ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM MUSKULOSKELETAL
NIM : 16143010044
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpah dan
rahmat-Nya sehingga makalah Sistem Muskuloskeletal ini dapat terselesaikan. Makalah
Sistem Muskuloskeletal ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatann.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang saya ambil,Selain itu
makalah ini saya susun dengan agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam
mempelajari Sistem Muskuloskeletal.
Oleh karena itu, saya sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, terutaman mahasiswa Keperawatan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa. Struktur
tulang dan jaringan ikat menyususn kurang lebih 25 % berat badan. Struktur tulang
memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti jantung, paru,
otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot sehingga tubuh
kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi sebagai penghasil sel darah merah dan sel
darah putih (tepatnya di sumsum tulang) dalam proses yang disebut hamatopoesis.
Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita ada 4
kategori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak baraturan.
Masing-masing tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi. Menurut pergerakan
yang ditimbulkan sendi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
3. Sendi sinovial/diartrose.
Bentuk sendi diartrose ada beberapa macam : sendi putar, sendi engsel, sendi
kondiloid, sendi berporos serta sendi pelana. Bentuk-bentuk sendi beserta contohnya :
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan
tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai
kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka
adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
Otot(muscle) jaringan tubuh yg berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanik
sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan Rangka (skeletal) bagian tubuh yg tdd
tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sbg tempat menempelnya otot dan memungkinkan
tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Alat gerak tubuh manusia Þ sistem muskuloskeletal: pasif® rangka (skeletal); aktif ®
otot (muscle) Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan penyokong); banyak
mengandung mineral, zat perekat dan zat kapur. Tulang rawan, tulang, dan sendi
5. Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak; adanya
persendian
TULANG
tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast dan osteoklast serta
matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik terutama kalsium dan fosfor.
Struktur tulang Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa
(jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar
tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi
rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat
osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung
osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum
merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam
memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak. Pars kompakta teksturnya halus
dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung
kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat.
Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan
anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung
serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan. Pars
spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon (busa). Rongga tersebut
diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri
dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula. Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :
1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon)
Tulang Rawan (Kartilago) tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel
yg disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks dgn
substansi dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik. Kalsifikasi menyebabkan
tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras).
1. Hialin Cartilago : matriks mengandung seran kolagen; jenis yg paling banyak dijumpai.
2. Elastic Cartilago : serupa dg tl rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang
mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit
3. Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan
tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan.
1. Synarthroses Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas atau bahkan tidak dapat
bergeak sama sekali. Sendi ini dijumpai pada tulang tengkorak dimana lempeng-lempeng
tulang tengkorak disambungkan oleh elemen fibrosa.
2. Amphiarthroses Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas. Jaringan berupa diskus
fibrocartilage yang lebar dan pipih menghubungkan antara dua tulang. Umumnya bagian
tulang yang berada pada sisi persendian dilapisi oleh tulang rawan hialin dan struktur
keseluruhan berada dalam kapsul. Beberapa contoh sendi iniadalah: sendi vertebra, dan
simfisis pubis.
3. Diarthroses Sendi ini memiliki pergerakan yang luas. Umumnya dijumpai pada sendi-sendi
ekstremitas. Dijumpai adanya celah sendi, rawan sendi yang licin dan membran sinovium
serta kapsul sendi.
1. Sendi Fibrosa Sendi fibrosa dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Terdapat dua tipe sendi
fibrosa; (1) Sutura diantara tulang tulang tengkorak dan (2) sindesmosis yang terdiri dari
suatu membran interoseus atau suatu ligamen di antara tulang.
2. Sendi Kartilago/tulang rawan Ruang antar sendinya diisi oleh tulang rawan dan disokong
oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi kartilaginosa yaitu
sinkondrosis adalah sendi sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh rawan hialin. Sendi
sendi kostokondral adalah contoh dari sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulang
tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago antara tulang dan selapis tipis rawan hialin
yang menyelimuti permukaan sendi. Contoh sendi kartilago adalah simfisis pubis dan sendi
sendi pada tulang punggung.
3. Sendi Sinovial/sinovial joint Sendi ini dilengkapi oleh kartilago yang melicinkan
permukaan sendi, kapsul sendi (kantung sendi), membran sinovial (bagian dalam kapsul),
cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas dan ligamen yang berfungsi memperkuat
kapsul sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau
berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap tiap sendi normal relatif kecil.
OTOT
Otot (Muskulus) Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah
energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan
rangka. Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya mrpkn protein tubuh & ½-nya tempat
terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi
jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi krn adanya aktivitas otot
. Ada 3 jenis otot yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka.
1.OTOT POLOS
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),
C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama
dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan thd kelelahan
2. OTOT RANGKA
E. Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami
tetani, & cepat lelah
Otot Rangka Otot rangka bekerja secara volunter (secara sadar atas perintah dari
otak), bergaris melintang, bercorak dan berinti banyak di bagian perifer. Secara anatomis
terdiri dari jaringan konektif dan sel kontraktil.
Fungsi Otot Rangka
Struktur Otot Rangka Setiap otot dilapisi jaringan konektif yang disebut epimisium.
Otot rangka disusun oleh fasikula yang merupakan berkas otot yang terdiri dari beberapa sel
otot. Setiap fasikula dilapisi jaringan konektif yang disebut perimisium dan setiap sel otot
dipisahkan oleh endomisium.
1. Otot
2. Fasikula
3. Serabut Otot
4. Miofibril
5. Miofilamen
3. Sarkoplasma (cairan intrasel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein & enzim. 4.
Retikulum Sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium).
F. Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani,
& tahan thd kelelahan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan
tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai
kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka
adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
2. Didalam tubuh manusia tersusun dari 3 otot diantaranya yaitu, Ada 3 jenis otot yaitu
otot jantung, otot polos dan otot rangka.
OTOT POLOS
B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),
C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama
dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng mengalami tetani, tahan thd kelelahan.
OTOT RANGKA
D. Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami
tetani, & cepat lelah
OTOT JANTUNG
F. Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani,
& tahan thd kelelahan
B. SARAN
Ns. Mohammad judha, M.Kep & Rizky Erwanto, Ns., S.Kep ANATOMMI DAN
FISIOLOGI. 2011. Gosyen Publishing. Yogyakarta