STRUKTUR GEOLOGI
kulit bumi yang disebabkan oleh deformasi serta gejala-gejala yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada kulit bumi dari gaya endogen. Pembahasan struktur
geologi disini lebih ditekankan pada struktur sekunder, yaitu strukutr sesar dan
kekar.
Gambar 4.1 Gambaran umum struktur geologi di Pulau Jawa (Sribudiyani, dkk, 2003)
64
65
dkk, 1996), perkembangan tektonik dimulai pada periode Antara Miosen Bawah
dan Pliosen Atas. Deformasi tektonik itu berpengaruh pada terbentuknya sistem
Geantiklin Jawa Tengah, yaitu Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu
Selatan.
Tersier sampai Kuarter yaitu pada periode Miosen sampai Holosen dimulai dengan
Struktur geologi daerah penelitian terdiri dari struktur primer dan struktur
masif. Struktur masif sangat umum ditemukan pada semua jenis batuan di daerah
penelitian.
66
Struktur sekunder yang terdapat pada daerah penelitian yaitu berupa sesar.
Sesar adalah zona rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran, arah
pergeseran sejajar terhadap bidang rekahan baik di sepanjang garis lurus (translasi)
adanya sesar pada suatu daerah yaitu bidang sesar, gores garis, gawir, kelurusan
topografi, kelurusan sungai, perbedaan offset litologi dan topografi, zona hancuran
yang dapat diolah kemudian diketahui jenis sesar dan pergerakannya. Hal tersebut
dapat terjadi karena daerah penelitian berada pada zona gunungapi kuarter,
endapan hasil dari aktivitas vulkanisme gunungapi tersebut. Selain itu, terdapat
beberapa factor lain yang menyebabkan data struktur tidak ditemukan seperti
kondisi batuan yang lapuk, serta iklim (curah hujan) yang membuat data struktur
yang kemungkinan berada di sepanjang sungai tertutup oleh air akibat debit air yang
meningkat ataupun medan yang tidak mendukung (lokasi-lokasi yang terlalu curam
dan berbahaya).
interpretasi data sekunder yaitu melalui data citra atau DEM (Digital Elevation
didukung dengan data mataair serta air terjun yang terdapat pada daerah penelitian.
67
Penamaan sesar pada daerah penelitian menggunakan nama sungai atau nama
daerah yang dilewati oleh sesar tersebut. Berdasarkan interpretasi melalui data
sekunder yang telah dilakukan, terdapat sesar besar yang berada pada daerah
Sesar ini memiliki kelurusan dengan arah barat daya-timur laut, melewati
Kali Trocoh dan memotong satuan batuan breksi basalt Kaligetas yang berumur
Plistosen Awal, sehingga sesar ini diperkirakan terjadi pada Kala Post-Plistosen
Awal. Hal ini didasari oleh teori sesar yang terbentuk setelah batuan yang
kelurusannya, struktur ini memotong satuan batuan lava basalt Penyatan yang
berumur Zaman Tersier, Kala Miosen hingga Zaman Kuarter, Kala Plistosen,
sehinga sesar ini diperkirakan terjadi pada Kala Plistosen setelah batuan breksi
Sesar ini memiliki kelurusan dengan arah timur laut-barat daya dan
kelurusannya, struktur ini memotong satuan batuan breksi basalt Kaligetas yang
berumur Zaman Kuarter, Kala Plistosen, sehingga sesar ini diperkirakan terjadi
Sesar ini memiliki kelurusan dengan arah barat daya-timur laut dan
kelurusannya, struktur ini memotong satuan batuan breksi basalt Kaligetas yang
berumur Zaman Kuarter, Kala Plistosen, sehingga sesar ini diperkirakan terjadi
Sesar ini memiliki kelurusan dengan arah barat daya-timur laut dan
kelurusannya, struktur ini memotong satuan batuan breksi basalt Kaligetas yang
berumur Zaman Kuarter, Kala Plistosen, sehingga sesar ini diperkirakan terjadi
Sesar ini memiliki kelurusan dengan arah barat- timur dan melewati
struktur ini memotong satuan batuan breksi basalt Kaligetas yang berumur Zaman
Kuarter, Kala Plistosen, sehingga sesar ini diperkirakan terjadi pada Kala Plistosen
daerah tersebut dikelilingi oleh deretan gunungapi kuarter yang memanjang dengan
Jembangan, dan Gunung Beser. Oleh karena itu, struktur geologi yang ada pada
daerah penelitian, Sesar Turun Kali Trocoh, Sesar Turun Kali Kledok, Sesar Turun
Muneng, Sesar Turun Patean, Sesar Mendatar Kiri Patean, dan Sesar Mendatar
vulkanisme. Berdasarakan kelurusan DEM dan pola sesar turun akibat vulkanisme
yang berpola memancar mengitari gunungapi (radial) serta satuan batuan yang
terpotong oleh sesar, Sesar Turun Kali Trocoh diperkirakan kemungkinan terjadi
akibat aktivitas vulkanisme Gunung Perahu pada kala Post-Plistosen Awal, Sesar
Gunung Beser pada Kala Post-Plistosen Awal, Sesar Turun Kali Kledok
akibat aktivitas vulkanisme Gunung Perahu pada Kala Post-Plistosen Awal, Sesar
vulkanisme Gunung Perahu pada Kala Post-Plistosen Awal, dan Sesar Mendatar
Sesar turun pada daerah penelitian terjadi akibat adanya proses inflasi dan
deflasi pada saat gunungapi mengalami erupsi. Proses inflasi tersebut terjadi ketika
ada magma yang bergerak naik ke permukaan bumi melalui leher vulkanik,
mendorong batuan yang dilewati yaitu batuan samping atau batuan di atasnya
yang berpola memancar menjauhi pusat erupsi dan mengiatari kawah gunungapi
(radial), sedangkan proses deflasi terjadi ketika ada magma yang bergerak turun
kembali ke posisi semula. Akibat proses inflasi dan deflasi yang terjadi terus
sesar turun serta kekar-kekar tersebut juga dapat berkembang menjadi sesar
mendatar.
71
Gambar 4.3 Proses inflasi dan deflasi pada kawah gunungapi (a), rekahan radier akibat
proses inflasi (b), rekahan yang berubah menjadi sesar mengikuti morfologi lereng,
rekahan yang berkembang menjadi sesar turun, sesar oblik, sesar mendatar, serta
lipatan dan sesar naik sesuai dengan morfologi lereng gunungapi (c), dan pola struktur
geologi pada daerah gunungapi (d) (Bronto, 2013)