Anda di halaman 1dari 12

PENGENALAN OPT

MUHAMMAD AGRI HEBRON RAMBE (7118-01) FP.UISU (2018-2019)

Abstrak
Organisme penganggu tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas produksi
tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan.
Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu hama,
penyakit dan gulma. Organisme pengganggu tanaman merupakan salah satu
penghambat produksi dan penyebab ditolaknya produk tersebut masuk ke suat
negara, karena dikawatirkan akan menjadi hama baru di negara yang ditujunya.
Berdasarkan pengalaman, masih adanya permasalahan OPT yang belum tuntas
penanganannya dan perlu kerja keras untuk mengatasinya dengan berbagai upaya
dilakukan, seperti lalat buah pada berbagai produk buah dan sayuran buah dan
virus gemini pada cabai. Selain itu, dalam kaitannya dengan terbawanya OPT pada
produk yang akan diekspor dan dianalis potensial masuk, menyebar dan menetap di
suatu wilayah negara, akan menjadi hambatan yang berarti dalam perdagangan
internasional.
Kata Kunci  : organisme pengganggu tanaman, hama, penyakit, gulma

Pendahuluan

Latar Belakang

Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik

berukuran mikro ataupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan mematikan

tanaman yang dibudidayakan. Berdasarkan jenis seranganya OPT dibagi menjadi 3

kelompok, yaitu hama, vektor penyakit, dan gulma (Amir, 2003).

Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada tanaman. Hama

terdapat beberapa jenis, diantaranya adalah insekta (serangga), moluska (bekicot,

keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda, dll. Serangan hama sangat terlihat
dan dapat memberikan kerugian yang besar apabila terjadi secara massive (Elzinga,

2004).

Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan bersifat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan. Gulma

memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pertumbuhan tanaman, meskipun

biasanya tidak menimbulkan kematian. Gulma bisa disebut juga sebagai kompetitor

penyerap nutrisi daerah perakaran tanaman (Gullan,2002).

Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui pengenalan organismepengganggu tumbuhan

2. Untuk mengetahui bagian-bagian dari belalang

3. Untuk mengetahui peranan belalang terhadap tanaman beserta cara

pengendaliannya.
TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Belalang (Valanga nigricornis) :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Orthoptera

Famili : Acridoidea

Genus : Valanga

Spesies : Valanga nigricornis

Gejala

Hama ini menyerang terutama di bagian daun, daun terlihat rusak karena

serangan dari belalang tersebut, jika populasinya banyak serta belalang sedang dalam

keadaan kelaparan, hama ini bisa menghabiskan tanaman jagung sekaligus sampai

tulang–tulang daunnya.

Pengendalian 

secara kimiawi bisa dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif

profenofos, klorpirifos, sipermetrin, betasiflutrin atau lamdasihalortrin.

Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Morfologi

 Kepala

Kepala merupakan bagian depan dari tubuh serangga dan berfungsi untuk
pengumpulan makanan dan manipulasi, penerima rangsang dan otak (perpaduan

syaraf). Struktur kerangka kepala yang mengalami sklerotisasi disebut sklerit. Sklerit-

sklerit ini dipisahkan satu sama lain oleh sutura yang tampak sebagai alur 

Kutikula pada kepala mengalami penonjolan ke arah dalam, membentuk rangka

kepala bagian dalam,yang disebut tentorium. 

Terdapat tiga tipe kepala berdasarkan posisi alat mulut, yaitu : 

1. Prognatous (menghadap ke depan), contoh : Sithopillus oryzae (Coleoptera,

Curculionidae) 

2. Hypognatous (menghadap ke bawah), contoh : Valanga nigricornis (Orthoptera,

Acrididae) 

3. Ophistognatous (menghadap ke bawah dan belakang), contoh : Leptocorisa acuta

(Hemiptera, Alydidae) 

Pada kepala terdapat dua organ penerima rangsang yang tampak jelas yaitu mata

tunggal dan antena. Mata terdiri dari dua jenis : mata majemuk dan tunggal. 

Antena

Sepasang antena terdapat pada salah satu ruas kepala di atas mulut yang dapat

digerak-gerakkan. Antena merupakan alat penting yang berfungsi sebagai alat perasa

dan alat pencium. Ruas pertama antena yang disebut skapus melekat pada kepala.

Ruas kedua disebut pedisel dan ruas-ruas berikutnya secara keseluruhan disebut

flagelum. 
Klasifikasi ilalang (Imperata cylindrica  (L.) Beauv. :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Imperata

Spesies : Imperata cylindrica  (L.) Beauv.

Gejala

Ilalang merupakan tumbuhan rumput yang berbatang lunak dan membulat.

Daunnya tipis, bertekstur licin dan diselubungi rambut, serta memiliki warna hijau

gelap hingga terang. Sistem perakarannya ditunjang rimpang yang kuat sehingga sulit

dicabut. Sedangkan bunga ilalang berwarna putih, berupa bulir majemuk, agak

menguncup, dan mudah diterbangkan angin. Proses perkembangbiakan alang-alang

berlangsung sangat cepat. Benih-benihnya gampang sekali diterbangkan angin dan

tumbuh menjadi tanaman dewasa. Sementara itu, rimpang ilalang yang juga

merupakan bakal tanaman dewasa dapat menembus tanah sampai kedalamanan 1

meter. Hal ini sering mengakibatkan upaya pemberantasan gulma alang-alang

tergolong cukup sulit dilakukan.


Pengendalian

Alang-alang tidak akan tumbuh di tempat yang tidak mendapatkan cahaya matahari

yang cukup. Sehingga Anda bisa memelihara tanaman penutup tanah seperti kacang-

kacangan. Keuntungan lainnya tanaman kacang-kacangan juga dapat memperbaiki

struktur tanah, meningkatkan kandungan nitrogen, mencegah erosi, dan menjaga

kelembaban tanah. Selain itu, daun dari tanaman ini juga dapat dipakai untuk pakan

hewan ternak.

Morfologi

1.Tanaman jenis herbal, jenis rumput yang tumbuh merayap, tinggi tanaman 30
hingga 180 cm. 

2.Ciri batang tanaman berupa rimpang, merayap dibawah tanah, batang tanaman
tegak membentuk satu perbungaan, padat dan terdapat buku/ruas berambut jarang

3.Ciri daun tanaman berbentuk tunggal, pangkal daun saling menutup. Daun berupa
helaian, berbentuk pita, ujung daun runcing tajam, tampak tegak dan kasar. Daun
memiliki rambut jarang, panjangnya 35 hingga 80 cm dan lebarnya hingga 18 cm.
 
4.Ciri bunga berbentuk susunan majemuk, dan bulir majemuk. Bunga agak
menguncup, panjangnya 6 hingga 28 cm. Setiap cabang memiliki 2 bulir, tangkai
bunga burukuran 1 hingga 3 mm. Terdapat satu gluma 1, ujung bersilia, terdapat 3
sampai 6 urat. Sekam berbentuk bulat telur melebar, silia pendek berukuran 1,5
hingga 2,5 mm.
 
5.Ciri benang sari mempunyai kepala sari ukuran 2,5 hingga 3,5 mm. Berwarna putih
kekuningan atau ungu. Kepala putik berbentuk bulu ayam, buah bertipe padi, dan biji
berbentuk jorong dengan panjang lebih dari 1 mm.

Morfologi tanaman alang-alang ditandai dengan waktu berbunga pada Januari hingga

Desember. Tanaman tumbuh pada ketinggian hingga 2700 m dpl, tumbuh subur

didaerah terbuka atau setengah tertutup. Biasanya ditemui di rawa-rawa, lahan yang
habis dibuka, di tepi sungai, hutan sekunder, lahan bekas terbakar, dan perkebunan.

Tanaman alang-alang sangat mempengaruhi tanaman kultivasi lain karena menyerap

natrium yang relatif tinggi, sehingga dianggap gulma merugikan.


BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Dasar- Dasar Perlindungan

Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jln Karya Wisata,

Kecamatan Medan Johor, Kotamadya Medan. Praktikum ini dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 01 maret 2018, pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

a. Bahan
1. Belalang (Valanga nigricornis)
2. Ilalang (Imperata cylindrica  (L.) Beauv
b. Alat
1. Serbet
2. Gunting
3. Alat tulis
4. Buku gambar
c. Metode Pratikum

1. Siapkanlah semua alat dan bahan untuk praktikum

2. Siapkan salah satu serangga, yaitu belalang

3. Lalu amatilah belalang tersebut

4. Dan gambarlah serangkaian belalang


Hasil & Pembahasan
Hasil

Bagian - Bagiannnya
Gambar Utuh
Caput Thorax Abdomen

Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan


1.  Caput (kepala) 1.    Antenna 1.      Mesothorax 1.      Perut
2.  Thorax (dada) 2.    Mata 2.      Metathorax 2.      Spiracle
3.  Abdomen (perut) 3.    Mulut 3.      Kaki 3.      Cetrus
4.  Sayap 4.      Ovipositor

Pembahasan

Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik

berukuran mikro ataupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan mematikan

tanaman yang dibudidayakan. Berdasarkan jenis seranganya OPT dibagi menjadi 3

kelompok, yaitu hama, vektor penyakit, dan gulma


Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada tanaman. Hama

terdapat beberapa jenis, diantaranya adalah insekta (serangga), moluska (bekicot,

keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda, dll. Serangan hama sangat terlihat

dan dapat memberikan kerugian yang besar apabila terjadi secara massive

Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan bersifat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan. Gulma

memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pertumbuhan tanaman, meskipun

biasanya tidak menimbulkan kematian. Gulma bisa disebut juga sebagai kompetitor

penyerap nutrisi daerah perakaran tanaman.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Berdasarkan jenis seranganya OPT dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu hama,

vektor penyakit, dan gulma

2. Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada tanaman

3. Hama terdapat beberapa jenis, diantaranya adalah insekta (serangga), moluska

(bekicot, keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda, dll

4. Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan bersifat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan

5. Gulma bisa disebut juga sebagai kompetitor penyerap nutrisi daerah perakaran

tanaman.

Saran

 Dengan berjalannya praktikum dasar-dasar perlindungan tanaman ini, saya

berharap untuk kedepannya tetap terjaga hubungan baik antara praktikan dengan

asisten laboratorium
DAFTAR PUSTAKA

Amir, 2003. Pengenalan organisme penganggu.Biodiversity Conservation Project.

Elzinga, 2004.Fundamental of Entomology. Pearson Educ: New jersey.

Gullan, 2002. The Insect An Outline of Entomology.Oxford: Blackwell

Sci.Hudiatomo,2001.OPT. Agromedia Pustaka : Jakarta.

Krishna, 2000.valanga nigricornis disekitar kita.Kasinius : Yogyakarta.

Nandika,2003.serangga dan Pengendaliannya. Universitas Muhammadiya Press :


Surakarta.

Tarumingkeng, 2005. Biologi dan pengenalan . Institut pertanian bogor : Bogor.

Anda mungkin juga menyukai