Analisis Pendekatan Semantik Pada Syair Pakkiok Bunting Makassar
Analisis Pendekatan Semantik Pada Syair Pakkiok Bunting Makassar
BUNTING MAKASSAR
¹Siti Aulia Insani, ²Ida Sartika Amnur
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
¹insaniaulia016@gmail.com, ²idasartikaamnur@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teori-teori semantik pada syair
Pakkiok Bunting Makassar. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskripsi kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian ini menghasilkan teori
semantik yang terdapat pada syair Pakkiok Bunting Makassar. Terdapat beberapa
jenis-jenis teori semantik yang yang terkandung pada syair pilihan peneliti yaitu,
makna leksikal, kategori pendamping nomina pelaku, kategori prndamping verba
kualitas, kategori pendamping adjektiva kualitas, dan pendamping klausa harapan.
Kata kunci : Semantik, syair Pakkiok Bunting Makassar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sastra
1. Pengertian Sastra
2. Jenis-jenis sastra
a. Puisi
Kata puisi berasal dari bahasa Yunani kuno ‘poieo’ atau
‘poio’yang berarti saya mencipta. Secara mudahnya, puisi
didefinisikan sebagai seni tertulis di manabahsa digunakan untuk
kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Menurut Waluyo (dalam Damayanti, 2013: 10) menyatakan bahwa
puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulang
suara sebagai ciri khasnya.
Jenis-jenis puisi
1) Puisi lama
a) Karmina
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Contoh :
Dahulu parang sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
b) Seloka
Contoh :
2) Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan
yang ada pada puisi lama. Puisi baru memiliki tujuh jenis, yaitu:
ode, epigram, romance, elegi, satire, himne, dan balada (Ristri
Wahyuni, 2014:51-68).
a) Ode
Ode adalah puisi yang mengungkapkan sanjungan atau
pujaan kepada orangorang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat
resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang
mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau
peristiwa umum.
b) Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau
tuntutan ke arah kebenaran.
c) Roman
Roman adalah puisi yang berisi tentang kisah-kisah
percintaan.
d) Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi tentang ratap tangis atau
kesedihan.
e) Satire
Satire adalah puisi yang berupa sindiran atau kritik kepada
penguasa atau orang yang memiliki kedudukan (jabatan).
f) Himne
Himne adalah puisi yang berisi pujian-pujian untuk Tuhan
atau pujaan-pujaan untuk tanah air tercinta serta pahlawan yang
telah ikut berjuang membela kemerdekaan.
g) Balada
Balada adalah puisi yang menceritakan tentang kisah dari
sebuah karangan pribadi, mitos, atau legenda yang diyakini
kebenarannya di masyarakat.(Utari 2017)
b. Prosa
Prosa merupakan bentuk karya sastra yang diuraikan
menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-
aturan seperti dalam puisi.
Jenis-jenis prosa :
1) Cerpen
Cerpen merupakan prosa yang relatif pendek.
2) Novelet
Novelet adalah bentuk prosa yang panjangnya antara
cerpen dan novel.
3) Novel
Novel adalah cerita dalam bentuk prosa fiksi dalam ukuran
yang luas.(Wicaksono n.d.)
c. Drama
Drama berasal dari kata Yunani, yaitu draomai yang berarti
berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi, kata drama
dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Pada umumnya,
drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama
dalam arti sempit. Dalam arti luas, pengertian drama adalah semua
bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di
depan orang banyak. Sedangkan, dalam arti sempit, pengertian
drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang
diproyeksikan ke atas panggung.
Jenis-jenis drama
1) Tragedi adalah drama yang penuh dengan kesedihan.
2) Komedi adalah drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
3) Tragekomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
4) Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi
musik.
5) Melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dengan
diiringi melodi atau musik.
6) Farce adalah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak
sepenuhnya dagelan.
7) Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak, para
pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-
gerakan.
8) Sendratari adalah gabungan antara seni drama dan tari.(Nusantara
2016).
B. Teori semantik
Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris: semantics) berasal
dari bahasa Yunani sema (kata benda yang berarti “tanda” atau
“lambang”). Kata kerjanya adalah semaino yang berarti “menandai” atau
“melambangkan”. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang di sini
sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik (prancis : signe
linguistique) seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure
(1966), yaitu yang terdiri dari (1) komponen yang mengartikan, yang
berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2) komponen yang diartikan
atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua komponen ini adalah
merupakan tanda atau lambang; sedangkan yang ditandai atau
dilambanginya adalah sesuatu yang berada di luar bahasa yang lazim
disebut referen atau hal yang ditunjuk.
Kata semantik ini kemudian disepakati sebagai istilah yang
digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara
tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan kata
lain, bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti
dalam bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu
tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis
bahasa : fonologi, gramatika, dan semantik.
1. Makna leksikal dan makna gramatikal
Leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina
leksikon (vokabuler, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari
leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna.
Gramatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara
unsur-unsur gramatikal dalam satuan gramatikal yang lebih besar.
Misalnya, hubungan morfem dan morfem dalam kata, kata dan
katalain dalam frasa atau klausa, frasa dan frasa dalam klausa atau
kalimat.
2. Kategori verbal
Leksem-leksem verbal dalam bahasa Indonesia secara semantik
dapat ditandai dengan mengajukan tiga macam pertanyaan terhadap
subjek tempat “verba” menjadi predikat klausanya. Ketiga pertanyaan
itu adalah (1) apa yang dilakukan subjek dalam klausa tersebut, (2) apa
yang terjadi terhadap subjek dalam klausa tersebut, dan (3) bagaimana
keadaan subjek dalam klausa tersebut.
3. Kategori adjektival
Leksem-leksem ajektival dalam bahasa Indonesia secara semantik
adalah leksem yang menerangkan keadaan suatu nomina atau
menyifati nomina itu. Secara sintaktik adalah leksem yang dapat
diawali kata ingkar tidak dapat diawali kata pembanding paling, dan
dapat direduplikasikan serta diberi imbuhan se-nya (lihat Ramlan
1985, Harimurti 1986, dan Moeliono 1988). Jadi, leksem-leksem
seperti baik, tua, dan lebar adalah termasuk ajektival karena dapat
memenuhi ketiga kriteria tersebut.
4. Pendamping nomina, verba, adjektiva, dan klausa
a) Hal atau perkara. Leksem yang digunakan adalah tentang,
mengenai, perihal, dan masalah. Pendamping ini lazim digunakan
di depan nomina yang berada dalam suatu klausa intransitif.
b) Pelaku. Leksem yang digunakan adalah kata oleh yang
ditempatkan di muka nomina.
c) Kualitas. Leksem yang digunakan antara lain: sangat, agak, cukup,
paling, dan sekali. Leksem-leksem ini lazimnya mendampingi
verba keadaan.
d) Kualitas. Leksem yang digunakan adalah kata-kata sangat, agak,
cukup, paling, sekali, maha, dan serba.
e) Kepastian. Leksem yang digunakan adalah pasti, tentu, dan
memang.
f) Harapan. Leksem yang digunakan adalah kata-kata moga-moga,
semoga, mudah-mudahan, hendaknya, sebaiknya, dan seharusnya.
(Abdul Chaer 2009)
C. Kerangka pikir
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4
baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita. Pada penelitian ini, teori
yang digunakan adalah teori semantik.
LAMA BARU
SEMANTIK
Makna Makna K. K. P. P. P. P.
Gramatikal Verbal Adjektiv Nomina Verba Adjektiva Klausa
Leksikal
al
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
2. Sumber data
Sumber data pada penelitian ini berasal dari Syair Pakkiok Bunting
yang ada pada masyarakat Makassar yang diambil pada skripsi yang
berjudul ”makna ungkapan dalam syair Pakkiok Bunting Makassar
(analisis pendekatan semantik) oleh Kasmawati Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Makassar tahun 2001”.
A. Hasil penelitian
Pada bab ini diuraikan secara rinci hasil penelitian yang ditemukan.
Dalam membahas hasil penelitian ini, penulis menguraikan secara
sistematis dan konkret tentang pengolahan data sesuai dengan hasil
yang ditemukan. Artinya, hasil analisis data diurutkan menurut urutan
yang semestinya.
Dalam mendeskripsikan makna dari syair Pakkiok Bunting
Makassar maka langkah-langkahnya adalah memperlihatkan bentuk
dan wujud syair Pakkiok Bunting. Selanjutnya, menganalisis makna
syair Pakkiok Bunting. Setiap kutipan syair Pakkiok Bunting yang
dikemukakan disertai dengan penjelasan yang akan memperlihatkan
kebenaran analisis peneliti.
Iadendek, iadendek
Niak tojengminne mae
Bunting salloa nitayang
Salloa niminasai
Nirurungamminjo mae
Risikamma sahabakna
Nilimpo-limpo
Ri bija pammanakanna
O … daeng bunting
Nampai amung-amungnu
Kucinik ri mabellaya
Na nakanamo atingku
Anak matua sallang
Lompo pace ri bijanna
O … daeng bunting
Kukasukmangko la niak
Kutaklangerang la battu
Kungngalle memang
Berasak ilalang tobang
Kupasileok bente ri talang-talang
Nakamma todong
Sileokna sumangaknu
Daeng bunting
Nampai tappuk kanaya anggek
Ri atinnu ngolo mae
Na kulebakki ana tumappasalasa
O … daeng bunting
Kuissennamo antu
Kiklamung memangmo lintak
Unti tekne ri tukaknu
Dalima ri paladannu
Anggorok ri timungannu
Oh daeng bunting
Kanang-kanangnu kucinik anggek
Bajikna tassimbaraknu
Dale takbuak
Kamma tassimbaraknu
O …daeng bunting
Bajik singaiko sallang
Ninanronu kalabini
Numassaro sipakaingak
Lonnu niak takkaluppa
Nutea situmpak-tumpak
O .. daeng bunting
Tuna laloko pakmaik
Ikau sikalabini
Nungurangi ri kalennu
Nutea matinggi langga
Antu bijannu
Lakbui mammaling-maling
O … daeng bunting
Salamakko makkalabini
Matuako empo ri lino
Na nugappa minasannu
Lakbu umuruknu salamak ri lino
Onjompa ri akheraknu
Iadendek, iadendek
Niak tojengminne mae
Bunting salloa nitayang
Salloa niminasai
Terjemahannya
Iadendek, iadendek
Sungguh kini telah datang
Mempelai yang telah lama kutunggu
Yang telah lama diharapkan
Makna ungkapan syair di atas adalah menunggu kedatangan
orang yang telah lama dinantikan atau menunggu kedatangan
seorang kekasih yang tidak akan lama lagi menjadi seorang
suami.
Nirurungamminjo mae
Risikamma sahabakna
Nilimpo-limpo
Ri bija pammanakanna
Terjemahannya
Diiringilah dia kemari
Oleh semua sahabatnya
Dikelilingi
Oleh sanak keluarganya
Makna ungkapan syair di atas adalah semua keluarga
pengantin sangat berbahagia dan bergembira ria. Oleh karena
itu, sanak keluarganya turut mengantar mempelai laki-laki ke
rumah mempelai perempuan.
O … daeng bunting
Kukasukmangko la niak
Kutaklangerang la battu
Kungngalle memang
Berasak ilalang tobang
Kupasileok bente ri talang-talang
Nakamma todong
Sileokna sumangaknu
Terjemahannya
Oh sang mempelai
Kutahu engkau akan datang
Lalu aku mengambil beras di dalam gentong
Lalu kucampurbertih di dalam lubang
Agar seperti juga
Bercampurnya semangatmu
Makna ungkapan syair di atas adalah dipesankan kepada kedua
mempelai agar selalu bersatu dalam mengarungi kehidupan
bahtera rumah tangga, seperti bersatunya beras dengan bertih.
B. Pembahasan
Iadendek, iadendek
Niak tojengminne mae
Bunting salloa nitayang
Salloa niminasai
Nirurungamminjo mae
Risikamma sahabakna
Nilimpo-limpo
Ri bija pammanakanna
O … daeng bunting
Nampai amung-amungnu
Kucinik ri mabellaya
Na nakanamo atingku
Anak matua sallang
Lompo pace ri bijanna
O … daeng bunting
Kukasukmangko la niak
Kutaklangerang la battu
Kungngalle memang
Berasak ilalang tobang
Kupasileok bente ri talang-talang
Nakamma todong
Sileokna sumangaknu
Bait tersebut mengandung makna pendamping klausa harapan
karena pada terjemahan dijelaskan bahwa kedua mempelai diberi
pesan agar selalu bersatu dalam mengarungi kehidupan rumah tangga
dan semoga keluarganya bersatu seperti beras dengan bertih. Dan pada
pendamping klausa harapan leksem yang digunakan adalah kata-kata
semoga.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Akbar, Amal dan Harifin H. (2018), Representasi Generasi Pada Novel Taman
sunyi sekala karya Aida Vyasa. Retrieved juli 19, 2019, from http://osf.io/
preprints/inarxiv/yq523/.
Akmal, Akmal. 2015. “Kebudayaan Melayu Riau (Pantun, Syair, Gurindam).”
Jurnal Dakwah Risalah 26(4): 159–65.
Nusantara, Tim Smart. 2016. Top No.1 Sukses Pendalaman Materi SMP/MTs
Kelas VIII. Gramedia Widiasarana.