Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu sistem
yang disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu akidah,
syari’ah dan akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh. Sebagaimana
digambarkan dalam Al-Quran yang artinya :
Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan yang paripurna.
Keparipurnaannya terletak pada tiga aspek yaitu : aspek Aqidah, aspek ibadah dan
aspek akhlak. Meskipun diakui aspek pertama sangat menentukan,tanpaintegritas
kedua aspek berikutnya dalam perilaku kehidupan muslim, maka makna realitas
kesempurnaan Islam menjadi kurang utuh, bahkan diduga keras akan mengakibatkan
degradasi keimanan pada diri muslim, sebab eksistensi prilaku lahiriyah seseorang
muslim adalah perlambang batinnya.
Keutuhan ketiga aspek tersebut dalam pribadi Muslim sekaligus merealisasikan tujuan
Islam sebagai agama pembawa kedamaian, ketentraman dan keselamatan. Sebaliknya
pengabaian salah satu aspek akan mengakibatkan kerusakan dan kehancuran
Agama (Iman) berfungsi untuk memberikan arah bagi seorang ilmuwan untuk
mengamalkan Ilmunya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat, pengembangan
ilmu dan teknologi akan selalu dapat dikontrol beradapada jalur yang benar.
Sebaliknya, tampa dasar keimanan ilmu dan teknologi dapat disalahgunakan sehingga
mengakibatkan kehancuran orang lain dan lingkungan.
3. Sebelum kita membahas ke topik utama, mari kita membahas terlebih dahulu
seajarah penerapan teknolgi dalam islam. Pada abad ke VIII samapi dengan abad ke
XIII islam islam pernah berjaya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologinya. Ini
dibuktikan dengan banyaknya ilmuwan-ilmuwan islam yang terkenal tulisannya pada
masa itu, misalnya dalam bidang astronomi, al-Battn (Albategnius) dapat
menghasilkan tabel-tabel astronomi yang sangat akurat pada sekitar tahun 900 M,
selain dalam bidang astronomi, dalam bidang kedokteranpun ada Abu Bakar
Muhammad bin Zakariyya al-Razi atau Rhazes (250-313 H/864-925 M atau 320
H/932 M) , Ibn Sn atau Avicenna (1037 M), Ibn Rushd atau Averroes (1126-1198 M),
Ab al-Qsim al-Zahrw (Abulcasis), dan Ibn uhr atau Avenzoar (1161 M).
Al-w karya al-Rz yang merupakan ahli dalam bidang kedokteran pada masanya, dan
masih banyak ilmuwan-ilmuwan hebat islam lainnya, yang sangat berkompeten
dibidang teknologi. Selain itu juga, pada jaman kejayaan islma, para cendekiawan
muslim sangat di segani dan di hormatkan masyarakatnya, bahkan mereka diberi
gelatr muhandis. Muhandis adalah kata dari bahasa arab, artinya kurang lebih sama
lah dengan "Engineer" atau "Insinyur". Dengan adanya hal tersbeut, membuktikan
bahwa perkebangan teknologi bukan merupakan hal yang baru dalam dunia islam.