Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR DAN PRINSIP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DOSEN PENGAJAR :
Ns. Efa Trisna., SKep., M. Kes.

DISUSUN OLEH:
Vira Anisawati (1914401009)
Puput Wulandari (1914401036)
Desti Nopita (1914401039)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
kelompok dari mata kuliah KGD-Bencana dengan judul “Konsep Dasar dan Prinsip
Keperawatan Gawat Darurat”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahaan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengajar kami Ibu Ns. Efa Trisna., SKep., M. Kes. yang telah membimbing kami dalam
mempelajari materi ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terimakasih.

Bandar Lampung, 22 Juli 2021

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegawatdaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut dan menimbulkan
resiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan jangka panjang seseorang (Caroline,
2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan bantuan orang lain yang idealnya memiliki
kualisifikasi dalam melakukan pertolongan. Hal ini membutuhkan keterlibatan dari
berbagai pelayanan multilevel baik dari pemberi pertolongan pertama, teknisi sampai
kelayanan kesehatan gawat darurat.

Dalam merespon kegawatdaruratan telah dibentuk emergency medikal service (EMS)


atau di sebut pula layanan kegawatdaruratan medis. Pelayanan di unit gawat darurat
merupakan pelayanan yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kematian dan
kecacatan korban. Layanan kegawatdaruratan medis di tiap-tiap negara dan daerah
menyediakan layanan yang beragam dengan metode yang beragam pula. Hal ini
ditentukan oleh kebijakan pemerintah negara masing-masing dengan metode pendekatan
yang berbeda pula tergantung dari kondisi dari negara tersebut. Secara umum, semua
layanan kegawatdaruratn medis menyediakan layanan bantuan hidup dasar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gawat darurat?
2. Apa yang dimaksud dengan keperawatan gawat darurat?
3. Bagaimana prinsip dalam keperawatan gawat darurat?

C. Tujuan
1. Untuk mempelajari konsep dasar gawat dan darurat.
2. Untuk mempelajari konsep keperawatan gawat darurat secara dasar dan prinsipnya.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah KGD-Bencana.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU no 44 tahun 2009).
Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang
komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang mengancam kehidupan.
Perlu dibedakan beberapa kondisi pada gawat dan darurat sebagai berikut.

1. Gawat Darurat
Suatu kondisi dimana dapat mengancam nyawa apabila tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya. Contoh : gawat nafas, gawat jantung, kejang, koma, trauma
kepala dengan penurunan kesadaran.

2. Gawat Tidak Darurat


Suatu keadaan dimana pasien berada dalam kondisi gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan yang darurat. Contohnya : kanker stadium lanjut .

3. Darurat Tidak Gawat


Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa atau
anggota badannya. Contohnya : fraktur tulang tertutup.

4. Tidak Gawat Tidak Darurat


Contohnya pasien poliklinik yang datang ke UGD.

Tujuan penanggulangan gawat darurat yaitu :

a. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat, hingga dapat hidup dan
berfungsi kembali dalam masyarakat.
b. Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh penanganan
yang lebih memadai.
c. Penanggulangan korban bencana.

Adapun penyebab kematian antara lain :

1. Mati dalam waktu singkat (4-6 menit)


a. Kegagalan sistem otak
b. Kegagalan sistem pernapasan
c. Kegagalan sistem kardiovaskuler

4
2. Mati dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)
a. Kegagalan sistem hati
b. Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)
c. Kegagalan sistem pankreas (endokrin)

B. Prinsip Keperawatan Gawat Darurat

Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat harus cepat dan tepat serta harus
dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama menemukan/mengetahui (orang awam, perawat,
para medis, dokter), baik di dalam maupun di luar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi
setiap saat dan menimpa siapa saja. Prinsip utama gawat darurat adalah memberikan pertolongan
pertama pada korban. Pertolongan pertama adalah pertolongan yang diberikan saat kejadian atau
bencana terjadi ditempat kejadian.

Tujuan pertolongan pertama yaitu :

a) Menyelamatkan kehidupan
b) Mencegah kesakitan makin parah
c) Meningkatkan pemulihan

1. Prinsip Gawat Darurat

a. SDM perlu disiplin yang tinggi.


b. Perlu pengetahuan dan keterampilan yang cukup dari SDM.
c. Ada antusias dan kreativitas yang tinggi dari SDM.
d. SDM mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan kematian dan kecacatan dalam
waktu singkat.
e. Harus dapat segera mencukupi kebutuhan oksigen dalam sel.

2. Prinsip Penanganan Gawat Darurat

a. Airway harus segera dibebaskan


b. Breathing harus adekuat
c. Circulation stabil dan adekuat
d. Mencari penyebab gangguan kesadaran dan neurologis
e. Tindakan CITO bila diperlukan
f. Ada dokumentasi, klien sebagai subyek, monitoring, manusiawi.

3. Prinsip Manajemen Gawat Darurat

a. Pertahankan jalan nafas, ventilasi yang adekuat dan lakukan respirasi bila perlu

5
b. Kontrol adanya perdarahan dan resikonya
c. Evaluasi dan pertahankan curah jantung
d. Cegah dan lakukan perawatan pada keadaan syok
e. Lakukan pengkajian fisik
f. Evaluasi ukuran dan reaktifitas pupil dan respon motorik
g. Lakukan EKG jika perlu
h. Cek adanya fraktur, termasuk fraktur servikal
i. Lakukan perawatan luka
j. Lakukan pengukuran tanda vital

4. Perspektif Gawat Darurat

a. Merupakan hal yang sangat mencemaskan baik pasien, keluarga dan SDM, pemerintah
serta masyarakat secara luas.
b. Keadaaan gawat darurat dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
c. Perlu adanya system penanggulangan gawat darurat terpadu yang jelas.
d. Keadaan gawat darurat tidak dapat diprediksi baik jumlah korban maupun kondisi
pasiennya.
e. Masyarakat perlu memahami hal-hal yang dapat menyebabkan keadaan gawat darurat
dan cara menolongnya.
f. Perlu adanya evaluasi setelah kejadian

5. Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu

Sistem penanganan gawat darurat terpadu (SPGDT) merupakan suatu metoda yang
digunakan untuk penanganan korban yang mengalami kegawatan dengan melibatkan
semua unsur yang ada. Yang perlu diperhatikan dalam Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT) mencakup :

1. Fase Pra RS

1.1 Komunikasi
Dalam komunikasi hubungan yang sangat diperlukan adalah :
a) Pusat komunikasi ambulan gawat darurat (contoh: 118)
b) Pusat komunikasi kerumah sakit
c) Pusat komunikasi polisi (contoh: 110)
d) Pusat komunikasi pemadam kebakaran (contoh:113)

Tugas pusat komunikasi adalah :


a) Menerima permintaan tolong
b) Mengirim ambulan terdekat

6
c) Mengatur dan memonitor rujukan penderita gawat darurat
d) Memonitor kesiapan rumah sakit yaitu terutama unit gawat darurat dan ICU

2.1 Pendidikan
1) Orang Awam
Adalah orang pertama yang menemukan korban atau pasien yang mendapat
musibah atau trauma. Mereka adalah anggota pramuka, PMR, guru, ibu rumah
tangga, pengemudi, hansip, dan petugas hotel atau restoran.
Kemampuan yang harus dimiliki orang awam antara lain :
1. Mengetahui cara minta tolong misalnya menghubungi melalui telepon ke 118
2. Mengetahui cara resusitasi jantung paru
3. Mengetahui cara menghentikan perdarahan
4. Mengetahui cara memasang pembalut atau bidai
5. Mengetahui cara transportasi yang baik

2) Orang Awam Khusus


Mereka adalah polisi, hansip, Search and rescue (SAR). Kemampuan tambahan
orang awam khusus yaitu :
1. Mengetahui tanda-tanda persalinan
2. Mengetahui penyakit pernapasan
3. Mengetahui penyakit jantung
4. Mengetahui penyakit persarafan
5. Mengetahui penyakit anak, dan lain-lain

3) Perawat
Perawat harus mampu menanggulangi penderita gawat darurat dengan gangguan
sistem pernapasan, sirkulasi, vaskuler, saraf, pencernaan, perkemihan, integument
atau toksikologi, endokrin, musculoskeletal, penginderaan serta gawat darurat
pada anak.

3.1 Transportasi

1) Penderita gawat darurat siap ditransportasi bila :


a. Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi
b. Perdarahan harus dihentikan
c. Luka harus ditutup
d. Patah tulang apakah memerlukan fiksasi

2) Selama transportasi harus dimonitor :


a. Kesadaran
b. Pernafasan

7
c. Tekanan darah dan denyut nadi
d. Daerah perlukaan

3) Syarat kendaraan
a. Penderita dapat terlentang
b. Cukup luas untuk lebih dari 2 pasien
c. Cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri dan infus lancer
d. Dapat melakukan komunikasi ke sentral komunikasi dan rumah sakit
e. Identitas yang jelas sehingga mudah dibedakan dari ambulan lain

4) Syarat alat yang harus ada yaitu :


Resusitasi, oksigen, alat hisap, obat-obatan dan infus, balut dan bidai, tandu, EKG
transmitter, inkubator untuk bayi dan alat-alat persalinan.

5) Syarat personal
a. Dua orang perawat yang dapat mengemudi
b. Telah mendapat pendidikan tambahan gawat darurat
c. Sebaiknya diasramakan agar mudah dihubungi

2. Fase Rumah Sakit

a. Ada kerjasama, koordinasi SPGDT/bencana

b. SDM yang terlatih dan terampil

c. Ada system triase

d. Kuantitas dan kualitas alat serta obat-obatan

e. Pembiayaan ; asuransi jasa raharja, bpjs, jamkesda, dan subsidi pemerintah (gakin)

6. Ruang Lingkup Pengkajian Gawat Darurat

a. Primer :
Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure

b. Sekunder :
- Head to toe
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
- Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), Riwayat Penyakit Dahulu (RPD), Riwayat
Penyakit Keluarga (RPK)
- Biodata pasien.
8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan gawat darurat merupakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi
gawat dan darurat guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Untuk
dapat melakukan asuhan keperawatan gawat darurat, para perawat tentu harus lebih dulu terlatih
sehingga terampil dalam melakukan asuhan keperawatan sesuai prinsip keperawatan gawat
darurat.

DAFTAR PUSTAKA
9
Ciptaning, Maria Diah. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Kegawat Daruratan &
Manajemen Bencana. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan

Boswick, John A. 1997. Perawatan Gawat Darurat (Emergency Care). Jakarta : EGC

Margaretha, Caroline. 2013. Konsep Keperawatan Gawat Darurat. Diakses pada tanggal 22 Juli
2021.

Saed, MD & Amin, Mohd. 2011. Code Blue System. Diakses tanggal 22 Juli 2021.

10

Anda mungkin juga menyukai