Laporan Pendahuluan DM
Laporan Pendahuluan DM
OLEH:
SYAFDIAN YULIANA, S.Kep
(Ns.Yossi Fitrina,M,kep)
( )
(2). Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi
menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.
Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di
seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Pulau langerhans
berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang
terkecil adalah 50 , sedangkan yang terbesar 300 , terbanyak adalah yang besarnya 100 –
225 . Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta. Pulau
langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :
Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan.
Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak
mengandung pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda
dengan sel beta yang normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin
sehingga dianggap tidak berfungsi. Brunner & Suddarth, 2013).
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia.
Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua
rantai ini dihubungkan oleh dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida. Rantai A
terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4
– 7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan
protein reseptor yang besar di dalam membrana sel. Brunner & Suddarth, 2013).
Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran
berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan
balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100
mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah,
produksi insulin akan menurun. (Brunner & Suddarth, 2013).
Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon
gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme
utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan
terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak. Brunner & Suddarth, 2013).
3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah,
ketidakmampuan menelan makanan, anoreksia, ketidakmampuan mencerna makanan
b. Nyeri akut b/d agen cidera biologis
c. Kerusakan integritas jaringan b/d neuropati perifer
d. Kekurangan volume cairan
e. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
f. Harga diri rendah b/d ulkus
4. Intervensi keperawatan
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Status nutrisi: Manajemen nutrisi :
nutrisi kurang dari asupan makanan 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh dan cairan makanan
b/d Peningkatan Indikator: 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan Asupan untuk menentukan jumlah
metabolisme makanan secara kalori dan nutrisi yang
oral dan asekuat dibutuhkan pasien
Status energy 3. Yakinkan diet yang
Indikator dimakan mengandung tinggi
Stamina bagus serat untuk mencegah
Kekuatan konstipasi
cengkraman 4. Ajarkan pasien bagaimana
bagus membuat catatan makanan
harian.
5.Monitor adanya penurunan
BB dan gula darah
6.Monitor lingkungan selama
makan
7. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan,
rambut kusam, total protein,
Hb dan kadar Ht
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
12. Monitor intake nuntrisi
13. Informasikan pada klien
dan keluarga tentang manfaat
nutrisi
14. Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
15. Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi selama
makan
16. Anjurkan banyak minum
17. Pertahankan terapi IV line
2. Nyeri akut b/d agen NOC : Pain Management
❖ Pain Level, 1. Kaji nyeri secara
injury
❖ pain control, komprehensif
❖ comfort level (PQRST)
indikator: 2. Observasi
● Mampu ketidanyamanan
mengontrol nyeri (tahu secara nonverbal
penyebab nyeri, mampu 3. Gunakan strategi
menggunakan tehnik komunikasi
nonfarmakologi untuk teraupeutik untuk
mengurangi nyeri, mengungkapkan
mencari bantuan) pengalaman nyeri dan
● Melaporkan penerimaan terhadap
bahwa nyeri berkurang nyeri
dengan menggunakan 4. Ajarkan relaksasi
manajemen nyeri nafas dalam
● Mampu 5. Evaluasi keefektifan
mengenali nyeri (skala, dari tindakan
intensitas, frekuensi dan pengontrol nyeri.
tanda nyeri) 6. Dukung istirahat/
● Menyatakan tidur untuk membantu
rasa nyaman setelah menurunkan nyeri.
nyeri berkurang 7. Kontrol faktor
● Tanda vital lingkungan yang
dalam rentang normal dapat menimbulkan
● Tidak ketidaknyamanan
mengalami gangguan 8. Tentukan faktor yang
tidur dapat memperburuk
nyeri
9. Dorong nutrisi yang
adekuat
10. Monitor TTV
Terapi Relaksasi
1. Berikan deskripsi
detail terkait relaksasi
yang dipilih
2. Dorong klien
mengatur posisi yang
nyaman
3. Minta klien untuk
rileks dan merasakan
sensasi yang terjadi
4. Tunjukkan dan
praktikkan teknik
relasksasi pada klien
5. Dorong klien untuk
mempraktekkan
teknik relaksasi
6. Berikan waktu yang
tidak terganggu
karena mungkin klien
tidur
7. Evaluasi dan
dokumentasi respon
terhadap relaksasi
8. Anjurkan untuk
istirahat
Pemberian Analgetik
1. Cek order pengobatan
2. Cek adanya riwayat
alergi obat
3. Pilih rute iv
4. Kolaborasi untuk
pemberian analgetik
5. Dokumentasikan
respon terhadap
analgetik
3. Kerusakan NOC : NIC
Perawatan luka :
integritas jaringan Integritas
1. Angkat balutan dan
b/d Neuropati jaringan : kulit & plester pelekat
perifer membrane mukosa 2. Monitor karakteristik
luka (warna, ukuran,
Indicator :
drianease dan luas)
Integritas kulit bisa 3. Bersihkan luka dengan
cairan yang
dipertahankan
direkomendsikan
Perfusi jarngan baik 4. Lakukan perawatan
luka ulkus yang sesuai
5. Lakukan insisi pada
jaringan nekrotik
6. Berikan balutan yang
sesuai
7. Ganti balutan sesuai
dengan jumlah eksudat
8. Pertahankan tehnik
balutan steril ketika
perawatan luka
9. Dokukmentasikan
karakteristik luka
Perlindungan infeksi
1. Monitor adanya tanda
dan gejala infeksi
sistemik dan local
2. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
3. Batasi jumlah
pengunjung
4. Tingkatkan asupan
nutrisi yang cukup
5. Anjurkan asupan cairan
dengan tepat
6. Dapatkan kultur yang
diperlukan
7. Berikan peraatan kulit
yang tepat untuk area
luka
Kontrol infeksi
1. Bersihkan lingkungan
dengan baik setelah
digunakan untuk setiap
pasien
2. Ganti peralatan
perpasien setelah alat
digunakan
3. Pertahankan tehnik
steril yang sesuai
4. Anjurkan pasien dan
keluarga tehnik
mencuci tangan dengan
tepat
5. Cuci tangan setiap
sebelum dan setelah
tindakan terhadap
pasien
6. Pakai sarung tangan
steril dengan tepat
7. Tingkatkan intake
nutrisi dengan tepat
8. Berikan antibitik yang
sesuai