Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
PLTU adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Pembangkit ini memiliki alat
pembakaran yang dinamakan dengan Boiler sehingga dihasilkan uap panas kering (steam) yang akan
digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin. Sudu-sudu turbin yang berputar akan memutar poros
turbin yang terhubung langsung dengan poros generator, sehingga akan menghasilkan energi listrik.
Seperti yang kita ketahui bahwa generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik (poros turbin
yang berputar) menjadi energi listrik yang nantinya akan disalurkan ke gardu induk melalui
transformator.PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak dan batubara. PLTU yang
menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya memiliki gas buang yang relatif bersih dibandingkan
dengan PLTU yang menggunakan batubara. PLTU batubara lebih cocok dipakai pada wilayah yang
memiliki kandungan batubara yang banyak seperti daerah sumatera.
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya
menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah
sebagai berikut :
1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar
turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
3. generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai
hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan.
Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah
kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air
pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang. Putaran turbin
digunakan untuk memutar generator yang dikopel langsung dengan turbin sehingga ketika turbin
berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.Sekalipun siklus fluida kerjanya
merupakan siklus tertutup, namun jumlah air
dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh kebocoran
kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk mengganti
air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air kedalam siklus. Kriteria air penambah (make up
water) ini harus sama dengan air yang ada dalam siklus.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil adalah pembangkit listrik yang
membakar bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam, atau minyak bumi untuk
memproduksi listrik. Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil didesain untuk produksi
skala besar yang berlangsung terus menerus. Di banyak negara, pembangkit listrik
jenis ini memproduksi sebagian besar energi listrik yang digunakan.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil selalu memiliki mesin rotasi yang mengubah
panas dari pembakaran menjadi energi mekanik yang lalu mengoperasikan generator
listrik. Penggerak utamanya mungkin adalah uap, gas bertekanan tinggi, atau mesin
siklus dari mesin pembakaran dalam.
Hasil sampingan dari mesin pembakaran dalam harus dipertimbangkan dalam desain
mesin dan operasinya. Panas yang terbuang karena efisiensi yang terbatas dari siklus
energi, ketika tidak direcovery sebagai pemanas ruangan, akan dibuang ke atmosfer.
Gas sisa hasil pembakaran dibuang ke atmosfer; mengandung karbon dioksida dan uap
air, juga substansi lain seperti nitrogen, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan abu
ringan (khusus batu bara) dan mungkin merkuri. Abu padat dari pembakaran batu bara
juga harus dibuang, meski saat ini abu padat sisa pembakaran batu bara dapat di daur
ulang sebagai bahan bangunan.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil adalah peyumbang utama gas rumah kaca
dan berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Batu bara menghasilkan gas
rumah kaca sedikitnya tiga kali lebih banyak dari gas alam.
Konsep dasar
Pada pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil, energi kimia yang tersimpan dalam
bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, minyak bumi) dan oksigen dari udara
dikonversikan menjadi energi termal, energi mekanis, lalu energi listrik untuk
penggunaan berkelanjutan dan distribusi secara luas.
,
Sisa pembakaran seperti nitrogen dan sulfur dioksida, datang dari bahan bakar yang
tidak murni karena terdapat campuran yang tidak diharapkan (pengotor) dari bahan
bakar tersebut.
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa setiap siklus tertutup hanya bisa
mengkonversi sebagian panas yang diproduksi menjadi kerja. Sisa panas harus
dipindahkan ke reservoir yang lebih dingin, menjadi panas yang terbuang. Sebagian
panas yang terbuang adalah sama atau lebih besar dari rasio temperatur mutlak
reservoir dingin dan reservoir panas. Meningkatkan temperatur reservoir panas dapat
meningkatkan efisiensi mesin. panas yang terbuang tidak dapat dimanfaatkan menjadi
energi mekanis. Namun dapat dimanfaatkan untuk menghangatkan bangunan,
memproduksi air panas, atau memanaskan material dalam skala industri.
Efek lingkungan
Pembakaran batu bara dapat memicu hujan asam dan polusi udara, dan telah
dihubungkan dengan pemanasan global karena komposisi kimia dari batu bara dan
sulitnya memindahkan pengotor dari bahan bakar padat ini untuk pembakaran. Hujan
asam disebabkan oleh emisi nitrogen oksida dan sulfur dioksida ke udara. Emisi
tersebut bereaksi dengan uap air di atmosfer, menciptakan bahan asam (asam sulfur,
asam nitrit) yang jatuh sebagai hujan.
Karbon dioksida
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil bertanggung jawab penuh terhadap
sebagian besar dari emisi karbon dioksida di seluruh dunia, dan 41% dari seluruh emisi
karbon dioksida yang dihasilkan oleh manusia. Karbon dioksida diproduksi secara alami
oleh alam emlalui letusan gunung berapi, pemecahan biologis, atau respirasi organisme
hidup. Karbon dioksida diserap oleh tanaman melalui fotosintesis atau perairan,
misanya lautan. Peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer memicu perubahan
iklim termasuk pemanasan global.
Partikulat
Masalah lainnya dari pembakaran bahan bakar fosil adalah emisi partikulat yang
menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Pembangkit listrik bahan bakar fosil
memindahkan partikulat dari gas sisa hasil pembakaran dengan baghouse filter atau
electrostatic precipitator. Materi partikulat terdiri yang utama adalah abu ringan, namun
ada juga sulfat dan nitrat. Abu ringan mengandung bahan yang tidak dapat terbakar
yang tersisa setelah pembakaran. Ukuran partikulat bervariasi dari yang berukuran
lebih besar dari 2,5 mikrometer hingga yang berukuran lebih kecil dari 0.1 mikrometer.
Semakin kecil ukuran, semakin sulit dihilangkan. Terdapat beberapa metode untuk
menghilangkan emisi partikulat agar tidak mencemari atmosfer:
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah pembangkit listrik yang menkonversi
energi kinetik dari gas untuk menghasilkan putaran pada turbin gas sehingga
menggerakan generator dan kemudian menghasilkan energy listrik.
Turbin gas suatu PLTG berfungsi untuk mangubah energi yang terkandung di dalam
bahan bakarmenjadi mekanis. Fluida kerja untuk memutar Turbin Gas adalah gas
panas yang diperoleh dari prosespembakaran.
1. Bahan Bakar
2. Udara
3. Panas
Dalam proses pembakaran ini bahan bakar disuplai oleh pompa bahan bakar (fuel oil
pump) apabila digunakan bahan bakar minyak, atau oleh kompresor gas apabila
menggunakan bahan bakar gas alam. Pada umumnya kompresor gas disediakan oleh
pemasok gas tersebut. Udara untuk pembakaran diperoleh dari kompresor utama,
sedangkan panas untuk awal pembakaran dihasilkan oleh ignitor (busi). Proses
pembakaran dilaksanakan didalam Combustion Chamber (ruang bakar). Energi
mekanis yang dihasilkan oleh turbin gas digunakan untuk memutar generator listrik,
sehingga diperoleh energi listrik. Tentu saja untuk dapat berjalannya operasi PLTG
dengan baik perlu dilengkapi dengan alat-alat bantu, kontrol, instrumentasi, proteksi,
dan sebagainya.
Siklus Prinsip Kerja PLTG Berdasarkan Gambar Diatas.
3. Udara yang dibakar akan menghasilkan gas dengan tekanan dan temperature