Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH MANAJEMEN OPERASI

MRP MATERIAL REQUIREMENT

PLANNING

( SISTEM PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN )

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir semester MANAJEMEN

OPERASI Di susun oleh :

Ani cahyani

NPM : 1218003

PROGRAM STUDI D3 MANAJEMEN

PERUSAHAAN POLITEKNIK TRIGUNA

TASIKMALAY

A 2020
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S. W. T yang telah memberikan
rahmat serta karunia – Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah akhir semester “ MATERIAL REQUIERMENT PLANNING ( SISTEM
PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU )

Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada nabi besar kita nabi Muhammad S.
A. W yang mana karna beliaulah kita bisa hidup di zaman yang modern ini.

Paper yang berjudul “ MATERIAL REQUIERMENT PLANNING ( SISTEM


PERENCANAAN
KEBUTUHAN BAHAN BAKU ) “ ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah MANAHEMEN OPERASI pada semester III tahun ajaran 2013 / 2014.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Manajemen


Operasi yang ikut membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini dan kepada teman
– teman kelompok kami yang telah membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini
serta kepada teman – teman yang tidak bisa kami ucapkan saru persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini, semoga allah memberkahi dan
meridhoi teman – teman yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini. Amin

“ Tak Ada Gading Yang Tak Retak “ begitulah dengan makalah yang telah penulis
selesaikan ini, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karna itu penulis
mengharapkan saran dan kritik akan makalah ini demi kesempurnaan pembuatan makalah
berikutnya

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan
terimakasih atas waktu dan perhatiannya.

Wa'alaikumsalam Wr. Wb.

Tasikmalaya, 21 juli 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2

1.4 Metode Penulisan....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

2.1 Pengertian Persediaan...................................................................3

2.2 Pengertian Material Requirement Planni......................................5

2.3 MRP Menurut para ahli.....................................................................6

2.4 Keuntungan dan Kerugian Metode Material Requirement Planning 7

2.5 Pengendalian Persediaan Menggunakan Metode MRP.................9

2.6 Tujuan Metode MRP......................................................................10

2.7 Input, Output, dan Proses Menggunakan Metode MRP................12

2.8 Konsep Dasar MRP..........................................................................14

2.9 Struktur Sistim Material Requirement Planning (MRP)................20

BAB III PENUTUP.............................................................................................20

3.1 Kesimpulan..............................................................................................20

3.2 Saran............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULU

1.1 Latar AN
Belakang

perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian suatu negara.


Sedangkan perusahaan mempunyai kegiatan yang beragam, mulai perencanaan, proses
produksi, personalia, pembelanjaan dan pendistribusian. Kegiatan-kegiatan tersebut
berguna dalam pencapaian tujuan dari suatu perusahaan.

Pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah keuntungan berupa uang, apapun
bentuk jenis usaha yang dilakukan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka
perusahaan harus melaksanakan aktivitasnya dengan lancar cepat dan hemat biaya,
sehingga dapat memenuhi selera konsumen dan mendapat kepercayaan yang tinggi
sebagai salah satu modal yang sangat vital. Dengan adanya kepercayaan dari
konsumen maka dapat dipastikan bahwa produk yang dibuat akan dimanfaatkan oleh
mereka. Untuk menjamin kebutuhan-kebuthan konsumen akan produk yang diproduksi
oleh perusahaan maka perushaan perlu mengontrol persediaan yang ada agar siap
menjawab kebutuhan konsumen setiap saat tepat pada waktunya, oleh karena itu
perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem atau metode yang efektif guna
merespon masalah-masalah yang ada.

Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode Material
Requierment Planning (MRP). MRP merupakan teknik pendekatan yang bertujuan
meningkatkan produktivitas perusahaan dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan
material dan komponen untuk membantu perusahaan dalam mengatasi kebutuhan
minimum dari komponen-komponen yang kebutuhannya dependen dan menjamin
tercapainya produksi akhir. Material Requirement Planning muncul pada tahun 60an
oleh Oliver Weight yang berasosiasi dengan Joseph Oirlicky, yang pertama kali
diterapkan di Toyota Company Jepang.

Banyaknya metode dalam manajemen material yang dapat digunakan untuk


menentukan waktu dan volume pengadaan material, mengharuskan para pengambil
keputusan harus menguasai setiap metode pengadaan material dalam manajemen
material, mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap metode serta dapat
menggunakan metode yang tepat sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Salah satu
metode didalam manajemen material adalah Material Requirement Planning (MRP)
yang pada mulanya adalah suatu metode pemesanan material, maka pada saat ini
1
metode tersebut telah digunakan sebagai alat perencanaan dan pengawasan terhadap
fungsi manajemen. Material requirement planning juga merupakan konsep dari suatu
mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa
banyak.

2
Pada perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan yang menghasilkan barang
jadi, proses produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan tersebut. Produksi bisa
berjalan dengan lancar apabila bahan baku yang merupakan input dari proses
produksi tersedia sesuai dengan kebutuhan. Tersedianya bahan baku tidak lepas dari
perencanaan (planning) dan pengendalian (controlling). Perencanaan bahan baku
bermanfaat untuk menjaga kelangsungan proses produksi yang berdampak pada
kelangsungan hidup perusahaan dan untuk mengantisipasi pada setiap permintaan
konsumen yang datang secara tidak terduga. Dengan adanya persediaan bahan baku
maka perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen. Sistem yang dapat
digunakan untuk pengadaan bahan baku adalah MRP (Material Requirement Planning)
atau sistem kebutuhan bahan baku. Sistem MRP dapat digunakan untuk mengetahui
jumlah bahan baku yang akan dipesan sesuai dengan kebutuhan untuk produksi dengan
memperhitungkan juga biaya-biaya yang akan timbul akibat dari persediaan, seperti
biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Oleh karena itu penulis menentukan judul “ Material Requirement Planning ( Sistrm
Perencanaan Kebutuhan Bahan ) “ pada pembuatan makalah ini dan memenuhi tugas
akhir semester pada Mata Kuliah “ Manajemen Operasi “

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengendalian persediaan barang bahan baku dengan metode


Material Requirement Planning ?

2. Apa keuntungan dan kerugian dengan menggunakan metode Material


Requirement Planning ?

3. Apa tujuan dari penggunaan metode Material Requirement Planning ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui maksud dari metode Matreial Requirement Planning

2. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian menggunakan metode


Material Requirement Planning

3. Mampu mengontrol persediaan brang bahan baku dnegan menggunakan metode


Material Requirement Planning

4. Mampu merencanakan bahan baku yang di perlukan dan di rencanakan dengan


metode Material Requirement Planning

5. Mengetahui cara kerja input, output, dan proses dengan menggunakan metode
Material Requirement Planning
1.4 Metode Penulisan

Penulisan makalah tugas akhir semester pada Mata Kuliah Manajemen Operasi ini di
susun berdasarkan referensi – referensi buku dan informasi dari dunia maya yang
sesuai dengan topik penulisan. Berdasarkan penelusuran melalui referensi dan
informasi media ini kemudian di peroleh data primer dan sekunder. Makalah ini juga
menggunakkan metode kualitatif dengan menampilkan data – data yang deskriptif
berupa kata – kata yang rasional. Prosedur pemecahan masalah di lakukan
berdasarkan pada masalah yang di dalam suatu perusahaan mengenai perencanaan
untuk penyediaan bahan baku dengan menggunakan metode Material Requirement
Planning, permasalahan yang menjadi dasar pada karya ilmiah ini timbul pada saat
dimana para karyawan tidak dapat mengendalikan barang bahan baku yang harusnya
sudah di renacanakan sebelum waktu di gunakan sehingga saat penggunaan bahan
baku tersebut dapat tepat waktu di gunakan untuk di olah menjadi barang jadi ataupun
setengah jadi sehingga dapat tetap beroperasi pada suatu perusahaan.

Usaha pemecahan masalah di lakukan dengan mempelajari beberapa faktor – faktor


yang berhubungan dengan pokok masalah. Melalui telaah pustaka kemudian di
jabarkan melalui karya tulis ilmiah yang merupakan satu konsep penyelesaian terhadap
kondisi dan situasi yang berkembang saat ini terutama pada perusahaan besar yang
mewajibkan memilki perhitungan untuk dapat menyediakan barang bahan baku yang di
rencanakan pada suatu perusahaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian
Persediaan

Menurut I Nyoman Yudah Astana Dosen Fakultas Teknik Sipil, Universitas Udayana
Denpasar, bahwa Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan, yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya akan digunakan dalam proses
produksi (I Nyoman Y Astana).

Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam proses produksi, dan atau
dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk
digunakan dalam proses produksi (IAI, 1995, 142).

Persediaan juga merupakan sumbar daya mengatur (Idle resources) yang menunggu
proses lebih lanjut berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, pemasaran

3
distribusi atau kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga ( Nasuton, 1996 :
1).

4
Namun, secara umum dapat dikatakan, bahwa persediaan adalah suatu istilah yang
menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam
rangkan mengantisipasi untuk dapat memenuhi permintaan baik internal maupun
eksternal (Handoko, 1996 : 334)

Persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang
selalu dala keadaan berputar, dimana secara terus – menerus mengalami perubahan.
Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktiv, seperti
halnya investasi dalam aktiva
– aktiva lainnya. Masalah penetuan besarnya persediaan bahan baku mempunyai efek
yang langsung terhadap keuntungan perusahaan dan dapat pula menimbulkan kerugian
yang besar pada perusahaan.

2. 2 Pengertian Material Requirement Planning

Material Requirement Planning adalah suatu metode untuk menentukan apa, kapan dan
berapa jumlah komponen dan material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dari suatu perencanaan produksi. Perencanaan material secara detail dilakukan
dengan Material Requirement Planning, yaitu pengabungan aktivitas yang
mempengaruhi koordinasi dari suatu usaha didalam perusahaan.

Untuk menjalankan sistem MRP, ada tiga elemen utama yang harus dimasukkan, yaitu:

· Jadual induk produksi (Master Production Schedule/MPS)

· Jumlah kebutuhan Material (Bill of Material/BOM)

· Status persediaan (Inventory Status)

Dalam jumlah induk produksi diuraikan bahan jadi yang akan diproduksi, yaitu
meliputi waktu dan jumlah yang diproduksi. Jumlah kebutuhan material berisi jumlah
kebutuhan material- material pembentuk bahan jadi, baik bahan mentah maupun bahan
yang dibeli jadi. Status persediaan berisi informasi tentang persediaan material, order
pembelian dan order pekerjaan.

MRP merupakan teknik pendekatan yang bertujuan meningkatkan produktivitas


perusahaan dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan material dan komponen untuk
membantu perusahaan dalam mengatasi kebutuhan minimum dari komponen-komponen
yang kebutuhannya dependen dan menjamin tercapainya produksi akhir.

Salah satu metode didalam manajemen material adalah Material Requirement


Planning (MRP) yang pada mulanya adalah suatu metode pemesanan material, maka
pada saat ini metode tersebut telah digunakan sebagai alat perencanaan dan
pengawasan terhadap fungsi manajemen.
Material requirement planning juga merupakan konsep dari suatu mekanisme untuk
menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak.

Banyaknya metode dalam manajemen material yang dapat digunakan untuk


menentukan waktu dan volume pengadaan material, mengharuskan para pengambil
keputusan harus menguasai setiap metode pengadaan material dalam manajemen
material, mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap metode serta dapat
menggunakan metode yang tepat sesuai dengan keadaan yang dihadapi.

Salah satu metode didalam manajemen material adalah Material Requirement


Planning (MRP) yang pada mulanya adalah suatu metode pemesanan material, maka
pada saat ini metode tersebut telah digunakan sebagai alat perencanaan dan
pengawasan terhadap fungsi manajemen. Material requirement planning juga
merupakan konsep dari suatu mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan,
kapan diperlukan dan berapa banyak.

Pada perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan yang menghasilkan barang


jadi, proses produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan tersebut. Produksi bisa
berjalan dengan lancar apabila bahan baku yang merupakan input dari proses
produksi tersedia sesuai dengan kebutuhan. Tersedianya bahan baku tidak lepas dari
perencanaan (planning) dan pengendalian (controlling). Perencanaan bahan baku
bermanfaat untuk menjaga kelangsungan proses produksi yang berdampak pada
kelangsungan hidup perusahaan dan untuk mengantisipasi pada setiap permintaan
konsumen yang datang secara tidak terduga. Dengan adanya persediaan bahan baku
maka perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen.

Sistem yang dapat digunakan untuk pengadaan bahan baku adalah MRP (Material
Requirement Planning) atau sistem kebutuhan bahan baku. Sistem MRP dapat
digunakan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang akan dipesan sesuai dengan
kebutuhan untuk produksi dengan memperhitungkan juga biaya-biaya yang akan
timbul akibat dari persediaan, seperti biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

5
2.3 MRP Menurut Para Ahli

Definisi MRP Menurut Para

Ahli

Selain penjelasan yang ada diatas, pengertian dari Material Requirement Planning
juga diungkapkan oleh beberapa para ahli, yaitu diantaranya adalah :

Menurut, Stevenson (2005);

MRP adalah sebuah sistem informasi berbasis komputer yang berfungsi untuk
mengartikan Master Production Schedule (MPS) dengan rencana produksi utama untuk
produk jadi (produk akhir) yang kemudian diterjemahkan ke beberapa tahap, yaitu
persyaratan, komponen, dan bahan baku rakitan.

Menurut, Yudha Astana (2007) ;

MRP adalah sebuah konsep yang digunakan didalam memanajemen produksi yang
membahas tetang perencanaan yang baik dan benar dari persyaratan produk didalam
proses produksi sehingga barang yang diminta akan tersedia sesuai dengan kebutuhan.

Menurut, Heizer dan Render (2010) ;

Perencanaan MRP adalah metode persyaratan terkait, yang penerapannya memakai


daftar persyaratan material, inventaris, perkiraan pendapatan, serta rencana produksi
utama untuk menentukan persyaratan bahan baku mana yang akan digunakan.

Menurut, Schroeder (1994) ;

MRP merupakan sebuah sistem informasi yang berfungsi untuk perencanaan dan
pengendalian inventaris serta kapasitas bahan baku yang digunakan.
2. 4 Keuntungan dan Kerugian Material Requirement Planning

Kelebihan MRP yaitu :

· Kemampuan memberi harga lebih kompetitif

· Mengurangi harga penjualan

· Mengurangi Inventori

· Pelayanan pelanggan yang lebih baik

· Respon terhadap permintaan pasar lebih baik

· Kemampuan mengubah jadwal induk

· Mengurangi biaya setup

· Mengurangi waktu menganggur

· Memberi catatan kemajuan sehingga manager dapat merencanakan order sebelum

pesanan aktual dirilis

· Memberitahu kapan memperlambat akan sebaik mempercepat

· Menunda atau membatalkan pesanan

· Mengubah kuantitas pesanan

· Memajukan atau menunda batas waktu pesanan

· Membantu perencanaan kapasitas

Kelemahan MRP yaitu :

· Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat
data salah pada data persediaan, bill material data/master schedule kemudian juga
akan menghasilkan data salah. Problem utama lainnya adalah MRP systems
membutuhkan data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan berbagai komponen
dalam memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable).
Desain sistem ini juga mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses in
manufacturing sama untuk setiap item produk yang dibuat.

· Proses manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai


tempat. Hal ini berakibat terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena perbedaaan
jarak yang jauh. The overall ERP system dapat digunakan untuk mengorganisaisi
sediaan dan kebutuhan menurut individu perusaaannya dan memungkinkan terjadinya
komunikasi antar perusahaan sehingga dapat mendistribuskan setiap komponen pada
kebutuan perusahaan.

· Hal ini mengindikasikan bahwa sebuah sistem enterprise perlu diterapkan


sebelum menerapkan sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk menghitung
secara reguler dengan benar bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang harus
disediakan untuk proses produksi.

· MRP tidak mengitung jumlah kapasitas produksi. Meskipun demikian, dalam


jumlah yang besar perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih lanjut, yaitu
MRP II. MRP II adalah sistem yang mengintegrasikan aspek keuangan. Sistem ini
mencakup perencanaan kapasitas

Kegagalan dalam mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh :

· Kurangnya komitmen top manajemen, Kesalahan memandang MRP hanyalah


software yang hanya butuh digunakan secara tepat, integrasi MRP JIT yang tidak
tepat, Membutuhkan pengoperasian yang akurat, dan Terlalu kaku.
2. 5 Pengendalian Persediaan dengan Menggunakan Metode Material Requirement
Planning

Pengendalian persediaan merupakan langkah penting dalam manajemen persediaan


untuk melakukan perhitungan berupa jumlah optimal tingkat persediaan yang harus
ada serta waktu pemesanan kembali. Pengaturan dan pengawasan terhadap material
barang dalam proses dan barang jadi merupakan bagian penting dalam sistem
produksi.

MRP adalah salah satu terobosan besar bagi dunia industri dalam mengatur bahan-
bahan material yang dibutuhkan untuk proses produksi. Karena dengan MRP
perusahaan dapat mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan
kehabisan bahan material. Semua proses pengaturan untuk bahan material yang
dibutuhkan hanya dengan memasukkan data yang dibutuhkan dan software MRP
yang akan memproses semuanya. Fasilitas yang disediakan adalah proses pengisian
dan pemesanan data dealer penjualan dan supplier material. Konsep MRP adalah
mempermudah pengaturan bahan material.

Oleh karena itu direncanakan software dengan konsep user friendly dan fasilitas yang
benar- benar mempermudah dan mampu meningkatkan efisiensi para pengguna.

Perencanaan kebutuhan material atau sering dikenal dengan Material Requirement


Planning (MRP) adalah suatu sistem informasi yang terkomputerisasi untuk mengatur
persediaan permintaan yang dependent dan mengatur jadwal produksi. Sistem ini
bertujuan untuk mengurangi tingkat persediaan dan meningkatkan produktivitas.
Terdapat dua hal penting dalam MRP yaitu lead time, dan berapa banyaknya jumlah
material yang siap dipesan

Dengan metode MRP dapat memesan sejumlah barang atau persediaan sesuai dengan
jadwal produksi, maka tidak akan ada pembelian barang walaupun persediaan telah
berada pada tingkat terendah. MRP dapat mengatasi masalah-masalah kompleks
dalam persediaan yang memproduksi banyak produk. Masalah yang ditimbulkannya
antara lain kebingungan inefisiensi, pelayanan yang tidak memuaskan konsumen, dll.

Penentuan kebutuhan material yang pasti dalam proses produksi akan meminimalkan
kerugian yang timbul dalam kaitannya dengan persediaan.

Dengan menggunakan metode MRP untuk melakukan penjadwalan produksi, maka


perusahaan akan menentukan secara tepat perencanaan tanggal penyelesaian
pekerjaan yang realistik, pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya, janji kepada
konsumen dapat ditepati dan waktu tengang pemesanan dapat dikurangi.
9
2. 6 Tujuan Metode Material Requirement Planning

Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Meminimalkan Persediaan

MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan
dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan
(pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat
dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya
persediaan.

2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman

MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari
segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun
pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya
bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.

3. Komitmen yang realistis

Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana,
sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal
ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.

4. Meningkatkan efisiensi

MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu


produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai
dengan Jadwal Induk Produksi (JIP).

Dengan demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP (Material
Requirements Planning), yaitu :

a. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat

Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi
(JIP) dapat terpenuhi.

b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.

c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.

Kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus dilakukan.

d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus
direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.

10
2. 7 Input , Output, Proses dengan Menggunakan Metode Material Requirement
Planning

 Input MRP

Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP, yaitu sebagai berikut :

1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan


skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan
pesanan pelanggan atau peramalan permintaan. JIP berisi perencanaan secara
mendetail mengenai jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir
beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan dengan memperhatikan
kapasitas yang tersedia. Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat
dalam JIP adalah pasti, kendatipun hanya merupakan peramalan.

2. Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record), merupakan
catatan keadaan persediaan yang menggambarkan status semua item yang ada dalam
persediaan yang berkaitan dengan:

a. Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory).

b. Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on
order inventory).

c. Lead time dari setiap bahan.

3. Struktur Produk (Bill Of Material), merupakan kaitan antara produk dengan


komponen penyusunnya yang memberikan informasi mengenai daftar komponen,
campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk. BOM juga
memberikan deskripsi, penjelasan dan kuantitas dari setiap bahan baku yang
diperlukan untuk membuat satu unit produk.

 Proses MRP

Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu antara lain:

1. Netting

yaitu proses perhitungan jumlah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison
perencanaan yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan jadwal
penerimaan persediaan dan persediaan awal yang tersedia.

2. Lotting

yaitu penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan (lot size) yang optimal untuk sebuah
11
item berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan.

12
3. Offsetting

yaitu proses yang bertujuan untuk menentukan saat yang tepat melaksanakan rencana
pemesanan dalam pemenuhan kebutuhan bersih. Penentuan rencana saat pemesanan
ini diperoleh dengan cara mengurangkan kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan
waktu ancang-ancang (lead time).

4. Exploding

merupakan proses perhitungan dari ketiga langkah sebelumnya yaitu netting, lotting
dan offsetting yang dilakukan untuk komponen atau item yang berada pada level
dibawahnya berdasarkan atas rencana pemesanan

 Output MRP

Output MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :

1. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) penentuan jumlah kebutuhan


material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.

2. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli yang
akan digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok dan berguna juga bagi manajer
manufaktur yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi.

3. Changes to Planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah


direncanakan) yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan dan
pengubahan jumlah pesanan.

4. Performance Report (Laporan Penampilan), suatu tampilan yang menunjukkan


sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan stok dan ukuran yang lain.
2.8 Konsep Dasar MRP (Material Requirment Planning)

Suatu sitem MRP pada dasarnya bertujuan untuk merancang suatu sitem yang mampu
menghasilkan informasi untuk mendukung aksi yang tepat baik berupa pembatalan
pesanan, pesan ulang, atau penjadwalan ulang. Aksi ini sekaligus merupakan suatu
pegangan untuk melakukan pembelian dan / atau produksi.

MRP terdiri dari 3 bagian yaitu input, proses dan output. Input terdiri dari jadwal
induk produksi yang berisi waktu dan jumlah pemesan dari pelanggan, struktur produk
yang berisi komponen- komponen dan jumlah yang dibutuhkan untuk merakit barang
jadi dan file catatan persediaan yang berisi persediaan yang ada diperusahaan dan
jumlah pemesanan. Proses berisi informasi untuk menentukan kebutuhan bersih pada
setiap periode waktu yang telah ditentukan. Output berisi rencana jadwal pemesanan,
realisasi pemesanan, perubahan, laporan pengendalian, laporan perencanaan dan
laporan transaksi persediaan. Ketiga elemen ini dapat digambarkan:

Ada pun Sistem MRP (Material Requirement Plan)

Suatu sistem pada umumnya terdapat INPUT dan OUTPUT. Input daripada sistem
MRP adalah Master Production Schedule (MPS) atau Jadwal Produksi Induk,
Inventory Status File (Berkas Status Persediaan) dan Bill of Materials (BOM) atau
Daftar Material sedangkan Outputnya adalah Order Release Requirement (Kebutuhan
Material yang akan dipesan), Order Scheduling (Jadwal Pemesanan Material) dan
Planned Order (Rencana Pesan di masa yang akan datang).

Berikut dibawah ini adalah 3 INPUT penting pada Material Requirement Planning
13
(MRP) atau Perencanaan Kebutuhan Material :

14
Master Production Schedule (MPS) : Master Production Schedule atau Jadwal
Produksi Induk adalah suatu perencanaan yang terdiri dari tahapan waktu dan jumlah
produk jadi yang akan diproduksi oleh sebuah perusahaan manufakturing. MPS ini
pada umumnya berdasarkan order (pesanan) pelanggan dan perkiraan order
(Forecast) yang dibuat oleh perusahaan sebelum dimulainya sistem MRP. Seperti yang
disebutkan sebelumnya, MRP adalah terjemahaan dari MPS (Jadwal Produksi Induk)
untuk Material.

Inventory Status File (Berkas status Persediaan) : Inventory Status File ini berkaitan
dengan hasil perhitungan persediaan dan kebutuhan bersih untuk setiap periode
perencanaan. Setiap inventory atau persediaan harus memberikan informasi status
yang jelas dan terbaru mengenai jumlah persediaan yang ada saat ini, jadwal
penerimaan material ataupun rencana pembelian yang akan diserahkan ke pemasok.
Informasi ini juga harus meliputi Jumlah Lot (Lot sizes), Lead Time (tenggang waktu),
Safety Stock Level dan juga jumlah material yang rusak/cacat.

Bill of Materials (BOM) : BOM adalah sebuah daftar yang berisikan jumlah
masing-masing bahan baku, bahan pendukung dan sub-assy (semi produk) yang
dibutuhkan untuk membuat suatu produk jadi.
2.9 Struktur Sistim Material Requirement Planning (MRP)

Cara kerja sistim MRP adalah sebagai berikut: pesanan produk dijadikan dasar
untuk membuat skedul produksi master atau Master Production Schedule (MPS) yang
memberikan gambaran tentang jumlah item yang diproduksi selama periode waktu
tertentu. MPS dibuat berdasarkan pada peramalan kebutuhan akan peralatan yang
diperlukan, merupakan proses alokasi untuk mengadakan sejumlah peralatan yang
diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai (pekerja, mesin, dan
bahan).

15
Bill of Material mengidentifikasi material tertentu yang digunakan untuk
membuat setiap item dan jumlah yang diperlukan yang dapat disusun dalam bentuk
pohon produk (product structure tree). Bill of material ini merupakan sebuah daftar
jumlah komponen, campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk
membuat suatu produk. Bill of material tidak hanya menspesifikasikan produksi,
tetapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar
bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill of
material digunakan dengan cara ini biasanya dinamakan daftar pilih.

Pohon Struktur Produk (Product Structure Tree) Pohon Struktur Produk (Product
Structure Tree) adalah salah satu item informasi yang ada dalam Bill of Material.
Pohon Struktur Produk (Product Structure Tree) didefinisikan sebagai bagan informasi
tentang hubungan antara produk akhir dengan komponen-komponen penyusun produk
akhir. Struktur produk merupakan suatu informasi tentang hubungan antara komponen
dalam suatu perakitan, juga memberikan informasi tentang semua item, seperti nomor
komponen dan jumlah yang dibutuhkan pada setiap pembelian. Struktur produk dibagi
lagi menjadi dua jenis, yaitu :

 Struktur produk single level yang menggambarkan hubungan antara produk


akhir komponen-komponen penyusunnya dimana komponen-komponen tersebut
langsung membentuk produk akhir atau berada satu level di bawah produk
akhir.

 Struktur produk multi level yang menggambarkan hubungan antara produk akhir
dengan komponen penyusunnya dimana komponen-komponen tersebut
memerlukan komponen
-komponen lain untuk membuatnya dan begitu seterusnya. Bila dimisalkan untuk
membuat 1 unit produk akhir X diperlukan 2 unit komponen A dan 1 unit
komponen B. Sementara untuk membuat 1 unit komponen B diperlukan 3 unit
komponen C dan 1 unit komponen D. Dari informasi tersebut dapat dibuat
product structure tree sebagimana tersaji pada gambar di bawah ini:
File Catatan Keadaan Persediaan (inventory status), berisi data tentang jumlah unit
yang tersedia dan sedang dipesan, serta berbagai perubahan inventori sehubungan
dengan adanya kerugian akibat sisa bahan, pesanan yang dibatalkan, dll. Intinya File
Catatan Keadaan Persediaan (inventory status) menggambarkan status semua item
yang ada dalam persediaan, dimana semua item persediaan harus diidentifikasikan
untuk menjaga kekeliruan perencanaan, juga harus berisi data tentang lead time, lot
size, teknik lot size, persediaan cadangan dan catatan penting lainnya.

Tiga sumber tersebut, skedul master, bill of material, dan inventory record menjadi
sumber data bagi MRP yang akan menjabarkan skedul produksi menjadi rencana
skedul pemesanan secara detil untuk keseluruhan urutan produksi.

Berikut secara ringkas dapat kita lihat hubungan antara pertanyaan operasional yang
dijawab, basis dan hasil yang diberikan oleh pendekatan MRP:

17
Format Skedul Material Requirement Planning (MRP)

Untuk dapat menentukan kapan suatu komponen harus dipesan dan berapa jumlah
yang harus dipesan, serta kapan produk akhir harus dikerjakan dan kapan harus
dikirim kepada pelanggan dengan pendekatan MRp, maka perlu dibuat skedul MRP
dengan format sebagai berikut:
Keterangan:

 Item, adalah nomor komponen yang direncanakan akan kebutuhannya.

 Lead Time adalah periode yang didefinisikan sebagai jangka waktu yang
diperlukan untuk sebuah aktivitas (order preparation, move, manufacture/
assembly/ purchase, receiving, inspection, etc).

 Order Quantity adalah kuantitas order dari komponen yang harus dipesan
berdasarkan Lot Sizing.

 Safety Stock adalah tingkat persediaan yang ditentukan oleh perencana untuk
mengantisipasi adanya fluktuasi permintaan.

 Gross Requirement adalah total antisipasi penggunaan untuk setiap komponen.

Dalam terminologi MRP, periode waktu (time periods) disebut buckets dan
biasanya satu minggu. MRP mengendalikan inventori dan produksi dengan
menggunakan konsep Time- phasing yakni penghitungan waktu penyelesaian produk
akhir dimana perhitungan berjalan mundur untuk menentukan kapan setiap komponen
harus dipesan.

Untuk menyusun rencana kebutuhan dan waktu pemesanan serta penyelesaian


pekerjaan, langkah dasar proses material requirement planning adalah sebagai
berikut:

1. Tahap pertama adalah tahap menentukan kapan pekerjaan harus selesai atau
material harus tersedia agar jadwal induk produksi (MPS) terpenuhi

2. Netting, yaitu perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih


antara kebutuhan kotor dan keadaan persediaan.

3. Lotting, yaitu perhitungan untuk menentukan besarnya pesanan setiap individu


berdasarkan hasil perhitungan netting. Dengan demikian Lotting merupakan
proses penentuan ukuran pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih untuk
satu atau beberapa periode sekaligus sehingga dapat meminimalkan persediaan.

4. Offsetting, yaitu perhitungan untuk menentukan saat yang tepat dalam


melakukan rencana pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih (netting),
dimana rencana pemesanan diperoleh dengan mengurangkan saat awal
tersedianya kebutuhan bersih yang diinginkan dengan Lead Time. Dengan kata
lain, menentukan pelaksanaan perencanaan pemesanan (planned order
released), kapan pemesanan atau pembatalan harus dilakukan dengan
mempertimbangkan Lead Time. Waktu tunggu (lead time) yang diperlukan untuk
menentukan saat/tanggal perintah pesanan,

19
di mana untuk menentukan saat/tanggal perintah pesanan tersebut tergantung
pada :

 Waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi.

 Waktu yang dibutuhkan untuk proses administrasi pemesanan atau birokrasi


perusahaan

 Waktu yang dibutuhkan untuk kedatangan pesanan mulai dari saat


pemesanan sampai kedatangan pesanan (tergantung kepada kesanggupan
supplier untuk memenuhi pesanan)

 Waktu yang dibutuhkan untuk proses inspeksi pesanan

 Waktu tunggu tersebut merupakan penjumlahan secara kumulatif dari waktu


tunggu tersebut di atas.

5. Explosion, yaitu perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih bawah,

berdasarkan atas rencana produksi.

6. Mengulangi tahap 1 sampai tahap 5 untuk setiap komponen.

BAB III

KESIMPULAN DAN

3.1 Kesimpula SARAN


n

Munculnya beraneka-ragam definisi tentang sistem MRP ini karena definisi-definisi


tersebut diatas digambarkan atau diuraikan sesuai dengan sudut pandang masing-
masing penulis. Namun dari definisi-definisi tersebut diatas semuanya mempunyai
inti yang sama, jadi dapat disimpulkan bahwa Material Requirement Planning
merupakan suatu sistem yang mengatur bahan-bahan material yang dibutuhkan untuk
proses produksi karena dengan MRP perusahaan dapat mengefisiensikan gudang dan
sekaligus mencegah kemungkinan kehabisan bahan material atau suatu sistem
penjadwalan kebutuhan bahan baku berdasarkan tahap waktu untuk operasi produksi.

20
Material Requirement Planning merupakan suatu sistem yang mengatur bahan-bahan
material yang dibutuhkan untuk proses produksi karena dengan MRP perusahaan
dapat mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan kehabisan bahan
material atau suatu sistem penjadwalan kebutuhan bahan baku berdasarkan tahap
waktu untuk operasi produksi.

Tujuan Material Requirement Planning (MRP) adalah untuk mengendalikan tingkat


inventori, menentukan prioritas item, dan merencanakan kapasitas yang akan
dibebankan pada sistim produksi. Secara umum tujuan pengelolaan inventori dengan
menggunakan sistim MRP tidak berbeda dengan sistim lain yakni:

1. memperbaiki layanan kepada pelanggan,

2. meminimisasi investasi pada inventori, dan

3. memaksimisasi efisiensi operasi

Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Meminimalkan Persediaa

2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman

3. Komitmen yang realistis

4. Meningkatkan efisiensi

Konsep dan Struktur Sistim Material Requirement Planning (MRP)

Menggambarkan MRP dengan rinci dan jelas dalam menangi perencana

produksi.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari
kesempurnaanya atau adapun kelemahan-kelemahan dari penulis dalam penulisan
makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang mendukung seperti buku-buku referensi
yang begitu terbatas dalam menjamin penyelesaian penulisan makalah ini sehingga
kritik dan saran yang bersifat konstruktif baik itu dari bapak dosen maupun dari rekan-
rekan mahasiswa/i sangatlah diharapkan untuk membantu prosses penulisan lebih
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

hierone1com/2012/12/contoh-makalah-mrp-material-requirement.html

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=962:mrp-
material- requirement-planning&catid=25:industri&Itemid=14

http://dodogusmao.wordpress.com/2010/07/28/material-requirement-planning/

http://sistemmanufaktur.blogspot.com/

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1
%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117-siantarjaya-chapter2.pdf

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/perencanaan-kebutuhan-bahan

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=962:mrp-
material- requirement-planning&catid=25:industri&Itemid=14

http://dodogusmao.wordpress.com/2010/07/28/material-requirement-planning/

22

Anda mungkin juga menyukai