Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa globalisasi ini banyak masyarakat yang kurang peduli

dengan kesehatannya dimulai dari penyakit yang tidak menular hingga yang

menular. Salah satu penyakit tidk menular yang menjadi masalah kesehatan

yang sangat serius saat ini adalah hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit

asimptomatik yaitu tidak menunjukkan tanda dan gejala yang dapat dilihat

dari luar. Hipertensi juga disebut sebagai “the silent killer” yang dapat

menyebabkan kematian tanpa menunjukkan tanda dan gejala apapun (Widya

stuti, 2015).

WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa hipertensi

menyerang 22% penduduk dunia, hipertensi adalah salah satu penyebab

utama kematian dini di seluruh dunia. Di tahun 2020, sekitar 1,56 miliar

orang dewasa akan hidup dengan hipertensi. angka kejadian di Asia Tenggara

mencapai 36%. Hipertensi juga menyebabkan 1,5 juta kematian per tahun di

Wilayah Asia Tenggara. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi

akan meningkat menjadi 1,6 miliyar atau 29,2% menjelang tahun 2025.

(Kementrian Kesehatan RI,2018).

Riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan kementerian

kesehatan tahun 2018 menghasilkan peningkatan kejadian hipertensi

dibandingkan hasil pada tahun 2013. Prevalensi kejadian hipertensi

berdasarkan hasil riskesdas 2018 adalah 34,1% .Angka tersebut lebih tinggi
2

dibandingkan tahun 2013 yang menyentuh angka prevalensi 25,8%. Hasil

tersebut merupakan kejadian hipertensi berdasarkan hasil pengukuran

tekanan darah pada masyarakat Indonesia (Kementerian kesehatan RI, 2018).

Angka kejadian hipertensi berdasarkan data dinas kesehatan provinsi

Sumatera Barat pada tahun 2017, menunjukkan bahwa angka kejadian

hipertensi 53,6% dan jumlah kasus sebanyak 67.101dengan rata-rata kasus

9800 kasus. Prevalensi kasus di Padang mengalami kenaikan jika

dibandingkan dengan data rekapitulasi tahun 2015. penderita hipertensi

mencapai 30,218 jiwa (Dinkes,sumbar 2017).

Jumlah penderita penyakit tidak menular (PTM) di kabupaten

Sijunjung, Sumatera Barat termasuk tinggi. Akibat kebiasaan berperilaku

hidup tidak sehat, hingga akhir 2016 terdapat sebanyak 26,1% dari 8.567

pasien yang diperiksa mengalami gejala penyakit hipertensi.

(Dinkes,Sijunjung 2019).

Pada saat melakukan pengkajian pada bulan Februari didapatkan data

angka kejadian hipertensi 6 bulan terakhir dari bulan Juli- Desember 2020 di

RSUD Sijunjung sebanyak ………………

Sebagian besar penderita hipertensi tidak menampakkan gejala hingga

bertahun-tahun. Gejala yang paling sering muncul pada pasien hipertensi jika

hipertensinya sudah bertahun-tahun dan tidak diobati antara lainseperti sakit

kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi

kabur, serta mengalami penurunan kesadaran (Nurarif, 2015)


3

Tekanan darah yang tidak terkontrol dan tidak segera diatasi dalam

jangka panjang akan mengganggu pembuluh darah arteri dalam mensuplai

darah ke organ-organ diantaranya jantung, otak, ginjal dan mata. Hipertensi

yang tidak terkontrol berakibat komplikasi pada jantung meliputi infark

jantung dan pembesaran ventrikel kiri dengan atau tanpa payah jantung.

Hematuria (urine yang disertai darah) dan oliguria (kencing sedikit)

merupakan komplikasi hipertensi pada ginjal. Komplikasi hipertensi juga

dapat terjadi pada mata berupa retinopati hipertensi. Stroke dan euchephalitis

merupakan penyakit yang terjadi pada organ otak sebagai akibat hipertensi

yang tidak ditangani dalam waktu lama (Wijaya & Putri, 2013)

Agar komplikasi ini bisa di atasi maka di butuhkan peran perawat……

Agar komplikasi ini bisa di atasi maka di butuhkan peran perawat……

Tentang pengobatan untuk penyakit hipertensi ini biasa dilakukan

dengan 2 cara yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan

secara farmakologi biasanya dengan diberikan obat-obatan jenis diuretik

seperti HCT, alpha, beta dan alpha-beta bloker seperti propranolol,

penghambat simpatetik seperti metildopa, vasodilator seperti hidralasin dan

banyak lainnya yang memberikan efek yang cepat terhadap penyembuhan.

Sedangkan pengobatan secara non farmakologi biasanya dapat dilakukan

terapi relaksasi terbukti dapat mencegah akibat stres pada diri manusia
4

dengan menurunkan denyut jantung dan tekanan darah serta memberikan rasa

tenang. Rileksasi dapat dilakukan dengan meditasi, latihan pernapasan dalam,

pemijatan dan doa (Widyarini, 2009). Terapi rileksasi dalam mengatasi stres

secara islami dapat dilakukan dengan menggunakan terapi murottal.

Menurut penelitian nur aini,dkk,(2018) tentang pengaruh terapi

murottal al qur’an terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi diruang

cempaka RSUD dr. H. Soewondo Kendal mengatakan Ada pengaruh terapi

murottal Al-Qur’an terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi diruang

cempaka RSUD dr.H.Soewondo Kendal. Sedangkan menurut penelitian

Fitria, dkk,(2017) tentang pengaruh murottal al-qur’an surah arrahman

terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi intradialisis

mengatakan hasil penelitiannya ada pengaruh murottal Al-Qur’an Surah Ar-

Rahman terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi

intradialisis di Unit Hemodialisa RS Roemani Muhammadiyah Semarang.

Dan menurut penelitian Kartini, Dkk,(2016) tentang pengaruh mendengarkan

murottal terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil preeklamsi di

RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang mengatakan bahwa ada pengaruh

mendengarkan murrotal terhadap penurunan tekanan darah diastolik pada ibu

hamil preeklamsi.

Kebiasaan mendengar ayat-ayat suci Al Qur’an juga merupakan salah

upaya pengobatan non farmakologi untuk penderita hipertensi. Menurut Al

Kaheel (2010) mengemukakan bahwa Al-Qur’an merupakan pengobatan non


5

farmakologi yaitu dengan menghilangkan stres dan meningkatkanrasa

kebahagian dalam hidup manusia. Salah satu upaya pengobatannya dengan

terapi murotal. Terapi Murotal dimaksudkan adalah upaya individu untuk

memperdengarkan salah satu ayat suci Al Qur’an yang bertujuan mengurangi

kecemasan dan mempercepat proses penyembuhan. Kedua kondisi tersebut

telah dibuktikan oleh Ahmad Al Khadi yang mengemukakan bahwa

mendengarkan ayat suci Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam

menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur

secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer

(Handayani, 2014).Lantunan Al-Qur’an berpengaruh pada sistem anatomi

fisiologi manusia baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dimana

mereka dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. Indikator

perubahan adalah menurunnya tingkat depresi, kecemasan, dan kesedihan

dengan diakhiri adanya ketenangan jiwa sehingga mampu menangkal

berbagai macam penyakit (Al-Kaheel, 2011)

Adapun pengaruh terapi pembacaan Al-Quran berupa adanya

perubahan-perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah,

perubahan detak jantung, dan kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut

menunjukkan adanya relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif

yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan

kadar darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung.

Terapi musik dan terapi murotal ini bekerja pada otak, dimana ketika

didorong oleh rangsangan dari luar (terapi musik dan Al-Quran), maka otak
6

akan memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan

menyangkutkan ke dalam reseptor-reseptor mereka yang ada di dalam tubuh

dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan.

( Al-kaheel,2011)

Berdasarkan fenomena yang ditemukan di ruangan penulis tertarik

untuk melihat gambaran asuhan keperawatan dalam sebuah karya ilmiah ners

yang berjudul“ Asuhan keperawatan pada Tn. M dengan Hipertensi yang di

berikan terapi murottal Al-quran untuk menurunkan tekanan darah di HCU

RSUD Sijunjung 2021 “

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran analisa asuhan keperawatan pada Tn. M

dengan yang di berikan murottal alquran menurunkan tekanan darah di

Ruang Hcu RSUD Sijunjung th 2021.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk dapat memberikan gambaran “Asuhan Keperawatan Pada Tn.M

dengan hipertensi yang diberikan terapi murottal al-qur’an untuk

menurunkan tekanan darah di HCU RSUD Sijunjung 2021”.

2. Tujuan Khusus
7

a. Mampu melakukan pengkajian pada Tn.M dengan hipertensi yang

diberikan terapi murottal al-qur’an untuk menurunkan tekanan darah

di Hcu Rsud Sijunjung 2021

b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada Tn.M dengan

hipertensi yang diberikan terapi murottal al-qur’an untuk menurunkan

tekanan darah di Hcu Rsud Sijunjung 2021

c. Mampu menyusun rencana keperawatan Tn. M dengan hipertensi yang

diberikan terapi murottal al-qur’an untuk menurunkan tekanan darah

di Hcu Rsud Sijunjung 2021

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada Tn.M dengan

hipertensi yang diberikan terapi murottal al-qur’an untuk menurunkan

tekanan darah di Hcu Rsud Sijunjung 2021

e. Mampu mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.M

dengan hipertensi yang diberikan terapi murottal al-qur’an untuk

menurunkan tekanan darah di Hcu Rsud Sijunjung 2021

f. Mampu melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada Tn.M

dengan hipertensi yang diberikan terapi murottal al-qur’an untuk

menurunkan tekanan darah di Hcu Rsud Sijunjung 2021

g. Mampu mengaplikasikan evidance based practice pada Tn.M dengan

hipertensi yang diberikan terapi murottal al-qur’an untuk menurunkan

tekanan darah di Hcu Rsud Sijunjung 2021

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis
8

a. Bagi Perkembangan Keperawatan

Agar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertensi,

sehingga dapat di lakukan dengan segera untuk mengatasi masalah

yang terjadi pada pasien dengan Hipertensi

b. Bagi Pembaca

Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pengambilan keputusan

yang tepat kepada pembaca khususnya dalam menyikapi dan

mengatasi jika ada penderita Hipertensi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi

Sebagai menambah data dan kepustakaan sebagi bahan masukan

yang berkaitan asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertensi di

Ruangan Hcu Rsud Sijunjung

b. Bagi Rsud Sijunjung

Sebagai bahan masukan dan menambah referensi bagi institusi

tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertensi di Hcu

Rsud Sijunjung

c. Bagi Penulis

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan yang telah

diberikan kepada pasien dengan Hipertensi di Ruangan Hcu Rsud

Sijunjung.

Anda mungkin juga menyukai