Anda di halaman 1dari 14

SPESIFIKASI

TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN

1. LINGKUP PEKERJAA N

a) Pe ker jaan ini meliputi pe nye diaan bahan – bahan, tenaga ker ja dan pe ralat an sebagai al
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik
b) Pe ker jaan persiapan yang dimaksud adalah selur uh de tail yang disebut kan/ditunjukka
gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis.
c) Kontraktor wajib memer iksa terhadap kemungkinan kesalahan/ket idakcocokan pada ga
rencana baik dar i besaran vo lume, system pelaks anaan dll yang dapat mempe ng
tersebut. Dia rtika n bahwa bila ada ket idak sesuaian sec ara te knis maupun fisik ma
disampaikan secara
tert ulis atau berupa gambar pada waktu penje lasan t ende r/aanw ijz ing, hal terse but
perubahan dilapangan o leh Dire ksi Te knis, hal ini akan dicat at didalam r isalah rapa
didalam dokumen ko ntr ak. Selur uh biaya yang disebabkan pe rubahan/pe rbaikan
sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.

PEKERJAAN PAPAN PENGENAL PROYEK

a) Kontraktor wajib papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai format yang telah ditentuk
2. proyek harus dipasang pada lokasi yang mudah terlihat oleh masyarakat.
b) Papan nama proyek berukuran 80x120 cm yang terbuat dari plywood dengan ketebalan 1
dipasang pada tonggak kayu dan ditanam kuat kedalam tanah

PEKERJAAN PEMBERSIHA N

a) Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan bebas da


3. bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pad
Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perleng
dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus
proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Tekni.
b) Pembersihan Selama Pelaksanaan
1) Ko ntr aktor harus me lakukan pembers ihan secara teratur untuk me njamin bahwa te
kanto r seme nt ar a, tempat hunian dipe lihar a bebas dar i akumulasi sis a bahan ba
kotoran lainnya yang diakibatkan o leh o pe r asi-oper asi di tempat ker ja dan mem
dalam kondisi rapi dan bersih se tiap saat.
2) Kontr aktor harus menjamin bahwa sistem dr ainase terpe lihar a dan bebas dar i koto
yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat
kepada Dir eksi Te kni, dan segera mengambil tindakan se bagaimana diper int ahkan
untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.

BOUWPLA NK/UITZET

a) Semua papan dasar bangunan (bouwplank) menggunakan kayu klas II berukuran 2,5/25 c
4. b) Semua patok – patok kayu menggunakan kayu klas II berukuran 5/5 cm
c) Peker jaan pengukuran dan pemasangan bo uw plank dilaks anakan setelah peker jaa
pe ninggian tanah seles ai dilaks anakan. Permukaan atas papan dasar bangunan (bo
diserut rata dan dipasang waterpass pada peil + 1, 50 m, set iap jara k 2, 00 m papan
dengan patok – pato k kayu, papan dasar tersebut dipasang minimum ber jar ak 2, 00 m
bangunan.
d) Sebe lum memulai peker jaan pemasangan bouw plank, Kontraktor harus yakin
permukaan tanah baik pada kenyataanya maupun pada gar is transisi dalam gambar r
be nar. J ika Kont r akto r ragu dengan kete lit ian permukaan tanah tidak sesuai dengan
dalam gambar re nc ana, Ko ntr aktor harus melapo rkan secara tertulis kepada Dire k
selanjutnya akan dipertimbangkan dan diselesaikan bersama.
e) Jika didalam pengukuran kembali terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan di
sebenar nya, maka Direks i Te knis akan menge luar kan keputusan tentang hal terse bu
wajib melakukan penggambaran kembali tapak proyek, le ngkap dengan keterangan m
tanah,
batas – batas, letak pohon – pohon dan sebagainya.
f) Ukuran – ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar, apabila ukuran – uku
tidak tercamtum atau tidak jela s atau saling ber be da, harus segala dilapor kan kepad
apabila dianggap per lu maka Direks i Te knis berhak merubah ke tinggian, let ak ata
bagian pekerjaan.
g) Semua ketetapan pe ker jaan pengukuran dan sudut siku – siku harus ter jamin ke akuratan
sudut dengan benang atau pr isma hanya dipe rke nankan untuk bagian – bagian
disetujui
Direksi Teknis. Hasil pengambilan dan pemakaian ukuran – ukuran yang keliru menjadi
Kontraktor sepenuhnya.
h) Kontraktor harus membuat patok tetap/BM (Bench Mark), hasil pengukuran dilapangan
dengan BM yang telah ada menurut petunjuk Direksi Teknis, jika diperlukan Kontraktor
patok – patok pembantu untuk menentukan ketinggian dan koor dinat lokal, yang
letak
dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.
i) Kontraktor diwajibka n mengadakan pengukuran tapak proyek dengan teliti dan harus dis
Direksi Teknis, untuk mengetahui batas – batas tapak, elevasi tanah, letak pohon – poho
tersebut harus menggunakan peralatan yang memadai seperti water pass, th eodolith y
peralatan tersebut harus disediakan oleh Kontraktor.
j) Kontraktor harus membuat patok referensi ketinggian terhadap datum untuk titik tertentu
mengikuti petunjuk dari peta kunci koordinat yang terdapat pada gambar kerja. Penent
bouwplank dan patok – patok lainnya harus dilakukan dengan theodolith/water pass ya
sudah disetujui dan diperiksa oleh Direksi Teknis. Sebelum pekerjaan selanjutnya dimula
pembantu/bouw plank harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis.
k) Titik-titik duga/pokok tersebut tidak boleh dipindahkan tanpa persetujuan Direksi Teknis.
5. TEMPAT PENIMBUNAN BAHAN DAN PERALAT A N

a) Umum
Pekerjaan ini berupa penyediaan tempat sementara guna keperluan penimbunan bahan
dan penyimpanan alat – alat untuk keperluan proyek. Lokasi untuk keperluan ini harus d
rupa sehingga aman dari pengaruh alam dan manusia serta harus mudah pencapaianny
b) Pelaksanaan pekerjaan :
1. Lokasi tempat penimbunan akan ditentukan oleh Direksi Teknis
2. Lokasi harus bebas dari banjir.
3. Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, lokasi harus dibersihkan kembali.

6. AIR KERJA

a) Untuk pelaksanaan ke giat an peker jaan K ontr aktor harus menye diakan air ker ja yang b
persyaratan – persyaratan teknis PU BI- 1982 pasal 9, tidak ber bau, t idak mengandun
at au bahan o r ganis lainnya. Air dapat dipero le h langsung dilapangan atau bila tidak m
didatangkan dari luar proyek.
b) Kontraktor harus menye diakan bak penampungan air yang dapat menc ukupi kebu
proyek. c) Direksi Teknis berhak menolak air kerja yang tidak memenuhi persyaratan diatas

7. MOBILSASI PERALAT A N

a) Mobilisa si pe r alat an adalah mendatangkan per alat an – per alat an yang diper luk
menunjang pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh Direksi Teknis.
b) Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-ke gi
Mobilisas i dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan yang diserahkan
dari suatu lokasi tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang dig
ketentuan Kontrak.
cP embangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor-kantor, tempat tinggal, bengk
)g udanggudang dan se bagainya. Bangunan ini akan tetap menjadi milik Kont r aktor
pekerjaan pembangunan proyek selesai.

d) Pengadaan dan pemelihar aan peralatan lapangan se perti tercantum spesifikasi ini. Peralat
menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai. Pekerjaan h arus te
pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhi
membongkar kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan
diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah ker
kondisinya sama dengan keadaan sebelum pekerjaan dimulai.

e) Dalam pelaksanaan mobilsasi peralatan tersebut diatas, Kontarktor harus memenuhi pers
yang telah disepakat i bersama, maka dalam hal ini Direksi Teknis berhak untuk menemp
yaitu mengeluarkan berita acara pembayaran pendahuluan, dengan n ilai pembayaran u
diambil setinggitingginya 70% dari ketentuan di atas. Sisanya akan ditahan dan berita a
baru dikeluar kan setelah Pihak Kontraktor berhasil menyelesaikan sisa bagian pekerjaan
jangka waktu Masa Pelaksanaan.

8. TANGGUNG JAWAB KONTRAKT OR


a) Se tiap bagian pe ker jaan yang menunjukkan ket idakter at ur an atau cacat-cacat dikar e
penanganan atau gagalnya kontraktor untuk memat uhi persyaratan s pesifikas i, harus
kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.
b) Kont rakto r bert anggung jaw ab penuh atas selur uh akibat yang dit imbulkan o leh pe ke rja
pelaksanaan, pemelihar aan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas da
c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan – ketentuan serta petunjuk
Direksi Teknis.
d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk
melihat/mengawasi/me ne gur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi
Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.
9. PENGUKURAN HASIL PEKERJAA N

Setiap je nis dan t ipe pe ker jaan dapat dinilai se bagai kemajuan pe ker jaan apabila te lah se le
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Te
PEKERJAAN GALIAN

1. LINGKUP PEKERJAA N

a) Pe ker jaan ini me liputi penye diaan tenaga ke r ja dan pe r alat an se bagai alat bantu yang di
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b) Peker jaan galian yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/dit unjukkan dida
sesuai petunjuk Direksi Teknis.
c) Kontraktor wajib memer iksa terhadap kemungkinan kesalahan/ket idakcocokan pada
rencana baik dari besaran volume, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi p
Diar tika n bahwa bila ada ket idak sesuaian sec ara te knis maupun fisik maka hal ini haru
tert ulis atau berupa gambar pada waktu pen je lasan te nder/aanwijz ing, hal terse
perubahan dilapangan ole h Dire ksi Te knis, hal ini akan dic at at didalam r isalah rapat d
dokumen kontrak. Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/per baikan tersebut harus
pada unit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.

2. PELAKSA NA A N

a) Kontr akto r harus me ngajukan/me ngusulkan per alat an, tenaga dan cara pe laksanaan pe k
dilaksanakan kepada Direksi Teknis untuk disetujui.
b) Kontr aktor harus me lakukan pengukuran dan menentukan lokas i dan e le vas i untuk selur
dilaksanakan. Hasil pengukuran harus diajukan kepada Direksi Teknis sebelum melaksan
galian atau galian selanjutnya.
c) Penggalian dilaksanakan secara terus menerus hingga mencapai elevasi yang ditentukan.
d) Jika pada pekerjaan galian tanah ditemukan akar-akar kayu, bekas pondasi lama, kotoran
bagian – bagian tanah yang longsor dan tidak padat, bagian ini h arus dikeluarkan sepe
tersebut diisi dengan pasir, lapisan demi lapisan disiram air beberapa kali serta dipadat k
kepadatan 90% dari tanah asal sehingga mencapai permukaan yang ditentukan.
e) Lubang galian untuk pemasangan suatu konstruksi harus dibersihkan dari segala sisa – sis
lumpur, lubang galian harus senantiasa dalam keadaan bersih. Kontraktor harus menjag
digenangi air dengan cara menimba, memompa, membuat kis dam atau cara lain yang
seluruh beban akibat pekerjaan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Kontrakto
f) L ubang galian untuk pemasangan suatu ko nstr uksi t idak bo le h dibiarkan t er lalu lama, se
persetujuan dari Direksi T eknis maka pekerjaaan selanjutnya harus segera dilaksanakan.
g) Penggalian yang berada didalam atau dide kat suatu bangunan/konstr uksi yang sudah ad
penyangga/pengaman pada pinggir an galian.
h) Kontr aktor bertanggung jaw ab penuh bilamana pe ker jaan tersebut harus me le
mengganggu s aluran, kabe l – kabe l bawah t anah, jembatan, sungai dll, maka harus d
sepert i pembuatan sodetan sungai, per lindungan atau peke rjaan lainnya yang dia
pekerjaan pengankut an

4. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

a) Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ket idakter at ur an atau cacat-cacat dikare
penanganan atau gagalnya kontraktor untuk memat uhi persyaratan s pesifikas i, harus
kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.
b) Kontr aktor bert anggung jaw ab penuh atas seluruh akibat yang dit imbulkan oleh peke rja
pelaksanaan, pemelihar aan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas da
c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan – ketentuan serta petunjuk
Direksi Teknis.
d) A da nya ke hadir an D ireksi Te knis selaku wa kil dar i Pembe r i Tugas sejauh
melihat/mengawasi/me ne gur atau member i petunjuk dan nas ihat , t idaklah me ngur an
Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.

5. PENGUKURAN HASIL PEKERJAA N


Setiap je nis dan tipe peker jaan dapat dinila i se bagai kemajuan pe ker jaan apabila te lah
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direks

6. PELAKSA NAA N

a) Pengadukan yang dianjur kan dilakukan dengan mes in pengaduk se jenis Batc hin
dengan alat pe nimbang yang mana alat tersebut dapat digunakan untuk me nimbang
beton seperti semen, pasir, kerikil/batu pecah dan air sehingga perbandingan/komposis
– masing bahan benar – benar tepat dan akurat.
b) Pengadukan dilokasi – lokas i dan kondisi tertentu yang tidak ada mesin pengaduk
maka pengadukan dilaks anakan dengan menggunakan mesin pengaduk se jenis C o
kapasitas sekali adukan 0,25 m3 untuk c ampuran beton seperti semen, pasir, kerikil/batu
mempergunakan per bandingan berat sehingga per bandingan/ko mpos isi campuran m
benar – benar tepat dan akurat.
c) Pengangkutan beton dar i tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dila
sedemikian rupa yang disetujui oleh Direksi Teknis agar tidak terjadi pemisahan maupun
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam SNI-03-2847- 2002.
d) Sebelum melakukan kegiatan pengecoran Kontraktor harus meminta persetujuan kepad
Setiap kegiatan pengecoran harus diketahui dan disetujui oleh Direksi Teknis secara ter
e) Semua lubang – lubang sparing harus telah disiapkan pada kedudukan sesuai dengan k
Gambar Rencana maupun Gambar Rencana Elektrikal/Mekanikal. Semua stek untuk kolo
gantungan plafon juga harus sudah terpasang termasuk bagian – bagian lain yang tert
f) Pengecoran t idak diper ke nankan pada waktu hujan kec uali Kontr aktor me ngamb
pengamanan/ pence gahan kerusakan atau pelindung yang telah disetujui oleh Direksi T
g) Pengecoran kedalam cetakan harus seles ai se be lum campuran mulai menge nt al yang
normal tidak lebih dari 30 menit.
h) Selama pe ngecor an, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar (concrete vibrato
kelancaran/kece pat an dalam melaksanakan.
i) Untuk pengangkeran dinding pada sambungan ve rtikal dar i ko lom dengan dinding
tulangan dar i baja lunak dengan diameter 8 mm dan panjang 50 cm – 100 cm, ujung t
kedalam beton dibengko kkan dan ujung yang akan masuk ke dalam dinding dibiar
sepanjang 30 cm – 80 cm.
j) Pengecoran beton dianjurkan menggunakan concrete pump, untuk kondisi dan
memungkinkan harus dilakukan dengan cara se demikian rupa yang diset ujui o
Pengecoran suatu unit atau bagian dar i pe ker jaan harus dilanjut kan tanpa be rhe nt i, ti
putus tanpa perset ujuan dari Direksi Te knis. Tempat pembe rhent ian pengeco r an/lo k
a) Bidang – bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton baru dan bila
bidang a khir dari beton dan dar i siar pe laks anaan, harus cukup dikas ar kan, ke mudian
dibersihkan dari segala macam kotoran dan benda – benda le pas, sete lah it u harus
sampai jenuh.
b) Saat beton yang baru akan dicor , bidang – bidang yang t adi harus disapu dengan s
susunan yang sama sepe rt i yang terdapat pada beton tersebut dan sesuai dengan ket
SNI-03-2847- 2 002.

8. PERLINDUNGA N PENGECORA N

a) Untuk me lindungi beton beton yang baru dicor dar i car i cahaya mat ahar i, angin dan hu
mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat maka setelah
harus dibasahi secara terus – menerus selam 14 hari berturut –turut.
b) Khusus harus dipe rhat ikan bahwa pada permukaan – permukaan pe lat lant ai, pembasaha
harus dilakukan dengan karung – karung basah atau cara lain yang sesuai.
c) Dilarang untuk menaruh bahan – bahan diatas lantai atau mempergunakan se bagai ja
bahan – bahan yang menurut Direksi Teknis belum cukup mengeras.

9. TANGGUNG JAWAB KONTRAKT OR

a) Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakter at ur an atau cacat-cacat dikare


penanganan atau gagalnya kontraktor untuk memat uhi persyaratan s pesifikas i, harus
kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.
b) Kontr akto r bert anggung jaw ab penuh atas selur uh akibat yang dit imbulkan ole h pe ker ja
pelaksanaan, pemelihar aan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas da
c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan – ketentuan serta petunjuk
Direksi Teknis.
d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk
melihat/mengawasi/mene gur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi
Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.

10. PENGUKURAN HASIL PEKERJA A N

Setiap je nis dan t ipe pe ker jaan dapat dinilai se bagai kemajuan pe ker jaan apabila te lah sele
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Te
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI/GUNU

1. LINGKUP PEKERJAA N

a) Pe ker jaan ini me liputi pe nye diaan bahan – bahan, tenaga ker ja dan per alat an sebagai ala
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b) Pe ker jaan pemasangan batu be lah yang dimaks ud adalah selur uh det ail yang disebut ka
didalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis.
c) Kontraktor wajib memeriks a terhadap kemungkinan kesalahan/ket idakcocokan pada
rencana baik dar i besaran volume , s pes ifikas i, system pelaksanaan dll yang dapat mem
tersebut. Diar tikan bahwa bila ada ket idak sesuaian secara teknis maupun fisik
disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu pen je las an te nder/aan
akan dilakukan perubahan dilapangan o le h Dire ksi Te knis, hal ini akan dic at at dida
termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/per baik
sudah tercakup pada u nit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.

2. BAHAN

a) Bat u be lah yang dipakai adalah batu sungai atau batu gunung yang dibe lah, keras tidak
besarnya tidak le bih dari 30 cm. Tida k diper kenankan memakai batu yang berbent
endapan.J ika dilakukan pe mbelahan ditempat maka h arus dilakukan diluar daerah pe
bo uw plank. Semen, pas ir (agre gat halus) dan air yang digunakan harus me ngikut i ket
pekerjaan beton.
b) Kwalit as, je nis dan ukuran batu belah yang dipakai sesu ai dengan persyaratan P U BI 1972
oleh Direksi Teknis.

c) Pasir yang dipakai sebagai campuran adukan perekat harus sesuai dengan yang diisyara
NI- 3 pasal 14 ayat 2. Pasir yang digunakan harus pasir yang ber but ir t ajam dan ker as.
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 % dan bebas dari bahan organik
d) Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak bo le h mengandung minya k, asam
bahan o r ganis atau bahan-bahan lainnya yang dapat me rusak beton atau baja tulanga
dapat dipakai adalah air bersih yang dapat diminum;
e) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air maka kirimkan c ontoh air tersebut kelem
Bahan yang diakui untuk menyelidiki sampai seberapa jauh air itu mengadung zat-zat y
dengan biaya ditanggung oleh pemborong;
f) Apabila peme riksaan contoh air ini t idak dapat dilakukan, maka dalam hal in i adan
suling. A ir tersebut diangap dapat dipakai apabila kekuatan tekanan mortar dengan
umur 7 dan 28 h ari paling sedikit adalah 90% dar i ke ku atan tekanan mortar dengan m
umur yang sama;
g) Apabila bahan – bahan yang didatangkan Kontraktor dianggap tidak memenuhi persya
Teknis berhak menolak dan meminta menggant inya sesuai dengan yang dipersyarat kan
3. SUSUNAN SPESI/A DUKA N

a) Adukan harus mengikuti persyaratan dan sifat – sifat seperti disebutkan dalam PUBI NI-3
b) Pencampuran dianjur kan menggunakan concrete mixer kapasitas 0,25 m3 dengan lama p
– 5 menit, semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air samp
yang plastis.
c) Adukan untuk pasangan kedap air atau untuk kepala pondasi setinggi 20 cm dihitung dar
digunakan campuran 1Pc : 2 Psr kecuali ditentukan lain.
d) Adukan untuk pasangan biasa digunakan campuran 1Pc : 4 Psr kecuali ditentukan lain. Se
siaran dimulai, sambungan – sambungan dari semua permukaan batu belah harus digar
dengan sikat kawat dan dibasahi atau dipahat (untuk batu yang su dah lama) sebelum s
dipasang.
e) Diusahakan adukan perekat selalu dalam keadaan segar/belum mengeras. Diperkira ka n ja
pencampuran adukan dengan pemasangan t idak me le bihi 30 menit, terutama untuk a
f) Pekerjaan siar dapat berupa :
Siar terbenam (pengisi sambungan) dengan tebal rata – rata 1 cm dari permukaan batu.
Siar rata, siaran diratakan dengan permukaan batu.
Siar timbul, siaran setebal 1 cm, tidak lebih dari 2 cm
4. PELAKSANAAN
a) Semua pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk dari Direksi Teknis.
b) Sebelum pemasangan batu belah dipasang terlebih dahulu dibuat profil – profil dari bamb
setiap pokok galian yang bentuk dan ukurannya sama dengan ukuran penampang pasa
c) Semua pasangan termasuk siar harus dirawat (cured) dengan air atau c ara – cara lain yang
atau diset ujui o le h Direks i Teknik. Jika cur ing dilaksanakan dengan a ir, pasangan haru
basah minima l 14 h ari jika t idak ada ketentuan la in dengan menutupnya dengan ba
direndam air, atau cara yang disetujui yang menyebabkan permukaan yang dirawat sela
dipakai untuk curing harus memenuhi ketentuan – ketentuan persyaratan PUBI-1982 pa
d) Untuk pemasangan pondasi maka seluruh dasar lubang galian pondasi harus diberi alas d
dengan ketebalan sesuai dengan ukuran – u kuran yang tertera dalam gambar rencana.
e) Untuk pemasangan dinding penahan tanah ( turap ) harus diberi suling – suling berdiame
dari bambu atau bahan lainnya dengan jarak 150 cm untuk arah horisontal dan 100 cm
f) Untuk pasangan batu belah aanstamping dipasang sesuai dengan gambar rencana dan b
belah diisi dengan pasir urug sedemikian rupa sehingga terisi padat seluruhnya.
g) Batu belah di pasang diatas adukan yang cukup dan sebelum dipasang batu belah harus
dahulu dan dibersihkan dari kotoran – kotoran.
h) Pasangan batu belah harus disusun dengan baik, padat dan tidak diperkenankan saling b
terjadi rongga – rongga seluruhnya harus dibatasi/diisi dengan adukan.
i) Pada pondasi untuk kolom – kolom beton harus disedi akan stek stek tulangan kolom yan
pondasi batu belah dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan poko
tersebut.
j) Penyambungan besi beton dar i pondasi ko lom ke ko lom harus dise diakan, stek sepan
meter ) atau m inimal 60 kali diamete r besi beton tulangan utama ko lom, yang tersebar dar
terakhir sampai ujung besi. U kur a n besi dan ukuran pondas i disesuaikan dengan gamb
berlaku.
k) Pada po ndasi untuk s loof beton harus disediakan stek stek tulangan yang tertanam min
tinggi sloof pada pondasi batu belah dengan diameter yang sama dengan diameter terbesa
sloof tersebut, jarak setiap stek – stek tidak lebih dari 200 cm.

5. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

a) Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ket idakterat ur an atau cacat-caca t dikare
penanganan atau gagalnya kontraktor untuk memat uhi persyaratan s pesifikas i, harus
kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.
b) Kont rakto r bert anggung jaw ab penuh atas selur uh akibat yang dit imbulkan o leh pe ke rja
pelaksanaan, pemelihar aan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas da
c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan – ketentuan serta petunjuk
Direksi Teknis.
d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk
6. PENGUKURAN HASIL PEKERJAA N
b) Kontr akto r bert anggung jaw ab penuh atas selur uh akibat yang dit imbulkan ole h pe ker ja
pelaksanaan, pemelihar aan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas da
c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan – ketentuan serta petunjuk
Direksi Teknis.
d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk
melihat/mengawasi/mene gur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi
Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.
PEKERJAAN PLESTERAN DAN
1.
LINGKUP PEKERJAA N

a) Pe ker jaan ini me liputi pe nye diaan bahan – bahan, tenaga ker ja dan per alat an sebagai ala
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b) Pe ker jaan plester an dan ac ian yang dimaksud adalah selur uh de t ail yang disebut kan/dit
gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis.
c) Kontraktor wajib memeriks a terhadap kemungkinan kesalahan/ket idakcocokan pada
rencana baik dar i besaran volume , s pes ifikas i, system pelaksanaan dll yang dapat mem
tersebut. D iartikan bahwa bila ada ket idak sesuaian secara teknis maupun fisik
disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu pen je las an te nder/aan
akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan dicatat didalam r
termasuk didalam dokumen ko ntr ak. Se lur uh biaya yang dise babkan per ubahan/pe r ba
sudah tercakup pada u nit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.
2.
BAHAN

a) Semen yang dipakai adalah Po rland Ce met, merk yang telah disetujui o le h badan yang b
memenuhi persyaratan standart Portland Cemet Kelas I-475;
b) U m ur semen tidak bo le h me le bihi dar i 3 (tiga ) bulan se jak dipro duksi, harus ba ik, belum
but ir an membeku tertutup rapat, semen yang terdapat me nggumpal atau tertutup rap
terdapat menggumpal atau mengeras/membantu tidak dapat dipergunakan;
c) Pengangkutan semen harus terhindar dari cuac a lembab dan kalau disimpan dalam gudan
mempunyai ventilasi, terhindar dari kelembaban dan bahan-bahan yang dianggap mer
d) Penumpukan semen harus mempunyai jarak minimum 30 cm diatas lantai gudang dengan
dari kayu sehinga pada bagian bawah ada sirkulasi udara;
e) Penumpukan zak-zak semen digunakan tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 meter tingginya
penerimaan yang baru harus dipisahkan dan diberikan tanda serta dipisahkan dari yang
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut pengirimannya kelokasi pekerjaanya
f) Pasir yang dipakai sebagai campuran adukan perekat harus sesuai dengan yang diisyarat
NI-3 pasal 14 ayat 2. Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. K
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 % dan bebas dari bahan organik
g) Air yang dipakai sebagai bahan pencampur harus bersih dari bahan minyak, asam alkali, g
organik lainnya dan sesuai dengan persyaratan PUBI-1982 pasal 9 .
h) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air maka kirimkan c ontoh air tersebut kelemba
Bahan yang diakui untuk menyelidiki sampai seberapa jauh air itu mengadung zat-zat y
dengan biaya ditanggung oleh pemborong;
i) Apabila pemeriksaan contoh air ini tidak dapat dilakukan, maka dalam h al ini adanya kerag
suling. Air tersebut diangap dapat dipakai apabila kekuatan tekanan mortar dengan memak
umur 7 dan 28 h ari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekanan mortar dengan memak
umur yang sama

j) Apabila bahan – bahan yang didatangkan Kontraktor dianggap tidak memenuhi persyarat
Teknis berhak menolak dan meminta menggantinya sesuai dengan yang dipersyarat kan.

3. SUSUNAN ADUKAN

a) Adukan harus mengikuti persyaratan dan sifat – sifat seperti disebutkan dalam PUBI NI-3
b) Pencampuran dianjur kan menggunakan concrete mixer kapasitas 0,25 m3 dengan lama p
– 5 menit semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampa
yang plastis.
c) Adukan 1 Pc : 2 Psr digunakan untuk semua bidang kedap air, dari permukaan sloof samp
dari permukaan lantai, bidang didaerah basah setinggi 210 cm atau setinggi pintu dari
semua bidang yang digambar menggunakan symbol aduk kedap air kecuali ditentukan
d) Aduka n 1 Pc : 3 Psr digunakan untuk semua bidang beton yang tidak kedap air dan lingg
kecuali ditentukan lain.
e) Adukan 1 Pc : 5 Psr digunakan untuk semua bidang pasangan dinding yang tidak kedap a
dalam maupun bagian luar kecuali ditentukan lain.
4. PELAKSA NA A N
PLESTERA N

a) Pe ker jaan plester an dilaksanakan menurut standart spe sif ikasi dar i bahan yang digu
dengan petunjuk serta persetujuan dari Direksi Teknis.
b) Pe ker jaan plester an dapat dilaksanakan bilamana peke rjaan pasangan batu kali/be la
berhubungan dengan pekerjaan plesteran selesai dikerjakan dan telah disetujui ole
c) Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran, seluruh bidang yang akan dikerjakan har
secara merata 12 jam sebelumnya dan saat akan melaksanakan kembali dibasahi u
d) Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran beton, permukaannya harus dibersihkan
bekesting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang – luba
atau form tie harus tertutup aduk plester.
e) Permukaan plesteran harus dibuat benar – benar rata, kemudian dikasarkan dengan
kayu atau aluminium untuk memperoleh lekatan acian.
f) Ketebalan adukan plesteran harus sama tebal dan tidak melebihi 10 mm.
g) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan harus berlangsung wajar
tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap hari selama 7 hari berturut –
melindunginya dari terik panas matahari langsung. Jika terjadi keretakan akibat pen
baik, plesteran tersebut harus dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat d
Teknis.

ACIAN

a) Se be lum me laks anakan pe ker jaan ac ian, permukaan plesteran harus disir am m i
sebelumnya dan pada saat pe ker jaan ac ian akan dilaks anakan dis ir am kembali un
kelembaban dari permukaan plesteran.
b) Pe laks anaan pe ker jaan ac ian dilakukan sete lah pasangan plester an berumur minima
pekerjaan plesteran diterima dan disetujui oleh Direksi Teknis..

5. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

a) Set iap bagian pe ker jaan yang menunjukkan ket idakter at ur an atau cacat-cacat dikare
penanganan atau gagalnya kontraktor untuk memat uhi persyaratan s pesifikas i, harus
kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.
b) Kont rakto r bert anggung jaw ab penuh atas selur uh akibat yang dit imbulkan o leh pe ke rja
pelaksanaan, pemelihar aan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas da
c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan – ketentuan serta petunjuk
Direksi Teknis.
d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk
melihat/mengawasi/mene gur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi
Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.

6. PENGUKURAN HASIL PEKERJAA N

Setiap je nis dan t ipe pe ker jaan dapat dinilai se bagai kemajuan pe ker jaan apabila te lah sele
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Te

Anda mungkin juga menyukai