PROMOSI KESEHATAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas, menurut Peraturan
Menteri Kesehatan republik Indonesia Pasal 2 Ayat 1, 2, dan 3, Nomor 43, Tahun
2019, bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat dengan
masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat.
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu,
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat
Pelayanan dasar dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan urusan
pemerintahan wajib yang diselenggarakan Pemerintah daerah baik Pemerintah
Provinsi maupun Pemerintah Daerah. Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan
dengan pelayanan dasar yang selanjutnya menjadi jenis SPM terdiri atas :
1. Pendidikan.
2. Kesehatan.
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman.
5. Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarkat.
6. Sosial.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor;
1114/MENKES/SK/VII/2005, tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Keseharan di
Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran diri, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.1
Indonesia memiliki visi, misi, dan strategi promosi kesehatan yang sangat jelas
sebagai suatu lembaga atau institusi atau suatu program, sehingga melalui visi dan
misi tersebut lembaga atau program memiliki arah dan tujuan yang akan dicapai. Visi
promosi kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari visi pembangunan kesehatan di
Indonesia, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Kesehatan RI No. 36 Tahun
2009, yaitu: “Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi–tingginya,
sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi”.2
Visi dari promosi kesehatan yaitu menciptakan/membuat masyarakat yang :
1. Mau (willingess) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
2. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
3. Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit.
4. Melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan.
5. Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan
kesehatannya. Kesehatan perlu ditingkatkan karena derajat kesehatan baik
individu, kelompok atau masyarakat itu bersifat dinamis tidak statis.2
Sebagaimana disebut dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan nasional Promosi Kesehatan dan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama Promosi kesehatan
adalah1,3
1) Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta
berperan aktif dalam penyelanggaraan setiap upaya kesehatan
Pemberdayaan di bagi menjadi tiga yaitu terhadap individu, keluarga dan masyarakat
yang diselenggarakan sesuai dengan sosial budaya masyarakat setempat.
a. Pemberdayaan Individu
Pemberdayaan terhadap individu dilakukan oleh setiap petugas kesehatan
puskesmas terhadap individu-individu yang datang memanfaatkan pelayanan
puskesmas. Di samping itu, individuindividu yang menjadi sasaran kunjungan
misal, upaya keperawatan kesehatan masyarakat, Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS).
Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku baru kepada
individu yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini dipraktikkan oleh
individu tersebut. Metode yang digunakan dapat berupa pilihan atau kombinasi
dari dialog, demonstrasi, konseling dan bimbingan. Demikian pula media
komunikasi yang digunakan dapat berupa pilihan atau kombinasi dari lembar
balik, leaflet, gambar/foto (poster) atau media lain yang mudah dibawa untuk
kunjungan rumah.
b. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan keluarga yang dilakukan oleh petugas puskesmas yang
melaksanakan kunjungan rumah terhadap keluarga, yaitu keluarga dari individu
pengunjung puskesmas atau keluargakeluarga yang ebrada di wilayah kerja
puskesmas.
Tujuan dari pemberdayaan keluarga juga untuk memperkenalkan perilaku
baru yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini dipraktikan oleh
keluarga tersebut. Pemberian informasi tentang perilaku yang diperkenalkan
seperti tersebut diatas perlu dilakukan secara sistematis agar anggota-anggota
keluarga yang dikunjungi oleh petugas puskesmas dapat menerima dari tahap
“tahu” ke “mau” dan jika sarana untuk melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan tersedia diharapkan sampai ke tahap “mampu” melaksanakan.
Metode dan media komunikasi yang digunakan untuk pemberdayaan keluarga
dapat berupa pilihan atau kombinasi. Metodenya antara lain dialog, demonstrasi,
konseling dan media komunikasi seperti lembar balik, leaflet, gambar/foto
(poster) atau media lain yang mudah dibawa saat kunjungan rumah.
c. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan terhadap masyarakat (sekelompok anggota masyarakat) yang
dilakukan oleh petugas puskesmas merupakan upaya penggerakan atau
pengorganisasian masyarakat. Penggerakan atau pengorganisasian masyarakat
diawali dengan membantu kelompok masyarakat mengenali masalah-masalah
yang menganggu kesehatan sehinggga masalah tersebut menjadi masalah
bersama. Kemudian masalah tersebut dimusyawarahkan untuk dipecahkan secara
bersama. Dari hasil tersebut tentunya masyarakat melakukan upaya-upaya
kesehatan tersebut bersumber dari masyarakat sendiri dengan dukungan dari
puskesmas. Peran aktif masyarakat tersebut diharapkan dalam penanggulangan
masalah kesehatan di lingkungan mereka dengan dukungan dari puskesmas.
Peran aktif masyarakat tersebut diharapkan dalam penanggulangan masalah
kesehatan di lingkungan mereka dengan dukungan dari puskesmas.
2) Bina Suasana
Upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang mendorong
individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan
berperan aktif dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan.
Seorang akan terdorong untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan apabila lingkungan sosialnya (keluarga, tokoh panutan,
kelompok pengajian, dll) mendukung. Metode yang tepat adalah dengan
penggunaan media, seperti misalnya pembagian selebaran (leaflet),
pemasangan poster atau penayangan video berkaitan dengan permasalahan di
daerah tersebut.
3) Advokasi
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (tokoh-
tokoh masyarakat informal dan formal) agar masyarakat di lingkungan
puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan kesehatannya serta
menciptakan lingkungan sehat. Perlu diperhatikan bahwa sasaran advokasi
hendaknya diarahkan/dipandu untuk menempuh tahapan-tahapan berikut agar
dapat dikatakan berhasil
a. Memahami/menyadari persoalan yang diajukan
b. Tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan
c. Mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam berperan
d. Menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan
e. Menyampaikan langkah tindak lanjut
4) Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi, prinsip-prinsip
kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas
kesehatan Puskesmas dengan sasarannya dan pihak lainnya yang dapat
membantu tercapainya tujuan. Tiga prinsip dasar kemtiraan yang harus
diperhatikan dan dipraktikkan adalah
a. Kesetaraan: dicapai bila semua pihak bersedia mengembangkan
hubungan kekeluargaan, yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan
bersama.
b. Keterbukaan: diperlukan kejujuran dari masing-masing pihak. Setiap
usul/saran/komentar harus disertai dengan itikad yang jujur, sesuai
fakta, tidak menutupi sesuatu
c. Saling menguntungkan: solusi yang diajukan hendaknya selalu
memberikan keuntungan untuk semua pihak (puskesmas, masyarakat,
dan pihak donatur).
d. Pemeliharaan kesehatan
• Ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan
• Aktif mengurus dan atau memanfaatkan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM)
• Memanfaatkan puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
lain, dll.
Dalam praktiknya telah disepakati lima tatanan dalam pelaksanaan
PHBS. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS, praktik
PHBS yang diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga. Telah
ditetapkan 10 indikator untuk menetapkan apakah sebuah rumah tangga telah
mempraktikkan PHBS, dimana kesepuluh indikator tersebut dianggap sudah
mewakili keseluruhan perilaku. Berikut adalah PHBS dalam berbagai
tatanan3,4
1. PHBS di Rumah Tangga
Indikator PHBS pada tatanan rumah tangga yang digunakan Provinsi
Jawa tengah ada 16 yang terdiri berdasarkan poin-poin berikut:
a. KIA dan Gizi
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2) Bayi mendapat ASI eksklusif sampai usia 6 bulan
3)Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam
makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang
4) Penimbangan balita
b. Kesehatan Lingkungan
1) Anggota rumah tangga menggunakan air bersih
2) Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat
3) Anggota rumah tangga menempati ruangan rumah minimal
9m2 per orang
4) Anggota rumah tangga menggunakan lantai rumah kedap air
5) Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya
c. Gaya Hidup
1) Anggota rumah tangga melakukan aktivitas fisik/olahraga
2) Anggota rumah tangga tidak merokok
3) Anggota rumah tangga terbiada mencuci tangan sebelum
makan dan sesudah BAB
4) Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal 2 kali
sehari
5) Anggota rumah tangga tidak minum miras dan tidak
menyalahgunakan narkoba
Berdasarkan Depkes tahun 2006, suatu desa dikatakan desa siaga apabila
memenuhi kriteria berikut:5
1. Memiliki 1 orang tenaga kebidanan yang menetap di desa tersebut dan
sekurang-kurangnya 2 orang kader desa
2. Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta
peralatan dan perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh
masyarakat (UKBM) yang melaksanakan kegiatan minimal:
a. Pengamatan epidemioloogis penyakit menular dan yang berpotensi
menjadi kejadian luar biasa serta faktor-faktor risikonya
b. Penanggulangan penyakit menular dan ayng berpotensi menjadi KLB
serta kekurangan gizi
c. Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan
d. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya Kegiatan
pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS, penyehatan
lingkungan, dll.
Daftar Pustaka:
1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan Di Puskesmas. 585/MENKES/SK/V/2007 Indonesia; 2007.
2. Susilowati D. Promosi Keseharan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2016. 201 p.
3. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Jakarta, Indonesia; 2011. 97 p.
4. Bupati Klaten. Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Kabupaten
Klaten. Nomor 97 Tahun 2019 Indonesia; 2019 p. 17.
5. Pengertian, tujuan, indikator, dan kegiatan Pokok Desa Siaga [Internet].
Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat. 2018 [cited 2021 Jan 15]. Available from:
https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-tujuan-indikator-dankegiatan-pokok-
desa-siaga
6. Desa Siaga [Internet]. Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018 [cited 2021 Jan 15]. Available from:
https://promkes.kemkes.go.id/desa-siaga
7. Surtimanah T, Dedeh H, Rini A. Buku pedoman Desa Siaga Aktif. Dinas
Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat; 2011. 13 p.
8. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
kelurahan Siaga Aktif. 1st ed. Jakarta: Pusat promosi Kesehatan; 2010. 44 p.
9. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta;
2011.
10. M SN, Suharyanto A. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS/M.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dsar dan Menengah Kemeterian
pendidikan dan kebudayaan; 2019. 108 p.
11. Lina PH. Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Siswa Di SDN 42 Korong
Gadang Kecamatan Kuranji Padang. 2012;12.
9. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penyelenggaraan dan
Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren [Internet]. 2013. Available from:
http://ngada.org/bn163-2013.htm
10. Humas BNN. Penyuluhan Sadar Narkoba Bagi Pelajar SLTP dan SLTA
[Internet]. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2008 [cited 2021 Jan
17]. Available from: https://bnn.go.id/penyuluhansadar-narkoba-bagi-pelajar-
sltp-dan-slta/
11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Penghitungan
Biaya Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2010. 68 p.
B. ANALISIS SITUASI
Upaya promosi kesehatan Puskesmas Salaman 1 pada Bulan September 2020
Keterangan :
hasil kegiatan 6044
- Cakupan 1 tahun (%)= X 100 %= X 100 %=41,91 %
sasaran1 tahun 14421
- Cakupan Bulan Berjalan (%)=
41.91 %
X 100 %=41,91 %
100 %
cakupan bulan berjalan %
- Pencapaian bulan berjalan (%) = X 100 % =
target %
55,88 %
X 100 %=55,88 %
100 %
b. Jumlah institusi pendidikan yang disurvey
Keterangan :
hasil kegiatan 30
- Cakupan 1 tahun (%) = X 100 %= X 100 %=65,22 %
sasaran1 tahun 46
- Cakupan Bulan Berjalan (%) =
hasil kegiatan 30
X 100 %= X 100 %=85,71 %
sasaran bulan berjalan 35
cakupan %
- Pencapaian 1 tahun (%) = X 100 % =
target %
65.22%
X 100 %=125,42 %
52%
cakupan bulan berjalan %
- Pencapaian bulan berjalan (%) = X 100 % =
target %
85,71 %
X 100 %=164,83 %
52%
2. Tatanan sehat
a. Jumlah Rumah Tangga Sehat yang memenuhi Strata Utama dan Paripurna
(11 s/d 16 indikator PHBS)
Keterangan :
- Cakupan 1 tahun (%) =
46,25 %
X 100 %=62,5 %
74 %
b. Jumlah Institusi pendidikan yang memenuhi strata utama (12 s/d 15
indikator PHBS)
Keterangan :
hasil kegiatan 28
- Cakupan 1 tahun (%) = X 100 %= X 100 %=60,87 %
sasaran1 tahun 46
- Cakupan Bulan Berjalan (%) =
hasil kegiatan 28
X 100 %= X 100 %=80 %
sasaran bulan berjalan 35
cakupan %
- Pencapaian 1 tahun (%) = X 100 % =
target %
60.,87 %
X 100 %=98,17 %
62 %
cakupan bulan berjalan %
- Pencapaian bulan berjalan (%) = X 100 % =
target %
80 %
X 100 %=129,03%
62 %
3. Intervensi/penyuluhan
a. Jumlah intervensi/penyuluhan dalam rumah tangga
Keterangan :
hasil kegiatan 19
- Cakupan 1 tahun (%) = X 100 %= X 100 %=26,03 %
sasaran1 tahun 73
- Cakupan Bulan Berjalan (%) =
hasil kegiatan 19
X 100 %= X 100 %=34,55 %
sasaran bulan berjalan 55
cakupan %
- Pencapaian 1 tahun (%) = X 100 % =
target %
34,55 %
X 100 %=26,03 %
100 %
cakupan bulan berjalan %
- Pencapaian bulan berjalan (%) = X 100 % =
target %
34,55 %
X 100 %=34,55 %
100 %
b. Jumlah intervensi/penyuluhan berkaitan dengan PHBS dalam institusi
pendidikan
Keterangan:
hasil kegiatan 29
- Cakupan 1 tahun (%) = X 100 %= X 100 %=63,04 %
sasaran1 tahun 46
- Cakupan Bulan Berjalan (%) =
hasil kegiatan 29
X 100 %= X 100 %=82,86 %
sasaran bulan berjalan 35
cakupan %
- Pencapaian 1 tahun (%) = X 100 % =
target %
63,04 %
X 100 %=74,16 %
85 %
cakupan bulan berjalan %
- Pencapaian bulan berjalan (%) = X 100 % =
target %
82,86 %
X 100 %=97,48 %
85 %
4. Pengembangan Posyandu
a. Jumlah Pembinaan Posyandu
5. Penyuluhan NAPZA
a. Penyuluhan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya)
K = 1 + 3,3 log 4
= 3 kelas
65,45−34,8
= =16,10
3
a. Kegawatan Masalah
Asal
No. Masalah U S G Total
Masalah
Jumlah rumah tangga yang disurvei untuk pengkajian PHBS dalam tatanan
1. 4
rumah tangga
Jumlah rumah tangga sehat yang memenuhi strata utama dan paripurna (11 s/d
2. 2
16 indikator PHBS)
3. Jumlah intervensi/penyuluhan dalam rumah tangga 2
4. Jumlah pembinaan posyandu 2
Hasil
No. Masalah P E A R L
Kali
d. Prioritas Masalah
Nilai
No. Masalah A B C D Prioritas
(NPT)
Jumlah rumah tangga yang disurvei untuk
1. pengkajian PHBS dalam tatanan rumah 2 6 4 1 32 1
tangga
Pencapaian bulan
berjalan dari jumlah
rumah tangga yang
disurvey untuk
pengkajian PHBS
edia pengisian Kader kesehatan dalam tatanan rumah
rvey beum sesuai tangga (55,88%)
enggunakan dengan jumlah RT belum mencapai target
rm cetak yang (beban kerja SPM 2020 (100%)
rang efisien dan tinggi) Kurangnya
kader dalam
survei
Material Man
F. RENCANA INTERVENSI
Tabel ………….. Rencana Intervensi Masalah UKM Promosi Kesehatan Survei PHBS Rumah Tangga