Anda di halaman 1dari 12

ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN

STIK-IJ KELAS B PARIGI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem respirasi merupakan bagian sistem dalam tubuh yang biasa disebut sistem

pernafasan. Banyak organ tubuh manusia yang masuk kedalam sistem respirasi. Organ respirasi

dibagi menjadi organ saluran nafas atas dan organ saluran nafas bagian bawah. Setelah kita

mempelajari anatomi dan fisiologi sistem respirasi penting bagi kita untuk mempelajari

gangguan yang terjadi dalam sistem respirasi. Di Indonesia angka kematian ISPA diperkirakan

mencapai 20 %.Hingga saat ini salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat

adalah ISPA. (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). ISPA masih merupakan masalah kesehatan

yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan  balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira

1 dari 4 kematian yang terjadi.Setiap anak diperkirakan mengalami 3 - 6 episode ISPA setiap

tahunnya.40 % - 60 % dari kunjungan di puskesmas adalah oleh penyakit ISPA (Anonim,

2009). Oleh karena itu, penulis dalam hal ini akan menulis sebuah makalah dengan judul

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dijabarkan maka penulis membuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep teori dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)?

2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)?

1.3 Tujuan Makalah

Dari rumusan masalah yang sudah dibuat maka tujuan dari pembuatan makalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami konsep teori Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA).

2. Untuk mengetahui dan memahami konsep asuhan keperawatan Infeksi Saluran

Pernafasan

akut (ISPA)`

1.4 Batasan Makalah

1. Dalam konsep teori Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) kita akan membahas tentang

definisi, etiologi, manimfestasi klinis, patofisiologi, penatalaksaan medis,  pemeriksanaan

penunjang dan komplikasi.


ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

2. Dalam konsep asuhan keperawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) kita akan

membahas anamnese, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan dan evaluasi keperawatan.

BAB II

PEMBAHASAN

a. Konsep Teori ISPA

2.a.1 Definisi

ISPA adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari yang menunjukan  proses akut

meskipun golongan kan berlangsung lebih dari 14 hari (A Suryana 2005 )ISPA adalah

penyakit akut yang menyerang salah satu bagian atau lebihdari saluran nafas mulai dari hidung

(saluran atas) hingga alveoli saluran bawah, termasuk jaringan adreksya seperti sinus-sinus

rongga telinga tengahdan pleura (Depkes RI, 2002) ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut

adalah infeksi yang terutama mengenai struktur saluran pernafasan diatas laring, tetapi

kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau

berurutan (Nelson,Edisi 15)

2.a.2 Etiologi

Menurut Achmadi dkk 2004, ISPA disebabkan oleh infesksi mikroorganisme yang terdiri dari

1. Virus penyebab ISPA antara lain golongan mikrovirus :

a. Influenza

b. virus pra-influensa

c. virus campak

d. adenovirus

2. Bakteri penyebab ISPA misalnya:

a. streptokokus hemolitikus

b. stafilokokus

c.  pneumokokus

d. hemofils influenza

e. bordetella pertusis

f. karinebakterium diffteria
ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

g. status imun seseorang

h. lingkungan : lingkungan yang lembab dan gelap pemicu tumbuhnya hidup bakteri

dan virus
ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

2.a.3 Manimfestasi Klinis

Menurut Fuad,2008 manimfestasi klinis dari ISPA adalah batuk,

kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala. Sebagian besar dari gejala

saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan,

pilek, demam dan sakit kepala tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun

sebagian anak yang menderita radang paru (pneumonia),

 bila infeksi paru ini tidak diobati dengan anti biotik akan menyebabkan kematian (Fuad, 2008).

2.a.4 Patofisiogi

Virus masuk sebagai antigen menyerang saluran pernafasan menyebabkan silia apabila

tidak dapat dikeuarkan maka akan merusak jaringan epitel dan mukosa saluran nafas. Iritasi

virus ini menyebabkan batuk kering dan merangsang kelenjar mucus sehingga cairan muosa

keluar lebh banyak. Kerusakan mekanisme jaringan inilah yang menyebabkan banyak bakteri

dapat menginfeksi pada saluran nafas. Infeksi ini akan mensekresi mucus yang semakin banyak

dan menghambat saluran nafas dan menyebabkan sesak nafas dan batuk produktif. Bakteri

yang menyerang  pada saluran nafas dapat menyebar keseluruh tubuh dan menyebabkan

demam. Bakteri yang menyerang saluran nafas atas juga bias menyerang saluran nafas

bawah dan menyerang paru sehingga menimbulkan pneumoni bacterial.


ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

PATHWAY

Virus/bakteri

spical cord

talamus

nyeri akut
ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

Silia saluran nafas

Merusak jaringan epitel

Radang saluran pernafasan

Merangsang tubuh Mukosa mengalami iritasi


Mengsilkan perinogen
Cairan mucus keluar lebih banyak
Hypothalamus pada

termoreguasi Ketidakefektifan bersihan

Jalan nafas
hypertermi

zat histamine dan prostaglandin


ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

2.a.5 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan kultur hasil yang didapatkan adalah biakan kuman sesuai dengan

jenis kuman yang menginfeksi

b. Pemeriksaan LED meningkat disetai dengan adanya leokositosis dan diserai

adanya trombositopenia

c. Pemeriksaan foto Thoraks

2.a.6 Penatalaksaan Medis

a. Suportif : pemberian makanan yang bergizi dan pemberian multivitamin

b. Pemberian antibiotic sesuai dengan infeksi bakteri penyebabnya :

amoxillin, penicillin, klorampenikol, dll

2.a.7 Kompikasi

a. Sinusitis paranosal

 b. Penutupan tuba eustachi

c. Laringitis

d. Tracheatitis

e. Bronchitis

f. Bronchopneumonia

g. Kematian karena penyebaran sepsis


ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

2.1.1 Pengkajian

1. Anamnese : mengidentifikasi identitas klien yang perlu diketahui

2. Riwayat Penyakit Sekarang

a. Keluhan utama: klien akan mengeluh demam.

b. Riwayat penyakit sekarang: pasien mengalami demam secara mendadak, sakit

kepala, bdan lemah, neri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk pilek dan

sakit tenggorokan.

c. Riwayat penyakit dahulu : berisi data apakah klien juga pernah mengalami

penyakit serupa

d. Riwayat penyakit keluarga : dalam lingkup keluarga apakah juga ada yang

menderita ISPA

e. Pengkajian BioPsikoSosio dan Spiritual klien

f. Pemeriksaan Fisik Review of Sistem : pemeriksaan keadaan umum dan TTV

Klien

1) B1 Breating : pada inspeksi akan terlihat membrane mucosa hidung

faring terlihat kemerahan, tonsil terlihat kemerahan dan edema, pernafasan

cuping hidung, tacypneu, dan hypeventilasi. Pada palpasi teraba adanya

2) pebesaran kelenjar limfe pada daerah leher, nyeri tekan

3) pada nodus limfe servikalis. Pada perkusi suara nafas normal dan

auskultasi suara vesikuler atau tidak terdengar ronchi pada paru.

a. B2 Blood : kardiovaskuler hypertermi

b. B3 Brain : puil isokor, biasanya keluar caran pada telinga, terjadi gangguan

penciuman

c. B4 Bladder : tidak ada ganguan

d. B5 Bowel : klien mengalami mual muntah, penurunan nafsu makan dan

penurunan BB.

e. B6 Bone :warna kulit kemerahan

2.1.2 Diagosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubngan dengan mucus berlebih


ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

2.  Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (adang saluran nafas)

3. Hpertermi berhubungan dengan proses inflamasi

2.1.3 Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC DAN KRITERIA HASIL NIC


1 1. Ketidakefektifan NOC: NIC:

bersihan jalan nafas  status pernafasan : kepatenan jalan Manajemen jalan nafas

berhubngan dengan nafas lakukan tindakan cuci tangan

mucus berlebih  status pernafasan : ventilasi setelah gunakan APD

dilakukan tindakan 3x24 maka lakukan saction nasofaring sesuai

pasien mampu: kebutuhan

1. bernafas dengan suara nafas bersih auskultasi sebelum dan sesudah tindakan

2. jalan nafas yang paten dan tidak ada intruksikan pasien dan kelarga melakkan

sumbatan jalan nafas suction dengan carayang sesuai


2 2. Nyeri akut NOC: NIC:

berhubungan dengan  control nyeri Pemberian Analgesik

agen cidera  tingkat ketidaknyamanan mengkaji skala neri

biologis setelah dilakukan asuhan 3x24 jam maka menetkan lokasi, karakterisik,

klien mampu : kualitas da keparahan nyeri

mengontrol nyeri dan mengurangi nyeri ajarkan teknik relaksasi

merasakan nyaman karena nyeri kolaborasi pemberin analgesic

berkurang memberikan kebutuhan nyaman untuk

menurunkan rasa nyeri


3 3. Hperteirmi NOC: NIC:

Berhubungan dengan Thermoregulasi Setelah dilakkan Perawatan Demam

proses inflamasi tindakan 3x24 jam maka: Suhu tubuh Monitor suhu sesering mungkin

dalam rentang normal Berikan kompres pada lipatan paha dan

aksila

Tingkatkan input cairan klen

Kolaborasi pemberian antipireutik

Anjurkan pasien memakai

6. pakaian tipis
ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

2.1.3 Evaluasi

1. Klien mampu bernafas dengan efektif tanpa ada sumbatan jalan nafas.

2. Klien tidakmerasakan nyeri atau nyeri berkurang karena proses infeksi

3. Klien tidak mengalami hypotermi karena proses inflamasi penyakit


ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ISPA adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari, penyakit akut yang menyerang

salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli

saluran bawah, termasuk jaringan adreksya seperti sinus-sinus rongga telinga tengah dan

pleura yang terutama mengenai struktur saluran pernafasan diatas laring, tetapi kebanyakan

penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau berurutan

3.2 Saran

Pemberian makanan yang bergizi dan penggunaan antibiotik harus tepat agar tidak terjadi

infeksi lebih lanjut dan tidak menyebebkan komplikasi penyakit lainnya.


ASKEP ISPA NAMA MAHASISWA : SUTRI KARLA MELATI SARUAN
STIK-IJ KELAS B PARIGI

DAFTAR PUSTAKA

file:///E:/ISPA/WHO_CDS_EPR_2007_8BahasaI.pdf diakses pada tanggal 20 februari 2017

pada pukul 11.25 WIB

file:///E:/ISPA/jtptunimus-gdl-anisaputri-6377-2-babii.pdf diakses pada tanggal 20 februari

2017 pada pukul 11.25 WIB

file:///E:/ISPA/2013-1-14201-841409009-bab2-27072013041332.pdf diakses pada tanggal

20 februari 2017 pada pukul 11.25 WIB

Anda mungkin juga menyukai