LP Cairan Elektrolit-Dikonversi
LP Cairan Elektrolit-Dikonversi
1. Definisi
5. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake
cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara
1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari
makanan.
Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500
ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml. Rumus menghitung
keseimbangan cairan tubuh
CM – CK – IWL
Keterangan :
CM : Cairan
Masuk CK :
Cairan
Keluar
Rumus IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
6. Pengaturan Keseimbangan Cairan
a. Rasa dahaga
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada
cairan ekstrasel dan intrasel. Biknat diatur oleh ginjal.
f. Fosfat
a. Ginjal
b) Hipernatremia
3. Ketidakseimbangan Kalsium
a) Hipokalsemia
Kekurangan kadar kalsium dalam cairan ekstrasel dimana kadar
kalsium serum <4,5 mEq/l atau 10 mg/100 ml.
b) Hiperkalsemia
Kelebihan kadar kalsium dalam cairan ekstrasel dimana kadar kalsium
serum
> 5,8 mEq/l atau 10 mg/100 ml.
4. Ketidakseimbangan Magnesium
a) Hipomagnesemia
Kondisi dimana kadar magnesium kurang dari 1,5 mEq/l. umumnya
disebabkan oleh konsumsi alcohol, malnutrisi, diabetes, gagal ginjal, gagal
hati dan absorbs usus yang buruk.
b) Hipermagnesemia
Kondisi dimana kadar magnesium lebih dari 3,4 mEq/l. Umumnya
disebabkan oleh konsumsi antasida yang mengandung magnesium.
5. Ketidakseimbangan Klorida
a) Hipokloremia
Penurunan kadar ion klorida dalam serum, dimana kadar klorida >95
mEq/l. Disebabkan oleh kehilangan sekresi gastrointestinal yang berlebihan
seperti diare, muntah, uresis. (Hardono, Tohitiah, Wijyanto, & Sutrisno,
2019)
b) Hiperkloremia
Peningkatan kadar ion klorida dalam serum, dimana kadar klorida <105
mEq/l. Disebabkan oleh dehidrasi dan masalah ginjal.
6. Ketidakseimbangan Fosfat
a) Hipofosfatemia
Penurunan kadar fosfat didalam serum, dimana nilainya <2,8 mg/dl.
Disebabkan oleh alkoholisme, malnutrisi, hipertiroidisme.
b) Hiperfosfatemia
Peningkatan kadar fosfat dalam serum, dimana nilainya >4,4 mg/dl atau
>3,0 mEq/l. Disebabkan oleh penggunaan laksatif yang mengandung
fosfat, penurunan hormone paratiroid dan kasus gagal ginjal. ( Wahid dan
Nurul, 2007).
7. Gangguan Keseimbangan Asam Basa
1) Asidosis respiratorik.
Adalah gangguan asam basa yang disebabkan oleh retensi CO2 akibat
gangguan hiperkapnia.
a) Tanda-tandanya meliputi: nafas dangkal, gangguan pernafasan yang
menyebabkan hipoventilasi, depresi susunan saraf pusat, gangguan
kesadaran dan disorientasi, pH plasma <7,35; pH urine <6, PCO2
tinggi (>45 mmHg).
b) Penyebabnya antara lain penyakit obstruksi, restriksi paru,
polimielitis, penurunan aktivitas pusat pernafasan karena trauma
kepala, pendarahan, narkotik, anestesi)
2) Asidosis metabolic
3) Alkalosis respiratorik
4) Alkalosis metabolic
b) Anak
A PENGKAJIAN
a) Biodata
1. Identitas klien
2. Identitas penanggung jawab
b) Riwayat Kesehatan
3. Keluhan Utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan kebutuhan
cairan dan elektrolit antara lain: nyeri abdomen, kram, bising usus
hiperaktif atau hipoaktif, anoreksia, borborigmi, distensi abdomen,
perasaan rektal penuh, feses keras dan berbentuk, kaletihan umum,
sakit kepala, tidak dapat makan, nyeri saat defekasi, mual, muntah,
konstipasi, inkontenensia
defekasi, diare.
4. Riwayat kesehatan sekarang
Ditanyakan / menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien
5. Riwayat kesehatan terdahulu
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hardono, Tohitiah, S., Wijyanto, W. P., & Sutrisno. (2019). Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan cairan dan elektrolit. Wellness And Healthy Magazine, 1(1),
29–40.
Kasiati, & Rosmalawati, N. W. D. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Kebutuhan
Dasar Manusia I (1st ed.). Yogyakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis (2nd ed.). Yogyakarta:
MediAction.