Anda di halaman 1dari 7

Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Volume 15 No. 1 Juni 2018 DOI 10.31851/sainmatika.v15i1.1763


http://www.univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/sainmatika

Perbanyakan Jamur Trichoderma sp pada Beberapa Media

Dewi Novianti
e-mail: dewinovianti1980@gmail.com

Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas PGRI Palembang

ABSTRACT

This study aims to determine the media suitable for growth and propagation of
Trichoderma sp. Trichoderma sp is a fungus that can be used as a biological agent
against plant pathogens while improving the growth and development of plants. The
study was prepared based on a complete randomized design pattern (RAL) consisting of
six treatments and each treatment was repeated four times. The tested treatments were
Media PDA (M1), rice medium (M2), corn medium (M3), green bean medium (M4),
sawdust media (M5), and bran medium (M6). The parameters observed in this study are
two, namely the diameter of colony growth and conidia density. Initial isolates of
Trichoderma sp were used 8.5x106 conidia/mg. The results showed the multiplication of
Trichoderma sp on various media have an effect on to growth of diameter and density
of Trichoderma sp colony. Trichoderma sp can grow on all treatment mediums. Media
bran is the highest medium density conidia than other media.

Keywords: Propagation, Trichoderma sp, media.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media yang cocok untuk pertumbuhan dan
perbanyakan jamur Trichoderma sp. Trichoderma sp merupakan jamur yang dapat
dijadikan agen hayati terhadap patogen tanaman sekaligus meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Penelitian disusun berdasarkan pola rancangan acak
lengkap (RAL) yang terdiri dari enam perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak
empat kali. Perlakuan yang diujikan adalah Media PDA (M1), media beras (M2), media
jagung (M3), media kacang hijau (M4), media serbuk gergaji (M5), dan media dedak
(M6). Parameter yang diamati dalam penelitian ini ada dua yaitu diameter pertumbuhan
koloni dan kerapatan konidia. Isolat awal Trichoderma sp yang digunakan sebanyak
8,5x106 konidia/mg. Hasil penelitian menunjukkan perbanyakan Trichoderma sp pada
berbagai media berpengaruh terhadap pertumbuhan diameter dan kerapatan koloni
Trichoderma sp. Trichoderma sp dapat tumbuh pada semua media perlakuan. Media
dedak merupakan media yang paling tinggi kerapatan konidia dibandingkan media
lainnya.

Kata Kunci: Perbanyakan, Trichoderma sp, media.

p-ISSN 1829 586X 35


e-ISSN 2581-0170
Perbanyakan jamur Trichoderma sp pada...Dewi Novianti...Sainmatika,...Volume 15,...No.1,...Juni 2018,...35-41

PENDAHULUAN bersifat antagonis bagi jamur


lainnya.Aktivitas antagonis tersebut
Penyakit tanaman merupakan meliputi persaingan, parasitisme, predasi,
faktor pembatas terhadap pertumbuhan atau pembentukkan toksin seperti
dan perkembangan tanaman. Metode antibiotik. Trichoderma sp merupakan
pengendalian yang sering dilakukan oleh jamur yang habitatnya di tanah, termasuk
para petani untuk mengatasi masalah class Ascomycetes yang mempunyai
tersebut yaitu penggunaan bahan spora hijau. Jamur ini mempunyai potensi
pestisida sintetik yang melebihi dosis degradasi dekomposisi berbagai macam
anjuran dan digunakan secara terus- substrat heterogen di tanah, interaksi
menerus sehingga mengakibatkan positif dengan inang, memproduksi
akumulasi pestisida di tanah. Akumulasi enzim untuk perbaikan nutrisi bagi
pestisida yang tinggi menimbulkan tanaman. Spesies Trichoderma
dampak negatif terhadap lingkungan diantaranya adalah Trichoderma reesei,
bahkan ke tingkat konsumen, Trichoderma viride, dan Trichoderma
berkurangnya mikroorganisme tanah, dan harzianum (Schuster dan Schmoll,
kerentanan tanaman (Miftakhun, 2017). 2010). Trichoderma sp efektif
Suwahyono (2009), menyatakan bahwa menghambat pertumbuhan Sclerotinia
penggunaan pestisida sintetik dapat sclerotiorum, Fusarium oxysprum, dan
membahayakan keselamatan hayati Altenaria brassicicola yang merupakan
termasuk manusia dan keseimbangan patogen tanaman (Manokaran, 2016).
ekosistem. Oleh sebab itu, saat ini Hasil penelitian Alfizar dkk (2013),
metode pengendalian telah diarahkan Trichoderma sp dapat menghambat
pada pengendalian hayati/biologis. pertumbuhan cendawan patogen C.
Pengendalian hayati (biological capsici, Fusarium sp, dan S. rolfsii secara
control) merupakan cara pengendalian in vitro. Daya hambat Trichoderma sp
penyakit yang melibatkan manipulasi yang paling tinggi terdapat pada patogen
musuh alami yang menguntungkan untuk C. capsici, diikuti dengan daya hambat
memperoleh pengurangan jumlah terhadap patogen Fusarium sp dan S.
populasi dan status hama dan penyakit di rolfsii.
lapangan. Jamur entomopatogenik dan Selain sebagai agens hayati
jamur antagonis merupakan beberapa terhadap penyakit tanaman, Trichoderma
jenis agens hayati yang bisa sp dapat meningkatkan pertumbuhan dan
dimanfaatkan dalam upaya pengendalian perkembangan tanaman yang
hayati. Beberapa alasan kenapa jamur diinfeksinya. Penelitian Shofiyani dan
tersebut menjadi pilihan sebagai Suyadi (2014), perlakuan agensis hayati
pengendali hayati karena jamur-jamur Trichoderma dengan berbagai dosis
tersebut mempunyai kapasitas reproduksi berpengaruh nyata terhadap parametar
yang tinggi, mempunyai siklus hidup jumlah daun dan jumlah umbi, namun
yang pendek, dapat membentuk spora tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
yang mampu bertahan lama di alam tanaman dan bobot umbi bawang merah.
bahkan dalam kondisi ekstrim, disamping Perlakuan Trichoderma viridae pada
itu juga relatif aman digunakan, cukup kisaran dosis 40 g/ lubang tanam
mudah diproduksi, cocok dengan memberikan pengaruh terbaik terhadap
berbagai insektisida, dan kemungkinan pertumbuhan tanaman bawang merah
menimbulkan resistensi sangat kecil selama penelitian. Keunggulan jamur
(Kansrini, 2015). Trichoderma sp sebagai agensia
Trichoderma sp merupakan jamur yang pengendali hayati dibandingkan dengan
dapat menjadi agen biokontrol karena jenis fungisida kimia sintetik adalah

p-ISSN 1829 586X 36


e-ISSN 2581-0170
Perbanyakan jamur Trichoderma sp pada...Dewi Novianti...Sainmatika,...Volume 15,...No.1,...Juni 2018,...35-41

selain mampu mengendalikan jamur dapat digunakan sebagai media


patogen dalam tanah, ternyata juga dapat perbanyakan Trichoderma sp. Bahan-
mendorong adanya fase revitalisasi bahan tersebut mengandung karbohidrat,
tanaman. Revitalisasi ini terjadi karena serat, nitrogen, posfat, kalium, yang
adanya mekanisme interaksi antara diperlukan untuk pertumbuhan dan
tanaman dan agensia aktif dalam memacu perkembangan Trichoderma sp.
hormon pertumbuhan tanaman (Nasahi, Berdasarkan hal tersebut maka perlu
2010). Agensia hayati Trichoderma ( dilakukan pengujian keefektifan
T.harzianum dan T. viride) yang perbanyakan Trichoderma sp pada
diaplikasikan dengan pencelupan dan berbagai media tumbuh sehingga
penyiraman ternyata berpengaruh pada diketahui media yang cocok untuk
peningkatan jumlah daun pada bibit pertumbuhan dan perbanyakan
selama penelitian, dan tidak berpengaruh Trichoderma sp secara massal.
pada tinggi tanaman maupun diameter
batang pada masing-masing perlakuan. BAHAN DAN METODE
Namun demikian pemberian
Trichoderma mampu memberikan Alat yang digunakan dalam
pertumbuhan yang lebih baik bila penelitian ini diantaranya adalah:
dibandingkan kontrol. Trichoderma autoklaf, cawan petri, mikroskop, lampu
harzianum dan Trichoderma viride bunsen, jarum ose, tabung reaksi, LAF,
mampu mengkolonisasi akar bibit saringan, pisau, beaker glass, timbangan,
tanaman pisang dan bersifat endofit pada kompor gas, panci, kukusan, baskom,
tanaman pisang mas hasil kultur in vitro gelas ukur, haemacytometer, erlenmeyer,
(Shofiyani dan Budi, 2013). Aplikasi paper dish. Sedangkan bahan yang
Trichoderma sp dengan cara perlakuan digunakan dalam penelitian ini adalah:
benih atau introduksi massal di daerah isolat Trichoderma sp, media PDA alami,
rizosfir sebelum tanam menunjukkan beras, jagung, kacang hijau, serbuk
keberhasilan yang baik dalam penekanan gergaji, dedak, aquades, dan alkohol.
berbagai penyakit dan peningkatan Penelitian ini merupakan penelitian
pertumbuhan tanaman (Nurbailis dan eksperimen di laboratorium dengan
Martinius, 2011). kondisi steril, dan homogen,
Penggunaan agen hayati untuk menggunakan Rancangan Acak Lengkap
pengendalian penyakit dirasakan sangat dengan menggunakan 6 perlakuan media.
lambat perkembangannya karena Setiap perlakuan terdiri atas 4 kali
terbatasnya agen hayati yang diproduksi ulangan. Masing-masing perlakuan
secara massal dan dapat digunakan secara sebagai berikut:
komersial, sehingga diperlukan teknologi M1= Media PDA
untuk produksi massal Trichoderma sp M2 = Media Beras
pada beberapa macam media (Dewi, M3 = Media Jagung
2006 dalam Wijaya dkk., 2011). Terdapat M4 = Media Kacang Hijau
permasalahan yang timbul bagaimana M5 = Media Serbuk Gergaji
mendapatkan jamur Trichoderma sp M6 = Media Dedak
dalam jumlah yang besar serta murah.
Perbanyakan massal dapat dilakukan Pelaksanaan penelitian terdiri dari:
dengan menggunakan media buatan yang Pembuatan Media PDA sintetik sekaligus
berisi nutrisi yang dibutuhkan untuk sebagai media perlakuan (kontrol),
pertumbuhan Trichoderma sp. Hasil peremajaan Trichoderma sp, pembuatan
penelitian Urailal dkk (2012), dedak, media perlakuan, inokulasi, dan terakhir
beras, serbuk gergaji dan sekam padi pengamatan. Pembuatan media beras

p-ISSN 1829 586X 37


e-ISSN 2581-0170
Perbanyakan jamur Trichoderma sp pada...Dewi Novianti...Sainmatika,...Volume 15,...No.1,...Juni 2018,...35-41

dengan cara: dicuci beras sebanyak 100 gr


lalu direndam dalam baskom berisi air
panas selama 15 menit, setelah itu dikukus K= x 106
selama 30 menit lalu didinginkan, Keterangan:
dimasukkan 25 gr media ke dalam cawan K = Kerapatan konidia (konidia/mg)
petri lalu dibungkus dengan plastic wrap, p = Faktor pengenceran
lalu disterilkan ke dalam autoklaf. Untuk t = Jumlah konidia
pembuatan media jagung, kacang hijau, n = Jumlah kotak yang di amati
serbuk gergaji, dan dedak caranya sama 0,25 = Konstanta
dengan cara pembuatan media beras 106 = Konstanta kerapatan konidia
tersebut di atas. Sedangkan media PDA
yang digunakan adalah media PDA (Sumber: Surtikanti dan Juniarsih, 2010)
sintetik. Isolat awal Trichoderma sp yang
digunakan sebanyak 8,5x106 konidia/mg. Data dianalisis menggunakan analisis
Paper dish yang sudah dicelupkan isolat sidik ragam. Jika perlakuan berpengaruh
diletakkan di bagian tengah pada masing- nyata maka dilakukan uji lanjut.
masing media perlakuan, lalu diinkubasi
dan siap untuk diamati. Variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
pengamatan ada dua yaitu diameter
koloni dan kerapatan konidia. Pengujian pengaruh faktor perlakuan
Pengukuran diameter koloni berbagai media terhadap keragaman data
menggunakan jangka sorong sebanyak 4 hasil pengukuran diameter koloni
kali pengukuran. Kerapatan konidia Trichoderma sp dapat dilihat pada Tabel
Trichoderma sp pada masing-masing 1 di bawah ini.
media perlakuan, dihitung berdasarkan
rumus:

Tabel 1. Hasil Analisis Sidik Ragam Diameter Koloni Jamur Trichoderma sp pada
Berbagai Media Perlakuan.
FTabel

Sumber Ragam DB JK KT FHitung


1%

5%
Perlakuan 5 28,6 5,7
Galat 18 1,8 0,1 57,14** 2,8 4,3
Total 24 30,4 5,8
Rata-rata
Perlakuan Media Diameter koloni
(cm)
Pada Tabel 1 Hasil Ansira menunjukkan PDA 9 c
perbanyakan Trichoderma sp pada Beras 9 c
beberapa media perlakuan berpengaruh Jagung 9 c
sangat nyata terhadap diameter Kacang Hijau 7,5 b
Serbuk Gergaji 6,2 a
pertumbuhan koloni Trichoderma sp.
Dedak 9 c
BNT0,05 = 0,47
Tabel 2. Diameter Koloni Trichoderma
sp
Tabel 2 menunjukkan diameter koloni
Trichoderma sp pada beberapa media

p-ISSN 1829 586X 38


e-ISSN 2581-0170
Perbanyakan jamur Trichoderma sp pada...Dewi Novianti...Sainmatika,...Volume 15,...No.1,...Juni 2018,...35-41

perlakuan didapatkan diameter yang pada 4 hsi dan 7 hsi. Warna media
sama yaitu 9 cm tidak berbeda nyata pada berubah kehijauan karena ditumbuhi
media PDA, media beras, media jagung, jamur antagonis Trichoderma sp. Pada 4
dan media dedak. Pada beberapa media hsi jamur tumbuh di atas permukaan
tersebut diameter Trichoderma sp sama media, sehingga media kelihatan berubah
secara visual, tetapi setelah dihitung warna menjadi hijau dan 5 hsi jamur
kerapatan konidianya ternyata berbeda. sudah mulai menyebar ke bawah. Pada 7
Secara visual ketebalan miselianya juga hsi media kelihatan menghijau karena
berbeda. Pada media serbuk gergaji Trichoderma sp sudah tumbuh merata.
miselianya lebih sedikit dibandingkan Pada pengamatan mikroskopis terlihat
media lainnya, sedangkan miselia Trichoderma sp memiliki konidia
terbanyak atau paling tebal terdapat pada berwarna hijau dan bentuknya bulat
media PDA dan dedak. Diameter transparan, memiliki hifa, berdinding
Trichoderma sp terendah pada media halus, dan bercabang banyak. Pada
serbuk gergaji yaitu 6,2 cm berbeda nyata Trichoderma sp yang dikultur, morfologi
dengan diameter Trichoderma sp pada koloninya bergantung pada media tempat
media lainnya, hal ini karena serbuk bertumbuh. Pada media yang nutrisinya
gergaji mengandung sedikit karbohidrat terbatas, koloninya tampak transparan,
dan kadar air dibandingkan dengan media sedangkan pada media yang nutrisinya
perlakuan lainnya. Secara visual dapat lebih banyak maka koloninya dapat
dilihat pada media serbuk gergaji terlalu terlihat lebih hijau. Trichoderma sp dapat
kering dibandingkan dengan media dibiakkan pada beberapa media tumbuh.
lainnya. Hasil penelitian Gusnawaty et al Hasil penelitian Wijaya dkk (2011),
(2013), media serbuk gergaji kurang baik Trichoderma sp berwarna hijau tumbuh
digunakan untuk menumbuhkan jamur merata pada hari ke-7 setelah inkubasi
karena kandungan C nya tidak terlalu pada media bekatul, media beras jagung,
mencukupi untuk pertumbuhan jamur. media sekam, media bekatul sekam, dan
Berdasarkan pengamatan bahwa media media beras jagung.
perlakuan mengalami perubahan warna

Tabel 3. Hasil Analisis Sidik Ragam Kerapatan Konidia Jamur Trichoderma sp pada
Berbagai Media
FTabel

Sumber Ragam DB JK KT FHitung


1%

5%
Perlakuan 5 49,7 9,9
4,2
Galat 18 11,9 0,7 15,0** 2,77
5
Total 24 30,4 5,8

p-ISSN 1829 586X 39


e-ISSN 2581-0170
Perbanyakan jamur Trichoderma sp pada...Dewi Novianti...Sainmatika,...Volume 15,...No.1,...Juni 2018,...35-41

Jumlah kerapatan spora diperoleh dari perbanyakan jamur M. anisopliae


hasil pengamatan dengan karena pada setiap variabel pengamatan
Haemocytometer di bawah mikroskop, menunjukkan kemampuan M.
dihitung berdasarkan rata-rata jumlah anisopliae untuk tumbuh dan
spora yang diamati dikalikan dengan berkembang yang lebih baik
konstanta dan faktor pengenceran dibandingkan pada media tumbuh
lainnya yaitu 120,4 x 108 konidia/mg
Tabel 4. Jumlah Kerapatan Spora selama tujuh hari inkubasi).
Pertumbuhan Trichoderma sp sangat
Rata-rata kerapatan bergantung pada ketersediaan
Perlakuan
konidia karbohidrat dan digunakan sebagai
Media
(konidia/mg) sumber energi untuk pertumbuhannya.
PDA 73,3 x 1010 c Bahan yang mengandung karbohidrat
Beras 5,53 x 1010b dengan konsentrasi tinggi akan
Jagung 5,8 x 1010 b mendorong pertumbuhan jamur.
Kacang Hijau 0,04 x 10 10 a Pertumbuhan yang tinggi akan
Serbuk
0,03 x 1010 a menghasilkan jumlah konidia yang
Gergaji
lebih banyak, sedangkan proses
Dedak 74,5 x 10 10 c
BNT0,05 = 1,22 pertumbuhan yang rendah akan
menghasilkan jumlah konidia lebih
Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa sedikit.
Trichoderma sp dapat ditumbuhkan
pada semua media perlakuan tetapi KESIMPULAN
menunjukkan hasil jumlah konidia yang
berbeda. Kerapatan konidia Pertumbuhan Trichoderma sp terbaik
Trichoderma sp tertinggi yaitu pada didapatkan pada media dedak yaitu
media dedak sebesar 74,5 x 1010 menghasilkan diameter koloni 9 cm
konidia/mg tidak berbeda nyata dengan dengan kerapatan konidia 74,5 x 1010
kerapatan konidia pada media PDA konidia/mg tidak berbeda dengan
yaitu 73,3 x 1010 konidia/mg. Pada pertumbuhan pada media PDA sintetik
media jagung kerapatan konidianya yang di pakai di laboratorium. Media
tidak berbeda nyata dengan media dedak lebih efektif dan efisien untuk
beras, sedangkan media yang paling digunakan sebagai media perbanyakan
rendah terdapat pada media serbuk Trichoderma sp dibandingkan media
gergaji sebesar 2,93 x 108 konidia/mg PDA sintetik, beras, jagung, kacang
tidak berbeda nyata dengan media hijau, dan serbuk gergaji.
kacang hijau yaitu sebesar 3,65 x 108
konidia/mg. Reproduksi aseksual DAFTAR PUSTAKA
Trichoderma menggunakan konidia.
Konidia terdapat pada struktur Alfizar., Marlina., dan Susanti, F. 2013.
konidiofor (Samuels, 2010). Hasil Kemampuan Antagonis
penelitian Urailal dkk (2012) bahwa Trichoderma sp Terhadap
media yang mengandung dedak Beberapa Jamur Patogen In Vitro.
memberikan pengaruh lebih baik yaitu J. Floratek 8, 45-51.
7,94x1010 konidia/ml dibandingkan
media kacang hijau dan jagung. Hasil Gusnawaty, HS., M, Taufik., dan E,
penelitian Novianti (2017), bahwa Wahyudin. 2013. Uji Efektivitas
media dedak adalah media yang paling Beberapa Media untuk
efektif untuk digunakan sebagai media Perbanyakan Agens Hayati

p-ISSN 1829 586X 40


e-ISSN 2581-0170
Perbanyakan jamur Trichoderma sp pada...Dewi Novianti...Sainmatika,...Volume 15,...No.1,...Juni 2018,...35-41

Gliocladium sp. Jurnal Schuster, A., dan Schmoll, M. 2010.


Agroteknos. 3(2), 73-78. Biology and biotechnology of
Trichoderma. Appl Microbiol
Kansrini, Y. 2015. Uji Berbagai Jenis Biotechnol, 87(3): 787–799.
Media Perbanyakan Terhadap
Perkembangan Jamur Beauveria
bassiana di Laboratorium. Jurnal Shofiyani, A., dan Budi, GP. 2013.
Agrica Ekstensia, 9(1), 34-39. Spesies Unggul Trichoderma spp
Indigen Rizozfir Pisang Sebagai
Manokaran, R. 2016. Fast Isolation and Pengendali Penyakit Layu
Regeneration Method for Fussarium pada Bibit Tanaman
Protoplast Production in Pisang Mas Hasil Kultur In Vitro.
Trichoderma harzianum. AGRITECH, XV(2),25-40.
https://www.researchgate.net.
Diakses 23 Mei 2018. Shofiyani dan Suyadi. 2014. Kajian
Efektifitas Penggunaan Agensia
Miftakhun . 2017. Uji Efektivitas Hayati Trichoderma sp Untuk
Berbagai Media Selektif Untuk Mengendalikan Penyakit Layu
Isolasi Trichoderma spp. Dari Fussarium Pada Tanaman
Tanah Pada Berbagai Lahan yang Bawang Merah Diluar Musim.
Berbeda. Thesis, Universitas Prosiding Seminar Hasil
Brawijaya. Penelitian LPPM UMP 2014.
http://repository.ub.ac.id/7089/.
Diakses 2 Mei 2018. Surtikanti dan Juniarsih. 2010.
Pembuatan Formula Pestisida
Nasahi. 2010. Peran Mikroba Dalam Hayati Beauveria bassiana Vuill
Pertanian Organik. Universitas dan Kemasannya. Balai Penelitian
Pajajaran. Bandung. Tanaman Serelalia. Jakarta.

Novianti, D. 2017. Efektivitas Beberapa Suwahyono, U. 2009. Biopestisida. PT.


Media untuk Perbanyakan Jamur Niaga Swadaya. Jakarta.
Metarhizium anisopliae. Jurnal
Sainmatika, 14(2), 81-88. Urailal, C., AM, Kalay., E, Kaya., dan
A, Siregar. 2012. Pemafaatan
Nurbailis dan Martinius. 2011. Kompos Ela Sagu, Sekam, dan
Pemanfaatan Bahan Organik Dedak sebagai Media
sebagai Pembawa untuk Perbanyakan Agens Hayati
Peningkatan Kepadatan Populasi Trichoderma harzianum Rifai.
Trichoderma viride pada Rizosfir Jurnal Agrologia. 1(1), 21-30.
pisang dan Pengaruhnya terhadap
Penyakit Layu Fusarium. Jurnal Wijaya, I., Oktarina., dan Virdanuriza,
Hama dan Penyakit Tanaman M. 2011. Pembiakan Massal
Tropika, 11(2) Jamur Trichoderma sp pada
Beberapa Media Tumbuh Sebagai
Samuels. 2010. Trichoderma. Agen Hayati Pengendalian
Systematic Mycologi and Penyakit Tanaman. Agritrop
Microbiology Laboratory, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian.
ARS.USA. http://digilib.unmuhjember.ac.id/.
Diakses 2 Mei 2018.

p-ISSN 1829 586X 41


e-ISSN 2581-0170

Anda mungkin juga menyukai