Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN RETURN ON

ASSETS TERHADAP TAX AVOIDANCE

Imam Wahyudi
imamwahyudi1959@gmail.com
Sekolah Pascasarjana Perbanas Institute Jakarta

Sri Rustinawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute

ABSTRACT

This study intends to test the influence of good corporate governance (GCG) by utilizing
independent commissioners and the audit committee as proxies, leverage, and return
on assets against tax avoidance. Population for the study is banking companies listed in
the BEI from 2015 – 2017. By using purposive sampling method,
29 banking companies were selected as samples of the study. All the data used are
secondary data which have been already published. The results proved that only
audit committee that affected the practice of tax avoidance while independence
commissioners, leverage and return on assets did not have any impact on tax avoidance.
Keywords: GCG, leverage, ROA, tax avoidance.

ISSN: 2541-6669 38
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

PENDAHULUAN
mungkin timbul pertanyaan mana yang
acceptable, non acceptable ataupun
Penerimaan Negara dari pajak adalah aggressive. Terlepas dari hal itu, tax
merupakan sumber utama pendapatan avoidance maupun tax evasion memiliki
negara. Data dari Kementerian Keuangan RI dampak yang sama terhadap penerimaan
menunjukkan bahwa anggaran penerimaan negara yaitu mengakibatkan hilangnya
Negara yang pada tahun 2012 menyumbang potensi penerimaan pajak suatu negara
73,3 persen dari total anggaran penerimaan (Hutagaol, 2007).
Negara dan pada tahun 2017 meningkat
menjadi 85,6 persen. Sedangkan pada tahun Salah satu faktor yang
yang sama, penerimaan Negara bukan pajak mempengaruhi perusahaan dalam
(PNBP) hanya menyumbang sebesar 14,3 melakukan praktek penghindaran pajak yaitu
persen dan 0,1 persen sisanya berasal dari tata kelola perusahaan. Penerapan tata kelola
hibah (Kementerian Keuangan RI, 2018). perusahaan (corporate governance) dalam
menentukan kebijakan perpajakan akan
Di sisi lain, pajak adalah beban bagi mempengaruhi pembayaran pajak
wajib pajak. Oleh karena itu wajib pajak penghasilan perusahaan (Tandean & Winnie,
akan selalu memiliki kecenderungan untuk 2016; Preuss, 2010; Darmawan & Sukartha,
mengurangi jumlah pembayaran pajaknya 2014) karena tata kelola perusahaan yang
baik secara legal maupun ilegal. Perusahaan, baik diyakini akan menghasilkan laporan
misalnya, sebagai wajib pajak akan berusaha laba yang lebih dapat dipercaya sebagai
mengelola beban pajaknya seminimum dasar penentuan beban pajak.
mungkin agar memperoleh laba yang
maksimal. Usaha pengurangan Selain tata kelola perusahaan,
pembayaran pajak secara legal ini dikenal leverage memiliki pengaruh terhadap tingkat
dengan istilah penghindaran pajak (tax penghindaran pajak. Leverage merupakan
avoidance) (Darmawan & Sukartha, 2014). tingkat hutang yang digunakan perusahaan
dalam melakukan pembiayaan. Setiawan
Pada awalnya, praktik penghindaran (2010) dalam Agusti (2014), menyebutkan
pajak terjadi dalam transaksi hubungan bahwa dari tahun 2000 hingga 2009 tingkat
istimewa (related party) di dalam perusahaan. leverage perusahaan perbankan yang go
Dalam perkembangannya, hal itu juga dapat public di Indonesia cenderung mengalami
terjadi pada transaksi antar pihak peningkatan. Dalam kaitannya dengan pajak,
independen (independen party) sehingga apabila perusahaan memiliki kewajiban
sulit membedakan rekayasa keuangan yang pajak tinggi maka perusahaan akan memiliki
dapat dikategorikan sebagai tax avoidance – utang yang tinggi pula. Oleh sebab itu
upaya penghematan pajak tanpa perusahaan akan berusaha melakukan
melanggar aturan dan undang-undang penghindaran pajak.
atau tax evasion – upaya penghindaran
pajak secara ilegal dengan tidak Penghindaran pajak yang dilakukan
melaporkan penghasilan atau melaporkan perusahaan dapat diketahui pula melalui
tetapi bukan nilai penghasilan yang pendekatan Return on assets (ROA) sebagai
sebenarnya. cerminan profitabilitas suatu perusahaan.
Return on Assets (ROA) merupakan satu
Apabila rekayasa keuangan indikator yang mencerminkan performa
dimaksud dianggap sebagai tax avoidance, keuangan perusahaan. Semakin tinggi nilai

ISSN: 2541-6669 39
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

ROA, maka akan semakin bagus performa dengan keinginan prinsipal (Scott, 2003
perusahaan tersebut. ROA berkaitan dengan dalam Tandean, 2016). Teori ini
laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak mengimplikasikan adanya asimetri informasi
penghasilan untuk Wajib Pajak Badan pemilik sebagai prinsipal dan manajer
(Kurniasih & Sari, 2013). sebagai agen. Manajer sebagai pengelola
perusahaan lebih banyak mengetahui
Penelitian ini ingin menguji informasi internal dibanding pemilik.
kembali pengaruh tata kelola perusahaan, Hubungan keagenan biasanya diikat dalam
leverage dan ROA terhadap praktek tax bentuk kontrak antara pemberi kerja atau
avoidance karena selama ini penelitian principal yang mempekerjakan orang lain
tentang hal itu menunjukkan hasil yang (agen) untuk melakukan sejumlah jasa dan
saling kontradiktif. Annisa & Kurniasih memberikan wewenang dalam pengambilan
(2012), Darmawan & Sukartha (2014), dan keputusan (Jensen dan Meckling,1976 dalam
Tandean (2016) membuktikan bahwa tata Kurniasih & Sari, 2013).
kelola perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap tax avoidance. Perbedaan kepentingan antara agen
Sedangkan Kurniasih & Sari (2013), Dewi dengan prinsipal dapat memicu timbulnya
& Jati (2014), dan Agusti (2014) perilaku tax avoidance dan menjadi
menemukan hal yang sebaliknya. Dharma permasalahan keagenan. Masalah
(2016) membuktikan bahwa leverage keagenan terjadi jika di satu sisi manajemen
mempengaruhi praktek tax avoidance, (agen) menginginkan peningkatan
sementara itu peneliti lain membuktikan kompensasi melalui laba yang tinggi
bahwa leverage tidak mempengaruhi tax sedangkan sisi lainnya pemegang saham
avoidance (misalnya: Kurniasih & Sari, (principal) ingin menekan biaya pajak
2013; Darmawan & Sukartha, 2014; melalui laba yang rendah. Maka dalam
Dewinta & Setiawan, 2016; Winning rangka menjembatani masalah keagenan ini
Arianandini & Ramantha, timbul perilaku tax avoidance dalam rangka
mengoptimalkan kedua kepentingan tersebut
2018). Demikian juga pengaruh (Tandean dan Winnie, 2016).
ROA terhadap tax avoidance. Kurniasih
& Sari (2013). Darmawan & Sukartha Menurut Mortenson dalam Zain
(2014) serta Damayanti dan Susanto (2015) (2008:49), tax avoidance (penghindaran
menemukan adanya pegaruh yang signifikan pajak) adalah penghindaran pajak berkenaan
ROA terhadap tax avoidance, sementara dengan pengaturan sesuatu peristiwa
Cahyono, Andini, & Raharjo (2016), sedemikian rupa untuk meminimkan atau
membuktikan hal yang sebaliknya. Tidak menghilangkan beban pajak dengan
seperti penelitian sebelumnya, penelitian ini memperhatikan ada atau tidaknya akibat-
menggunakan industri perbankan yang akibat pajak yang ditimbulkannya. Oleh
sangat ketat diatur sehingga dipandang lebih karena itu, penghindaran pajak tidak
hati-hati di dalam praktek penghindaran merupakan pelanggaran atas perundang-
pajak. undangan perpajakan atau secara etik tidak
dianggap salah dalam rangka usaha wajib
Agency theory atau teori keagenan pajak untuk megurangi, menghindari,
adalah perkembangan teori yang meminimkan atau meringankan beban pajak
mempelajari kesepakatan kerja agar dapat dengan cara-cara yang dimungkinkan oleh
memotivasi para agen untuk bekerja sesuai undang-undang pajak.

ISSN: 2541-6669 40
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

penghindaran pajak (tax avoidance). Tetapi


temuan itu berbeda dengan temuan
Tata kelola perusahaan sebagai Kurniasih & Sari (2013), Dewi & Jati (2014),
terjemahan dari Good Corporate dan Agusti (2014) bahwa komposisi
Governance (GCG) merupakan sistem komisaris independen tidak berpengaruh
dan struktur yang mengatur hubungan signifikan terhadap tax avoidance. Oleh
antara pihak manajemen dengan pemilik karena itu penelitian ini ingin mengkaji
baik yang memiliki saham mayoritas ulang tentang pengaruh komisaris
maupun minoritas di suatu perusahaan. Tata independen terhadap tax avoidance dengan
kelola perusahaan berguna untuk melindungi mengajukan hipotesis sebagai berikut:
investor dari adanya perbedaan kepentingan
pemegang saham (principle) dengan pihak Ha1: Komposisi Komisaris
manajemen (agent). Masalah dalam tata Independen berpengaruh terhadap Tax
kelola perusahaan terjadi karena adanya Avoidance.
pemisahan antara kepemilikan dan
pengendalian perusahaan. Dewan komisaris Komite audit berperan melakukan
yang berperan sebagai agent dalam suatu pengawasan dan membantu dewan
perusahaan diberi wewenang untuk komisaris. Dewan komisaris akan
mengurus jalannya perusahaan dan mengawasi manajemen agar dapat
mengambil keputusan atas nama pemilik menghasilkan informasi yang berkualitas
(Damayanti dan Susanto, dan dapat melakukan pengendalian untuk
meminimalkan terjadinya konflik
2015). Penelitian ini menggunakan kepentingan diperusahaan yang salah
komisaris independen dan komite audit satunya adalah penghematan pajak berupa
sebagai proksi tat kelola perusahaan. tax avoidance. Sehingga keberadaan komite
audit akan mengurangi tindakan tax
Komisaris independen di dalam avoidance.
dewan komisaris merupakan salah satu
bentuk mekanisme dari penerapan tata Penelitian Annisa & Kurniasih
kelola perusahaan yang memiliki fungsi (2012), Tandean dan Winnie (2016) dan
untuk memonitor kinerja dan mengontrol Wibawa et al. (2016), membuktikan
pengelolaan perusahaan. Keberadaan bahwa komite audit berpengaruh secara
komisaris independen dalam perusahaan signifikan tehadap praktek tax avoidance.
akan meningkatkan pengawasan dan Akan tetapi penelitian Eksandy (2014)
monitoring terhadap manajemen perusahaan menemukan hal yang sebaliknya bahwa
dalam setiap keputusan yang diambil. komite audit tidak berpengaruh terhadap
Komisaris independen juga akan mengawasi praktek tax avoidance. Perbedaan hasil
manajemen perusahaan dalam mematuhi penelitian tersebut menjadi motivasi
peraturan perundang-undangan perpajakan penelitian ini untuk menguji ulang hal itu
yang berlaku untuk melaporkan beban dengan hipotesis sebagai berikut:
pajak perusahaan secara wajar dan
meminimalkan prilaku tax avoidance Ha2: Komite Audit berpengaruh
(Setiawan, 2017). terhadap Tax Avoidance.

Penelitian Eksandy (2014), Wibawa, Leverage menunjukkan tingkat


Wilopo, & Abdillah (2016) dan Setiawan penggunaan utang untuk membiayai
(2017) membuktikan bahwa komisaris investasi (Sartono, 2002 dalam Kurniasih &
independen berpengaruh terhadap praktek Sari, 2013). Semakin besar penggunaan

ISSN: 2541-6669 41
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

utang oleh perusahaan, maka semakin Penelitian Kurniasih & Sari (2013),
banyak jumlah beban bunga yang Darmawan & Sukartha (2014), dan
dikeluarkan oleh perusahaan, sehingga dapat Damayanti dan Susanto (2015)
mengurangi laba sebelum kena pajak membuktikan bahwa ROA berpengaruh
perusahaan yang selanjutnya akan dapat signifikan terhadap praktek tax avoidance.
mengurangi besaran pajak yang nantinya Tetapi penelitian Cahyono, Andini, &
harus dibayarkan oleh perusahaan (Surbakti, Raharjo (2016) membuktikan hal yang
2012 dalam Winning Arianandini & sebaliknya. Karena perbedaan hasil
Ramantha, 2018). penelitian tersebut maka penelitian ini ingin
mengkaji ulang tentang pengaruh ROA
Penelitian tentang hal ini juga terhadap tax avoidance. Hipotesis yang
menghasilkan temuan yang tidak konklusif. diajukan dalam penelitian ini adalah :
Kurniasih & Sari (2013), Darmawan &
Sukartha (2014), Dewinta & Setiawan Ha4: Return on Asset (ROA)
(2016), dan Winning Arianandini & berpengaruh terhadap Tax Avoidance
Ramantha (2018) membuktikan bahwa
leverage tidak berpengaruh signifikan Penelitian tentang corporate
terhadap praktek tax avoidance yang governance, leverage, return on assets, dan
dilakukan perusahaan. Disisi lain Dharma ukuran perusahaan terhadap penghindaran
(2016) menemukan tingginya tingkat pajak secara simultan membuktikan bahwa
leverage akan menurunkan tingkat praktek variabel-variabel tersebut berpengaruh
tax avoidance. Perbedaan hasil penelitian signifikan terhadap praktek tax avoidance
tersebut menarik untuk diteliti ulang (lihat misalnya Darmawan & Sukartha,
sehingga penelitian ini mengajukan hipotesis 2014; Cahyono et al., 2016; Kurniasih &
sebagai berikut: Sari, 2013). Berdasarkan temuan penelitian
terdahulu tersebut, penelitian ini ingin
Ha3: Leverage berpengaruh terhadap menguji ulang dengan hipotesis penelitian
Tax Avoidance. sebagai berikut:
Return on assets (ROA) merupakan Ha5: Tata kelola perusahaan,
salah satu indikator profitabilitas suatu Leverage, dan ROA berpengaruh terhadap
perusahaan karena ROA membandingkan tax avoidance
besarnya laba yang diperoleh dengan total
aset yang dimiliki atau digunakan. ROA
juga memperhitungkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba tanpa
mempertimbangkan sumber pendanaan..
Semakin besar ROA berati semakin besar
juga laba yang diperoleh perusahaan yang
akhirnya akan meningkatkan pajak
penghasilan. Sesuai dengan teori agensi,
agen akan berusaha mengelola beban
pajaknya agar tidak mengurangi kompensasi
kinerjanya sebagai akibat dari berkurangnya
laba perusahaan oleh beban pajak
(Darmawan & Sukartha, 2014).

ISSN: 2541-6669 42
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

METODE PENELITIAN mengukur tax avoidance yang dapat


dirumuskan sebagai berikut (Rusydi, 2013) :
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan perbankan beban kena pajak
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) GAAP ETR = ----------------------------------
Laba sebelum pajak
pada periode 2015-2017. Sampel yang
dipilih dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling. Perusahaan Tata kelola perusahaan diproksikan
perbankan yang diteliti memiliki kriteria dengan komisaris independen dan komite
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) audit. Komisaris independen didefinisikan
selama tahun 2015-2017 serta menunjukkan sebagai seorang yang tidak terafiliasi
laba selama periode itu. Disamping itu, dalam segala hal dengan pemegang saham
perusahaan tersebut adalah yang pengendali, tidak memiliki hubungan
menyampaikan laporan keuangannya dalam afiliasi dengan direksi atau komisaris serta
mata uang rupiah serta telah diaudit oleh tidak menjabat sebagai direktur pada suatu
kantor akuntan publik. Berdasarkan perusahaan yang terkait dengan perusahaan
kriteria tersebut maka perusahaan yang pemilik (Pohan, 2008 dalam Sandy &
terpilih sebagai sampel berjumlah 29 Lukviarman, 2015). Komposisi komisaris
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. independen diukur menggunakan rumus:
Pengumpulan data dilakukan dengan
cara dokumentasi data yang telah Komposisi Komisaris Independen =
dipublikasikan oleh sampel penelitian. Oleh jumlah Komisaris Independen
total Dewan Komisaris
karena itu penelitian ini menggunakan
data sekunder berupa laporan
keuangan perusahaan perbankan yang Komite audit merupakan komite
terdaftar dan dipublikasikan di Bursa Efek yang beranggotakan sekurang-kurangnya
Indonesia selama periode 2015-2017. Data tiga orang. Tugas dan fungsi komite audit
tersebut dapat diperoleh dari situs resmi adalah mengawasi tata kelola perusahaan
BEI di www.idx.co.id dan website masing- dan mengawasi audit eksternal atas laporan
masing perusahaan. Data itu kemudian juga keuangan perusahaan. Komite audit
didukung dengan publikasi di media massa dibentuk oleh dewan komisaris sehingga
yang berkaitan dengan perusahaan yang komite audit bertanggung jawab kepada
diteliti. dewan komisaris ( Damayanti dan Susanto,
2015). Dalam penelitian ini komite Audit
Tax avoidance merupakan upaya diukur dengan menggunakan rumus:
penghindaran pajak secara legal dan aman
bagi wajib pajak karena tidak bertentangan
dengan ketentuan perpajakan, dimana Komite Audit= ∑ Anggota Komite Audit yang ada
dalam Perusahaan
metode dan teknik yang digunakan
cenderung memanfaatkan kelemahan-
kelemahan (grey area) yang terdapat dalam Leverage merupakan rasio yang
undang-undang dan peraturan perpajakan itu digunakan untuk menjelaskan penggunaan
sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak utang untuk membiyai sebagian daripada
yang terutang ( Pohan, 2013:23). Penelitian aktiva perusahaan. Pembiayaan dengan
ini menggunakan GAAP ETR untuk

ISSN: 2541-6669 43
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

utang mempunyai pengaruh terhadap Metode Analisis Data


perusahaan karena utang mempunyai beban
yang bersifat tetap. Kegagalan perusahaan Metode analisis data yang
dalam membayar bunga atas utang dapat `digunakan yaitu metode kuantitatif dan
menyebabkan kesulitan keuangan yang perhitungannya menggunakan alat bantu
dapat berakhir dengan kebangkrutan aplikasi uji statistik dengan program
perusahaan. Tetapi, penggunaan utang juga Microsoft Excel dan SPSS Versi 1.0.0.0.
memberikan subsidi pajak atas bunga yang Analisis regresi linier berganda digunakan
dapat menguntungkan pemegang saham. untuk menguji hipotesis tentang pengaruh
Oleh karena itu, penggunaan utang variabel independen secara simultan maupun
parsial, sehingga dapat dirumuskan sebagai
harus menyeimbangkan antara berikut :
keuntungan dan kerugiannya (Tampubolon,
Y = α + β1X1 + β2X2 +β3X3 +β4X4 + 𝑒
2005:37). Pada penelitian ini leverage
diukur dengan total debt to equity ratio Keterangan : Y : Tax avoidance (ETR)
dengan rumus sebagai berikut :
X1 : Komposisi Komisaris
Independen (IND) X2 :
Komite Audit (AUD)
Total Hutang
Debt To Equity Ratio = -------------------- X 100% X3 : Leverage (LEV)
Total Ekuitas
X4 : Return on Asset (ROA)

a : Konstanta
ROA mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan β1- β4 : Koefisien regresi
menggunakan total asset (kekayaan) yang 𝑒 : Error
dipunyai perusahaan setelah disesuaikan
dengan biaya-biaya untuk mendanai aset
tersebut. ROA mengukur efektivitas
keseluruhan dalam menghasilkan laba HASIL UJI HIPOTESIS DAN
melalui aktiva yang tersedia, daya untuk PEMBAHASAN
menghasilkan laba dari modal yang
Statistik deskriptif digunakan untuk
diinvestasikan. Menghitung ROA dengan
memberikan gambaran tentang karakteristik
menggunakan rumus laba bersih setelah
variabel penelitian yang dinyatakan dalam
pajak dibagi dengan total aktiva (Cahyono et
nilai pengamatan minimum, maksimum,
al., 2016). Sehingga dapat dirumuskan
rata-rata dan penyimpangan standar sebagai
sebagai berikut :
berikut:

ROA = Laba setelah pajak


Total Asset X 100%

ISSN: 2541-6669 44
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif

N Minimum Maksimum Mean Standar


Deviasi
Komisaris 87 ,30 1,00 ,6040 ,13286
Independen

Komite Audit 87 3,00 7,00 3,9080 1,05249


Leverage 87 1,59 10,75 5,7938 2,06219
ROA 87 ,00 ,03 ,0120 ,00771
Tax Avoidance 87 ,02 ,72 ,2416 ,07878
Valid N (Listwise)

Sumber : Data penelitian, 2018


sebesar 0,6046, maka tingkat komisaris
independen akan berkisar antara 0,6046 ±
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat 0,13286.
bahwa untuk variabel dependen tax
avoidance yang diukur melalui GAAP ETR, Sedangkan variabel komite audit
memiliki nilai minimum sebesar 0,02, nilai diukur melalui jumlah komite audit. Nilai
maksimum 0,72, dan nilai rata-rata komite audit terendah adalah sebesar 3,00,
sebesar 0,2416 dengan standar deviasi nilai maksimum 7,00, dan nilai rata-rata
sebesar 0,07878. Dengan standar deviasi sebesar 3,9080 dengan standar deviasi
sebesar 0,07878, artinya jika dihubungkan sebesar 1,05249. Dengan standar deviasi
dengan rata-rata tax avoidance sebesar
0,2416, maka tingkat tax avoidance akan sebesar 1,05249, artinya jika
berkisar antara 0,2416 ± 0,07878. dihubungkan dengan rata-rata komite
audit sebesar
Variabel komisaris independen
diukur melalui jumlah komisaris independen 3,9080, maka tingkat komite audit
yang ada dibagi dengan total keseluruhan akan berkisar antara 3,9080 ± 1,05249.
dewan komisaris. Nilai minimum komisaris
Leverage sebagai variabel
independen adalah sebesar 0,30, nilai
independen berikutnya diukur melalui Debt
maksimum 1.00, dan nilai rata-rata sebesar
Equity Ratio (DER). Nilai minimum
0,6046 dengan standar deviasi leverage adalah sebesar 1,59, nilai
sebesar 0,13286. Dengan standar deviasi maksimum 10,75, dan nilai rata-rata sebesar
sebesar 0,13286, artinya jika dihubungkan 5,7938 dengan standar deviasi sebesar
dengan rata-rata komisaris independen 2,06219. Dengan standar deviasi sebesar

ISSN: 2541-6669 45
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

2,06219, artinya jika dihubungkan dengan standar deviasi sebesar 0,00771, artinya
rata-rata leverage sebesar 5,7938 maka jika dihubungkan dengan rata-rata ROA
tingkat leverage akan berkisar antara 5,7938 sebesar 0,0120 maka tingkat ROA akan
± 2,06219. berkisar antara 0,0120 ± 0,00771.
Return on Assets (ROA) diukur Pengujian asumsi klasik digunakan
melalui laba bersih setelah pajak dibagi untuk menguji normalitas, multikolinieritas,
dengan total aset. Nilai minimum ROA autokorelasi, dan heterorkedastisitas data
adalah sebsesar 0,00, nilai maksimum 0,03, penelitian. Hasil uji asumsi klasik tersebut
dan nilai rata-rata sebesar 0,0120 dengan dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.
standar deviasi sebesar 0,00771. Dengan

Tabel 2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Parameter/ Variabel Multikolinieritas Heteroskedas- Normalitas Autokorelasi


Tisitas

Tolerance VIF Sig. Asym.Sig. DW (2-tailed)


Unstadardized
Residual ,200 c,d
Durbin-Watson 1,090
Komisaris
Independen 0,895 1,117 0,347
Komite Audit 0,958 1,044 0,014
Leverage 0,887 1,1127 0,612
ROA 0,901 1,110 0,901

Sumber: Data penelitian, 2018

Berdasarkan tabel di atas, dapat leverage dan ROA memiliki nilai sig. >
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal 0,05 sehingga tidak terjadi heterokedastisitas
karena tidak menunjukkan adanya gejala pada model regresi yang digunakan.
multikolinearitas, serta tidak ada masalah
dengan autokorelasi. Lebih lanjut, tabel di Analisis regresi linier berganda
atas menunjukkan bahwa variabel digunakan untuk menguji hipotesis tentang
independen komite audit memiliki nilai sig. pengaruh variabel independen secara
< 0,05 sehingga dapat diartikan terjadi simultan maupun parsial. Hasil analisis
heterokedastisitas pada model regresi regresi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
yang digunakan, sedangkan variabel
independen komisaris independen,

ISSN: 2541-6669 46
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi


Uji Statistik t t Sig.
(Constant) 13,142 0
Komisaris independen (KI) -0,946 0,347
Komite Audit (KA) -2,258 0,014
Leverage -0,509 0,612
ROA -1,875 0,065
Uji Statistik F
Nilai F 2,809
Sig. ,032b
Uji Koefisien Determinasi
R Square 0,135
Adjusted R Square 0,087

Sumber: Data penelitian, 2018

Berdasarkan tabel 3 di atas untuk memenuhi tuntutan regulasi dan


komisaris independen memiliki nilai menunaikan kepentingan afiliasi. Semakin
probabilitas signifikan 0,347 > 0.05 yang banyak anggota dewan komisaris
berarti bahwa Komisaris Independen (X1 ) independen juga berpotensi menyulitkan
tidak berpengaruh signifikan terhadap tax koordinasi antar anggota dewan komisaris
avoidance, dengan demikian H 1 ditolak. sehingga menghambat proses pengawasan
Hal itu berarti bahwa komisaris independen termasuk pengawasan praktek
tidak mempengaruhi tindakan penghindaran penghindaran pajak. Dengan demikian
terhadap pajak yang terjadi di suatu keberadaan komisaris independen tidak
perusahaan. Hal itu dikarenakan komisaris mempengaruhi penghindaran pajak.
independen hanya bisa mengawasi kinerja
manajemen, sementara pengambilan Variabel komite audit menunjukkan
keputusan tetaplah menjadi kewenangan hasil dengan nilai probabilitas signifikan
manajemen.
0,014 < 0.05. Hal ini berarti
Hasil ini bertolak belakang dengan bahwa komite audit (X2 ) berpengaruh
penelitian Eksandy (2014), Wibawa, Wilopo signifikan
dan Abdillah (2016) serta Setiawan (2017)
terhadap tax avoidance, dengan
yang membuktikan bahwa komisaris
demikian H 2 diterima. Hasil ini
independen berpengaruh terhadap praktek
menyatakan bahwa keberadaan komite audit
penghindaran pajak (tax avoidance).
akan mengurangi potensi tindakan tax
Sebaliknya, temuan in memperkuat
avoidance. Hal ini dapat dipahami karena
penelitian Kurniasih & Sari (2013), Dewi
karena komite auditlah yang berperan
dan Jati (2014) serta Agusti (2014).
melakukan pengawasan secara langsung
Perbedaan hasil penelitian tersebut terhadap manajemen dan membantu dewan
mungkin terjadi karena keberadaan dewan komisaris dengan data yang diperolehnya.
komisaris independen sering hanya

ISSN: 2541-6669 47
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

Penelitian ini membantah hasil Variabel Return On Asset (ROA)


penelitian Eksandy (2014) yang ternyata tidak berpengaruh signifikan
membuktikan bahwa komite audit tidak terhadap tax avoidance, dengan
berpengaruh terhadap tax avoidance. Tetapi, demikian H 4 ditolak. Sementara
temuan ini sejalan dengan hasil penelitian penelitian sebelumnya oleh Kurniasih dan
Annisa & Kurniasih (2012), Tandean (2016) Sari (2013), Darmawan dan Sukartha (2014),
dan Wibawa et al. (2016) bahwa keberadaan serta Damayanti dan Susanto (2015),
komite audit berpengaruh secara signifikan menunjukkan bahwa ROA berpengaruh
tehadap praktek tax avoidance sehingga signifikan terhadap tax avoidance. Hanya
semakin banyak jumlah komite audit maka penelitian Cahyono, Andini dan Raharjo
akan berpotensi mengurangi tindakan atau (2016) yang mendukung hasil penelitian ini.
praktek tax avoidance.
Meskipun demikian, hasil penelitian
Perbedaan hasil penelitian tersebut ini menunjukan bahwa secara simultan
kemungkinan disebabkan oleh perbedaan komposisi komisaris independen, komite
peran yang dimainkan oleh dewan komisaris audit, leverage dan ROA berpengaruh
independen. Apabila komisaris independen signifikan terhadap praktek tax avoidance.
dan dewan komisaris pada umumnya Nilai adjusted r square yang diperoleh
cenderung tidak perduli dengan praktek tax
avoidance tersebut, misalnya, maka adalah sebesar 0,087 atau sama
kemungkinan akan mempengaruhi komite dengan 8,7%, hal tersebut berarti bahwa
audit sebagai bawahan komisaris perusahaan sebesar 8,7% pengaruh tax avoidance dapat
untuk tidak memberikan laporan tentang dijelaskan oleh variabel komposisi komisaris
hal itu kepada dewan komisaris. Hal independen, komite audit, leverage, dan
sebaliknya, apabila komisaris perusahaan ROA. Sedangkan selebihnya sebesar 91,3%
dan khususnya komisaris independen dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
peduli tentang praktek tax avoidance tidak diobservasi dalam penelitian ini.
yang dilakukan oleh perusahaan maka
komite audit dapat mempengaruhi praktik
tersebut. KESIMPULAN
Variable leverage (X3 ) dalam Penelitian ini dilakukan untuk
penelitian ini ternyata tidak berpengaruh menguji pengaruh komite audit, komisaris
signifikan terhadap tax avoidance, dengan independen, leverage dan ROA terhadap
demikian H 3 ditolak.. Dengan demikian praktek penghindaran pajak atau tax
tingkat hutang perusahaan bukan merupakan avoidance. Hasil penelitian membuktikan
faktor yang mempengaruhi praktek bahwa ternyata hanya komite audit yang
penghindaran pajak perusahaan tersebut. berengaruh terhadap terjadinya praktek tax
Dan hasil penelitian ini sesuai dengan avoidance. Sementara itu, komisaris
temuan Kurniasih dan Sari (2013), independen, leverage dan ROA tidak
Darmawan dan Sukartha (2014), Dewinta berpengaruh terhadap praktek tersebut. Hal
dan Setiawan (2016) serta Winning ini memperkuat temuua-temuan sebelumnya
Arianandini dan Ramantha (2018). bahwa penelitian-penelitian di bidang ini
Sementara itu hasil penelitian Dharma (2016) hasilnya cenderung inconclusive.
membuktikan bahwa tingginya tingkat
leverage akan menurunkan tingkat tax Meskipun demikian, penelitian ini
avoidance. mengandung berbagai keterbatasan yang

ISSN: 2541-6669 48
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

perlu diperbaiki oleh peneliti-peneliti Perbankan Yang Listing BEI Periode Tahun
berikutnya. Sampel yang digunakan hanya 2011-2013. Journal of Accounting. Vol. 2(2).
terbatas pada satu jenis industri yaitu
perusahaan perbankan yang terdaftar di Damayanti, F. dan Susanto, T.
Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 (2015). Pengaruh Komite Audit, Kualitas
sehingga hasilnya tidak bisa diberlakukan Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko
secara umum. Keterbatasan lainnya adalah Perusahaan dan Return On Assets terhadap
bahwa nilai koefisien determinasi dalam uji Tax Avoidance, Esensi – Jurnal Bisnis dan
simultan hanya sebesar 8,7% yang berarti Manajemen. Vol. 5(2), 187–206.
bahwa variabel independen yang diteliti
Darmawan, I. G. H., & Sukartha, I.
tidak dapat menjelaskan secara penuh
M. (2014). Pengaruh Penerapan Corporate
variabel dependen karena sebagian besar
Governance, Leverage, Return On Assets,
ditentukan oleh variabel lain yang tidak
dan Ukuran Perusahaan pada Penghindaran
diobservasi di dalam penelitian ini.
pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol. 9(1), 143-161.

REFERENSI Dewi, N. N., & Jati, I. K. (2014).


Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik
Agusti, W. Y. (2014). Pengaruh Perusahaan, Dan Dimensi Tata Kelola
Profitabiliitas, Leverage dan Corporate Perusahaan Yang Baik Pada Tax Avoidance
Governance Terhadap Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal
(Studi Empiris Pada Perusahaan Akuntansi universitas Udayana, 6(2), 249–
Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 260.
2009-2012). Jurnal Akuntansi. Vol. 2(3).
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dewinta, I. A. R., & Setiawan, P. E.
Universitas Negeri Padang. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan
Annisa, N. A., & Kurniasih, L. Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax
(2012). Pengaruh Corporate Governance Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi Udayana, 14(3), 1584–1613.
& Auditing, Vol. 8(2), 123–136.
Dharma, I. M. S. dan P. A. A. (2016).
Ariawan, I. M. A. R. dan Setiawan, P. Pengaruh Leverage , Intensitas Aset Tetap ,
E. (2017). Pengaruh Dewan Komisaris Ukuran Perusahaan, Dan Koneksi Politik
Independen, Kepemilikan Institusional, Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal
Profitabilitas dan Leverage Terhadap Tax Akuntansi Universitas Udayana, 15(1), 584–
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas 613.
Udayana. Vol.18.(3), 1831-1859.
Eksandy, A. (2014). Pengaruh
Cahyono, D. D., Andini, R., & Komisaris Independen, Komite Audit dan
Raharjo, K. (2016). Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit Terhadap Penghindaran
Kepemilikan institusional, Dewan Pajak (Tax Avoidance) ( Studi Empiris Pada
komisaris, Ukuran Perusahaan (Size), Sektor Industri Barang Konsumsi yang
Leverage (DER), dan Profitabilitas (ROA) Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
terhadap tindakan Penghindar an Pajak 2010-2014). Competitive, Vol. 1(1), 1–20.
(Tax Avoidance) pada Perusahaan

ISSN: 2541-6669 49
Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Volume 4 No.1 2020

Hutagaol, J. (2007). Perpajakan : Isu- Winning Arianandini, P., &


isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ramantha, I. W. (2018). Pengaruh
Kurniasih, T., & Sari, M. M. R. (2013). Profitabilitas, Leverage, dan Kepemilikan
Pengaruh Return on Assets, Leverage, Institusional pada Tax Avoidance.
Udayana, E- Jurnal Akuntansi Universitas,
Corporate Governance, Ukuran 22, 2088–2116. Zain, M. (2008).
perusahaan dan Komppensasi Rugi Fiskal Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba
pada tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi. Empat.
18(1), 58–66.
Pohan, C.A. (2013). Manajemen
Perpajakan (Strategi Perencanaan Pajak
dan Bisnis). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. Retrieved from
http://id.wikipedia.org/wiki/Chairil_Anwar
Rusydi, M. K. (2013). Pengaruh
Ukuran Perusahaan Terhadap Aggressive
Tax Avoidance Di Indonesia. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma, 4(2), 322–329.
Preuss, L. (2010). Tax avoidance and
corporate social responsibility: you can't do
both, or can you? Corporate Governance:
The international journal of business in
society, Vol. 10/4, 365-374.
Sandy, S. & Lukviarman, N. (2015).
Pengaruh corporate governance terhadap tax
avoidance: Studi empiris pada perusahaan
manufaktur. Jurnal Akuntansi & Auditing
Indonesia, Vol.19/2.
Tampubolon, M. (2005). Manajemen
Keuangan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Tandean, V. A. dan Winnie, (2016)
The Effect of Good Corporate Governance
on Tax Avoidance: An Empirical Study on
Manufacturing Companies Listed in IDX
period 2010-2013, Asian Journal of
Accounting Research, Vol. 1/1, 28-38.
Wibawa, A., Wilopo, & Abdillah, Y.
(2016). Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Penghindaran Pajak.
Jurnal Perpajakan (JEJAK). Vol. 11(1), 1-9.

ISSN: 2541-6669 50

Anda mungkin juga menyukai