Anda di halaman 1dari 7

STASIUN PEMBANGKIT TENAGA-2

Dosen: Ir. Abdul Razak, MT

PENDAHULUAN

PLTU adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Pembangkit ini memiliki alat
pembakaran yang dinamakan dengan Boiler sehingga dihasilkan uap panas kering (steam) yang akan
digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin. Sudu-sudu turbin yang berputar akan memutar poros
turbin yang terhubung langsung dengan poros generator, sehingga akan menghasilkan energi listrik.
Seperti yang kita ketahui bahwa generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik (poros turbin
yang berputar) menjadi energi listrik yang nantinya akan disalurkan ke gardu induk melalui
transformator.PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak dan batubara. PLTU yang
menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya memiliki gas buang yang relatif bersih dibandingkan
dengan PLTU yang menggunakan batubara. PLTU batubara lebih cocok dipakai pada wilayah yang
memiliki kandungan batubara yang banyak seperti daerah sumatera.

Prinsip Kerja PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya
menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah
sebagai berikut :
1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar
turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
3. generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai
hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan.

Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah
kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air
pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang. Putaran turbin
digunakan untuk memutar generator yang dikopel langsung dengan turbin sehingga ketika turbin
berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.Sekalipun siklus fluida kerjanya
merupakan siklus tertutup, namun jumlah air
dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh kebocoran
kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk mengganti
air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air kedalam siklus. Kriteria air penambah (make up
water) ini harus sama dengan air yang ada dalam siklus.

Proses Kerja PLTU


1. Air dari laut dipompa kemudian dialirkan melalui pipa dan masuk ke proses
desalinasi. Dalam proses ini air laut yang mengandung garam-garam maka akan
dipisahkan garamnya, sehingga air yang sudah didesalinasi tidak mengandung
garam-garam.
2. Setelah air tidak mengandung garam maka air akan dipompa menuju tanki make up
water tank. Setelah dari Make Up water tank kemudian air dipompa menuju Demin
Water Tank.
3. Dari demin water tank maka air akan dipompa kemudian melewati kondensor,di
dalam kondensor air yang berasal dari water demin tank kemudian akan bercampur
dengan air yang berasal dari uap air sisa turbin.
4. Setelah air keluar dari kondensor kemudian air dipompa menuju LP Heater. LP
Heater adalah Low Pressure Heater,fungsinya untuk memanaskan air supaya
suhunya layak untuk dip roses di Daerator. Agar proses pelepasan ini berlangsung
sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah
selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan
oleh peralatan yang disebut LP (Low Pressure Heater). Daerator biasanya terletak di
lantai atas PLTU,tapi bukan lantai yang paling atas.
5. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air
langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump / BFP (Pompa air pengisi) menuju
Boiler atau tempat “memasak” air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti panci, tetapi
panci berukuran raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi,
karena itu syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah
konstruksi PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai
dasar. Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi
bertekanan tinggi.

6. Sebelum masuk boiler air mengalami beberapa proses pemanasan di HP (High


Pressure) Heater. Setelah itu barulah air masuk boiler untuk dilakukan pemanasan
lebih lanjut.
7. Setelah air masuk ke dalam Boiler maka air akan dipanaskan sampai terbentuk uap.
Untuk menguapkan air tersebut maka dibutuhkan Boiler,boiler tersebut untuk
menghasilkan api menggunakan bahan bakar,bahan bakar tersebut bisa berupa
batu bara / minyak & gas. Untuk membantu proses pemanasan digunakan juga FDF
( Force Draft Fan),FDF akan menghisap udara luar,udara tersebut kemudian
dipanaskan dan udara tersebut akan disemprotkan di sekitar boiler,sehigga
pemanasan akan lebih optimum. Dari pemanasan tersebut akan terdapat sisa-sisa
pembakaran yang berua gas,gas sisa tersebut akan dibuang melalui cerobong asap.
8. Setelah terbentuk uap,maka uap tersebut masih berupa uap jenuh,uap tersebut tidak
akan kuat untuk menghasilkan turbin. Sebelumnya uap tersebut akan disimpan di
dalam steam drum yang berfungsi sebagai penampungan uap air sebelum menuju
super heater.Supaya uap tersebut bisa menggerakan turbin sehinngga uap akan
dialirakan menuju Super Heater. Dalam Super heater uap tersebut akan dihilangkan
kadar airnya,sehingga uap tersebut benar-benar kering. Di dalam boiler juga
terdapat economizer,economizer berfungsi untuk menyerap gas hasil pemanasan
super heater yang akan digunakan untuk memanaskan air pengisi sebelum masuk
ke main drum.
9. Setelah itu uapdari Super heater akan mengalir menuju HP Turbin dan kemudian
menggerakan turbin tersebut,setelah itu sisa uap akan kembali menuju reheater
dalam boiler untuk kembali dipanaskan supaya uapnya kuat untuk menggerakkan
LP Turbin.
10. Setelah uap dari reheater maka uap akan menuju LP Heater dan menggeerakan
turbin tersebut,karena poros-poros HP Turbin & LP Turbin terhubung ke Generator
maka jika kedua turbin ikut berputar maka generator juga ikut berputar. Putaran
generator inilah yang akan menghasilkan perbedaan potensial listrik yang kemudian
menghasilkan listrik. Kemudian listrik akan ditampung dan kemudian akan
disalurkan.
11. Dari LP Turbin masih terdapat sedikit sisa uap,dari sisa tersebut maka uap air akan
dikondensasi oleh kondensor,sehingga akan menjadi cairkembali dan akan
digunakan kembali dan ada yang dibuang kembali ke laut.

Kelebihan dan Kekurangan PLTU


Dibanding jenis pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan
tersebut antara lain :
1. Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair,
gas).
2. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
3. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
4. Kontinyuitas operasinya tinggi
5. Usia pakai (life time) relatif lama

Namun PLTU mempunyai beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan dalam


memilih jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah :
1. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
2. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar
3. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu
4. Investasi awalnya mahal

Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil adalah pembangkit listrik yang
membakar bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam, atau minyak bumi untuk
memproduksi listrik. Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil didesain untuk produksi
skala besar yang berlangsung terus menerus. Di banyak negara, pembangkit listrik
jenis ini memproduksi sebagian besar energi listrik yang digunakan.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil selalu memiliki mesin rotasi yang mengubah
panas dari pembakaran menjadi energi mekanik yang lalu mengoperasikan generator
listrik. Penggerak utamanya mungkin adalah uap, gas bertekanan tinggi, atau mesin
siklus dari mesin pembakaran dalam.

Hasil sampingan dari mesin pembakaran dalam harus dipertimbangkan dalam desain
mesin dan operasinya. Panas yang terbuang karena efisiensi yang terbatas dari siklus
energi, ketika tidak direcovery sebagai pemanas ruangan, akan dibuang ke atmosfer.
Gas sisa hasil pembakaran dibuang ke atmosfer; mengandung karbon dioksida dan uap
air, juga substansi lain seperti nitrogen, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan abu
ringan (khusus batu bara) dan mungkin merkuri. Abu padat dari pembakaran batu bara
juga harus dibuang, meski saat ini abu padat sisa pembakaran batu bara dapat di daur
ulang sebagai bahan bangunan.

Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil adalah peyumbang utama gas rumah kaca
dan berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Batu bara menghasilkan gas
rumah kaca sedikitnya tiga kali lebih banyak dari gas alam.

Konsep dasar

Pada pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil, energi kimia yang tersimpan dalam
bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, minyak bumi) dan oksigen dari udara
dikonversikan menjadi energi termal, energi mekanis, lalu energi listrik untuk
penggunaan berkelanjutan dan distribusi secara luas.

Konversi energi kimia menjadi panas

Pembakaran sempurna dari bahan bakar fosil menggunakan oksigen untuk


menginisiasi pembakaran. , di mana koefisien stoikiometri x dan y bergantung pada tipe
bahan bakar. Persamaan yang lebi simpel lagi adalah:

,
Sisa pembakaran seperti nitrogen dan sulfur dioksida, datang dari bahan bakar yang
tidak murni karena terdapat campuran yang tidak diharapkan (pengotor) dari bahan
bakar tersebut.

Konversi panas menjadi energi mekanis

Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa setiap siklus tertutup hanya bisa
mengkonversi sebagian panas yang diproduksi menjadi kerja. Sisa panas harus
dipindahkan ke reservoir yang lebih dingin, menjadi panas yang terbuang. Sebagian
panas yang terbuang adalah sama atau lebih besar dari rasio temperatur mutlak
reservoir dingin dan reservoir panas. Meningkatkan temperatur reservoir panas dapat
meningkatkan efisiensi mesin. panas yang terbuang tidak dapat dimanfaatkan menjadi
energi mekanis. Namun dapat dimanfaatkan untuk menghangatkan bangunan,
memproduksi air panas, atau memanaskan material dalam skala industri.

Efek lingkungan

Pembakaran batu bara dapat memicu hujan asam dan polusi udara, dan telah
dihubungkan dengan pemanasan global karena komposisi kimia dari batu bara dan
sulitnya memindahkan pengotor dari bahan bakar padat ini untuk pembakaran. Hujan
asam disebabkan oleh emisi nitrogen oksida dan sulfur dioksida ke udara. Emisi
tersebut bereaksi dengan uap air di atmosfer, menciptakan bahan asam (asam sulfur,
asam nitrit) yang jatuh sebagai hujan.

Karbon dioksida

Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil bertanggung jawab penuh terhadap
sebagian besar dari emisi karbon dioksida di seluruh dunia, dan 41% dari seluruh emisi
karbon dioksida yang dihasilkan oleh manusia. Karbon dioksida diproduksi secara alami
oleh alam emlalui letusan gunung berapi, pemecahan biologis, atau respirasi organisme
hidup. Karbon dioksida diserap oleh tanaman melalui fotosintesis atau perairan,
misanya lautan. Peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer memicu perubahan
iklim termasuk pemanasan global.

Partikulat

Masalah lainnya dari pembakaran bahan bakar fosil adalah emisi partikulat yang
menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Pembangkit listrik bahan bakar fosil
memindahkan partikulat dari gas sisa hasil pembakaran dengan baghouse filter atau
electrostatic precipitator. Materi partikulat terdiri yang utama adalah abu ringan, namun
ada juga sulfat dan nitrat. Abu ringan mengandung bahan yang tidak dapat terbakar
yang tersisa setelah pembakaran. Ukuran partikulat bervariasi dari yang berukuran
lebih besar dari 2,5 mikrometer hingga yang berukuran lebih kecil dari 0.1 mikrometer.
Semakin kecil ukuran, semakin sulit dihilangkan. Terdapat beberapa metode untuk
menghilangkan emisi partikulat agar tidak mencemari atmosfer:

 Baghouse filter, yang mengumpulkan partikel abu


 Electrostatic precipitator, yang menggunakan tegangan tinggi untuk
menghasilkan medan listrik untuk menangkap partikel abu
 cyclone collector, menggunakan prinsip sentrifugasi untuk menangkap partikel

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah pembangkit listrik yang menkonversi
energi kinetik dari gas untuk menghasilkan putaran pada turbin gas sehingga
menggerakan generator dan kemudian menghasilkan energy listrik.

Prinsip Operasi Kerja PLTG

Turbin gas suatu PLTG berfungsi untuk mangubah energi yang terkandung di dalam
bahan bakarmenjadi mekanis. Fluida kerja untuk memutar Turbin Gas adalah gas
panas yang diperoleh dari prosespembakaran.

Proses pembakaran memerlukan tiga unsur utama yaitu :

1. Bahan Bakar

2. Udara

3. Panas

Dalam proses pembakaran ini bahan bakar disuplai oleh pompa bahan bakar (fuel oil
pump) apabila digunakan bahan bakar minyak, atau oleh kompresor gas apabila
menggunakan bahan bakar gas alam. Pada umumnya kompresor gas disediakan oleh
pemasok gas tersebut. Udara untuk pembakaran diperoleh dari kompresor utama,
sedangkan panas untuk awal pembakaran dihasilkan oleh ignitor (busi). Proses
pembakaran dilaksanakan didalam Combustion Chamber (ruang bakar). Energi
mekanis yang dihasilkan oleh turbin gas digunakan untuk memutar generator listrik,
sehingga diperoleh energi listrik. Tentu saja untuk dapat berjalannya operasi PLTG
dengan baik perlu dilengkapi dengan alat-alat bantu, kontrol, instrumentasi, proteksi,
dan sebagainya.
Siklus Prinsip Kerja PLTG Berdasarkan Gambar Diatas.

1. Pertama-tama udara ditekan dengan kompresor ke Ruang bakar

2. Di Ruang bakar udara dibakar dengan bahan baker gas alam

3. Udara yang dibakar akan menghasilkan gas dengan tekanan dan temperature

yang sangat tinggi.

4. Selanjutnya gas dialirkan ke turbin untuk memutar turbin, generator dikoppel


secara langsung dengan turbin, dengan demikian bila turbin berputar maka
generator berputar. Kompressor juga seporos dengan turbin. Jadi tekanan gas
yang dihasilkan dari ruang bakar selain memutar turbin juga untuk memutar
compressor.
5. Selanjutnya gas dari turbin dibuang kembali ke udara.

Anda mungkin juga menyukai