Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad izdan arrasyid

NIM : 17250201001
Kelas : 1A
Tugas !
Tanggapan tulisan Sutejo K. Widodo Pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro
file:///C:/Users/user/Downloads/4604-10034-1-SM.pdf ejournal.undip.ac.id › humanika › article ›
view
PDF

MEMAKNAI SUMPAH PEMUDA DI ERA REFORMASI


Pemuda adalah agent of change. Terkait dengan Sumpah Pemuda, ungkapan ini benar
adanya. Dalam sejarahnya, perjuangan Bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu
kolonialisme, yang lebih mengutamakan fanatisme kedaerahan selama tiga abad, memasuki
sejarah baru dengan bangkitnya sejumlah pemuda mendirikan organisasiorganisasi kepemudaan
nasional. Perjuangan yang pada awalnya lebih bersifat kultural berubah menjadi perjuangan yang
membawa isu-isu nasionalisme dengan lebih mengedepankan diplomasi politik.
Tercatat pada tahun 1915-an berdiri sejumlah besar organisasi kepemudaan yang masih
bersifat kedaerahan, seperti Tri Koro Darmo yang kemudian menjadi Jong Java (1915), Jong
Soematranen Bond (1917), Jong Islamieten Bond (1924), Jong Batak, Jong Minahasa, Jong
Celebes, Jong Ambon, Sekar Roekoen dan Pemoeda Kaoem Betawi. Organisasi tersebut bersifat
kedaerahan dan kelompok khusus.
Dari sekilas terhadap peristiwa bersejarah tanggal 28 Oktober 1928 yang kemudian
dikenal sebagai “Sumpah Pemuda” terjadi berkat kesepatan yang muncul diantara pimpinan
organisasi kepemudaan dan kedaerahan. Berangkat dari konflik secara damai simbolik
keberadaan penjajah Belanda yang menyimbolkan berbagai kelompok pribumi sebagai bagian
atau berada di bawah Belanda. Sebelum Sumpah Pemuda, konflik dengan kekerasan dilakukan
pada tingkat lokal dan didasarkan rasa permusuhan terhadap penjajahan Belanda. Sejak Sumpah
Pemuda terjadilah “Pemerdekaan secara simbolik dan mental”, karena saat itu diikrarkan
kecintaan pada Indonesia. Ketika itu “Hindia Belanda” secara terbuka telah “didekontruksi” dan
sekaligus “direkontruksi” menjadi “Indonesia”.
Sebagaimana pendapat Asvi Warman Adam, Sumpah Pemuda 1928 dapat dipandang
sebagai “Proklamasi” bangsa Indonesia dan perubahan sosial politik yang terjadi dalam dunia ide
dan pemikiran. Secara terbuka, “jiwa” dan “roh” bangsa Indonesia “ditiupkan” dalam bentuk
Sumpah Pemuda, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh WR Soepratman di Kramat Raya
106 pada tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya, jiwa itu menyertai “raga” bangsa (nation)
Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 di tengah perjuangan menentang fasis Jepang dan
kolonialis Belanda.

Setelah kita melihat rentetan peristiwa yang begitu panjang dan tidak mudah untuk
para pemuda dahulu dalam mengambil keputusan banyak konfik yang harus di lalui banyak
pihak yang menentang tentang pembuatan dan pengambilan keputusan dari kalangan masyarakat
dalam maupun luar, dengan belajar sejarah lah kita bisa lebih mengetahui pelajaran hidup yang
amat sangat luar biasa hikmah hikmah yang bisa kita dapat dari peristiwa sumpah pemuda
tersebut.
Namun kita liat sekarang ada sebagian masyarakat yang hampir lupa dengan para
tokoh terdahulu bahkan ada yang sampai lupa hari ini hari memperingati apa , yang lebih
mirisnya lagi melihat para pemuda sekarang yang dari segi moral dan akhlak kebanyakan sudah
rusak dan susah di atur padahal kita bisa melihat Indonesia kedepan akan seperti apa itu lewat
pemuda sekarang . semoga dengan kita melihat menongok kebelakang lagi tentang sejarah dari
artikel artikel bisa membangkitkan kita sebagai khusunya para pemuda agar lebih maju menjadi
tonggak pertama dalam masa depan bangsa indonesia.
Dalam tulisan Sutejo K. Widodo Pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro di harapkan para masyakarakat dan pemuda sekarang bisa lebih maju
dari segi akhlaq budi pekerti dan mental dan juga tidak lupa akan jasa para tokoh pahlawan
sumpah pemuda sebagai penyemangat motivasi dalam tolak ukur kedepan.

Anda mungkin juga menyukai