawat untuk
perawatan dan manajemen informasi
mengelola dan menggunakan sistem
adalah dua hal yang sangat penting,
informasi penting dalam
topik yang sangat terkait dengan
memperbaiki hasil akhir, mengurangi
praktik keperawatan profesional.
biaya, dan memperbaiki akses ke
Empat aplikasi teknologi informasi
perawatan. Menurut Dickerson (Juli
terbaru yang penting bagi
2010) bahwa menjembatani gap
keperawatan adalah entri program
informasi untuk menjamin
dokter, sistem informasi klinis,
keberlangsungan pelayanan
perlatan nirkabel dan portable dan
keperawatan adalah suatu komponen
catatan pasien yang berbasis
yang besar dari peran perawat.
computer. Rancangan sistem
Dampak sistem catatan kesehatan
perawatan pasien yang baru telah
berbasis elektronik ini (EHR)
memengaruhi staf dalam alur kerja,
menurut Joyce (2010) adalah
mencapai proses perawatan yang Tujuan
lebih efektif. Kemajuan ini akan
Tujuan dari kajian ilmiah ini
lebih jauh memperbaiki keluaran
adalah untuk mengetahui penerapan
kesehatan dan mengurangi duplikasi
ilmu pengetahuan teknologi dan
usaha, sehingga merampingkan alur
informasi yang mendukung cara
kerja dan mengurangi biaya.
berfikir kritis perawat.
Kemajuan di bidang teknologi
informasi ini memberikan
keuntungan yang besar bagi profesi
keperawatan. Peran pemimpin Metode
perawat sangat dibutuhkan untuk
Kerangka konsep yang diajukan
menjadikan teknologi informasi
adalah untuk melihat teori penerapan
menjadi sangat berguna dalam
ilmu pengetahuan teknologi dan
pelayanan keperawatan. Evaluasi
informasi yang mendukung cara
teknologi informasi (TI) dalam
berfikir kritis perawat, yang dikaji
keperawatan relevan untuk dilakukan
dari beberapa hasil penelitian yang
karena cepatnya implementasi sistem
dipublikasikan dari tahun 2010
TI dalam bidang keperawatan.
hingga 2019, menggunakan
Namun demikian, evaluasi semacam
Proquest,Ebsco dan dari beberapa
itu dapat dianggap masih sangat
jurnal yang berkaitan dengan judul
awam. Infomasi terbatas telah
dengan Kata kunci yang digunakan
dikembangkan dan banyak
adalah berfikir kritis perawat dan
pertanyaan yang relevan
penerapan ilmu pengetahuan
denganpelaksanaan yang efektif
teknologi di bidang keperawatan.
tidak terjawab (Oroviogoicoechea,
Hasil studi yang dikaji dalam artikel
elliot, & Watson, 2008).
ini adalah hasil penelitian yang tidak
dilakukan di Indonesia maupun
diluar Indonesia.
Hasil mengoperasikan sistem yang ada,
kemudian dengan sistem mereka
Berdasarkan hasil pencarian
sendiri yang bahkan tidak bertemu
analisis dari berbagai sumber
seperti proses itu lambat sehingga
didapatkan bahwa dalam mengetahui
lebih banyak waktu diperlukan,
penerapan ilmu pengetahuan
kerahasiaan data pasien yang
teknologi dan informasi yang
dirasakan kurang di hadapan sistem
mendukung cara berfikir kritis
ini, dan dengan sistem ini perawat
perawat merasa lebih banyak waktu
kadang merasakan kemampuan
digunakan bersama
berpikir kritis, karena kemampuan
pasien, mengurangi kertas untuk menyimpulkan diagnosis dan
(kehilangan data kertas), kontrol intervensi adalah dirumuskan
kesalahan mudah dicapai, langsung oleh sistem yang ada.
ketersediaan data dapat digunakan
untuk penelitian, dan ketersediaan
data sebagai dasar untuk Pembahasan
perlindungan hukum untuk perawat.
Dukungan dari eksekutif terlebih
Selain itu, dengan sistem yang
eksekutif teknologi informasi sangat
terintegrasi, komunikasi antar
diperlukan dalam mengadopsi dan
profesional dirasakan meningkat,
mengaplikasikan sistem teknologi
karena data dapat dengan mudah
informasi. Mereka semakin
diakses oleh petugas kesehatan.
memahami bahwa teknologi
Sebagai tambahan untuk manfaat
informasi dapat memiliki dampak
yang didapat, ada juga beberapa
positif pada pemberian pelayanan
kendala yang menjadi kendala
kesehatan Menurut ANA (Mcline,
penggunaan sistem informasi dalam
2005) dalam Callie (2010) sistem
keperawatan, seperti dalam tinjauan
informasi keperawatan berkaitan
literatur menemukan beberapa
dengan legalitas untuk memperoleh
kendala, yaitu sistem perangkat di
dan menggunakan data, informasi
mana tidak semua perawat dapat
dan pengetahuan tentang standar bila rumah sakit menggunakan
dokumentasi, komunikasi, sistem informasi keperawatan,
mendukung proses pengambilan yaitu manajemen lebih efisien,
keputusan, mengembangkan dan penggunaan sumber biaya lebih
mendesiminasikan pengetahuan baru, efektif, meningkatkan program
meningkatkan kualitas, efektifitas perencanaan, meningkatkan
dan efisiensi asuhan keperawaratan pendayagunaan perawat
dan memberdayakan pasien untuk (Cornelia, 2007). Manfaat sistem
memilih asuhan kesehatan yang informasi dalam keperawatan
diiinginkan. Kehandalan suatu sistem (Malliarou & zyga, 2009), lebih
informasi pada suatu organisasi banyak waktu dengan pasien dan
terletak pada keterkaitan antar lebih sedikit waktu di nurse
komponen yang ada sehingga dapat station, mengurangi penggunaan
dihasilkan dan dialirkan menjadi kertas dokumentasi keperawatan
suatu informasi yang berguna, secara automatis standar yang
akurat, terpercaya, detail, cepat, sama dalam perawatan (proses
relevan untuk suatu organisasi. keperawatan) mengurangi biaya
kualitas pelayanan keperawatan
System informasi ini
dapat di ukur.
diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dalam
Disamping manfaat yang
mencapai standar mutu
didapatkan tersebut, juga ditemui
pelayanan. Indikator klinik mutu
beberapa kendala yang menjadi
pelayanan antara lain:
penghambat penggunaan sistem
pengukuran angka pasien
informasi dalam keperawatan,
jatuh,angka decubitus,
sebagaimana dalama kajian
pneumonia nosokomial, infeksi
literatur ditemukan beberapa
nosokomial, dan angka
kendala, yakni sistem perangkat
kejadian medical error (Lewis,
yang dimana tidak semua
2003). Manfaat yang diperoleh
perawat mampu mengoperasikan
sistem yang ada, kemudian perawat tertinggal dalam rencana
dengan sistem sendiri yang tak perawatan atau bekerja lembur
kala menemui malah seperti karena kurangnya komputer
proses yang lambat (Lee, 2005)
sehinggamembutuhkan lebih
banyak waktu, kerahasian data Banyak rumah sakit yang
pasien yang dirasakan kurang telah membuat posisi direktur
terjaga dengan adanya sistem ini, teknologi informasi keperawatan
dan dengan adanya sistem ini dan mengambil langkah
perawat terkadang merasa melibatkan para perawat di
kehilangan kemampuan untuk dalam semua pembuatan
berpikir kritis, sebab kemampuan keputusan tentang teknologi
menyimpulkan diagnosa dan informasi dan mengambil
intervensi dirumuskan langsung langkah luar biasa menunjuk
oleh sistem yang ada. Namun, perawat tertentu untuk
menurut para perawat, mereka memimpin suatu upaya untuk
tidak memiliki keterampilan ini mencapai dan menjaga status
cukup karena kurangnya hospital magnet (Anderson.H
pelatihan, kurangnya komputer, Februari 2008).
masalah akses internet, dan
beban kerja. Gül dkk. (2004) Adanya evaluasi sistem
menyimpulkan bahwa perawat akan memberikan manfaat
tidak dapat menggunakan terhadap pengembangan sistem
teknologi yang cukup karena yang ada. Namun menariknya,
kurangnya akses komputer dan bahwa beberapa perawat
internet di klinik dan kurangnya merasakan bahwa sistem
pengetahuan (Gül & Teke informasi ini bermanfaat sebab
Gençtürk, 2004). Lee melakukan mengurangi waktu pencatatan
penelitian kualitatif pada tahun dan memberikan waktu bagi
2005 dan menetapkan bahwa perawat untuk lebih lama
bersama dengan pasien, namun memahami dan menggunakan
disisi lain beberapa perawat teknologi ini secara efektif.
merasakan sebaliknya , bahwa Pelatihan lebih lanjut
dengan sistem komputerisasi ini, dibutuhkan untuk lebih
mereka lebih banyak berhadapan mengefektifkan sistem ini, agar
dengan komputer dibandingkan perawat tidak merasa lebih
bersama dengan pasien. Perawat banyak meluangkan waktu
harus memanfaatkan teknologi didepan komputer dibandingkan
informasi, terutama teknologi bersama dengan pasien. Selain
klinis, untuk berfungsi dalam dari sumber daya pengguna,
pengaturan perawatan kesehatan sistem ini juga sebaiknya
kontemporer di seluruh dunia. diberikan dukungan oleh
manajemen tingkat atas, agar
Ketika penggunaan pemeliharaan sistem juga dapat
teknologi informasi perawat, dilakukan guna memperlancar
masalah yang mereka hadapi, dan operasional sistem yang ada.
saran solusi mereka untuk Masa depan keperawatan
masalah tersebut dianggap bergantung pada keselamatan
berdasarkan temuan dari pasien, manajemen perubahan,
penelitian ini, jelas terlihat bahwa peningkatan mutu dan kegunaan
mereka membutuhkan dukungan sistem informasi sebagai bukti
serius pada penggunaan dari outcome yang berkualitas,
teknologi ini. Itu tidak cukup pencapaian alur kerja perawat, dan
untuk melengkapi perusahaan penerimaan kegunaan teknologi
medis dengan teknologi baru informasi. Area ini menyoroti
untuk menyediakan layanan peran pemimpin perawat dalam
perawatan kesehatan yang tepat. penerapan teknologi informasi
Selain itu, dukungan yang kesehatan dan inovasi untuk
diperlukan harus disediakan bagi memberikan perawatan yang
para profesional kesehatan untuk berkualitas tinggi serta
menunjukkan hasil yang berkualitas mengidentifikasi teknologi
di dalam realita yang cepat informasi yang sesuai yang
berubah.. akan diterapkan dalam
Penyediaan informasi klinik lingkup keperawatan.
dalam perawatan adalah sesuatu Misalnya ketika mau
yang sangat vital dalam upaya mengembangkan teknologi
meningkatkan perbaikan mutu. informasi penggunaan catatan
Kebutuhan akan keyakinan bahwa kesehatan elektronik (EHR)
teknologi mendukung cara berpikir perlu dipersiapkan baik
kritis perawat dan memberikan perangkat lunak atau
informasi yang diperlukan akan perangkat kasar.
membantu membuat suatu keputusan 3. Perawat perlu belajar dan
yang tepat. meningkatkan kompetensi
dan pengalamannya dalam
Beberapa saran yang penulis dapat hal teknologi informasi
sampaikan agar penggunaan khususnya teknologi
teknologi informasi bermanfaat bagi informasi keperawatan.
pelayanan baik itu untuk tenaga 4. Rumah sakit perlu
kesehatan maupun untuk mempertimbangkan untuk
pasien yang menerima layanan mengadopsi atau
yaitu: mengembangkan sistem
1. Seluruh personil yang ada di informasi teknologi yang
rumah sakit atau yang ada di berbasis computer di semua
pusat pelayanan kesehatan bidang pelayanan dalam
hendaknya menyadari betapa meningkatkan pelayanan
pentingnya pengembangan yang berkualitas.
teknologi informasi
kesehatan.
2. Tim/pimpinan teknologi
informasi keperawatan perlu
Penutup Referensi

Amendola, Mark Lawrence (2010). An


Pengaplikasian sistem
Examination of the leadership
informasi keperawatan dirasakan
competency requirements of
memberikan manfaat bagi perawat
nurse leaders in healthcare
dan juga pasien, namun manfaat
information technology. A
tersebut belum sempurna karena
Dissertation Presented in Partial
adanya hambatan dan kendala dalam
Fulfillment of the Requirements
pengaplikasian sistem tersebut yang
for the Degree Doctor of
menjadikan manfaat yang dirasakan
Management in Organizational
belum begitu maksimal.
Leadership. UNIVERSITY OF
Pelatihan lebih lanjut
PHOENIX July 2010
dibutuhkan untuk lebih
mengefektifkan sistem ini, agar
Anderson. Howard J (2014) Magnet
perawat tidak merasa lebih banyak
hospitals rely on I.T. Health Data
meluangkan waktu didepan
Management; Feb 2008; 16, 2;
komputer dibandingkan bersama
ProQuest Health and Medical
dengan pasien. Selain dari sumber
Complete pg. 70
daya pengguna, sistem ini juga
sebaiknya diberikan dukungan oleh
Blais. Kathleen K, Hayes. Janice S,
manajemen tingkat atas, agar
Kozier. Barbara & Erb. Glenora
pemeliharaan sistem juga dapat
(2012) Praktek keperawatan
dilakukan guna memperlancar
profesional konsep & perspektif.
operasional sistem yang ada.
Jakarta: Penerbit EGC
Fathi, A., & Simamora, R.H. (2019,
march). Investigating nurses`
coping strategies in their
workplace as an indicator of
quality of nurses` life in
Indonesia: a preliminary study. on patient safety and Care.
In IOP Conference Series: Earth ProQuest LLC . 789 East
and Enviromental Science (Vol. Eisenhower Parkway
248, No. 1, p. 012031). IOP Malliarou, M., Zyga, S., (2009).
Publishing. Advantage of Information
Systems in Health Services.
Hassett, Margaret (Mimi), Case Study: SMIJ. Vol. 5
Factors in defining the nurse
informatics specialist role. McGhee SM, Young PMC, (2003). The
Journal of Healthcare evaluation of a nursing
Information Management — Vol. information system. Health
20, No. 2 Services Research Committee
(HSRC) HSRC project number:
Healthcare Information and Management 511014, 28 October 2009
Systems Society. HIMSS
Dictionary of Healthcare Nilsson L., Eriksen S. & Borg C. (2014)
Information Technology Terms, Social challenges when
Acronyms, and Organizations. implementing Information
2nd ed. Chicago, IL: HIMSS; Systems in everyday work in a
2009. nursing context. Computers,
Informatics, Nursing 32 (9), 442–
Hsia. Tzyh-Lih & Li-Min Lin (2009) A 450.
Framework for designing nursing Neset Hikmet, Christopher Davis dan
knowledge management systems. Keri Hockett (2010). Uncovering
Interdisciplinary Journal of the Antecedents for Measuring
Information, Knowledge, and the Nursing's Contribution to
Management Volume 1, 2009 Quality of Care Provided to
Patients: Role of Health
Krummen. Mary Sue (2010) The Impact Information Technology on the
of the electronic medical record Care Coordination. AMCIS
Proceedings. Association for
Information Systems

Sudono,B., Setya,D., & Atiningtyas, R. Pengambilan Keputusan Klinis. Jakarta:


(2017). Gambaran Kemampuan Berpikir TIM
Kritis Perawat Primer Dalam
Wijaya, A. M., & Rantung, A. G.
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di
(2015). Persepsi Pasien Terhadap
Rumah Sakit Islam Surakarta. Jurnal
Kompetensi Profesional Perawat. Jurnal
Ilmu Keperawatan Indonesia, 10, 79-106.
Skolastik Keperawatan, 1, 76-77.
Sumijatun. (2009). Manajemen
Keperawatan Konsep Dasar dan Aplikasi

Anda mungkin juga menyukai