Imam Wahyudi
imamwahyudi1959@gmail.com
Sekolah Pascasarjana Perbanas Institute Jakarta
Sri Rustinawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute
ABSTRACT
This study intends to test the influence of good corporate governance (GCG) by utilizing
independent commissioners and the audit committee as proxies, leverage, and return
on assets against tax avoidance. Population for the study is banking companies listed in
the BEI from 2015 – 2017. By using purposive sampling method,
29 banking companies were selected as samples of the study. All the data used are
secondary data which have been already published. The results proved that only
audit committee that affected the practice of tax avoidance while independence
commissioners, leverage and return on assets did not have any impact on tax avoidance.
Keywords: GCG, leverage, ROA, tax avoidance.
ISSN: 2541-6669 38
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
PENDAHULUAN
mungkin timbul pertanyaan mana yang
acceptable, non acceptable ataupun
Penerimaan Negara dari pajak adalah aggressive. Terlepas dari hal itu, tax
merupakan sumber utama pendapatan avoidance maupun tax evasion memiliki
negara. Data dari Kementerian Keuangan RI dampak yang sama terhadap penerimaan
menunjukkan bahwa anggaran penerimaan negara yaitu mengakibatkan hilangnya
Negara yang pada tahun 2012 menyumbang potensi penerimaan pajak suatu negara
73,3 persen dari total anggaran penerimaan (Hutagaol, 2007).
Negara dan pada tahun 2017 meningkat
menjadi 85,6 persen. Sedangkan pada tahun Salah satu faktor yang
yang sama, penerimaan Negara bukan pajak mempengaruhi perusahaan dalam
(PNBP) hanya menyumbang sebesar 14,3 melakukan praktek penghindaran pajak yaitu
persen dan 0,1 persen sisanya berasal dari tata kelola perusahaan. Penerapan tata kelola
hibah (Kementerian Keuangan RI, 2018). perusahaan (corporate governance) dalam
menentukan kebijakan perpajakan akan
Di sisi lain, pajak adalah beban bagi mempengaruhi pembayaran pajak
wajib pajak. Oleh karena itu wajib pajak penghasilan perusahaan (Tandean & Winnie,
akan selalu memiliki kecenderungan untuk 2016; Preuss, 2010; Darmawan & Sukartha,
mengurangi jumlah pembayaran pajaknya 2014) karena tata kelola perusahaan yang
baik secara legal maupun ilegal. Perusahaan, baik diyakini akan menghasilkan laporan
misalnya, sebagai wajib pajak akan berusaha laba yang lebih dapat dipercaya sebagai
mengelola beban pajaknya seminimum dasar penentuan beban pajak.
mungkin agar memperoleh laba yang
maksimal. Usaha pengurangan Selain tata kelola perusahaan,
pembayaran pajak secara legal ini dikenal leverage memiliki pengaruh terhadap tingkat
dengan istilah penghindaran pajak (tax penghindaran pajak. Leverage merupakan
avoidance) (Darmawan & Sukartha, 2014). tingkat hutang yang digunakan perusahaan
dalam melakukan pembiayaan. Setiawan
Pada awalnya, praktik penghindaran (2010) dalam Agusti (2014), menyebutkan
pajak terjadi dalam transaksi hubungan bahwa dari tahun 2000 hingga 2009 tingkat
istimewa (related party) di dalam perusahaan. leverage perusahaan perbankan yang go
Dalam perkembangannya, hal itu juga dapat public di Indonesia cenderung mengalami
terjadi pada transaksi antar pihak peningkatan. Dalam kaitannya dengan pajak,
independen (independen party) sehingga apabila perusahaan memiliki kewajiban
sulit membedakan rekayasa keuangan yang pajak tinggi maka perusahaan akan memiliki
dapat dikategorikan sebagai tax avoidance – utang yang tinggi pula. Oleh sebab itu
upaya penghematan pajak tanpa perusahaan akan berusaha melakukan
melanggar aturan dan undang-undang penghindaran pajak.
atau tax evasion – upaya penghindaran
pajak secara ilegal dengan tidak Penghindaran pajak yang dilakukan
melaporkan penghasilan atau melaporkan perusahaan dapat diketahui pula melalui
tetapi bukan nilai penghasilan yang pendekatan Return on assets (ROA) sebagai
sebenarnya. cerminan profitabilitas suatu perusahaan.
Return on Assets (ROA) merupakan satu
Apabila rekayasa keuangan indikator yang mencerminkan performa
dimaksud dianggap sebagai tax avoidance, keuangan perusahaan. Semakin tinggi nilai
ISSN: 2541-6669 39
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
ROA, maka akan semakin bagus performa dengan keinginan prinsipal (Scott, 2003
perusahaan tersebut. ROA berkaitan dengan dalam Tandean, 2016). Teori ini
laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak mengimplikasikan adanya asimetri informasi
penghasilan untuk Wajib Pajak Badan pemilik sebagai prinsipal dan manajer
(Kurniasih & Sari, 2013). sebagai agen. Manajer sebagai pengelola
perusahaan lebih banyak mengetahui
Penelitian ini ingin menguji informasi internal dibanding pemilik.
kembali pengaruh tata kelola perusahaan, Hubungan keagenan biasanya diikat dalam
leverage dan ROA terhadap praktek tax bentuk kontrak antara pemberi kerja atau
avoidance karena selama ini penelitian principal yang mempekerjakan orang lain
tentang hal itu menunjukkan hasil yang (agen) untuk melakukan sejumlah jasa dan
saling kontradiktif. Annisa & Kurniasih memberikan wewenang dalam pengambilan
(2012), Darmawan & Sukartha (2014), dan keputusan (Jensen dan Meckling,1976 dalam
Tandean (2016) membuktikan bahwa tata Kurniasih & Sari, 2013).
kelola perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap tax avoidance. Perbedaan kepentingan antara agen
Sedangkan Kurniasih & Sari (2013), Dewi dengan prinsipal dapat memicu timbulnya
& Jati (2014), dan Agusti (2014) perilaku tax avoidance dan menjadi
menemukan hal yang sebaliknya. Dharma permasalahan keagenan. Masalah
(2016) membuktikan bahwa leverage keagenan terjadi jika di satu sisi manajemen
mempengaruhi praktek tax avoidance, (agen) menginginkan peningkatan
sementara itu peneliti lain membuktikan kompensasi melalui laba yang tinggi
bahwa leverage tidak mempengaruhi tax sedangkan sisi lainnya pemegang saham
avoidance (misalnya: Kurniasih & Sari, (principal) ingin menekan biaya pajak
2013; Darmawan & Sukartha, 2014; melalui laba yang rendah. Maka dalam
Dewinta & Setiawan, 2016; Winning rangka menjembatani masalah keagenan ini
Arianandini & Ramantha, timbul perilaku tax avoidance dalam rangka
mengoptimalkan kedua kepentingan tersebut
2018). Demikian juga pengaruh (Tandean dan Winnie, 2016).
ROA terhadap tax avoidance. Kurniasih
& Sari (2013). Darmawan & Sukartha Menurut Mortenson dalam Zain
(2014) serta Damayanti dan Susanto (2015) (2008:49), tax avoidance (penghindaran
menemukan adanya pegaruh yang signifikan pajak) adalah penghindaran pajak berkenaan
ROA terhadap tax avoidance, sementara dengan pengaturan sesuatu peristiwa
Cahyono, Andini, & Raharjo (2016), sedemikian rupa untuk meminimkan atau
membuktikan hal yang sebaliknya. Tidak menghilangkan beban pajak dengan
seperti penelitian sebelumnya, penelitian ini memperhatikan ada atau tidaknya akibat-
menggunakan industri perbankan yang akibat pajak yang ditimbulkannya. Oleh
sangat ketat diatur sehingga dipandang lebih karena itu, penghindaran pajak tidak
hati-hati di dalam praktek penghindaran merupakan pelanggaran atas perundang-
pajak. undangan perpajakan atau secara etik tidak
dianggap salah dalam rangka usaha wajib
Agency theory atau teori keagenan pajak untuk megurangi, menghindari,
adalah perkembangan teori yang meminimkan atau meringankan beban pajak
mempelajari kesepakatan kerja agar dapat dengan cara-cara yang dimungkinkan oleh
memotivasi para agen untuk bekerja sesuai undang-undang pajak.
ISSN: 2541-6669 40
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
ISSN: 2541-6669 41
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
utang oleh perusahaan, maka semakin Penelitian Kurniasih & Sari (2013),
banyak jumlah beban bunga yang Darmawan & Sukartha (2014), dan
dikeluarkan oleh perusahaan, sehingga dapat Damayanti dan Susanto (2015)
mengurangi laba sebelum kena pajak membuktikan bahwa ROA berpengaruh
perusahaan yang selanjutnya akan dapat signifikan terhadap praktek tax avoidance.
mengurangi besaran pajak yang nantinya Tetapi penelitian Cahyono, Andini, &
harus dibayarkan oleh perusahaan (Surbakti, Raharjo (2016) membuktikan hal yang
2012 dalam Winning Arianandini & sebaliknya. Karena perbedaan hasil
Ramantha, 2018). penelitian tersebut maka penelitian ini ingin
mengkaji ulang tentang pengaruh ROA
Penelitian tentang hal ini juga terhadap tax avoidance. Hipotesis yang
menghasilkan temuan yang tidak konklusif. diajukan dalam penelitian ini adalah :
Kurniasih & Sari (2013), Darmawan &
Sukartha (2014), Dewinta & Setiawan Ha4: Return on Asset (ROA)
(2016), dan Winning Arianandini & berpengaruh terhadap Tax Avoidance
Ramantha (2018) membuktikan bahwa
leverage tidak berpengaruh signifikan Penelitian tentang corporate
terhadap praktek tax avoidance yang governance, leverage, return on assets, dan
dilakukan perusahaan. Disisi lain Dharma ukuran perusahaan terhadap penghindaran
(2016) menemukan tingginya tingkat pajak secara simultan membuktikan bahwa
leverage akan menurunkan tingkat praktek variabel-variabel tersebut berpengaruh
tax avoidance. Perbedaan hasil penelitian signifikan terhadap praktek tax avoidance
tersebut menarik untuk diteliti ulang (lihat misalnya Darmawan & Sukartha,
sehingga penelitian ini mengajukan hipotesis 2014; Cahyono et al., 2016; Kurniasih &
sebagai berikut: Sari, 2013). Berdasarkan temuan penelitian
terdahulu tersebut, penelitian ini ingin
Ha3: Leverage berpengaruh terhadap menguji ulang dengan hipotesis penelitian
Tax Avoidance. sebagai berikut:
Return on assets (ROA) merupakan Ha5: Tata kelola perusahaan,
salah satu indikator profitabilitas suatu Leverage, dan ROA berpengaruh terhadap
perusahaan karena ROA membandingkan tax avoidance
besarnya laba yang diperoleh dengan total
aset yang dimiliki atau digunakan. ROA
juga memperhitungkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba tanpa
mempertimbangkan sumber pendanaan..
Semakin besar ROA berati semakin besar
juga laba yang diperoleh perusahaan yang
akhirnya akan meningkatkan pajak
penghasilan. Sesuai dengan teori agensi,
agen akan berusaha mengelola beban
pajaknya agar tidak mengurangi kompensasi
kinerjanya sebagai akibat dari berkurangnya
laba perusahaan oleh beban pajak
(Darmawan & Sukartha, 2014).
ISSN: 2541-6669 42
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
ISSN: 2541-6669 43
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
a : Konstanta
ROA mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan β1- β4 : Koefisien regresi
menggunakan total asset (kekayaan) yang 𝑒 : Error
dipunyai perusahaan setelah disesuaikan
dengan biaya-biaya untuk mendanai aset
tersebut. ROA mengukur efektivitas
keseluruhan dalam menghasilkan laba HASIL UJI HIPOTESIS DAN
melalui aktiva yang tersedia, daya untuk PEMBAHASAN
menghasilkan laba dari modal yang
Statistik deskriptif digunakan untuk
diinvestasikan. Menghitung ROA dengan
memberikan gambaran tentang karakteristik
menggunakan rumus laba bersih setelah
variabel penelitian yang dinyatakan dalam
pajak dibagi dengan total aktiva (Cahyono et
nilai pengamatan minimum, maksimum,
al., 2016). Sehingga dapat dirumuskan
rata-rata dan penyimpangan standar sebagai
sebagai berikut :
berikut:
ISSN: 2541-6669 44
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
ISSN: 2541-6669 45
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
2,06219, artinya jika dihubungkan dengan standar deviasi sebesar 0,00771, artinya
rata-rata leverage sebesar 5,7938 maka jika dihubungkan dengan rata-rata ROA
tingkat leverage akan berkisar antara 5,7938 sebesar 0,0120 maka tingkat ROA akan
± 2,06219. berkisar antara 0,0120 ± 0,00771.
Return on Assets (ROA) diukur Pengujian asumsi klasik digunakan
melalui laba bersih setelah pajak dibagi untuk menguji normalitas, multikolinieritas,
dengan total aset. Nilai minimum ROA autokorelasi, dan heterorkedastisitas data
adalah sebsesar 0,00, nilai maksimum 0,03, penelitian. Hasil uji asumsi klasik tersebut
dan nilai rata-rata sebesar 0,0120 dengan dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.
standar deviasi sebesar 0,00771. Dengan
Berdasarkan tabel di atas, dapat leverage dan ROA memiliki nilai sig. >
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal 0,05 sehingga tidak terjadi heterokedastisitas
karena tidak menunjukkan adanya gejala pada model regresi yang digunakan.
multikolinearitas, serta tidak ada masalah
dengan autokorelasi. Lebih lanjut, tabel di Analisis regresi linier berganda
atas menunjukkan bahwa variabel digunakan untuk menguji hipotesis tentang
independen komite audit memiliki nilai sig. pengaruh variabel independen secara
< 0,05 sehingga dapat diartikan terjadi simultan maupun parsial. Hasil analisis
heterokedastisitas pada model regresi regresi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
yang digunakan, sedangkan variabel
independen komisaris independen,
ISSN: 2541-6669 46
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
ISSN: 2541-6669 47
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
ISSN: 2541-6669 48
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
perlu diperbaiki oleh peneliti-peneliti Perbankan Yang Listing BEI Periode Tahun
berikutnya. Sampel yang digunakan hanya 2011-2013. Journal of Accounting. Vol. 2(2).
terbatas pada satu jenis industri yaitu
perusahaan perbankan yang terdaftar di Damayanti, F. dan Susanto, T.
Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 (2015). Pengaruh Komite Audit, Kualitas
sehingga hasilnya tidak bisa diberlakukan Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko
secara umum. Keterbatasan lainnya adalah Perusahaan dan Return On Assets terhadap
bahwa nilai koefisien determinasi dalam uji Tax Avoidance, Esensi – Jurnal Bisnis dan
simultan hanya sebesar 8,7% yang berarti Manajemen. Vol. 5(2), 187–206.
bahwa variabel independen yang diteliti
Darmawan, I. G. H., & Sukartha, I.
tidak dapat menjelaskan secara penuh
M. (2014). Pengaruh Penerapan Corporate
variabel dependen karena sebagian besar
Governance, Leverage, Return On Assets,
ditentukan oleh variabel lain yang tidak
dan Ukuran Perusahaan pada Penghindaran
diobservasi di dalam penelitian ini.
pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol. 9(1), 143-161.
ISSN: 2541-6669 49
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020
ISSN: 2541-6669 50