Anda di halaman 1dari 12

Nama : ANDRE SATRIA RENALDO

NPM : 18100041

SEMESTER : 6 (ENAM)

UTS

1).

Judul Penelitian, “Hubungan Pelayanan Guru Bimbingan Dan Konseling Dengan Kedisiplinan Belajar
Siswa”

Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara pelayanan guru bimbingan dan konseling dengan kedisiplinan belajar siswa

Sejauh mana hubungan pelayanan guru bimbingan dan konseling dengan kedisiplinan belajar siswa
terjadi

2).

Penggunaan Metode Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif dapat digunakan jika:

1. Masalah yang merupakan titik tolak dari penelitian sudah jelas data-datanya;

2. Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi, tetapi tidak mendalam. Bila
populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi;

3. Ingin diketahui pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain. Hal ini cocok jika
menggunakan metode eksperimen yang merupakan bagian dari metode kualitatif. Misalnya; ingin
meneliti pengaruh jamu tertentu terhadap derajad kesehatan;

4. Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis
deskriptif, komparatif dan asosiatif;

5. Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur;
6. Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk
tertentu.

Penggunaan Metode Kualitatif

Metode penelitian kualitatif dapat digunakan jika:

1. Masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap. Sebab
dengan metode kualitatif, peneliti langsung masuk ke objek penelitian dan dapat melakukan eksplorasi
secara mendalam;

2. Ingin memahami makna dibalik data yang tampak. Karena gejala sosial sering tidak bisa dipahami
berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang;

3. Ingin memahami interaksi sosial. Karena interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau
peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara berperan serta, wawancara
mendalam terhadap interaksi sosial;

4. Ingin memahami perasaan orang. Karena perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak ikut serta
merasakan apa yang dirasakan orang tersebut;

5. Ingin mengembangkan teori. Pengembangan teori yang dimaksud dibangun berdasarkan situasi,
kondisi dan teori yang diperoleh di lapangan;

6. Ingin memastikan kebenaran data. Karena data sosial sulit dipastikan kebenarannya jika belum
menemukan apa yang dimaksud. Ibarat mau mencari siapa yang menjadi provokator, maka sebelum
provokator yang dimaksud ditemukan, penelitian belum dinyatakan selesai;

7. Ingin meneliti sejarah perkembangan. Misalnya ingin melacak kehidupan seseorang tokoh, sejarah
lembaga atau masyarakat, dan lain-lain.

Dapatkah Metode Kuantitatif dan Kualitatif Digabung dalam Suatu Penelitian?

Setiap metode penelitian memiliki keunggulan dan kekurangan. Oleh karena itu, metode kuantitatif dan
kualitatif keberadaannya tidak perlu dipertentangkan karena keduanya saling melengkapi satu sama
lain.

Berdasarkan pada paradigma, karakteristik dan proses penelitiannya, kedua metode di atas agaknya
memang sulit digabungkan dalam satu proses penelitian yang bersamaan. Bahkan secara tegas Thomas
D Cook & Charles Reichardt (1978) menyimpulkan bahwa metode kuantitatif dan kualitatif tidak akan
pernah dipakai bersama-sama, karena kedua metode tersebut memiliki paradigma, proses penelitian
dan karakteristik yang berbeda dan perbedaannya bersifat mutually exclusive.

Namun demikian, menurut Prof. Sugiyono (2006: 38) kedua metode tersebut dapat digunakan bersama-
sama atau digabungkan dalam suatu penelitian yang bersamaan, dengan catatan sebagai berikut:

1. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada objek yang sama, tetapi tujuannya berbeda. Misalnya
metode kualitatif digunakan untuk menemukan hipotesis, sedangkan metode kuantitatif digunakan
untuk menguji hipotesis;

2. Dapat digunakan secara bergantian secara bertahap. Misalnya dalam proses pengumpulan data,
penentuan sumber informan, dan lain sebagainya;

3. Dapat digunakan untuk secara bergantian untuk mengecek atau memperkuat validitas data. Misalnya
sudah terkumpul data melalui kuesioner (kuantitatif), maka untuk memperkuatnya dilengkapi dengan
observasi atau wawancara (kualitatif) kepada responden yang menjawab kuesioner tersebut;

4. Dapat digunakan secara bersamaan, asalkan kedua metode tersebut diperjelas langkah-langkah
penggunaannya dan dipahami dengan jelas. Termasuk juga, penelitinya sudah berpengalaman luas. Bagi
peneliti pemula, sebaiknya dipikir-pikir dulu untuk menggabungkan keduanya.

3).

Hipotesis adalah jawaban atau asumsi sementara mengenai problem penelitian. Hipotesis mengarahkan
proses penelitian sehingga tujuan penelitian menjadi jelas, dan penelitian dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien.

Definisi Hipotesis dari Dictionary Online adalah

Penjelasan sementara untuk sebuah pengamatan, fenomena, atau permasalahan ilmiah yang dapat diuji
oleh penyelidikan lebih lanjut.

Sesuatu dianggap benar untuk tujuan argumen atau penyelidikan; asumsi.

Anteseden dari pernyataan kondisional.


Dalam hipotesis statistik inferensial, pengujian hipotesis pada prinsipnya adalah pengujian signifikansi.
Signifikansi sendiri merupakan taraf kesalahan (confident interval) yang didapatkan/diharapkan ketika
peneliti hendak menggenalisasi sampel penelitiannya. Atau dengan kata lain, peneliti melakukan
penaksiran parameter populasi berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari parameter sampel
penelitian

Statistik inferensial digunakan untuk menguji sampel dari populasi. Signfikansi akan menguji apakah
dengan data sampel yang telah dianalisis akan dapat dilakukan generalisasi kepada populasi. Sehingga
dapat dikatakan hipotesis merupakan peluang akan digeneralisasikannya data pengukuran sampel untuk
populasi. Jika parameter sampel yang telah diuji tidak signifikan, maka hasil penelitian tersebut tidak
dapat dipergunakan secara umum pada penelitian serupa.

Contoh sederhana.

Ho : tidak ada hubungan antara X dan Y

Ha : ada hubungan antara X dan Y

Hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nol (H0). Statistik inferensial pada prinsipnya hanya menguji
apakah Ho diterima atau seberapa besar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Menolak Ho artinya
menerima Ha.

Cara menyimpulkan apakah menerima atau menolak Ho adalah dengan perpedoman pada berapa besar
tingkat signifikansi yang kita tentukan (5% or 1%).  Nilai signifikansi ini sering disebut p value.

Setelah menentukan batas signifikansi, maka kaidah penerimaan atau penolakan Ho secara umum dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Jika sig < 0.05 maka Ho tidak dapat diterima (Ho diterima)
Jika sig > 0.05 maka Ho tidak dapat ditolak (Ho ditolak)

Note : dalam pengujian berbagai asumsi, penggunaaan kaidah pengujian hipotesis dapat berbeda.

4).

Teknik Sampling

Teknik yang digunakan dalam mengambil populasi tentunya sudah sangat dapat diterka, ambil saja
semua data dari populasi yang diteliti. Namun mengambil sampel tidak sesederhana itu. Berapa sampel
orang dari populasi agar populasi tersebut terwakili? Orang-orang mana yang dipilih? Dibutuhkan cara
yang tepat agar sampel dapat benar-benar mewakili keseluruhan populasi dan cara tersebut adalah
teknik sampling.

Teknik sampling adalah cara atau teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2018, hlm. 118). Terdapat
berbagai teknik sampling yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

serupa.id

MENU

DITERBITKAN PADAMETODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Sampling & Langkah

oleh GAMAL THABRONI16-Februari-2021


Daftar Isi ⇅

Populasi dan sampel adalah unit-unit atau kelompok yang memiliki bentuk atau karakter tertentu yang
sengaja dipilih agar dapat diambil data yang dapat digunakan dalam penelitian yang telah dirancang.
Misalnya populasi yang dipilih adalah warga kota Bandung, atau sekecil murid kelas 7 SMP 28 Bandung.

Lalu apa perbedaan dari populasi dan sampel? Populasi adalah keseluruhan dari kelompok yang akan
diambil datanya. Sementara sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakter yang sama
dengan populasi.

Mengapa ada sampel? Dalam beberapa kasus, sebagian populasi atau sampel tersebut bisa jadi sudah
cukup untuk mewakili keseluruhan populasi. Terkadang mendapatkan data dari seluruh populasi kurang
memungkinkan, misalnya dalam perhitungan cepat pemilihan presiden yang melibatkan populasi
ratusan juta orang.

Kita tidak dapat melakukan perhitungan cepat jika harus melibatkan seluruh populasi warga Indonesia.
Menggunakan sampel saja sebetulnya sudah dapat menghasilkan perkiraan hasil perolehan pemungutan
suara yang akurat. Asalkan teknik sampling yang digunakan tepat dan pengolahan data dilakukan
dengan cermat.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan mengenai pengertian dari populasi, sampel, berbagai
teknik sampling, serta cara pengambilan sampel menurut para ahli.

Pengertian Populasi dan Sampel

Seperti yang telah diutarakan di atas, populasi dan sampel merupakan kelompok atau unit-unit yang
dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian. Namun untuk memastikannya, berikut adalah pengertian
atau definisi masing-masing istilah menurut para ahli dilengkapi penjelasan lebih lanjut.
Pengertian Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2018, hlm. 117) adalah wilayah generalisasi (suatu kelompok)
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Contoh dari populasi adalah seluruh staf bank BCA kantor cabang Bandung sejumlah 120 orang jika yang
akan diteliti adalah kinerja staf bank BCA kantor cabang Bandung. Contoh lainnya, kelas VII SMP Negeri
10 Yogyakarta sejumlah 336 siswa jika yang ingin diteliti berkaitan dengan kemampuan menulis teks
eksposisi di SMP Negeri 10 Yogyakarta.

Pengertian populasi menurut para ahli lainnya masih dalam kesimpulan yang senada, meliputi Arikunto
(2019, hlm. 109) yang menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Pengertian Sampel

Menurut Sugiyono (2018, hlm. 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau
mewakili populasi yang diteliti.

Pengertian sampel menurut para lainnya dalam hal ini yakni Arikunto (2019, hlm. 109) menyatakan
bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.

Perbedaan Populasi dan Sampel

Berdasarkan penjelasan di atas jelas bahwa perbedaan utama dari populasi dan sampel adalah jumlah
yang diambilnya. Populasi melibatkan seluruh kelompok yang akan diteliti. Sementara sampel hanya
mengambil sebagian dari populasi, misalnya hanya 15% atau 25% saja dari total populasi. Namun
sampel harus benar-benar dapat mewakili karakteristik yang dimiliki oleh propulsi.
Sebaiknya mana yang kita gunakan? Apakah populasi akan selalu lebih baik daripada hanya mengambil
sebagian sampel saja? Menurut Arikunto (2019, hlm. 104) jika jumlah populasinya kurang dari 100
orang, maka sebaiknya sampel diambil secara keseluruhan (gunakan populasi), tetapi jika populasinya
lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil sampel 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya.

Teknik Sampling

Teknik yang digunakan dalam mengambil populasi tentunya sudah sangat dapat diterka, ambil saja
semua data dari populasi yang diteliti. Namun mengambil sampel tidak sesederhana itu. Berapa sampel
orang dari populasi agar populasi tersebut terwakili? Orang-orang mana yang dipilih? Dibutuhkan cara
yang tepat agar sampel dapat benar-benar mewakili keseluruhan populasi dan cara tersebut adalah
teknik sampling.

Teknik sampling adalah cara atau teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2018, hlm. 118). Terdapat
berbagai teknik sampling yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Macam Macam Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2018, hlm. 119) jenis atau macam teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability
sampling meliputi, simpel random, proportionate stratified random, disproportionate stratified
random, dan area random. Sementara itu Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Probability Sampling (Random Sampling)

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2018 , hlm. 120). Dalam
sampling ini, sampel diambil secara acak (random). Terdapat empat teknik yang dapat digunakan
meliputi beberapa teknik di bawah ini.
Simple Random Sampling

Dikatakan sederhana (simpel) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan jika anggota populasi
homogen.

Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan apabila populasi memiliki anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata
dan jumlah populasinya proporsional. Misalnya suatu organisasi memiliki pegawai dengan latar belakang
pendidikan berbeda-beda, lulusan S1 90 orang, S2 30 orang, SMA 120 orang (angka perbedaannya tidak
terlalu jauh).

Disproportionate Stratified Random Sampling

Digunakan untuk menentukan jumlah sampel apabila populasi berstrata tapi kurang proporsional.
Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu memiliki 3 orang lulusan S3, 4 orang S2, 90 S1, 800 SMU, 700
SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 diambil semuanya sebagai sampel. Mengapa?
Karena dua kelompok tersebut terlalu kecil jika dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.

Cluster Sampling (Area Sampling)

Teknik sampling area digunakan untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti sumber datanya
sangat luas seperti penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk
mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi
yang telah ditetapkan. Misalnya terdapat 30 provinsi di suatu negara, maka akan diambil 15 provinsi
secara acak (Sugiyono, 2018, hlm. 120-122).

NonProbability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,
2018, hlm. 122). Mudahnya, sampel yang diambil tidak diacak (tidak random). Menurut Sugiyono (2018,
hlm. 122-125) terdapat enam teknik nonprobability sampling yakni sebagai berikut.
Sampling Sistematis

Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi terdiri dari 100, dari semua anggota diberi nomor urut 1-100.
Pengambilan sampel kemudian dapat dilakukan menggunakan nomor ganjil saja, genap saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu.

Sampling Kuota

Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu hingga jumlah (kuota)
yang diinginkan. Misalnya ditentukan sampel penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat sebanyak 500 orang. Jika belum mencapai 500, penelitian dianggap belum
selesai.

Sampling Insidental

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja yang
secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika dipandang
orang tersebut dianggap cocok sebagai sumber data.

Sampling Purposive

Maksudnya teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya jika kita akan melakukan
penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.

Sampling Jenuh

Merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan jika jumlah populasi relatif sedikit. Bisa juga penelitian ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, di mana semua
anggota populasi dijadikan sampel.

Snowball Sampling

adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam
penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dirasa dari dua orang
tersebut data yang didapatkan belum lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih
tahu atau dapat melengkapi data yang kurang. Hal tersebut dapat dilakukan berkali-kali hingga data
lengkap.

Langkah pengumpulan sampling

Cara pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah menurut Sanjaya (2015,
hlm. 231) di bawah ini.

Menentukan Target Populasi

Terkadang disebut batasan populasi, maksudnya perlu diperjelas dahulu target populasi yang dapat
memengaruhi penelitian yang akan kita lakukan. Karena pada akhirnya, penarikan anggota sampel harus
sesuai dengan target populasi dalam penelitian.

Mendaftar Seluruh Elemen Unit Populasi

Terkadang populasi terdiri dari banyak elemen atau unit yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu
didaftar satu per satu sehingga diketahui mana yang termasuk populasi yang diinginkan, mana yang
tidak. Karakteristik populasi juga harus dipastikan, apakah sampel homogen atau heterogen, memiliki
strata (berbeda tingkat) atau tidak.

Menentukan Sumber Informasi

Mencari sumber informasi yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan populasi penelitian tidak boleh
dikesampingkan. Misalnya, jika sumber populasi adalah guru SD di Jawa Barat, maka sumber
populasinya adalah Dinas Pendidikan Jawa Barat.

Menentukan Jumlah Anggota Sampel yang Akan Diambil

Penentuan ini sangat tergantung pada peneliti dan jenis penelitiannya sendiri. Sebab, tidak ada
ketentuan umum yang mengatur masalah ini. Namun biasanya para peneliti sepakat semakin banyak
sampel maka hasilnya akan lebih baik. Hanya saja anggota sampel yang proporsional biasanya jauh lebih
penting.
Menentukan Teknik Sampling yang Akan Digunakan

Setelah jumlah sampel telah ditentukan, maka selanjutnya adalah menentukan teknik sampling yang
akan digunakan sesuai dengan karakteristik populasi dan kebutuhan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai