0 - Proposal Hery Torsulu
0 - Proposal Hery Torsulu
OLEH
HERIANTO TORSULU
NPM 1211420140086
Kami menyatakan menerimah dan menyetujui Proposal yang di susun oleh Heryanto
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadiratan Tuhan Yesus Kristus, atas
limpahan berkat kasih dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini dengan judul “Hubungan Usia dan Gaya Hidup Dengan Kejadian
Benign Prostatick Hyperplasia Di Rsud Dr M Halussi Ambon”.
Penyusunan proposal ini merupakan syarat dalam penyelesaian tugas akhir
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Fakultas Kesehatan
Universitas Kristen Indonesia Maluku.
Dengan terselesaikannya proposal ini, maka pada kesempatan ini dengan
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada :
1. Dr. J. Damamain M. Th selaku Rektor Universitas Kristen Indonesia Maluku
dan Pembantu Rektor I, II, III dan IV Universitas Kristen Indonesia Maluku.
3. Ns. S.R. Maelissa, S.Kep, M.Kep selaku ketua Program Studi Keperawatan
terselesaikan.
proposal ini.
6. Kepala diklat RSUD dr. M. Haulussy Ambon serta para tenaga medis yang
ii
7. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan dan karyawati yang selama ini telah
Akhir kata penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. untuk itu saran maupun kritik sangat penulis harapkan
guna perbaikan lebih lanjut sehingga proposal ini dapat berguna serta bermanfaat
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL.............................................................................. ii
LEMBARAN PERSETUJUAN ........................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 5
D. Manfaat Penulisan...................................................................... 5
E. Manfaat Praktis ………………………………………………...6
iv
LAMPIRAN
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembesaran dari kelenjar prostat akibat hiperplasia jinak dari sel-sel yang biasa
terjadi pada laki-laki berusia lanjut (Samidah & Romadhon, 2015). Menurut Kapoor
proliferasi sel stroma prostat yang akan menyebabkan pembesaran dari kelenjar
prostat. Pada pembesaran prostat jinak terjadi hiperplasia kelenjar perineural yang
akan mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer. Mediator utama dalam
2015) diperkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus degeneratif salah satunya adalah
BPH, dengan insiden di negara maju sebanyak 19%, sedangkan beberapa negara di
asia menderita penyakit BPH berkisar 59%. salah satunya adalah BPH, dengan
sebanyak 5,35% kasus. Yang ditemukan pada pria dengan usia 65 tahun dan
sebagai penyebab angka kesakitan nomor 2 terbanyak setelah penyakit batu saluran
1
kemih. Tahun 2013 di Indonesia terdapat 9,2 juta kasus BPH diantaranya diderita
Benign prostate hyperplasia sering terjadi pada usia lanjut. Sekitar 50% laki-
laki yang memiliki usia diatas 50 tahun diketahui memiliki bukti patologi BPH
(Chughtai, 2016). Benign prostate hyperplasia hingga saat ini masih belum
yang sampai saat ini penyebab dan hubungan penyebabnya masih belum diketahui
dengan jelas. Akan tetapi secara molekular diduga terjadi penambahan jumlah sel
stroma, growth factor, dan neurotransmitter diduga sebagai yang bertanggung jawab
dalam proses hiperplasia. Faktor usia adalah yang paling berpengaruh terhadap
dislipidemia, dan hipertensi. Insidensi BPH akan semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya usia, yaitu sekitar 20% pada pria usia 40 tahun, kemudian menjadi
70% pada pria usia 60 tahun dan akan mencapai 90% pada pria usia 80 tahun hal ini
terjadi karena hipertropi pada umumnya terjadi pada usia 40 tahun yang merupakan
faktor usia, riwayat keluarga pada penderita BPH dapat meningkatkan resiko
2
terjadinya kondisi yang sama pada anggota keluarga lain. Semakin banyak anggota
keluarga yang menderita BPH semakin besar resiko anggota keluarga lain untuk
dapat terkena BPH. Hal ini di jelaskan oleh Riski Amalia (2015), dimana riwayat
keluarga ini bisa secara genetic maupun perilaku. perilaku bisa dilihat dari pola
makan dan aktivitas seksual, pola makan dengan kadar lemak jenuh tinggi dapat
Kejadian BPH juga dapat terjadi dengan gaya hidup seperti kurangnya
berolahraga akan mengontrol berat badan agar otot lunak yang melingkari prostat
dan perilaku merokok juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kejadian BPH. Hal ini di jelakankan oleh (Bagus Setyawan, 2016) bahwa konsumsi
alkohol dapat menghilangkan kandungan zink dan vitamin B6 yang penting untuk
prostat yang sehat. Zink sangat penting untuk kelenjar prostat. Prostat menggunakan
zink 10 kali lipat dibandingkan dengan organ yang lain. Zink membantu
penukaran hormone testosteron kepada DHT. begitu juga dengan perilaku merokok
dapat menjadi penyebab terjadinya BPH karena Kandungan nikotin yang terdapat
3
penyebab dari penurunan masa otot pada organ seksual dan kesulitan ereksi. Kadar
2016).
maka jumlah lansia diperkirakan akan meningkatkan pula sehingga jumlah lansia
yang meningkat ini berdampak pada banyaknya angka kejadian BPH yang dicurigai
sebagai salah satu faktor pencetus herniaimunisasi. Prevalensi usia 40-50 tahun
sebanyak 20%, 51-60 tahun 50%, >80 tahun sekitar 90%. Angka di Indonesia,
bervariasi 24-30% dari kasus urologi yang dirawat di beberapa rumah sakit. Di
Rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya terdapat 1.948 kasus BPH pada periode 2000-
kesakitan nomor 2 terbanyak setelah penyakit batu pada saluran kemih. Tahun 2013
di Indonesia terdapat 9,2 juta kasus BPH, diantaranya diderita oleh laki-laki berusia
ruang bedah laki RSUD dr M Haulussy Ambon tanggal 13 November 2019. Melalui
metode wawancara dan observasi jumlah pasien BPH tahun 2017 berjumlah 2 orang
dengan rentang usia > 65 tahun. Tahun 2018 pasien BPH berjumlah 19 orang
dengan rentang usia 15-24 tahun berjumlah 2 orang, 25-44 tahun berjumlah 1 orang,
45-64 tahun 3 orang, dan usia > 65 tahun berjumlah 13 orang. Sedangkan tahun
2019 pasien BPH berjumlah 9 orang dengan usia 45-64 tahun. Maka total jumlah
4
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Hubungan Usia dan Gaya Hidup Dengan Kejadian Benign
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara usia dan gaya hidup dengan kejadian Benign
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara usia dan gaya hidup dengan kejadian
2. Tujuan Khusus
c) Menganalisis hubungan antara usia, riwayat keluarga dan gaya hidup dengan
tahun 2020.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
5
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Responden
Dapat digunakan sebagai informasi berkaitan dengan hubungan usia dan gaya
dan pencegahan.
c) Bagi Keluarga
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian BPH
adalah sebuah penyakit yang sering terjadi pada pria dewasa di Amerika dimana
terjadi pembesaran prostat (Dipiro, 2015). BPH terjadi pada zona transisi
prostat, dimana sel stroma dan sel epitel berinteraksi. Sel sel ini pertumbuhannya
dipengaruhi oleh hormon seks dan respon sitokin. Pada penderita BPH hormon
7
a. Gejala umum benigna prostat hiperplasia (BPH) adalah sebagai berikut
1) Sering berkemih
2) Sulit berkemih
4) Urin berdarah
6) Gangguan ereksi
tidak puas saat berkemih (sense of residual urine), keluarnya sisa urin
8
2) Derajat II : Adanya retensi urin maka timbullah infeksi. Penderita akan
bertambah hebat.
3) Derajat III : timbulnya retensi total. Bila sudah sampai tahap ini maka
3. Anatomi Prostat
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-
buli dan membungkus uretra posterior. Prostat berbentuk seperti buah kemiri
dengan ukuran 4 x 32,5 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram. Kelenjar ini
terdiri atas jaringan fibromuskuler dan glandular yang terbagi dalam beberapa
daerah atau zona yaitu : perifer, sentral, transisional, prepostatik sfingter dan
komponen dari cairan ejakulat. Cairan kelenjar ini dialirkan melalui duktus
bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi. Cairan ini merupakan ±
25% dari volume ajakulat Jika kelenjar ini mengalami hiperplasia jinak,
a. Zona sentral
b. Zona perifer 75% volume prostat normal. Kanker prostat berkembang dari
zona ini.
9
c. Zona transisional.5-10% volume prostat normal) ini merupakan bagian dari
bawah blader dan di atas rektum. dan mengelilingi uretra. Perannya untuk
menghasilkan cairan kental yang membuat sebagian besar air mani pria. Otot
uretra. dengan demikian, kelenjar prostat yang sehat diperlukan untuk kinerja
4. Fisiologi Prostat
Sekret kelenjar prostat seperti cairan susu, sekret berasal dari vesikula
seminalis yang merupakan komponen utama dari cairan semen. Semen berisi
sejumlah asam sitrat sehingga pH nya agak asam yaitu 6,5. Selain itu dapat
ditemukan enzim yang bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam,
enzim-enzim lain dan lipid. Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui
kontraksi otot polos. kelenjar prostat juga menghasilkan cairan dan plasma
2016).
10
prostat erat kaitannya dengan adanya perubahan keseimbangan antara hormon
testosteron dan estrogen pada usia lanjut, peranan faktor pertumbuhan (growth
lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel-sel yang mati dan terjadinya
proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel
6. Patofisiologi BPH
BPH terjadi pada zona transisi prostat, dimana sel stroma dan sel epitel
berinteraksi. Sel sel ini pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon seks dan
BPH ini. Pada penderita ini hormon DHT sangat tinggi dalam jaringan prostat.
terjadi penyempitan uretra yang mengakibatkan aliran urin melemah dan gejala
(Rasyidi, 2016).
merupakan suatu androgen yang berasal dari testosteron melaui kerja enzim 5α-
menjadi DHT diperantai oleh enzim 5α-reductase. Ada dua tipe enzim 5α-
11
reductase, tipe pertama terdapat pada folikel rambut, kulit kepala bagian depan,
liver dan kulit. Tipe kedua terdapat pada prostat, jaringan genital, dan kulit
1. Pola Diet
berpengaruh pada funggsi reproduksi pria yang paling penting adalah seng,
tinggi lemak dan rendah serat juga membuat penurunan kadar testosteron.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Amalia (2016) didapatkan pola diet
merupakan faktor resiko kejadian BPH dengan nilai or : 2,38 (95% ci : 1,20-
menjadi penumpukan lemak pada perut yang akan menekan otot otot seksual
12
2. Olahraga
Para pria tetap aktif berolahraga secata teratur, berpeluang lebih sedikit
gangguan prostat. sedang itu, olahraga akan mengontrol berat badan agar
otot lunak yang melingkari prostat tetap stabil. Olahraga yang dianjurkan
adalah jenis yang berdampak ringan dan dapat memperkuat otot sekitar
pinggul dan organ seksual. Olahraga yang baik apabila dilakuakn 3 kali
perubahan pada kebugaran fisik tetapi tidak ada tambahan keuntungan yang
berarti bila latihan dilakukan lebih adari 5 kali dalam seminggu. Olahraga
akan menguragi kadar lemak dalam darah sehingga kadar kolestrol menurun.
(Amalia, 2016)
3. Aktivitas Seksual
13
seksual yang tinggi juga berhubungan dengan meningkatnya kadar hormone
4. Kebiasaan Merokok
yang penting untuk prostat yang sehat. Zink sangat penting untuk kelenjar
(Sumardi, 2017)
usia 51 sampai 60 tahun, dan meningkat 90% pada pria yang berusia 80 tahun.
Pada tahun 2010 di USA hampir 14 juta pria menderita gejala Lower Urinary
Tract Symptoms (LUTS) yang disebabkan oleh BPH (Anonim, 2015). Survei
menunjukkan bahwa lebih dari 14.000 pria usia 50-80 tahun mengalami masalah
seksual akibat BPH. Data menunjukkan 49% mengalami kesulitan ereksi, 48%
seksual.
14
9. Manifestasi Klinis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)
Gejala yang umumnya terjadi pada pasien BPH adalah gejala pada
saluran kemih bagian bawah atau lower urinary track symptoms (LUTS). Gejala
pada saluran kemih bagian bawah terdiri atas gejala iritatif (storage symptoms)
adanya penyempitan uretra karena didesak oleh prostat yang membesar. Gejala
pancaran miksi yang lemah (weak stream), miksi terputus (Intermittency), harus
mengejan (straining).
sempurna pada saat miksi atau berkemih, sehingga kandung kemih sering
berkontraksi meskipun belum penuh. Gejala yang terjadi adalah frekuensi miksi
Keluhan lain yang berkaitan akibat hiperplasia prostat jika ada infeksi saluran
kemih, maka urin menjadi keruh dan berbau busuk. Hiperplasia prostat bisa
15
faal ginjal, bisa timbul poliuria yang kadang-kadang mirip dengan diabetes
insipidus, mual, rasa tak enak di lidah, lesu, haus dan anoreksia (Sjamsuhidjat,
2015 ).
pasien yang mengeluh LUTS ringan dapat sembuh sendiri tanpa mendapatkan
terapi apapun, tetapi diantara pasien yang lain akhirnya ada yang mebutuhkan
terapi medikamentosa atau tindakan medik yang lain karena keluhannya makin
yang cermat agar mendapatkan data tentang riwayat penyakit yang diderita.
kemih yang meliputi laju rata-rata aliran urin, laju puncak aliran urin, serta
juga sebagai pemeriksaaan fisik. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien
BPH adalah colok dubur atau digital rectal examination (DRE). Pada
pemeriksaan ini yang dilihat yaitu Ukuran, bentuk, simetri, kualitas, nodularitas
dan konsistensi prostat harus semua dievaluasi agar dapat digunakan sebagai
16
konsistensi kenyal dan ada pendorongan prostat kearah rektum. Pada keadaan
walaupun PSA sendiri bukanlah penanda spesifik untuk kanker prostat (Dipro,
jika kadar PSA tinggi berarti pertumbuhan volume prostat lebih cepat, laju urin
lebih rendah, dan lebih mudah terjadi retensi urin (Skinder, 2016). Kebanyakan
pasien berobat karena gejala dari BPH sendiri yang mempengaruhi quality of
gejala ringan; skor 8-19 menunjukan gejala sedang dan skor 20-35 menunjukkan
Salah satu gejala BPH adalah LUTS, gejala ini mungkin dapat
kualitas hidup pasien,. Terapi yang diberikan pada pasien tergantung pada
tingkat keluhan pasien, ukuran prostate, berat badan, tingkat antigen prostat
spesifik (PSA) pilihannya adalah mulai dari : tanpa terapi (watchful waitting),
1. Pengertian Usia
17
Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda
atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati Usia adalah rentang kehidupan
yang diukur dengan tahun. (Sjamsuhidjat, 2015). Kesimpulan usia dari beberapa
2. Batasan usia
18
2) Masa Neonatus, saat kelahiran sampai akhir minggu kedua.
tahun
Orang tua berusia tiga puluh lima tahun dapat dianggap tua bagi anaknya
dan muda bagi orang tuanya. Orang sehat, aktif brusia 65 tahun mungkin
ditentukan pada usia 65 tahun melalui legislasi sosial security pada tahun 1930
– an, maka masyarakat amerika menerima usia 65 tahun sebagai usia yang awal
usia tua. Ini menunjukkan defenisi kronologis usia yang paling sering di pakai
dalam masyarakat. Namun usia fungsional dan fisiologis berbeda dari satu
individu dengan yang lainnya dan karenanya tidak bisa distandarisasi (Hurlock,
2016)
19
diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya (skinder, 2016). Menurut
Amalia (2016) gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang
mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan social berada dalam
keadaan positif.
dan terampil dalam mengelola stress yang di alami. Sejalan dengan pendapat
Upaya mencapai gaya hidup yang sehat diperlukan pertahanan yang baik
penyakit (Dipro, 2015). Hal ini di dukung oleh pendapat Suheni (2016) yang
adalah merubah gaya hidup yang terlihat dari aktivitasnya dalam menjaga
kesehatan.
dengan gaya hidup adalah pola perilaku individu sehari-hari yang diekspresikan
gaya hidup sehat dapat disimpulkan sebagai serangkaian pola perilaku atau
20
mencegah resiko terjadinya penyakit serta melindungi diri untuk sehat secara
utuh.
a. Pengetahuan
b. Sikap
objek tertentu, yang sudah melibatakn faktor pendapat dan emosi yang
Seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, skap terhadap
21
c. Tindakan Atau Praktik
Praktik kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktifitas
Ketiga domain tersebut akan di jadikan alat ukur untuk penelitian ini.
sehat yaitu mencakup kitiga domain di atas. Menurutnya, apa bila perilaku
terbuka di dasari oleh perilaku tertutup jika itu bernilai positif bagi individu
maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng. Oleh
karena itu rana adtau domain perilaku di atas akan di kaitkan dengan bentuk-
terdiri dari pengetahuan dan sikap. Sementara perilaku terbuka yaitu praktik
a. Gerak badan, adalah suatu keharusan untuk melatih otot-otot agar tidak
kakudan menjaga stamina tubuh, karena apa yang tidak digunakan tubuh
22
akan tidak berguna dan hilang. Olahraga tidak harus yang berat atau mahal
dan juga untuk memenangkan pikiran. Tidur yang cukup di malam hari akan
memulihkan kelelahan sepanjang hari dan siap untuk bekerja esok hari.
d. Air, adalah yang tidak berwarna, tidak berbau dan bebas digunakan untuk
kangker kulit dan terlalu sedikit juga tidak baik bagi kesehatan tubuh
secara berlebihan.
finansial yang harus ditanggung karena tidak sedikit uang yang harus
dikeluarkan untuk bisa mengonsumsi kedua jenis pemuas itu. Bila hal itu
23
sudah menjadi kebiasaan akan sulit untuk melepaskan kebiasaan buruk
tersebut.
i. Ketenangan pikiran dan emosi, setiap manusia memiliki masalah yang harus
j. Percaya pada kuasah ilahi dapat meningkatkan tekat untuk selalu berbuat
yang positif dan terbaik. Hal ini juga didukung oleh Guan (2016), gaya
hidup sehat dapat di ungkapkan hanya dengan 4 kalimat yaitu makan yang
Makanan tidak hanya dilihat dari kadar gizinya tetapi juga takaranya. Guhan
berpendapat bahwa untuk mengetahui takaran yang pasti setiap orang adalah
70% sampai 80%. Ini berarti bahwa proses makan berhenti ketika perut
masih dalam keadaan lapar. Selain itu Purnomo (2015) juga menyebutkan
(kualitas).
frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Kedua aspek ini
24
3) Tidak merokok dan tidak mengkonsumsib alcohol serta tidak
menggunakan narkoba.
4) Istirahat yang cukup berguna untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
mempertahankan kesehatanya
(rohani)
6) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif untuk kesehatan, mencakup
hidup sehat atau perilaku sehat terdiri dari serangkaian aktivitas dan
serta aspek pendukung berupa air bersih, udara segar dan sinar matahari.
25
D. Kerangka konsep
Usia
Benign
Prostaktic
Gaya Hidup
Hyperplaksia
Keterangan
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
: Hubungan
E. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara Gaya hidup dengan Benign Prostaktic Hyperplaksia
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
27
Penelitian ini akan direncanakan pada bulan Agustus sampai September
2020.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien BPH di runag bedah laki
2. Sampel
sampling yaitu sampel jenuh atau sering disebut total sampling. Menurut
Sugiyono, (2013), sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan cara
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien BPH di ruang bedah laki
D. Variabel Penelitian
28
E. Defenisi Operasional
Agar variable penelitian dapat di ukur, defenisi operasional di jelaskan sebagai berikut :
30
F. Instrumen Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
a. Koesioner A
tersedia
b. Kuesioner B
Kuesioner B digunakan untuk mengukur gaya hidup yang terdiri dari 12 item
pertanyaan terkait dengan aktivitas fisik, pola diet, aktivitas seksual dan
yang memiliki pilihan jawaban YA dan TIDAK jika responden memilih YA,
maka peneliti memberi nilai 1. Sedangkan jika responden memilih TIDAK maka
peneliti memberikan nilai 0. Nilai validitas 0,499-0,813 dan nilai reabilitas 0,90.
Kuesioner ini penulis adopsi dari peneliti sebelumnya yaitu Suheni Y. (2017).
c. Kuesioner C digunakan untuk mengukur variable BPH yang terdiri dari item
pertanyaan dengan 5 alternatif jawaban yaitu tidak pernah (0), < sekali dari 5
kali kejadian (1), kurang dari separuh kejadian (2) kurang lebih dari separuh
kejadian (3), lebih dari separuh dari kejadian (4), hampir selalu (5). Kuesioner
ini telah teruji dan memiliki nilai validitas 0,352-0,62 dan memiliki nilai
31
reabilitas sebesar 0,83. Kuesioner ini peneliti adopsi dari peneliti sebelumnya
yaitu Suheni Y. (2017). Variable pasien BPH terdiri dari 3 kategori yaitu ringan
G. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subyek dan
(Nursalam, 2014). Pada penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
dengan alat pengukuran atau alat pengambilan data, langsung pada subjek
sebagai sumber informasi yang dicari dalam penelitian ini data primer diperoleh
dari kuisioner dengan responden yaitu pasien BPH di ruang bedah laki dr M
Haulussy Ambon untuk mendapatkan data tentang usia riwayat keluarga dan
2. Data Sekunder
sendiri oleh peneliti tetapi di peroleh dari institusi atau pihak lain yang dapat di
H. Pengolahan data
1. Editing
32
Selanjutnya selesai pelaksanaan penelitian dilaporkan dan dilakukan pengolahan
data
2. Coading
daftar kode yang telah di sediakan pada kuesioner sesuai dengan jawaban yang
3. Tabulasi
Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau
Adalah mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode
I. Analisa Data
Analisa data adalah suatu kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data terkumpul,jenis analisa data yang digunakan dalam
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
33
Analisa bivariat digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan
2017).
J. Etika Penelitian
membawa rekomendasi dari institusi untuk pihak lain dengan cara mengajukan
permohonan izin kepada institusi lembaga tempat penelitian yang diajukan oleh
tidak mencantumkan nama responden tetapi pada lembar tersebut diberi kode.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
34
DAFTAR PUSTAKA
35
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan pendekatan
Praktisedisi. 4. Jakarta: Salemba Medika
Kwon, M., (2013). Benign Prostatic Hyperplasia. Plus one journal, Vol 8, issue
12, e83558.
36
37
LAMPIRAN
KUESIONER
“ Hubungan Usia Dan Gaya Hidup Dengan Kejadian Benign Prostaktic
Hyperplasia Di RSUD Dr M Haulussy Ambon”
Kode Responden
Nama : .............................................................
Tempat Tanggal Lahir : .............................................................
Usia : .............................................................
Agama : .............................................................
Pekerjaan : .............................................................
B. Gaya Hidup
Petunjuk Pengisisan :
1) Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan sebelum anda menjawab
masing-masing pertanyaan
2) Jawablah setiap pertanyaan dengan memberikan TANDA
checklist (√) pada kolom yang jika sesuai dan tidak jika tidak
sesuai.
1. Aktivitas Fisik
N
Pertanyaan Ya Tidak
o
1 0
1 Apakah anda melakukan kegiatan olahraga
setiap hari ?
2 Apakah anda melakukan olahraga ≥ 30menit
dalam sehari (senam aerobic, bersepeda,
jogging, dan lain-lain, sebutkan)
3 Apakah anda melakukan kegiatan/aktifas
32
sehari-hari melakukan pekerjaan rumah,
mencuci, membersihkan rumah, bekerja
dikantor, mengajar , dan lain-lain ( sebutkan) ≥
30menit dalam sehari ?
2. Pola Diet
N
Pertanyaan Ya Tidak
o
1 0
1 Apakah anda makan daging <3 kali dalam
seminggu
2 Apakah anda makan makanan berlemak
t9inggi (misalnya bersantan,jereoan) < 3 kali
dealam seminggu ?
3 Apakah anda makan makanan gorengan < 3
kali dalam seminggu ?
4 Apakah anda makan makanan diluar rumah
(cepat saji) < 3 kali dalam seminggu ?
5 Apakah anda makan buah-buahan ≥ 3 kali
dalam seminggu ?
3. Aktivitsd Seksual
No Pertanyaan Ya Tidak
1 0
Apakah anda sering melakukan hubumgan
1
intim dengan pasangan ?
Apakah anda melakukan hubungan intim < 5
2
kali dalam seminggu ?
4. Kebiasaan Merokok
No Pertanyaan Ya Tidak
1 0
1 Apakah anda merokok ?
Apakah anda menghisap rokok > 10 batang
2
dalam sehari ?
33
Petujunjuk Pengisian :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan mengisi jawaban pada tempat
yang disediakan, dengan cara pemberian skor ( 0-5) sesuai dengan
pertanyaan yang ada pada kolom yang telah disediakan
Dalam I bulan Kurang Kurang Kurang Lebih dari S
terakhir ini Tidak sekali dari dari lebih separuh Hampir k
seringkah pernah 5 kali separuh separuh dari dari selalu o
anda : kejadian kejadian kejadian kejadian r
Merasakan 0 1 2 3 4 5
masih
terdapat sisa
urin sehabis
BAK
Harus BAK 0 1 2 3 4 5
lagi padahal
velum ada
setengah jam
yang lalu
anda baru
saja BAK
Harus 0 1 2 3 4 5
berhenti ada
saat BAK dan
segera BAK
lagi dan hal
ini dilakukan
berkali-kali?
Tidak dapat 0 1 2 3 4 5
menahan
keinginan
untuk BAK
Harus 0 1 2 3 4 5
mengenjan
dalam
memulai
Kencing
Dari satu 0 1 2 3 4 5
bulan terakhir
kali ini
beberapa kali
anda
terbangun
dari tidur
malam untuk
BAK
34
Total Skor
Kualitas
Hidup Antara Sangat
Sangat Tidak Buruk
Sehubung Senang Puas Puas Dan Tidak
Senang Bahagia Sekali
Dengan Tidak Puas Puas
Gejala Diatas
Dengan
keluhan
seperti ini
bagaimana
anda
menikmati
hidup ini
35
36
37
38