OLEH:
SITI AFIYAH
OLEH:
SITI AFIYAH
NIM. 03. 20. 047
PENDAHULUAN
pada usia lanjut, akan tetapi apabila tidak diperhatikan pola makan yang sehat
tidak menutup kemungkinan, saat remaja atau muda pun akan menderita gout
arthritis. Gout Arthritis biasanya yang dikenal dengan istilah asam urat adalah
peradangan persendian yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam
urat yang terkumpul persendian, hal ini terjadi karena tubuh mengalami gangguan
metabolisme purin (Padila, 2013). Kadar asam urat yang tinggi dalam darah
persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat ini yang membuat
sendi sakit, nyeri, dan meradang. Apabila kadar asam urat dalam darah terus
terasa sangat sakit jika berjalan dan dapat mengalami kerusakan pada sendi
asam urat, prevalensi penyakit asam urat di Indonesia sebesar 81%. Angka
kejadian Gout Athritis pada tahun 2016 yang dilaporkan oleh organisasi kesehatan
dunia (WHO ) mencapai 20% dari penduduk dunia adalah mereka yang berusia 55
provinsi dengan prevalensi penyakit asam urat tertinggi adalah Nusa Tenggara
Timur (NTT) sebesar 33,1%, Jawa Barat sebesar 32,1%, Bali sebesar 30,0%.
utama pada tahun 2016. Keterangan dari pihak Dinkes Kabupaten Probolinggo
pemeriksaan asam urat hanya jika sudah merasa gejala nyeri persendian sehingga
Bakar, & Nimah, 2019). Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Tanjungrejo,
Banyak orang yang terserang asam urat di akibatkan gaya hidup atau pola
makan yang tidak sehat dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala,
makanan yang tinggi purin bisa menjadi salah satu bentuk makan yang kurang
sehat. Makanan yang mengandung purin tinggi antara lain, daging merah,
seafood, jeroan, kacang – kacangan, sayuran hijau. Faktor lain penyebab orang
terserang penyakit asam urat adalah genetik, konsumsi alkohol berlebih, obesitas,
persendian tulang. Tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya. Rasa
sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang sendi tersebut
paling sering dirasakan oleh orang yang menderita asam urat yaitu nyeri pada
yang aktual atau potensial saat terjadi kerusakan jaringan. Jika tidak segera
diatasi, penyakit ini bisa menyebabkan kelainan bentuk tulang serta komplikasi
2017). Dampak jika banyak orang yang menderita gout arthritis adalah penurunan
tersebut merupakan hal yang sering dialami oleh penderita gout arthritis,
penderita gout arthritis diantaranya adalah kompres air hangat. Peran perawat
kesehatan kepada penderita seperti cara menangani asam urat yang kambuh,
Batasan masalah pada studi kasus ini adalah Asuhan Keperawatan Nyeri
Akut pada pasien Gout Arthritis di Desa Tanjungrejo, Dusun Krajan, Kecamatan
bagaimana Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada pasien Gout Arthritis di Desa
Nyeri Akut pada pasien Gout Arthritis di Desa Tanjungrejo, Dusun Krajan,
Kabupaten Probolinggo.
3. Membuat intervensi Asuhan Keperawatan Nyeri Akut pada pasien Gout
Kabupaten Probolinggo.
Kabupaten Probolinggo.
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit pirai atau
penyakit gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya
asam urat di dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah melebihi
batas normal menyebabkan penumpukan asam urat di dalam persendian dan organ
tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan
meradang (Haryani & Misniarti, 2020). Selain itu asam urat merupakan
hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati,ginjal, dan
beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin
yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal,feses, atau keringat. Asam urat merupakan
salah satu dari beberapa penyakit yang sangat membahayakan, karena bukan hanya
mengganggu kesehatan tetapi juga dapat mengakibatkan cacat pada fisik. (Haryani &
Misniarti, 2020). Kadar asam urat normal pada wanita: 2,6 – 6 mg/dl, dan pada pria : 3 –
Asam urat diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga keberadaannya normal ada di
dalam darah. Asam urat terbentuk sebagai sisa metabolisme protein makanan yang
mengandung purin. Oleh karena itu, kadar asam urat di dalam darah akan meningkat
apabila seseorang banyak mengonsumsi daging atau makanan lainnya yang mengandung
purin tinggi. Zat purin yang diproduksi oleh tubuh jumlahnya mencapai 85%. Untuk
mencapai 100% tubuh manusia hanya memerlukan asupan purin dari luar tubuh
(makanan) sebesar 15%. Ketika asupan purin dari makanan yang masuk ke dalam tubuh
tubuh makhluk hidup. Gout arthritis ditandai dengan peningkatan kadar asam urat,
serangan berulang-ulang dari arthritis yang akut, kadang – kadang disertai pembentukan
kristal natrium urat besar yang ditemukan topus, deformitas, sendi dan cedera pada ginjal
(Senocak 2019). Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat
monosidium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi.
Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali
lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini menyerang sendi tangan dan bagian
sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah sehingga
Menurut Nurarif dan Kusuma (2016), klasifikasi penyakit gout arthritis dibagi
Dipengaruhi oleh faktor genetik yang menimbulkan produksi asam urat yang
berlebihan (hiperurisemia).
(1) Penurunan ekskresi asam urat disebabkan karena penyakit lain, yaitu obesitas,
Secara garis besar penyebab terjadinya Gout Arthritis disebabkan oleh faktor
primer dan faktor sekunder, faktor primer 99% nya belum diketahui (Idiopatik). Namun,
diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
Asam Urat atau bisa juga disebabkan oleh kurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
pembuangan asam urat dan kombinasi kedua penyebab tersebut. Umumnya yang
terserang Gout Arthritis adalah pria, sedangkan perempuan persentasenya kecil dan baru
muncul Menopause. Gout Arthritis lebih umum terjadi pada laki – laki, terutama yang
Arthritis seperti :
1. Usia
Pada umumnya serangan Gout Arthritis yang terjadi pada laki-laki mulai dari usia
pubertas hingga usia 40-69 tahun, sedangkan pada wanita serangan Gout Arthritis
terjadi pada usia lebih tua dari pada laki-laki, biasanya terjadi pada saat Menopause.
Karena wanita memiliki hormon estrogen, hormon inilah yang dapat membantu
proses pengeluaran asam urat melalui urin sehingga Asam Urat didalam darah dapat
terkontrol.
2. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki kadar Asam Urat yang lebih tinggi dari pada wanita, sebab
Konsumsi purin yang berlebih dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam darah,
5. Obat-obatan
Serum Asam Urat dapat meningkat pula akibat Salisitas dosis rendah (kurang dari 2-
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan Gout Arthritis. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah.
Mekanisme serangan Gout Arthritis akut berlangsung melalui beberapa fase secara
berurutan yaitu, terjadinya presipitasi kristal monosodium urat dapat terjadi di jaringan
bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan,
sonovium, jaringan para-artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat
yang bermuatan negatif akan dibungkus oleh berbagai macam protein. Pembungkusan
dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit (Nurarif, 2015).
membran vakuala dikelilingi oleh kristal dan membram leukositik lisosom yang
menyebabkan robekan membran dan pelepasan enzim – enzim dan oksidase radikal
2015).
Diet tinggi purin Peningkatan pemecahan Asam urat dalam serum
sel
Penyakit ginjal
Asam urat dalam serum Kemampuan ekskresi (glomerulonefritis dan
(hiperuresemia) asam urat terganggu/ gagal ginjal
Penumpukan dan
pengedapan MSU Merusak selaput protein
kristal
Pembentukan thopus Respon inflamasi
meningkat Membran lisosom robek
terjadi pelepasan enzim
dan oksida radikal
kesitoplasma (synovial)
MK : Hipertermi Pembesaran dan
penonjolan sendi
Peningkatan kerusakan
Terjadi di malam hari Kontaktur sendi jaringan
Terdapat empat stadium perjalanan klinis Gout Arthritis yang tidak diobati
Gambar 2.1 Pathway Gout Arthritis
(Nurarif, 2015) diantaranya:
Pada stadium ini asam urat serum meningkat dan tanpa gejala selain dari
Pada stadium ini timbul radang sendi yang sangat akut yang muncul dalam waktu
singkat. Serangan pada sendi ditandai dengan inflamasi yang jelas seperti, merah,
bengkak, sakit, terasa panas dan sakit bila digerakkan. Serangan yang ringan kadang-
kadang berhenti setelah beberapa jam atau dapat terus terjadi selama beberapa hari.
Serangan akut yang berat biasanya berhenti dalam beberapa hari hingga beberapa
minggu. Sesudah serangan akut sembuh pasien akan masuk ke stadium interkritikal.
Pada stadium ini secara klinis tidak muncul tanda-tanda terjadinya radang akut,
meskipun pada cairan sendi masih ditemukan kristal urat yang menunjukkan, bahwa
proses kerusakan sendi terus berlangsung. Stadium ini dapat berlangsung beberapa
tahun sampai 10 tahun tanpa serangan akut. Jika tanpa tatalaksana penyembuhan
Pada stadium ini penumpukan asam urat terus meluas dan jika tidak dilakukan
penatalaksanaan penyembuhan maka akan menyebabkan nyeri, sakit, dan kaku, serta
diantaranya yaitu:
4. Hipertensi ringan
5. Proteinuria
6. Hiperlipidemia
2014):
1. Dapat dilakukan dengan alat tes kadar asam urat, umumnya nilai normal asam
urat dalam darah yaitu 3,5 mg/dl – 7,2 mg/dl namun pada pasien dengan gout
arthritis atau kadar asam urat tinggi nilai asam urat dalam darah lebih dari 7,0
2. Serum asam urat, umumnya meningkat diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini
gangguan ekskresi.
produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar
kurang dari 800 mg/24 jam mengidentifikasi gangguan ekskresi pada pasien
semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan.
yaitu:.
1. Medikasi (Farmakologi)
1) Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 – 3,0 mg
3) Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal
4) Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan inflamasi.
5) Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk
mencegah serangan.
6) Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat akumulasi
asam urat.
probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone ( Anturane ) pada pasien yang tidak
yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus), sarden, kerang, ikan herring,
2) Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
3) Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi
sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan
penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis. Secara
fisik misalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik, termis,
lain-lain. Secara psikis, penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena adanya trauma
bentuk impuls-impuls nyeri yang dikirim ke otak (Sigit, 2010) dalam (Anna
Maria, 2017).
1. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
2. Nyeri Kronis
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klen yang mengalami nyeri. Hal ini
sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan meilih terapi yang baik.
1. Usia
Usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada anak
kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa
mengekspresikan nyeri paada orang tua atau perawat. Sehingga perawat harus
merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak
laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat
3. Budaya
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
budaya mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Nyeri
nyeri dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu tenang dan emosi, pasien
tenang umumnya akan diam berkenaan dengan nyeri ereka memiliki sikap
berekspresi secara verbal dan akan menunjukkan tingkah laku nyeri dengan
4. Ansietas
akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi parah.
Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak
Faktor lain yang juga memperngaruhi respon erhadap nyeri adalah kehadiran
dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering
semakin bertambah. Kehadiran orang tua merupakan hal khusus yang penting
7. Pola Koping
kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol nyeri, klien sering
berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan
terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehknik ini juga tidak dapat
memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri. Intensitas nyeri menurut
1. Karakteristik nyeri
kualitas nyeri.
orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas santai. Nyeri akut sering
berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis yang berhubungan dengan depresi.
Dengan meliputi masalah yang luas seperti beban ekonomi, prognosi serta
nyeri yang dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan
individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat
berbeda oleh dua orang yang berbeda menurut (Suci Fatimah, 2017).
Pengukuran skala nyeri untuk anak pra sekolah dan sekolah, pengukuran
skala nyeri menggunakan face rating scaleyaitu terdiri dari 6 wajah kartun
muali dari wajah tersenyum untuk “tidak ada nyeri” hingga wajah yang
alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, pasien menilai nyeri dengan skala 0 –
2.3.1 Pengkajian
1. Identitas
Identitas klien yang biasa dikaji pada gout arthritis berfokus pada usia, karena
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menonjol pada klien Gout Arthritis adalah nyeri pada
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari
yang dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan
pergerakan dan pada Gout Arthritis Kronis didapakan benjolan atau Tofi pada
sendi atau jaringan sekitar (Nurul Hidayah, 2019). Ada bebrapa pengkajian
pengukuran 1 – 10. Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri dan luas
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan penyakit
Gout Arthritis sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat pertolongan
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang
Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja yang biasa dilakukan sehubungan
Mengganmbarkan nutrisi klien, kaji adanya perubahan pola makan, serta diet,
3) Pola eliminasi
Adanya kesukaran untuk beraktivitas saat terjadi nyeri secara terus – menerus
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap energi jumlah jam
tidur pada siang dan malam, biasanya klien yang mengalami gout arthritis
mempunyai masalah tidur yaitu pada saat sendi kakinya kambuh, dan
insomnia.
konsep diri. Konsep diri mengambarkan gambaran diri, harga diri, peran,
klien yang mengalami nyeri secara terus – menerus maka klien merasa tidak
(Aspiani, 2014). Jika nyeri hebat klien biasanya jarang melakukan ibadah.
7. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran : Composmentis
2) Keadaan umum
meliputi:
menjadi asimetris.
warna, dan kehangatan. Pada pasien gout arthritis yang mengalami nyeri
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada
ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronis yang
Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap
perlu dikaji frekuensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji
frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,
mengalami nyeri lambung, dan tidak nafsu makan, terutama klien yang
tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki perlahan
membesar.
mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut sesuai konsep, teori, prinsip
Subjektif:
Objektif:
(3) Gelisah
Subjektif:
(tidak tersedia)
Objektif:
(7) Diaforesis
(Sumber : TIM POKJA SDKI DPP PPNI, Standart Diagnosis Keperawatan
Edukasi
- Jelaskan penyebab periode
dan pemicu nyeri.
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
- Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat.
- Ajarkan tekhnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu.
2.3.5 Implementasi
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011). Ukuran intervensi yang
2.3.6 Evaluasi
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian
proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari
kompres hangat pada Asuhan Keperawatan pada Paien Gout Arthritis, Gout
Athritis merupakan penyakit sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar asam
urat dalam darah sehingga mengakibatkan peradangan pada sendi dalam kurun
waktu yang lama. Salah satu masalah keperawatan yang perlu penanganan lebih
lanjut yaitu nyeri, karena pasien gout arthritis akan merasakan nyeri pada
persendian diakibatkan dari tingginya kadar asam urat dalam darah. Penulis dapat
upaya menangani nyeri. Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini
adalah
deskriptif (Notoatmodjo, 2012). Hasil pengkajian pada dua klien menunjukan adanya
masalah nyeri akut yang ditandai pada klien 1 mengatakan kaki nya terasa nyeri ketika
berjalan,bangun tidur dan saat akan tidur, terutama bagian lutut , rasanya seperti ditusuk-
tusuk, skala 4 dan dengan frekuensi nyeri hilang timbul. Sedangkan pada klien 2 klien
mengatakan nyeri pada sendi kanan dan kiri, dan agak kaku, nyeri ketika berdiri terlalu
lama, nyeri kadang datang ketika bangun tidur dan saat berdiri lama rasa nya seperti
ditusuk-tusuk nyeri nya di daerah lutut kanan dan kiri Klien mengatakan skala nyeri 5 dan
nyeri yang dirasakan hilang timbul. Dari nyeri yang dialami oleh klien 1 dan klien 2
untuk mengurangi nyeri dengan cara non farmakologis yaitu kompres air hangat,
namun disamping penulis melakukan cara ini kedua klien juga mengkomsumsi
obat untuk asam urat. Berdasarkan hasil studi mengenai nyeri akut dapat
diketahui, terjadi penurunan skala nyeri dan peningkatan rasa nyaman pada kedua
secara farmakologis dan nonfarmakologis (kompres hangat). Berdasarkan dari hasil studi
kasus maka dapat diambil asumsi penulis bahwa penerapan kompres hangat dalam ini
cukup efektif untuk membantu mengurangi skala nyeri yang dialami oleh klien penderita
Berdasarkan hasil Nurul Hidayah (2019) analisis pada dua pasien berjenis
kelamin perempuan, keduanya mengalami nyeri pada salah satu ektremitas. Cara
mengatasi nyeri kronis yang dialami oleh kedua klien, penulis menyusun intervensi
berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada. Intervensi yang disusun sama pada kedua
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun, seperti pemberian
kompres hangat yang dapat mengurangi nyeri yang dirasakan oleh klien, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Zahroh (2018) Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa adanya pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri pada penderita
penyakit Gout Arthritis. Kompres hangat meredakan nyeri dengan mengurangi spasme
Pembuluh darah akan melebar sehingga memperbaiki peredaran darah dalam jaringan
tersebut.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan adalah studi kasus. Yaitu
pasien gout arthritis. Dalam studi kasus ini dilakukan dengan pengambilan data
yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi dari data yang
didapatkan. Dalam studi kasus ini partisipan di observasi selama 3 hari yaitu
Subyek penelitian dalam studi kasus ini adalah dua partisipan dengan 1
kasus dengan masalah keperawatan yang sama yaitu Asuhan Keperawatan Nyeri
Pada studi kasus ini metode pengumpulan data yang digunakan penulis
adalah:
1. Pengambilan data dilakukan di di Desa Tanjungrejo, RT 05 RW 01,
2. Hal pertama yang dilakukan yaitu meminta ijin kepada pasien dan keluarga
to toe dengan pendekatan IPPA (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) pada
dokumentasi klien yang terdapat dalam status dan hasil pemeriksaan diagnostik
Analisis data dilakukan pada studi kasus ini sejak peneliti di lapangan, saat
pengumpulan data sampai semua data terkumpul. Pada studi kasus ini
kemudian dibuat koding yang di sesuaikan dengan topik yang di tetapkan penulis.
Untuk penyajian data yang telah di peroleh di sajikan dalam bentuk tabel, gambar,
bagan maupun teks naratif. Setelah penulis mendapatkan semua data yang di
perlukan maka akan di bahas dalam Bab IV mulai dari hasil data pengkajian,
evaluasi keperawatan.
prinsip etika penelitian, jika hal ini tidak dilaksanakan maka bisa melanggar hak –
hak (otonomi) manusia sebagai klien atau responden (Nursalam, 2016). Etika
disertai dengan judul penelitian dan tujuan penelitian serta manfaat dari penelitian
persetujuan yang telah disediakan oleh peneliti, tetapi apabila subjek menolak
untuk dijadikan sebagai responden maka peneliti tidak memaksa dan tetap
team riset. Termasuk merahasiakan nama peserta, setelah penelitian selesai maka
menggunakan inisial saja, serta hanya pada kelompok tertentu saja yang akan