Anda di halaman 1dari 18

IQBAL MUHAMMAD

22010120220070
PJJ PSIKIATRI PERIODE 14 – 27 JUNI 2021

1. Terangkan mengenai konsep gangguan jiwa


Menurut PPDGJ III, Konsep Gangguan Jiwa yaitu mencakup :
- Adanya Gejala Klinis yang bermakna, berupa : Sindrom atau Pola Perilaku ; Sindrom
atau Pola Psikologik
- Gejala klinis tersebut menimbulkan "penderitaan" (distress), antara lain dapat berupa :
rasa nyeri, tidak nyaman, tidak tenteram, terganggu, disfungsi organ tubuh, dll
- Gejala klinis tersebut menimbulkan "disabilitas" (disability) dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup
berpakaian, makan, kebersihan diri, dll)

2. Terangkan klasifikasi gangguan jiwa menurut PPDGJ III


Struktur klasifikasi diagnosis gangguan jiwa adalah sebagai berikut:
a. Gangguan mental organik
- Gangguan organik dan simtomatik
1) Gangguan mental organik termasuk gangguan mental simptomatik (F0) :
o F00 - F03 Demensia
o F04 - F07, F09 Sindrom Amnestik dan Gangguan Mental Organik
- Gangguan akibat alkohol dan obat / zat
2) Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol dan zat psikoaktif
lainnya (F1)
o F10: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkhohol
o F11, F12, F14: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
Opioida/ kanabinoida/kokaiN
o F13, F15, F16: gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
Sedativa/ Hipnotika/stimulansia lain/Hallusinogenika
o F17, F18, F19: gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
Tembakau/pelarut yang mudah menguap/zat Multiple dan Zat psikoaktif
lainnya
Gangguan mental psikotik
- Skizofrenia dan gangguan yang terakit
3) Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham (F2)
o F20, F21, F23: Skizofrenia, Gangguan skizitipal, Psikotik akut dan
sementara
o F22, F24: Gangguan waham menetap, gangguan waham terinduksi
o F25: Gangguan Skizoafektif
o F28, F29: Gangguan Psikoaktif non-organik lainnya atau YTT

- Gangguan Afektif
4) Gangguan suasana perasaan (mood afektif) (F3)
o F30, F31: Episode manik, Gangguan afektif bipolar
o F32 - F39: Episode depressif, Gangguan depressi berulang, Gangguan
suasana Perasaan (Mood/afektif) menetap/lainnya/ YTT
b. Gangguan neurotik dan gangguan kepribadian
- Gangguan Neurotik
1) Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stress (F4
o F40, F41: Gangguan ansietas, Fobik atau lainnya
o F42: Gangguan Obsesif-kompulsif
o F43, F45, F48: Reaksi terhadap stres berat, dan gangguan penyesuaian,
gangguan somatoform, Gangguan neurotik lainnya.
o F44: Gangguan dissosiatif (konversi)
- Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
2) Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik
(F5)
o F50 - F55, F59: Gangguan makan, gangguan tidur, Disfungsi Seksual, atau
gangguan perilaku lainnya
3) Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa (F6)
o F60 - F69: Gangguan kepribadian, gangguan kebiasaan dan Impuls,
gangguan identitas dan preferensi seksual
c. Gangguan masa kanak, remaja dan perkembangan
- Retardasi mental (F7)
o F70 – F79: Retardasi Mental
- Gangguan masa kanak, remaja dan perkembangan
1) Gangguan perkembangan psikologis (F8)
o F80 – F89: Gangguan perkembangan psikologis
2) Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa kanak dan
remaja (F9)
o F90 - F98: Gangguan Hiperkinetik, Gangguan tingkah laku, Gangguan
emosional atau gangguan fungsi sosial Khas, gangguan “tic”, Atau
gangguan perilaku dan Emosional lainnya

3. Apa syarat waham dan ilusi


a. Syarat Waham
- Bertentangan dengan realitas
- Bertentangan dengan logika
- Egosentris
- Dipercaya 100% oleh penderita
- Keyakinannya tidak dapat dipatahkan orang lain

b. Syarat Halusinasi
- pasien sadar
- ditangkap panca indera
- terus menerus
- tanpa stimulus

4. Terangkan masing – masing tilikan

Tilikan Derajat 1 Penyangkalan total terhadap penyakitnya


Tilikan Derajat 2 Ambivalensi terhadap penyakitnya
Tilikan Derajat 3 Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab dari penyakitnya
Tilikan Derajat 4 Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
memahami penyebab sakitnya
Tilikan Derajat 5 Menyadari Penyakitnya & faktor yang berhubungan dengan
penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku
praktisnya.
Tilikan Derajat 6 Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai
motivasi untuk mencapai perbaikan.

5. Terangkan masing – masing axis dalam diagnosis multiaxial


Berdasarkan PPDGJ III, Diagnosis Multiaksial terdiri dari 5 aksis yaitu :
- Aksis I: Gangguan klinis. Termasuk Kondisi lainnya yang dapat merupakan fokus
perhatian klinis
- Aksis II: Gangguan kepribadian. Termasuk retardasi mental
- Aksis III: Kondisi medis umum atau gangguan fifik yang berhubungan dengan
gangguan mental
- Aksis IV: Problem psikososial dan lingkungan, biasanya setahun sebelumnya, seperti
tidak punya pekerjaan, perceraian, problem keuangan, korban penelantaran anak, dan
yang lainnya
- Aksis V: Penilaian fungsi secara global (GAF, Global Assesment of Functional Scale)
yang merupakan pengukuran fungsi umum (kisaran skala 1 sampai 100), dan
digunakam dalam melaksanakan penatalaksanaan serta meramalkan hasil.

AKSIS I
F00 – F09 Gangguan Mental Organik dan Simtomatik
F10 - F19 Gangguan Mental dan Perilaku akibat zat psikoaktif
F20 – F29 Skizofrenia, Gangguan skizotipal dan gangguan waham
F30 – F39 Gangguan suasana perasaan (afektif/mood)
F40 – F49 Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stress
F50 – F59 Sindrom perilaku karena gangguan fisiologis/fisik
F62 – F68 Perubahan Kepribadian karena non organik, gangguan impuls, gangguan
seks
F80 – F89 Gangguan Perkembangan Psikologis
F90 – F98 Gangguan perilaku dan emosional onset kanak-remaja
F99 Gangguan Jiwa YTT

AKSIS II
F60 Gangguan Kepribadian khas
F60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid
F60.1 Gangguan Kepribadian schizoid
F60.2 Gangguan Kepribadian dissosial
F60.3 Gangguan Kepribadian emosional tak stabil
F60.4 Gangguan Kepribadian histrionik
F60.5 Gangguan Kepribadian anankastik
F60.6 Gangguan Kepribadian cemas (menghindar)
F60.7 Gangguan Kepribadian dependen
F60.8 Gangguan Kepribadian khas lainnya
F60.9 Gangguan Kepribadian YTT
F61 Gangguan Kepribadian Campuran dan lainnya
F61.0 Gangguan Kepribadian Campuran
F61.1 Perubahan Kepribadian yang bermasalah
Gambaran Kepribadian Maladaptif
Mekanisme Defensi Maladaptif
F70 – F79 Retardasi Mental

AKSIS III
Bab I A00 – B99 Penyakit infeksi dan parasit tertentu
Bab II C00 – D48 Neoplasma
Bab IV E00 – G90 Penyakit endokrin, Nutrisi, & metabolik
Bab VI G00 – G99 Penyakit susunan syaraf
Bab VII H00 – H59 Penyakit Mata dan adneksa
Bab VIII H60 – H95 Penyakit telinga dan Prosesus Mastoid
Bab IX I00 – I99 Penyakit sistem sirkulasi
Bab X J00 – J99 Penyakit sistem Pernafasan
Bab XI K00 – K93 Penyakit sistem Pencernaan
Bab XII L00 – L99 Penyakit kulit dan jaringan subkutan
Bab XIII M00 – M99 Penyakit sistem musculoskeletal dan Jaringan ikat
Bab XIV N00 – N99 Penyakit sistem genito-urinaria
Bab XV O00 – O99 Kehamilan, kelahiran anak dan masa Nifas
Bab XVII Q00 – Q99 Malformasi Kongenital, Deformasi, dan Kelainan Kromosom
Bab XVIII R00 – R99 Gejala, tanda dan temuan klinis-lab.
Bab XIX S00 – T98 Cedera, keracunan dan akibat kausa eksternal
Bab XX V01 – V98 Kausa eksternal dari Morbiditas dan mortalitas
Bab XXI Z00 – Z99 Faktor status kesehatan dan Pelayanan kesehatan
Bab XXII U00 – U99 Kode untuk tujuan khusus

d. AKSIS IV
Masalah dengan “Primary support group” (keluarga)
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
Masalah Pendidikan
Masalah Pekerjaan
Masalah Perumahan
Masalah Ekonomi
Masalah Akses ke Pelayanan Kesehatan
Masalah Berkaitan interaksi dengan hukum/kriminal
Masalah Psikososial dan Lingkungan lain

AKSIS V
Global Assessment Of Functioning (GAF) Scale
100 – 91 Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak
tertanggulangi.
90 – 81 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
yang biasa
80 – 71 Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan,
sekolah dan lain-lain.
70 – 61 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik.
60 – 51 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
50 – 41 Gejala berat (serious), disabilitas berat.
40 – 31 Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
30 – 21 Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi
hampir semua bidang.
20 – 11 Bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi
dan mengurus diri.
10 – 01 Seperti kelompok 20 - 11 => persisten dan lebih serius.
0 Informasi tidak adekuat.

6. Bagaimana mendiagnosis Skizofrenia


Persyaratan normal untuk diagnosis skizofrenia adalah: dari gejala-gejala di
bawah ini harus ada paling sedikit satu gejala yang sangat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih apabila gejala-gejala itu kurang jelas) dari salah satu kelompok (a) sampai (d)
atau paling sedikit dua dari kelompok (e) sampai (h), yang harus selalu ada secara jelas
pada sebagian besar waktu selama satu bulan atau lebih

a. Thought echo, thought insertion, atau thought withdrawal, dan thought


broadcasting
b. Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi (delusion of
influence) atau waham pasivitas (delusion of passivity) yang jelas merujuk pada
gerakan tubuh atau gerakan extremitas, atau pikiran, perbuatan atau perasaan
(sensasi) khusus; delusional perception
c. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien
atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri, atau jenis suara
halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar
serta sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau
politik, atau kekuatan dan kemampuan “makhluk super” (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain)
e. Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila disertai baik oleh waham
yang mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, atau pun oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus menerus
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat
inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), sikap tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas serea (waxy flexibility), negativisms, mutisme, dan
stupor
h. Gejala-gejala negative seperti bersikap masa bodoh (apatis), pembicaraan yang
terhenti, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunkan kinerja sosial,
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptik, bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptik;
i. Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tidak
bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan diri
secara sosial.
Apabila didapati kondisi yang memenuhi kriteria gejala di atas tetapi baru dialami kurang
dari satu bulan, maka harus dibuat diagnosis Gangguan Psikotik Lir Skizofrenia Akut
(F23.2). Apabila gejala-gejala berlanjut lebih dari satu bulan dapat dilakukan klasifikasi
ulang.

Sumber : Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia tahun 2011


7. Terangkan mengenai 4 Dopamine pathways
Empat Jalur otak memainkan peran dalam patofisiologi Skizofrenia serta terapi efek dan
efek samping dari agen psikotik. Kegiatan di masing-masing memliki seperangkat unik
fisik, kognitif dan psikologis efek.
a. Nigrostriatal Dopamin Pathway
Jalur dopamine nigrostriatal, sebagai bagian dari system saraf ekstrapiramidal,
control gerakan. Ini jalur yang memburuk dalam penyakit Parkinson dan Blokade
reseptor D2 di jalur ini menyebabkan obat uang menginduksi gangguan gerak
EPS dan, akhirnyam Tardive Dyskinesia, Defisiensi Dopamin serta blockade
reseptor di jalur ini juga dapat menyebabkan akatisia dan dystonia
b. Mesolimbic Dopamin Pathway
Hiperaktif pada jalur dopamine mesolimbic diduga menyebabkan psikosis dan
gejala positif skizofrenia seperti halusinasi dan delusi, jalur ini juga diduga
terlibat dalam emosi dan sensasi rasa senang dan meningkatkan dopamine kokain
aktivitas disini, bahkan paranoid dan psikossi yang dapat disebabkan oleh
konstan, penyalahgunaan stimulant jangka Panjang hampir tidak bisa dibedakan
dari skizofrenia, pemblokiran hiperaktif pada jalur ini harus mengurangi atau
menghilangkan gejala positif.
c. Mesocortical Dopamin Pathway
Peran dopamin jalur mesocortical, terutama dalam skizofrenia, masih terbuka
untuk diperdebatkan. Jalur ini diperkirakan untuk mengontrol fungsi kognitif, dan
dopami kekurangan dalam jalur ini mungkin bertanggung jawab untuk gejala
negatif dan kognitif skizofrenia. Jika hal ini terjadi, itu menyajikan sebuah
tantangan terapi, karena blokade reseptor dopamin di jalur ini akan secara teoritis
menyebabkan memburuknya negatif dan kognitif gejala. Dengan kata lain,
seorang agen harus menurunkan dopamin di jalur mesolimbic untuk meringankan
gejala positif tetapi meningkatkan di jalur mesocortical untuk mengobati
symptoms negatif dan kognitif.
1. Tuberoinfundibular Dopamin Pathway
Fungsi normal jalur dopamin tuberoinfundibular menghambat pelepasan
prolaktin. Pada wanita postpartum, aktivitas di jalur ini menurun, memungkinkan
laktasi. Jika fungsi normal dari jalur ini terganggu, misalnya, oleh obat D2-
blocking, hiperprolaktinemia dapat terjadi, dengan efek samping seperti
galaktorea, amenore, dan seksual dysfunction

Sumber:
Weinstein JJ, Chohan MO, Slifstein M, Kegeles LS, Moore H, Abi-Dargham A. Pathway-
Specific Dopamine Abnormalities in Schizophrenia. Biol Psychiatry. 2017;81(1):31-42.
doi:10.1016/j.biopsych.2016.03.2104

8. Apa perbedaan Skizofrenia, Skizoafektif, Gangguan afektif dengan gejala psikotik,


dan gangguan waham menetap ?
Gangguan Afektik dengan Gejala
Perbedaan Skizofrenia Skizoafektif Gangguan Waham Menetap
Psikotik
Definisi Skizofrenia berasal dari bahasa Gangguan Skizoafektif mempunyai Gangguan waham adalah terjadinya yaitu gangguan pada fungsi otak
Yunani, “schizein”yang berarti gambaran baik skizofrenia maupun waham atau sistem waham yang
yang menyebabkan perubahan
gangguan afektif. biasanya menetap, kadang-kadang
“terpisah”atau “pecah”, dan seumur hidup, dan tidak memiliki dasar yang tidak biasa pada suasana
“phren” yang artinya “jiwa”. Pada Gangguan skizoafektif memiliki organik yang dapat diidentifikasi. perasaan, dan proses berfikir.
skizofrenia terjadi pecahnya atau gejala khas skizofrenia yang jelas dan Disebut Bipolar karena penyakit
ketidakserasian antara afeksi, pada saat bersamaan juga memiliki
kejiwaan ini didominasi adanya
kognitif dan perilaku. gejala gangguan afektif yang
menonjol. fluktuasi periodik dua kutub,
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi yakni kondisi manik (bergairah
penyebab (banyak belum diketahui) dan tinggi yang tidak terkendali) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat depresi.
kronis atau deteriorating) yang luas.

Gambaran  Terbagi menjadi 3 fase :  Gejala yang khas pada pasien a. Gambaran Umum : Berdasarkan Diagnostic and
Klinis 1. Fase Prodromal: Gejala skizofrenik berupa waham, Berdandan, berpakaian rapi
Statistical Manual (DSM) IV,
halusinasi, perubahan dalam
tersebut meliputi : hendaya berpikir, perubahan dalam b. Mood, Perasaan, dan Afek : gangguan bipolar dibedakan
fungsi pekerjaan, fungsi persepsi disertai dengan gejala sejalan dengan isi waham. menjadi 2 yaitu gangguan bipolar
sosial, fungsi penggunaan gangguan suasana perasaan baik I dan II. Perbedaannya adalah
waktu luang dan fungsi itu manik maupun depresif c. Gangguan Persepsi
pada gangguan bipolar I memiliki
perawatan diri. (gejala  non Tidak memiliki halusinasi
 Gejala klinis berupa gangguan episode manik sedangkan pada
spesifik bisa minggu, bulan tidak menonjol atau
episodik gejala gangguan mood berkelanjutan, biasanya gangguan bipolar II mempunyai
ataupun lebih dari satu tahun maupun gejala skizofreniknya
pendengaran daripada episode hipomanik. Beberapa ahli
sebelum onset psikotik menonjol dalam episode penyakit
menjadi jelas.) yang sama, baik secara simultan visual. menambahkan adanya bipolar III
atau secara bergantian dalam dan bipolar IV namun sementara
2. Fase Aktif:gejala positif / beberapa hari. d. Pikiran ini yang 2 terakhir belum
Waham biasanya sistematis dan
psikotik menjadi jelas seperti karakteristiknya adalah sesuatu
dijelaskan.
 Bila gejala skizofrenik dan manik
tingkah laku katatonik, menonjol pada episode penyakit yang mungkin. Contoh isi
inkoherensi, waham, yang sama, gangguan disebut pikiran itu berbeda dengan
halusinasi disertai gangguan gangguan skizoafektif tipe manik. waham bizarre pada pasien
afek. Dan pada gangguan skizoafektif skizofrenia. Gangguan bipolar I dibagi
tipe depresif, gejala depresif yang lagi menjadi beberapa bagian
menonjol. e. Tilikan
3. Fase Residual: dimana gejala Tidak merasa sakit, dan ke RS
menurut perjalanan longitudinal
gejalanya sama dengan fase oleh orang lain. gangguannya. Namun hal yang
prodromal tetapi gejala positif f. Kejujuran
pokok adalah paling tidak
Pasien dengan gangguan
/ psikotiknya sudah waham, biasanya dapat terdapat 1 episode manik di sana.
berkurang. Gangguan kognitif dipercaya informasinya, kecuali Walaupun hanya terdapat 1
berupa gangguan berbicara jika hal tersebut membahayakan episode manik tanpa episode
spontan, mengurutkan sistem wahamnya
depresi lengkap maka tetap
peristiwa, kewaspadaan dan dikatakan gangguan bipolar I.
eksekutif (atensi, konsentrasi,
Adapun episode-episode yang
hubungan sosial).
lain dapat berupa episode depresi
 Gejala - Gejala : lengkap maupun episode
1. Gejala positif campuran, dan episode tersebut
a. Delusi/waham, bisa mendahului ataupun
b. Halusinasi, didahului oleh episode manik.
c. Pikiran paranoid, Gangguan bipolar II
2. Gejala negatif mempunyai ciri adanya episode
a. Motivasi rendah (low hipomanik. Gangguan bipolar II
motivation)
b. Kehilangan ketertarikan pada dibagi menjadi 2 yaitu tipe
semua aspek kehidupan. hipomanik, bila sebelumnya
c. Energinya terkuras sehingga didahului oleh episode depresi
mengalami kesulitan melakukan mayor dan disebut tipe depresi
hal-hal biasa dilakukan,
d. Menarik diri dari masyarakat bila sebelum episode depresi
(social withdrawal), lebih suka tersebut didahului oleh episode
menghabiskan waktu sendirian hipomanik.
dan merasa terisolasi.

3. Gejala kognitif
a. Mengalami problema dengan
perhatian dan ingatan.
b. Pikiran mudah kacau, dan sulit
mengingat sesuatu.
c. Tidak dapat berkosentrasi,
d. sulit mengingat/ mempelajari
sesuatu yang baru.
e. Miskin perbendaharaan kata dan
proses berpikir yang lambat.

Kriteria  Menurut PPDGJ III  Menurut PPDGJ-III  Menurut PPDGJ III  Menurut DSM IV
Diagnostik
1. Harus ada sedikitnya satu 1. Diagnosis gangguan 1. Waham-waham merupakan satu-
Berdasarkan Diagnostic and
gejala berikut ini yang amat skizoafektif hanya dibuat satunya ciri khas klinis atau gejala
apabila gejala-gejala yang paling mencolok.Waham- Statistical Manual (DSM) IV,
jelas dan biasanya dua gejala defenitif adanya skizofrenia waham tersebut (baik tunggal gangguan bipolar dibedakan
atau lebih bila gejala-gejala dan gangguan afektif yang maupun sebagai suatu sistem menjadi 2 yaitu gangguan bipolar
itu kurang jelas : menonjol pada saat waham) harus sudah ada
I dan II. Gangguan bipolar I atau
(a) Salah satu dari bersamaan, atau dalam sedikitnya 3 bulan lamanya, dan
beberapa hari yang satu harus bersifat khas pribadi tipe klasik ditandai dengan
 “Thought echo”
sesudah yang lain, dalam (personal) dan bukan budaya adanya 2 episode yaitu manik dan
 “Thought insertion or
satu episode penyakit yang setempat. depresi, sedangkan gangguan
withdrawal” sama.
 “Thought 2. Gejala-gejala depresif atau bipolar II ditandai dengan
broadcasting” 2. Gangguan skizoafektif tipe bahkan suatu episode depresi hipomanik dan depresi. PPDGJ III
(b) salah satu dari manik didiagnosis apabila yang lengkap / “full-blown” membaginya dalam klasifikasi
gejala afek meningkat secara (F32.-) mungkin terjadi secara
 “delusion of control” yang berbeda yaitu menurut
menonjol atau ada intermiten, dengan syarat bahwa
 “delusion of influence” peningkatan afek yang tidak waham-waham tersebut menetap episode kini yang dialami
 “delusion of passivity”  begitu menonjol pada saat-saat tidak terdapat penderita.
 “delusional perception” dikombinasi dengan gangguan afektif itu.
(c) Halusinasi auditorik :  iritabilitas atau kegelisahan
yang memuncak. Dalam 3. Tidak boleh ada bukti-bukti
(d) Waham-waham menetap
episode yang sama harus tentang adanya penyakit otak.
jenis lainnya,).  jelas ada sedikitnya satu atau
lebih baik dua gejala 4. Tidak boleh ada halusinasi
2. Atau paling sedikit dua gejala skizofrenia yang khas. auditorik atau hanya kadang-
dibawah ini yang harus selalu kadang saja ada dan bersifat
ada secara jelas :  3. Gangguan skizoafektif tipe sementara.
depresif didiagnosis apabila
(a) Halusinasi yang menetap
afek depresif menonjol, 5. Tidak ada riwayat gejala-gejala
(b) Arus pikiran yang terputus disertai noleh sedikitnya dua skizofrenia (wahamdikendalikan,
(break) atau yang gejala khas, baik depresif siar pikiran, penumpulan afek,
mengalami sisipan maupun kelainan poerilaku dsb.)
(interpolation), yang terkait. Dalam episode yang
berakibat inkoherensi atau sama harus jelas ada
sedikitnya satu atau lebih
pembicaraan yang tidak baik dua gejala skizofrenia
relevan, atau neologisme;  yang khas.
(c) Perilaku katatonik, seperti
keadaan gaduh-gelisah
(excitement), posisis
tubuh tertentu (posturing),
atau fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, dan
stupor; 
(d) Gejala-gejala “negative”
seperti sikap sangat apatis,
bicara yang jarang, dan
respons emosional yang
menumpul atau tidak
wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan sosial
dan menurunnya kinerja
sosial;
3. Adanya gejala-gejala khas
tersebut diatas telah
berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih
(tidak berlaku untuk setiap
fase nonpsikotik prodromal). 
4. Harus ada suatu perubahan
yang konsisten dan bermakna
dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dari
beberapa aspek perilaku
pribadai (personal
behaviour), bermanifestasi
sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut
dalam diri sendiri (self
absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.

Ringkasan :
o Gangguan skizofrenia: waktu minimal satu bulan dan ada hendaya. Bisa didapatkan ganggguan afek namun tidak
menonjol dan tertutup oleh gangguan waham dan halusinasinya
o Gangguan skizoafektif: Gejala skizofrenia dan gangguan afek sama-sama menonjol dan muncul bersamaan, dapat berupa
tipe manik, tipe depresi, ataupun tipe campuran
o Gangguan waham menetap: Adanya waham yang menetap tanpa halusinasi yang sudah bertahan selama 3 bulan
o Gangguan afektif dengan psikotik : perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau
tanpa anxietas yang menyertainva), kearah elevasi (suasana perasaan yang meningkat), disertai waham dan halusinasi yang
sesuai dengan keadaan afek tersebut
9. Sebutkan pembagian Antipsikotik ! ( beserta golongan obat dan contoh obatnya)
Obat-obat anti psikotik ini terbagi atas dua golongan besar, yaitu :
I. Obat anti psikotik tipikal
1. Phenothiazine
 Rantai Aliphatic : Chlorpromazine
Levomepromazine
 Rantai Piperazine : Perphenazine
Trifluoperazine
Fluphenazine
 Rantai Piperidine : Thioridazine
2. Butyrophenone : Haloperidol
3. Diphenyl-Butyl-Piperidine : Pimozide

II. Obat Anti Psikotik Atipikal


1. Benzamide : Sulpiride
2. Dibenzodiazepine Clozapine
Olanzapine
Quetiapine
3. Benzisoxazole : Risperidon

Sediaan Anti Psikotik dan Dosis Anjurannya :

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran


1 Chlorpromazine LARGACTIL Tab. 25 mg, 100 mg 150-600 mg/h

PROMACTIL

MEPROSETIL

ETHIBERNAL Amp.25 mg/ml


2 Haloperidol SERENACE Tab. 0,5 mg, 1,5&5 mg 5-15 mg/h

Liq. 2 mg/ml

Amp. 5 mg/ml

HALDOL Tab. 0,5 mg, 2 mg

GOVOTIL Tab. 2 mg, 5 mg

LODOMER Tab. 2 mg, 5 mg

HALDOL DECA- Amp. 50 mg/ml 50 mg / 2-4


minggu
NOAS
3 Perphenazine TRILAFON Tab. 2 mg, 4&8 mg 12-24 mg/h
4 Fluphenazine ANATENSOL Tab. 2,5 mg, 5 mg 10-15 mg/h

Fluphenazine- MODECATE Vial 25 mg/ml 25 mg / 2-4


minggu
decanoate
5 Levomepromazine NOZINAN Tab.25 mg 25-50 mg/h

Amp. 25 mg/ml
6 Trifluoperazine STELAZINE Tab. 1 mg, 5 mg 10-15 mg/h
7 Thioridazine MELLERIL Tab. 50 mg, 100 mg 150-600 mg/h
8 Sulpiride DOGMATIL – Tab. 200 mg 300-600 mg/h

FORTE Amp. 50 mg/ml


9 Pimozide ORAP FORTE Tab. 4 mg 2-4 mg/h
10 Risperidone RISPERDAL Tab. 1,2,3 mg Tab 2-6 mg/h

NERIPROS Tab. 1,2,3 mg

NOPRENIA Tab. 1,2,3 mg

PERSIDAL-2 Tab. 2 mg

RIZODAL Tab. 1,2,3 mg


11 Clozapine CLOZARIL Tab. 25 mg, 100 mg 25-100 mg/h
12 Quetiapine SEROQUEL Tab. 25 mg, 100 mg, 50-400 mg/h
200 mg
13 Olanzapine ZYPREXA Tab. 5 mg, 10 mg 10-20 mg/h

10. Bagaimana mendiagnosis Depresi ringan, sedang, berat menurut PPDGJ III?
Sebutkan 3 gejala utama depresi dan 7 gejala lainnya)!
a. Gejala Utama
- Afek Depresif
- Kehilangan Minat dan kegembiraan
- Berkurangnnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah Lelah ( rasa
Lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
b. Gejala Lain :
- konsentrasi dan perhatian berkurang;
- harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
- gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
- pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
- gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh
- tidur terganggu;
- nafsu makan berkurang

F32.0 Episode Depresif Ringan


- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas;
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya : (a) sampai dengan (g).
- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.
- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.

F32.1 Episode Depresif Sedang


- Sekurang-kurangrrya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode
depresi ringan (F30 0);
- Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainya;
- Lamanya seluruh episode berlangsung rninimum sekitar 2 minggu
- Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pckerjaan dan urusan
rumah tangga.

F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala prikotik


- Semua 3 gejala utama depresi harus ada.
- Ditambah sekurang-kurang:nya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya harus
berintensitas berat. BiIa ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi
psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu
untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci
- Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat
masih dapat dibenarkan. Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-
kurannya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,
maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari
2 minggu.
- Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala prikotik


- Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32:2 tersebut diatas;
- Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang
dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggungjawab
atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau
menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju pada stupor.
- Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi
dengan afek (mood-congruent).

(Maslim, Dr. dr. Rusdi, Sp. KJ, M. Kes. (2001). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Singkat Dari PPDGJ III dan DSM-5. Jakarta: Depkes RI)

Anda mungkin juga menyukai