Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain mencakup: perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
pembuangan air kotor (limbah) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha
kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya
kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya (Notoadmodjo, 2003).

1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah mahasiswa mampu mengetahui secara umum
tentang  ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta fakor yang terkait di
tingkat populasi (Epidemiologi) pada lingkungan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kesehatan Lingkungan


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Menurut WHO
(World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi
yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

2.2 Sejarah Epidemiologi


Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi.Hal ini
berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi
dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non
infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang
penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.Mencakup juga
studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinandeterminan penyakit
tersebut.Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.
Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman
dahulu kala dan bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua
disiplin ilmu ini berkaitan satu sama lainnya.
Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan
penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia, patologi, mikrobiologi dan
genetika.Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara
penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus
demi kasus sedangkan epidemioogi menekankan pada kelmpok individu.Oleh karena itu,
selain membutuhkan ilmu kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-

2
ilmu lain seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi,
budaya dan statiska.
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan
karena belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada
epidemioogi.Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah
kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat
berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.Keberhasilan
menembus paradigma tersebut berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di
kala itu.Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi, Abad ke 5
SM muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and places,
selanjutnya Galen melengkapi dengan factor atmosfir, faktor internal serta faktor
predisposisi. Abad 14 dan 15 terjadi karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V.
Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan
ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data metriologi.
Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematik
dalam epidemiologi dengan mengembangkan system pengumpulan data rutin tentang
jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang
menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris.Upaya
yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus
menerus dan menggunakaninformasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah
mengangkat nama William Farr sebagai the founder of modern epidemiology.
Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam
menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis
wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker.
Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan
epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik. Pada tahun 1892
yaitu melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch,
Pasteur mengembangkan teori kontak penularan.
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup
sekurangkurangnya 3 elemen, yakni :
a) Mencakup semua penyakit Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik
penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan
gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan

3
sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga
kegiatan pelayanan kesehatan

b) Populasi Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari


penyakit penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada
distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.

c) Pendekatan ekologi Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang
pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada
seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

2.3 Pengertian Epidemiologi


“Epidemiologi” berasal dari dari kata Yunani epi= atas, demos= rakyat, populasi
manusia, dan logos = ilmu (sains), bicara. Secara etimologis epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan peristiwa yang banyak terjadi
pada rakyat, yakni penyakit dan kematian yang diakibatkannya yang disebut epidemi.
Kata “epidemiologi” digunakan pertama kali pada awal abad kesembilanbelas (1802)
oleh seorang dokter Spanyol bernama Villalba dalam tulisannya bertajuk Epidemiología
Española (Buck et al., 1998).Tetapi gagasan dan praktik epidemiologi untuk mencegah
epidemi penyakit sudah dikemukakan oleh “Bapak Kedokteran” Hippocrates sekitar
2000 tahun yang lampau di Yunani. Hippocrates mengemukakan bahwa faktor
lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit. Dengan menggunakan Teori Miasma
Hippocrates menjelaskan bahwa penyakit terjadi karena “keracunan” oleh zat kotor yang
berasal dari tanah, udara, dan air. Karena itu upaya untuk mencegah epidemi penyakit
dilakukan dengan cara mengosongkan air kotor, membuat saluran air limbah, dan
melakukan upaya sanitasi (kebersihan).

 Pengertian Epidemiologi Menurut Asal Kata


Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunai
yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi = pada / tentang, Demos yang berati
Penduduk dan kata terakhir adalalah Logos yang berarti Ilmu
Pengetahuan.Jadi EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG MEMPELAJARI

4
TENTANG PENDUDUK. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini
EPIDEMIOLOGI adalah : “Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan
Distribusi (Penyebaran) serta Determinan masalah kesehatan pada sekelompok
orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang
Mempengaruhinya). Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya,
perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam
perkembangannya hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak
hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit
degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.
Oleh karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.

 Pengertian Epidemiologi Menurut Pendapat Para Ahli


Pendapat Para Ahli Sebagai ilmu yang selalu berkembang,
Epidemiologi senantiasa mengalami perkembangan pengertian dan karena itu
pula mengalami modifikasi dalam batasan/definisinya. Beberapa definisi telah
dikemukakan oleh para pakar epidemiologi, beberapa diantaranya adalah :
a. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit
dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.
Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang
mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.
b. Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang
fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai
riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular. Di sini tampak
bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada
masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.

2.4 Jenis-Jenis Epidemiologi


Epidemiolodi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit
dan bagaimana berbagai faktor menjadi faktor penyeban penyakit tersebut. Untuk
menjawab masalah tersebut, epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya
menjadikan epidemiologi dapat dibagi dalam beberapa jenis :

5
 Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi Deskriptif berkaitan dengan definisi epidemiologi sebagai ilmu
yang mempelajari tentang distribusi penyakit atau masalah kesehatan
masyarakat.Hasil pekerjaan Epidemiologi Deskriptif diharapkan mampu menjawab
pertanyaan mengenai faktor who, where, dan when. Merupakan langkah awal untuk
mengetahui masalah kesehatan dari segi epidemiologi dengan menjelaskan siapa yang
terkena dan dimana serta kapan terjadinya masalah tersebut.Siapa: bisa berupa
variabel umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
Populasi yang berpotensi atau punya peluang untuk menderita sakit atau mendapat
resiko biasanya disebut Population at risk(penduduk punya resiko).Dimana :
pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana masyarakat tinggal atau bekerja, atau
dimana saja ada kemungkinan mereka mengadapimasalah kesehatan.Kapan : kejadian
penyakit berhubungan juga dengan waktu. Faktor waktu ini dapat berupa jam,
minggu, bulan, dan tahun, musim.

 Epidemiologi Analitik
Epidemiologi analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk
menganalisis faktor-faktor determinan masalah kesehatan. Di sisi diharapkan
epidemiologi mampu menjawab pertanyaan Kenapa, atau apa penyebab terjadinya
masalah tersebut.

Ada beberapa studi tentang epidemiologi ini:


1. Studi riwayat kasus (case History studies). Dalam stusi ini akan dibandingkan
dengan dua kelompok orang yakni kelompok yang terkena dan tidak terkena suatu
penyakit (kelompok kontrol).

2. Studi kohort (Cohort studies). Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan
(ekxposed) pada satu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok
orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi
tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini
disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua
kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut
bermakna atau tidak.
6
 Epidemiologi Eksperimental
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu
faktor sebagai penyebab tejadinya faktor luaran (penyakit), maka perlu diuji
faktor kebenarannya dengan percobaan atau eksperimen. Misalnya kalu rokok
dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen
bahwa jika rokok dikurangi, maka kanker paru akan menurun.

2.5 Ruang Lingkup Epidemiologi

Epid penyakit menular 

Epid penyakit tidak


menular

Epid klinik

Epid kependudukan
Ruang Lingkup
Epidemiologi Epid gizi

Epid kesehatan jiwa

Epid pengolahan layanan


kesehatan

Epid lingkungan &


kesker 

2.5.1 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


Penyakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi
secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi
atau struktur organ atau sistem tubuh.
Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti cacat
fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme,

7
dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit
tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker
usus, depresi dan kecemasan.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di
Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan
penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat
merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi
dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Dalam sambutannya Menkes menjelaskan, proporsi angka kematian akibat PTM
meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5%
pada tahun 2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah
stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif
kronis. Kematian akibat  PTM terjadi di perkotaan dan perdesaan.
Menkes mengatakan, PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang
tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup  tidak sehat. Riskesdas 2007
melaporkan, 34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93,6% kurang
konsumsi buah dan sayur serta 48,2% kurang aktivitas fisik.

 Jenis Penyakit Tidak Menular


Seperti yang telah dijelaskan di atas, PTM merupakan penyakit degeneratif,
saat ini yang banyak berkembang di masyarakat seperti penyakit hipertensi atau darah
tinggi, diabetes melitus, hiperkolesterolemia, asam urat, penyakit jantung, paru-paru
kronis, bahkan kanker. PTM dapat juga disebabkan karena kecelakaan termasuk
cedera, luka dan benturan akibat kecelakaan.

Adapun jenis penyakit yang tidak menular lainnya adalah :


1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal kronis adalah suatu kondisi di mana kedua ginjal mengalami
kerusakan permanen dan tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.
Biasanya ditandai dengan edema seluruh tubuh (edema anasarka) karena terjadinya
hipertensi portal dan kadar klirens kreatinin < 25.
2. Tumor Otak
Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menakutkan semua orang.
Karena otak merupakan salah satu organ tubuh manusia paling peka dan
8
mempunyai fungsi sebagai pusat pengatur organ tubuh lainnya. Coba bayangkan,
jika otak sakit atau mengalami kerusakan, sedikitnya dapat dipastikan fungsi organ
tubuh lainnya pun akan terganggu, bahkan tidak jarang menimbulkan kematian.
Tumor otak bisa menyerang siapa saja dalam segala usia, pada umumnya orang
usia produktif atau dewasa muda. Meski demikian mengerikannya, tidak berarti
diagnosis tumor otak selalu merupakan vonis kematian bagi para penderitanya.
Dewasa ini ilmu kedokteran telah berkembang pesat, teknik diagnostik dan
pengobatan telah memberikan harapan hidup bagi para pasien tumor otak.
Beberapa faktor yang mempengaruhi Prognosa (harapan hidup) penderita tumor
otak antara lain; kemampuan deteksi dini; kemampuan mengetahui dengan tepat
lokasi tumor di otak; keunggulan teknologi diagnostik dan terapi (operasi) seperti
CT-Scan, MRI (Magnetic Resonance Image), mikroskop.

 Karakteristik Penyaki Tidak Menular


Karakteristik penyakit tidak menular :
a. Tidak ditularkan
b. Durasi penyakit panjang (kronis)
c. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.
d. Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu
e. Biaya pencegahan maupun pengobatannya cukup tinggi
f. Mempunyai variasi yang cukup luas
g. Faktor penyebabnya bermacam-macam (Multifaktor)

 Pendekatan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


Epidemiologi berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-fotor yang
mempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan pendekatan
metodologik, yaitu dengan melakukan berbagai penelitian. Sebagaimana umumnya
penelitian epidemiologi untuk PTM dikenal juga adanya penelitian observasional dan
eksperimental. Hanya saja karena berlangsung lama, maka umumnya penelitian PTM
merupakan penelitian observasional

 Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular


Prinsip upaya pencegahan penyakit lebih baik dari mengobati tetap juga
berlaku untuk PTM.
9
4 Tingkat Pencegahan PenyakitTidak Menular :

1. Pencegahan primordial → usaha mencegah terjadinya risiko atau


mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit
secara umum.tujuan dari pencegahan primordial adalah untuk menghindari
terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang diketahui mempunyai
kontribusi untuk meningkatkan risiko penyakit. contoh: upaya primordial dari
penyakit jantung koroner dapat berupa kebijaksanaan nasional nutrisi dalam
sektor agrokultur, industri makanan, impor dan ekspor makanan, promosi
aktivitas fisik/olahraga. contoh lain adalah adanya peraturan dilarang merokok
pada wilayah-wilayah tertentu. dilapangan, pencegahan primordial yang efektif
itu memerlukan adanya peraturan yang ketat dari pemerintah.

2. Pencegahan tingkat pertama, meliputi :


 Promosi kesmas, misal : kampanye kesadaran masyarakat, promosi
kesehatan, pendidikan kesmas.
 Pencegahan khusus, misal : pencegahan keterpaparan, pemberian
kemopreventif

3. Pencegahan tingkat kedua, meliputi :


 Diagnosis dini, misal dengan melakukan screening
 Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah
4. Pencegahan tingkat ketiga, meliputi: Rehabilitasi, misal perawatan rumah jompo,
perawatan rumah sakit

Upaya pencegahan PTM ditujukan kepada faktor resiko yang telah


diidentifikasi.Screening PTM .Screening atau penyaringan adalah usaha untuk
mendeteksi/ mencari penderita penyakit tertentu tanpa gejala dalam masyarakat atau
kelompok tertentu melalui suatu test/pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana
dapat memisahakan mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya
didiagnosa dan dilanjutkan dengan pengobatan. Screening ini sangat erat kaitannya
dengan faktor resiko dari PTM.

10
Sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah bila kita menghindari 4
faktor risiko (perilaku) yang utama yaitu:
1. Pemakaian tembakau (merokok).
2. Kurangnya aktivitas fisik.
3. Konsumsi alkohol.
4. Diet yang tidak sehat.

Faktor-faktor risiko Penyakit Tidak Menular di atas merupakan faktor-


faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku dan dapat dikontrol dari diri kita
sendiri. Sebenarnya masih ada faktor-faktor risiko lain bagi terjadinya penyakit tidak
menular tetapi biasanya faktor-faktor ini sulit dikontrol dari diri sendiri, seperti: faktor
stress, kegemukan, dan pencemaran lingkungan.

2.5.2 Epidemiologi Penyakit Menular


Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebabkan
karena faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.
Oleh sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena penyakit
ini ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang ditularkan
oleh penderita, penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui udara, jarum suntik,
transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas penderita yang masih kurang
bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun bukan berarti penyakit ini tidak bisa
dihindari, pola hidup sehat dan lingkungan dapat mennghindari dari penyakit ini.
Penyakit ini adalah penyakit yang paling menakutkan dibandingkan dengan
penyakit tidak menular karena penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan dapat
mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
Ada beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan 5 penyakit
menular, antara lain :
a) Penyakit kulit
Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali jenisnya,
dan mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan yang paling sering
terjadi adalah melalui kontak langsung atau kita menggunakan barang yang juga
dipakai oleh penderita, contohnya handuk, baju, dll.Contoh : cacar air, kudis, panu.

11
b) Parainfluenza
Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya
yang sangat cepat seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada
umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus parainfluenza saja gejalanya hanya
ringan  atau subklinis.

c) Demam Berdarah
Cara penularannya melalui virus yang terdapat  pada nyamuk Aighes
Aygepti yang menghisap darah organ.

d) Penyakit Kelamin
Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering
berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat kelamin saja
tetapi dapat menjalar ke organ lain.

e) HIV/AIDS
Virus yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas,
tetapi virus ini tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai
penyakit lain seperti menyerang organ vital bias menimbulkan kematian. Apabila
sistem imun pada tubuh telah rusak resiko berbagai virus akan masuk ke tubuh pun
sangat besar dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.

 Cara Penularan Penyakit


Terdapat tiga aspek sifat utama penularan penyakit dari orang ke orang, antara
lain :
1. Waktu generasi (Generation Time)
Yaitu masa antara masuknya penyakit pada penjamu tertentu sampai
masa kemampuan maksimal penjamu tersebut untuk dapat menularkan
penyakit. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab
sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit
dengan gejala yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu
masuknya  unsur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit
tersebut untuk menularkan kepada penjamu lain.

12
2. Kekebalan kelompok (Herd Immunity)
Yaitu kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu
terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu
didasarkan pada tingkat kekebalan tubuh suatu anggota kelompok tersebut. Herd
Immunity adalah faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta
kelangsungan penyakit tersebut.
3. Angka serangan (Attack Rate)
Yaitu sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam satu satuan
waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta
memiliki resiko/kerentanan terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini
bertujuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam
keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem hubungan keluarga
dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari – hari pada
kelompok populasi tertentu merupakan unit epidemiologi tempat penularan
penyakit berlangsung.  

 Tindakan Pencegahan
Pencegahan penyakit datang dari diri sendiri, individu dapat
meminimalkan pola hidup yang tidak sehat dan memaksimalkan pola hidup sehat.
Dibawah ini beberapa tindakan pencegahan untuk penyakit menular dan penyakit
tidak menular, diantaranya :

1) Menjaga kebersihan lingkungan


Di lingkungan kita banyak sekali hal – hal yang bias kita lihat dan
evaluasi, seperti, sampah dan kotoran yang menumpuk, drainase yang kotor serta
ventilasi/lubang untuk pertukaran udara didalam rumah yang buruk bias menjadi
sebab timbulnya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit saluran
pernapasan.

2) Cuci tangan dengan sabun


Kita tahu bahwa tangan adalah organ yang digunakan untuk berbagai
aktivitas, dan tangan beresiko sebagai perantara virus untuk masuk ke tubuh.
Tangan menjadi media perantara kuman maupun mikroorganisme yang lain. Saat

13
kita tanpa sengaja memegang bekas ludah atau kotoran, maka penyakit mudah
sekali masuk kedalam tubuh.

3) Olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup


Membiasakan diri untuk melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga
dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Istirahat yang cukup membantu
tubuh agar tetap bugar. Pola makan yang seimbang, perlunya mengatur pola
makan, terutama menu makanan sehat, hindari makanan yang bersesiko terhadap
kesehatan seperti, minuman bersoda dan beralkohol, makanan ringan/snack,
makanan olahan/makanan yang mengandung pengawet, makanan yang
,mengandung Na, makanan tinggi kolesterol, dsb.

4) Pola hidup yang sehat


Selalu berpikir positip membantu kita terhindar dari stress.  Mulai
melakukan pendekatan terhadap agama dapat menenangkan emosi, menghindari
pergaulan bebas dan setia pada satu pasangan.

5) Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi lebih baik diberkan mulai sejak Balita untuk
mencegah penularan penyakit.

6) Nutrisi yang baik


Perkuat fungsi tubuh dengan pola makanan yang bergizi yang
mengandung tinggi protein, tinggi serat, tinggi mineral, dan sebisa mungkin
hindari konsumsi makanan/minuman yang dapat merugikan tubuh.

2.5.3 Epidemiologi klinik 


Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang
dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/dokter
tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi. Dalam
penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para petugas medis terutama para dokter
sering menggunakan prinsip-prinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara
individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab penyakit dan cara mengatasinya
terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak tertarik untuk mengetahui serta
14
menganalisis sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam
masyarakat. 

Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data
informasi yang sangat berguna dalam analisis epidemiologi, tetapi harus pula diingat
bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupakan
suatu disiplin ilmu yang memiliki metode pendekatan serta cara penerapannya secara
khusus. Dengan demikian maka sewajar-nyalah apabila setiap dokter yang akan
bertugas, dibekali pengetahuan dan keterampilan khusus tentang cara pendekatan
epidemiologi. 

Dewasa ini para dokter yang bekerja di Puskesmas cukup banyak dibebani
dengan tugas ganda yaitu selain sebagai klinisi, mereka juga harus berfungsi sebagai
pelaksana usaha kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Tugas utamanya sebagai
seorang dokter akan terganggu dengan berbagai tugas lain yang mem-butuhkan waktu
dan tenaga, sehingga tidak jarang dijumpai pelayanan penderita yang sangat bersifat
kuratif saja. Para penderita akan terperangkap dalam suatu lingkaran setan, yakni
mereka secara individu akan sembuh setelah pengobatan, tetapi kemudian mereka
kembali ke lingkungan yang sama dengan kemungkinan untuk menjadi sakit lagi. 

2.5.4 Epidemiologi kependudukan 


Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan system
pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan
dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan
demografis yang terjadi di dalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi
kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk
secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam
masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta
keluarga berencana. 

2.5.5 Epidemiologi gizi 


Dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat di mana
masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup
15
masyarakat.Pendekatan masalah gizi masyarakat melalui epidemiologi gizi bertujuan
untuk, menganalisis berbagai faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah
gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan dengan
kehidupan sosial masyarakat.Penanggulangan masalah gizi masyarakat yang disertai
dengan survei gizi lebih mengarah kepada penanggulangan berbagai faktor yang
berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya
terbatas pada sasaran idividu atau lingkungan keluarga saja. 

Dari berbagai contoh ruang lingkup penggunaan epidemiologi seperti tersebut di


atas lebih memperjelas bahwa disipiin ilmu epidemiologi sebagai dasar filosofi dalam
usaha pendekatan analisis masalah yang timbul dalam masyarakat, baik yang bertalian
dengan bidang kesehatan maupun masalah lain yang erat hubungannya dengan
kehidupan masyarakat secara umum.

2.5.6 Epidemiologi kesehatan jiwa 


Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa
dalam masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu,
maupun analisis berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam
masyarakat. Dengan meningkatnya berbagai keluhan anggota masyarakat yang lebih
banyak mengarah ke masalah kejiwaan disertai dengan perubahan sosial masyarakat
menuntut suatu cara pendekatan melalui epidemiologi sosial yang berkaitan dengan
epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini gangguan kesehatan jiwa
tidak lagi merupakan masalah kesehatan indiviuu saja, tetapi telah merupakan masalah
sosial masyarakat.

2.5.7 Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan 


Bentuk ini merupakan salah satu sistem pendekatan manajemen dalam
menganalisis masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta
penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
Bentuk pendekatan epidemiologi dalam bidang manajemen dewasa ini semakin
berkembang sesuai dengan perkembangan industri medis yang disertai perkembangan
dalam sistem manajemen kesehatan dan ekonomi kesehatan termasuk sistem asuransi
kesehatan.

16
Dalam alam kemajuan industri medis cukup banyak menyerap modal dan
tenaga kerja, maka peranan epidemiologi manajemen dalam menganalisis biaya
pengobatan dan biaya pelayanan kesehatan lainnya merupakan hal yang cukup penting.
Para ahli epidemiologi bersama dengan ahli perencanaan yang pada umumnya
berorientasi pada hasil keluaran suatu proses, dapat merupakan tim yang serasi dalam
menyusun suatu rencana pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Sistem
pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan oleh
para perencana pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk analisis situasi, penentuan
prioritas, maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat
umum maupun dengan sasaran yang khusus .

2.5.8 Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja 


Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta
menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada
lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawi, biologis maupun sosial budaya, serta
kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat
kesehatan pekerja serta untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit
akibat kerja.

17

Anda mungkin juga menyukai