1652 1621 1 SM
1652 1621 1 SM
RINGKASAN
curah hujan, jumlah hari hujan dan Dalam issu perubahan iklim, gas
lama pancaran Matahari. Kemudian CO2 sebagai bagian dari gas rumah kaca
bulan terjadinya jumlah hari hujan memegang peranan penting dalam
minimum, curah hujan maksimum dan mengontrol suhu permukaan Bumi
minimum, minimum daripada suhu dibanding gas rumah kaca lainnya,
minimum, lama pancaran Matahari karena meskipun mempunyai indek
maksimum, jumlah hari cerah minimum pemanasan global yang paling kecil
dan jumlah hari berawan minimum tetapi konsentrasinya adalah yang
mengalami pergeseran. Tetapi ada juga paling besar setelah uap air sehingga
parameter iklim yang tidak mengalami kontribusinya terhadap perubahan
perubahan bulan kejadiannya dalam suhu adalah yang paling dominan
setahun yakni jumlah hari hujan dibanding gas rumah kaca lainnya. Uap
maksimum, maksimum dan minimum air meskipun konsentrasinya yang
daripada suhu maksimum, lama pancaran paling besar tetapi uap air mudah
Matahari minimum, jumlah hari cerah menjadi air, sedangkan gas CO2
maksimum, jumlah hari berawan maksi- mempunyai waktu hidup di atmosfer
mum, dan kelembaban udara, kecepatan yang panjang yakni sekitar puluhan
angin, suhu udara pada jam 9:00 pagi ribu tahun (Daniel, 1999), sehingga
penting untuk dikaji lebih dalam.
[Toni S., 2010].
Saat ini pemerintah telah mem-
2 SUMBER EMISI GAS CO2
bentuk Dewan Nasional Perubahan
Iklim (DNPI) yang bertugas mengelola Sumber gas CO2 adalah dari
kebijakan nasional menyangkut peru- pembakaran bahan bakar, pembakaran
bahan iklim. Dewan ini dibentuk melalui biomasa, pernafasan mahluk hidup,
Keppres 46/2008 dengan Ketuanya tumpukan sampah, letusan gunung
Presiden RI, Wakil Ketuanya Menko- berapi, kebakaran hutan, pengeringan
kesra dan Menko Perekonomian serta lahan gambut, pabrik ketika mem-
Menneg LH sebagai Ketua Harian. produksi ammonia, semen, etanol,
Tugas DNPI tersebut yakni merumuskan hydrogen, besi baja bahkan dari lahan
kebijakan nasional tentang perubahan pertanian, baik dari tanahnya maupun
iklim, mengkoordinasi kegiatan terkait dari tanaman itu sendiri, hanya saja
perubahan iklim meliputi aspek adaptasi, tanaman tidak hanya mengeluarkan gas
mitigasi, alih teknologi dan pendanaan. CO2 pada malam hari tetapi juga
Selain itu, DNPI bertugas merumuskan menyerap CO2 pada siang hari.
peraturan dan mekanisme perdagangan Pada Gambar 2-1 ditunjukkan
karbon, melaksanakan pemantauan dan emisi gas CO2 dan sebagian dari gas
evaluasi implementasi kebijakan tentang rumah kaca lainnya dari respirasi
pengendalian perubahan iklim. DNPI tanah, pembakaran biomasa dan pem-
juga bertugas memperkuat posisi busukan sampah organik. Sektor
Indonesia untuk mendorong negara pertanian yakni dari sawah dan ternak
maju agar lebih bertanggung jawab mengemisikan 87 % GRK dari seluruh
dalam perubahan iklim [www.inilah. gas rumah kaca. Bila emisi GRK tidak
com, 2010]. dikendalikan dikuatirkan suhu udara
bertambah 6.5ºC setelah seratus tahun
lagi.
69
Berita Dirgantara Vol. 12 No. 2 Juni 2011: 68-75
Gambar 2-1: Siklus gas rumah kaca di lahan pertanian dan ternak (Sumber : IPCC,
2006)
3 PENELITIAN MENGENAI GAS CO2 hari lebih lambat daripada 1 abad yang
Konsentrasi karbon dioksida lalu) serta mencair lebih cepat 6.5 hari.
(CO2) global (permukaan) di atmosfer Jika konsentrasi CO2 adalah stabil
telah meningkat sejak dimulainya sekitar 550 ppm (2 kali lipat dari masa
revolusi industri karena pertumbuhan pra industri), maka diperkirakan terjadi
pesat aktivitas manusia. Saat ini telah peningkatan suhu sekitar 3ºC. Naiknya
cukup bukti ilmiah yang menunjukkan konsentrasi CO2 ini tergantung dari
bahwa meningkatnya konsentrasi CO2 naiknya jumlah populasi, pertumbuhan
di atmosfer adalah penyebab utama ekonomi, perkembangan teknologi dan
perubahan global dan perubahan iklim faktor lainnya. Menurut United Nations
(IPCC, 2007). Konsentrasi gas CO2 pada Framework Convention on Climate Change,
masa pra-industri sebesar 278 ppm jika peningkatan suhu global melebihi
sedangkan pada tahun 2005 adalah 2.5ºC, maka 20%-30% spesies tumbuhan
sebesar 379 ppm. Akibat yang dan hewan akan terancam kepunahan
ditimbulkan dari perubahan ini ádalah (UNFCC,2007). Akibat lain adalah pe-
temperatur global naik 0.74ºC, selain ningkatan presipitasi di lintang rendah
itu telah terjadi kenaikan air laut (daerah tropis) dan pengurangan presi-
sebesar 0.17 m, kemudian telah terjadi pitasi di lintang tinggi (daerah sub-
pengurangan tutupan salju sebesar 7 % tropis).
di belahan Bumi utara dan sungai- Jumlah CO2 di atmosfer tidak
sungai akan lebih lambat membeku (5.8 hanya dipengaruhi oleh emisi CO2
70
Gas CO2 di Wilayah Indonesia (Toni Samiaji)
71
Berita Dirgantara Vol. 12 No. 2 Juni 2011: 68-75
2,5
1,5
0,5
0
1980 1990 2000 2010 2020 2030
Tahun [-]
Gambar 3-1: Emisi CO2 per kapita dari pemakaian energi di Indonesia dengan metode
IPCC (Sumber: PEUI, 2006)
Gambar 3-2:Emisi gas CO2 total tahun 2004 dalam ribu ton (Sumber : Samiaji, 2010)
Bila semua sumber emisi gas CO2 Gambar 3-2. Dari gambar ini kita bisa
misalnya dari nafas manusia, ternak, melihat bahwa emisi gas CO2 total ini
hutan, kebun, sawah, kebakaran lahan, nilainya ada yang positif dan ada yang
kebakaran hutan, banjir, sampah dan negatif. Nilai yang negatif maksudnya
pemakaian energi dijumlahkan kemudian adalah terjadi penyerapan gas CO2,
dikurangi penyerapan gas CO2 oleh sedangkan yang positif adalah terjadi
hutan, sawah dan kebun dipetakan tiap emisi gas CO2. Jadi menurut gambar ini
provinsi maka dapat dilihat pada provinsi yang paling banyak meng-
72
Gas CO2 di Wilayah Indonesia (Toni Samiaji)
emisikan gas CO2 adalah provinsi Jawa CO2 oleh daratan adalah lebih besar
Barat (termasuk Banten) yakni 95 juta daripada lautan. Selain dengan observasi
ton, sedangkan provinsi yang paling mereka juga dengan menggunakan
banyak menyerap gas CO2 adalah Papua model GCM melihat bahwa sudut
(termasuk Papua Barat) yakni 20 juta kemiringan konsentrasi CO2 di belahan
ton. Namun apabila kita menghitung Bumi utara dan selatan dapat diper-
kesetimbangan gas CO2 di Indonesia, tahankan apabila penyerapan CO2 di
maka akan terlihat pada Tabel 3-1. Dari belahan Bumi utara lebih besar
tabel ini kita bisa melihat bahwa emisi daripada di selatan (Tans dkk, 1990).
gas CO2 itu bisa dari alam (manusia, Memang untuk penyerapan CO2 bisa
ternak, gambut, sampah, banjir) maupun dilakukan dengan berbagai cara di-
non alam (energi, proses industri), antaranya penanaman hutan yang gundul
sedangkan yang menyerap gas CO2 pada (kegunaan hutan selain menyerap CO2
tabel ini yang ditampilkan hanyalah dari juga sebagai resapan air hujan sehingga
alam yakni dari hutan, kebun, sawah tidak terjadi longsor dan banjir bandang),
dan laut. Sebenarnya pada proses pencegahan penebangan hutan secara
industri gas CO2 bisa ditangkap liar, penghijauan di kota-kota, mendaur
kemudian dibentuk menjadi CO2 cair ulang sampah, pembuatan taman di
untuk keperluan industri minuman, rumah/kantor, penyuntikan gas CO2 ke
atau disuntikkan ke dalam tanah atau dalam tanah, penyuntikan CO2 cair ke
air laut. Bagaimanapun dari Tabel 3-1 dalam laut (Toni S., 2009), selain itu
ini kita bisa melihat bahwa emisi gas lautan juga dengan adanya phyto
CO2 adalah lebih besar daripada plankton (tumbuhan mikro) dan ganggang
penyerapannya, meskipun pada tabel ini ikut menyerap gas CO2, kemudian
penyerapan yang dilakukan akibat dari pemilihan energi alternatif yang lebih
kegiatan penghijauan kota-kota belum ramah lingkungan atau menambahkan
dimasukkan karena tidak ada datanya. teknologi penyerapan CO2 saat proses
Selain itu emisi gas CO2 dari proses industri berlangsung seperti yang
industri yang dihitung hanya berasal dilakukan oleh Mohammad R. M. Abu-
dari produksi urea, semen dan amoniak Zahra dan kawan-kawan yakni dengan
saja, sedangkan dari produksi gelas, melarutkan gas CO2 pada larutan 40 %
keramik dan yang lainnya karena monoethanolamine (MEA) pada pem-
keterbatasan waktu tidak dihitung. bangkit tenaga listrik (Mohammad dkk,
Dari Gambar 3-3 juga kita bisa 2007). Mereka berhasil menyerap 0,3
melihat bahwa penyerapan gas CO2 di mol CO2 untuk penggunaan 1 mol MEA,
Indonesia oleh hutan, kebun, dan sawah bila dihitung biayanya ini relevan
adalah lebih besar daripada penyerapan dengan untuk menyerap gas CO2 1 ton
oleh laut. Hal ini sesuai dengan penelitian dibutuhkan biaya 33 €.
Tans dkk (1990), bahwa penyerapan
73
Berita Dirgantara Vol. 12 No. 2 Juni 2011: 68-75
Emisi CO2
tahun 2004 Bakar hutan
; 36 Nafas manusia ;
[Ribu ton] Gambut ;
41200 Laut ; - Bakar
76446
Hutan ; -
96122
Sawah ; - Kebun ; -
Energi ; 449695 5011
1788
Banjir ; 18
Proses Industri ;
26108
74
Gas CO2 di Wilayah Indonesia (Toni Samiaji)
75