DOSEN PENGAJAR :
Ns. Efa Trisna., SKep., M. Kes.
DISUSUN OLEH:
Vira Anisawati (1914401009)
Puput Wulandari (1914401036)
Desti Nopita (1914401039)
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
kelompok dari mata kuliah KGD-Bencana dengan judul “Konsep Dasar dan Prinsip
Keperawatan Gawat Darurat”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahaan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengajar kami Ibu Ns. Efa Trisna., SKep., M. Kes. yang telah membimbing kami dalam
mempelajari materi ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terimakasih.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut dan menimbulkan
resiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan jangka panjang seseorang (Caroline,
2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan bantuan orang lain yang idealnya memiliki
kualisifikasi dalam melakukan pertolongan. Hal ini membutuhkan keterlibatan dari
berbagai pelayanan multilevel baik dari pemberi pertolongan pertama, teknisi sampai
kelayanan kesehatan gawat darurat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gawat darurat?
2. Apa yang dimaksud dengan keperawatan gawat darurat?
3. Bagaimana prinsip dalam keperawatan gawat darurat?
C. Tujuan
1. Untuk mempelajari konsep dasar gawat dan darurat.
2. Untuk mempelajari konsep keperawatan gawat darurat secara dasar dan prinsipnya.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah KGD-Bencana.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU no 44 tahun 2009).
Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang
komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang mengancam kehidupan.
Perlu dibedakan beberapa kondisi pada gawat dan darurat sebagai berikut.
1. Gawat Darurat
Suatu kondisi dimana dapat mengancam nyawa apabila tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya. Contoh : gawat nafas, gawat jantung, kejang, koma, trauma
kepala dengan penurunan kesadaran.
a. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat, hingga dapat hidup dan
berfungsi kembali dalam masyarakat.
b. Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh penanganan
yang lebih memadai.
c. Penanggulangan korban bencana.
4
2. Mati dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)
a. Kegagalan sistem hati
b. Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)
c. Kegagalan sistem pankreas (endokrin)
Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat harus cepat dan tepat serta harus
dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama menemukan/mengetahui (orang awam, perawat,
para medis, dokter), baik di dalam maupun di luar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi
setiap saat dan menimpa siapa saja. Prinsip utama gawat darurat adalah memberikan pertolongan
pertama pada korban. Pertolongan pertama adalah pertolongan yang diberikan saat kejadian atau
bencana terjadi ditempat kejadian.
a) Menyelamatkan kehidupan
b) Mencegah kesakitan makin parah
c) Meningkatkan pemulihan
a. Pertahankan jalan nafas, ventilasi yang adekuat dan lakukan respirasi bila perlu
5
b. Kontrol adanya perdarahan dan resikonya
c. Evaluasi dan pertahankan curah jantung
d. Cegah dan lakukan perawatan pada keadaan syok
e. Lakukan pengkajian fisik
f. Evaluasi ukuran dan reaktifitas pupil dan respon motorik
g. Lakukan EKG jika perlu
h. Cek adanya fraktur, termasuk fraktur servikal
i. Lakukan perawatan luka
j. Lakukan pengukuran tanda vital
a. Merupakan hal yang sangat mencemaskan baik pasien, keluarga dan SDM, pemerintah
serta masyarakat secara luas.
b. Keadaaan gawat darurat dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
c. Perlu adanya system penanggulangan gawat darurat terpadu yang jelas.
d. Keadaan gawat darurat tidak dapat diprediksi baik jumlah korban maupun kondisi
pasiennya.
e. Masyarakat perlu memahami hal-hal yang dapat menyebabkan keadaan gawat darurat
dan cara menolongnya.
f. Perlu adanya evaluasi setelah kejadian
Sistem penanganan gawat darurat terpadu (SPGDT) merupakan suatu metoda yang
digunakan untuk penanganan korban yang mengalami kegawatan dengan melibatkan
semua unsur yang ada. Yang perlu diperhatikan dalam Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT) mencakup :
1. Fase Pra RS
1.1 Komunikasi
Dalam komunikasi hubungan yang sangat diperlukan adalah :
a) Pusat komunikasi ambulan gawat darurat (contoh: 118)
b) Pusat komunikasi kerumah sakit
c) Pusat komunikasi polisi (contoh: 110)
d) Pusat komunikasi pemadam kebakaran (contoh:113)
6
c) Mengatur dan memonitor rujukan penderita gawat darurat
d) Memonitor kesiapan rumah sakit yaitu terutama unit gawat darurat dan ICU
2.1 Pendidikan
1) Orang Awam
Adalah orang pertama yang menemukan korban atau pasien yang mendapat
musibah atau trauma. Mereka adalah anggota pramuka, PMR, guru, ibu rumah
tangga, pengemudi, hansip, dan petugas hotel atau restoran.
Kemampuan yang harus dimiliki orang awam antara lain :
1. Mengetahui cara minta tolong misalnya menghubungi melalui telepon ke 118
2. Mengetahui cara resusitasi jantung paru
3. Mengetahui cara menghentikan perdarahan
4. Mengetahui cara memasang pembalut atau bidai
5. Mengetahui cara transportasi yang baik
3) Perawat
Perawat harus mampu menanggulangi penderita gawat darurat dengan gangguan
sistem pernapasan, sirkulasi, vaskuler, saraf, pencernaan, perkemihan, integument
atau toksikologi, endokrin, musculoskeletal, penginderaan serta gawat darurat
pada anak.
3.1 Transportasi
7
c. Tekanan darah dan denyut nadi
d. Daerah perlukaan
3) Syarat kendaraan
a. Penderita dapat terlentang
b. Cukup luas untuk lebih dari 2 pasien
c. Cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri dan infus lancer
d. Dapat melakukan komunikasi ke sentral komunikasi dan rumah sakit
e. Identitas yang jelas sehingga mudah dibedakan dari ambulan lain
5) Syarat personal
a. Dua orang perawat yang dapat mengemudi
b. Telah mendapat pendidikan tambahan gawat darurat
c. Sebaiknya diasramakan agar mudah dihubungi
e. Pembiayaan ; asuransi jasa raharja, bpjs, jamkesda, dan subsidi pemerintah (gakin)
a. Primer :
Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure
b. Sekunder :
- Head to toe
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
- Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), Riwayat Penyakit Dahulu (RPD), Riwayat
Penyakit Keluarga (RPK)
- Biodata pasien.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan gawat darurat merupakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi
gawat dan darurat guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Untuk
dapat melakukan asuhan keperawatan gawat darurat, para perawat tentu harus lebih dulu terlatih
sehingga terampil dalam melakukan asuhan keperawatan sesuai prinsip keperawatan gawat
darurat.
DAFTAR PUSTAKA
9
Ciptaning, Maria Diah. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Kegawat Daruratan &
Manajemen Bencana. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan
Boswick, John A. 1997. Perawatan Gawat Darurat (Emergency Care). Jakarta : EGC
Margaretha, Caroline. 2013. Konsep Keperawatan Gawat Darurat. Diakses pada tanggal 22 Juli
2021.
Saed, MD & Amin, Mohd. 2011. Code Blue System. Diakses tanggal 22 Juli 2021.
10