PDF Bronkopneumonia Radiologi - Compress
PDF Bronkopneumonia Radiologi - Compress
PENDAHULUAN
Infeksi
Infeksi saluran
saluran pernafas
pernafasan
an bagian
bagian bawah
bawah masih
masih terus
terus menjadi
menjadi masala
masalah
h
kesehatan utama meskipun kemajuan dalam identifikasi baik agen-agen penyebab
baru atau lama sangat pesat, dan kemampuan obat-obat
obat-o bat anti-mikroba telah banyak
ditingk
ditingkatka
atkan.
n. Selain
Selain itu, masih
masih banyak
banyak terdapat
terdapat kontrove
kontroversi
rsi berkenaa
berkenaan
n dengan
dengan
pendekatan diagnostik penangan annya.(1,2
diagn ostik dan penanganannya.
Insidens
Insidens penyakit
penyakit saluran
saluran napas
napas menjadi
menjadi penyebab
penyebab angka
angka kematia
kematian
n dan
ke!a!atan yang tinggi di seluruh dunia. Sekitar "#$ dari seluruh kasus baru
praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di
masyarakat atau di dalam rumah sakit atau pusat perawatan.(2
%ikroorganism
%ikroorganismee !enderung menyerang saluran pernafasan
pernafasan bagian bawah
melal
melalui
ui aspir
aspirasi
asi sekret
sekret orofa
orofari
ringe
ngeal
al dan berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan flora
flora bakte
bakteri
ri,,
inhalasi
inhalasi dari aerosol
aerosol yan terinfe
terinfeksi
ksi dan penyebar
penyebaran
an hematog
hematogenik
enik.. &e!epat
&e!epatan
an
perkembangan mikroorganisme tergantung pada ukuran, virulensi dan kerentanan
ke rentanan
hospes.(2
'ron
'ronko
kopn
pneu
eum
monia
onia adal
adalah
ah pera
perada
dang
ngan
an pada
pada paru
paru dima
dimana
na pros
proses
es
peradangannya ini menyebar membentuk ber!ak-ber!ak
ber!a k-ber!ak infiltrat yang berlokasi di
alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus terminal. ambaran radiologi
berupa, jika udara dalam alveoli digantikan oleh eksudat radang, maka bagian
paru tersebut akan
ak an tampak putih pada foto rontgen,
rontge n, pada bronkopneumonia
bronkop neumonia ber!ak
terseba
tersebarr (difus
(difus mengiku
mengikuti
ti gambara
gambaran
n alveoli
alveoli ditandai
ditandai dengan
dengan adanya
adanya daerah-
daerah-
daerah konsolidasi terbatas yang mengelilingi saluran-saluran nafas yang lebih
ke!il.(2,)
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas pasien
*ama + inul %ardhiah
mur + / tahun
0enis &elamin + erempuan
Suku + !eh
gama + Islam
lamat + adong
*o 3% + #-11-/4-5)
6anggal e
emeriksaan + ) 0uni 2#
2#1/
2.2 Anamnesa
&eluhan tama + 'atuk sejak ) minggu S%7S
&eluhan 6ambahan
6ambahan + Sesak nafas
7iwayat enyakit Sekarang +
asien
asien datang
datang dengan
dengan keluhan
keluhan sering
sering batuk-ba
batuk-batuk
tuk yang
yang kadang
kadang disertai
disertai
dahak berwarna putih kekuningan sejak ) minggu S%7S. 'atuk dirasakan setiap
hari terus menerus
menerus.. 'atuk
'atuk bertamb
bertambah
ah berat
berat biasany
biasanyaa pada bangun tidur.
tidur. 8leh
pasien sudah dibelikan obat batuk di warung,
war ung, tetapi
tetap i belum
belu m mereda. 'atuk kadang
diikuti dengan sesak nafas. asien hanya minum obat warung untuk mengobati
batuknya. asien juga merasakan nyeri perut bagian atas dan juga nafsu makan
menurun sejak 1 minggu ini.
2.3.
.3.2 Stat
tats !e
!enera
nera""
K"it
>arna + Sawo matang
6urgor + &embali !epat
Ikterik + ( -
u!at + (?
Kepa"a
7ambut + ;itam
%ata + &onjungtiva pu!at (? :?, sklera ikterik (-:-, mata !e
!ekung
(-:- pupil isokor, reflek !ahaya (?:?
6elinga + Serumen (-:-
;idung + Sekret (-:-, *3; (-:-
#"t
'ibir + u!at (-, Sianosis (-
idah + 'eslag (-
Le$er
Inspeksi + Simetris
alpasi + embesaran &' (-
%$&ra'
Inspeksi + Simetris, retraksi (-, bentuk dada normal, pernafasan
abdominalthorakal.
Par ( Par
6abel 2.1 emeriksaan fisik paru
Depan Kanan Kiri
alpasi @remitus @remitus
erkusi Sonor Sonor
Aesikuler (? Aesikuler (?
uskultasi 7hon!hi (? 7hon!hi (?
>heeBing (- >heeBing (-
Be"akan) Kanan Kiri
alpasi @remitus @remitus
erkusi Sonor Sonor
uskultasi Aesikuler (? Aesikuler (?
7hon!hi (? 7hon!hi (?
>heeBing (- >heeBing (-
*antn)
Inspeksi + 9enyut jantung tidak terlihat
alpasi + Iktus kordis teraba di I3S A linea mid!lavi!ula sinistra
erkusi + 'atas C batas jantung
tas + I3S III line mid!lavi!ula
&iri + 5 !m linea mid!lavi!ula sinistra
&anan + inea parasternalis dekstra
uskultasi + '0 I D '0 II, 7eguler, 'ising (-.
A+d&men
Inspeksi + 9atar, pulsasi epigastrium (-, eversi umbilikalis (-,
sikatrik(-, stria (-
alpasi + *yeri tekan epigastrik (?, nyeri ketok ginjal (-, defans
mus!uler (-, murphy sign (-, hepatomegali (-,
splenomegali (-, nyeri ketok !ostovertebra (-:-
Ekstremitas +
6abel 2.2 emeriksaan ekstremitas
Speri&r In,eri&r
Kanan Kiri Kanan Kiri
2.-.2 Ima)in)
• neumonia
• 6uberkulosis
• astritis
2. %erapi
• Infus 7 )# tpm
• Inj. 3eftria<one 2<1 g
• mbro<ol 2<1
• 8mepraBole 2<1
• Jisti! 2/#mg 1<2
2. Pr&)n&sis
Kou ad vitam + dubia ad bonam
Kuo ad fun!tionam + dubia ad bonam
Kuo ad sana!tionam + dubia ad bonam
sebagai per!abangan kedua, bronkus segmental sebagai per!abangan ketiga,
bronkus subsegmental sebagai per!abangan keempat, hingga sampai bagian yang
keenam belas sebagai bagian yang berperan sebagai konduksi, sedangkan bagian
per!abangan yang ketujuh belas sampai ke sembilan belas yang merupakan
per!abangan bronkiolus respiratorius dan per!abangan yang kedua puluh sampai
kedua puluh dua yang merupakan per!abangan duktus alveolaris dan sakus
alveolaris adalah per!abangan terakhir yang seluruhnya merupakan bagian
respirasi.(/,
3.- Eti&"&)i
'ronkopneumonia dapat juga dikatakan suatu peradangan pada parenkim
paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur. 'akteri seperti Diplococus
pneumonia, Pneumococcus sp, Streptococcus sp, Hemoliticus aureus,
Haemophilus influenza, Basilus friendlander ( Klebsial pneumonia, dan
Mycobacterium tuberculosis. Airus seperti espiratory syntical !irus, Airus
influenBa, dan Airus sitomegalik. 0amur seperti "itoplasma capsulatum,
"riptococcus nepromas, Blastomices dermatides, "ocedirides immitis,
#spergillus sp, "andinda albicans, dan Mycoplasma pneumonia.(F,",4,1#
%eskipun hampir semua organisme dapat menyebabkan bronkopneumonia,
penyebab yang sering adalah stafilokokus, streptokokus, H. influenza, Proteus sp
dan Pseudomonas aeruginosa. &eadaan ini dapat disebabkan oleh sejumlah besar
organisme yang berbeda dengan patogenitas yang bervariasi. Airus, tuberkolosis
dan organisme dengan patogenisitas yang rendah dapat juga menyebabkan
bronkopneumonia, namun gambarannya bervariasi sesuai agen etiologinya.(F,",4,1#
3.0 Pat&)enesis
'ronkopneumonia dimulai dengan masuknya kuman melalui inhalasi,
aspirasi, hematogen dari fokus infeksi atau penyebaran langsung. Sehingga terjadi
infeksi dalam alveoli, membran paru mengalami peradangan dan berlubang-
lubang sehingga !airan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari
darah masuk ke dalam alveoli. 9engan demikian alveoli yang terinfeksi se!ara
progresif menjadi terisi dengan !airan dan sel-sel, dan infeksi disebarkan oleh
perpindahan bakteri dari alveolus ke alveolus. &adang-kadang seluruh lobus
bahkan seluruh paru menjadi padat (!onsolidated yang berarti bahwa paru terisi
!airan dan sisa-sisa sel.(11
'akteri Strepto!o!!us pneumoniae umumnya berada di nasopharing dan
bersifat asimptomatik pada kurang lebih /#$ orang sehat. danya infeksi virus
akan memudahkan Streptococcus pneumoniae berikatan dengan reseptor sel epitel
pernafasan. 0ika Streptococcus pneumoniae sampai di alveolus akan menginfeksi
sel pneumatosit tipe II. Selanjutnya Streptococcus pneumoniae akan mengadakan
multiplikasi dan menyebabkan invasi terhadap sel epitel alveolus. Streptococcus
pneumoniae akan menyebar dari alveolus ke alveolus melalui pori dari &ohn.
'akteri yang masuk kedalam alveolus menyebabkan reaksi radang berupa edema
dari seluruh alveolus disusul dengan infiltrasi sel-sel %*.(11
5. Stadium IA (F C 11 hari
!am+ar 3.- Br&nk&pnem&ni pada anak sia 0 ta$n
!. emeriksaan bakteriologis
'ahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakeal, torakosentesis,
bronkoskopi, atau biopsy. ntuk tujuan terapi empiris dilakukan pemeriksaan
apus gram, 'urri in, dan J *ielsen. &uman yang predominan pada sputum yang
disertai %* yang kemungkinan merupakan penyebab infeksi. &ultur kuman
merupakan pemeriksaan utama pra terapi dan bermanfaat untuk evaluasi terapi
selanjutnya.(1
3.1/ Dia)n&sis Bandin) (1F
• 6uberkulosis
• telektasis
• Efusi pleura
• 6umor paru
3.11 %ata"aksana
a. ntibiotik
ilihan empiris antibiotik untuk pasien bronkopneumonia yang tidak
memerlukan perawatan intensive biasanya berespon terhadap beta laktam generasi
ke tiga (seperti 3eftriakson atau 3efota<im dengan atau tanpa %a!rolid
(3laritromisin atau Bitromi!in dianjurkan jika ada ke!urigaan infeksi ;.
influenBa atau @luoroMuinolon (dengan peningkatan kemampuan membunuh S.
pneumoniae. ntibioti! alternative antara lain 3efura<ime dengan atau tanpa
%a!rolid atau Bitromi!in saja. ilihan antibioti! dapat tunggal atau kombinasi.
ntibioti! tunggal yang paling !o!ok diberikan yang gambaran klinisnya sugestif
disebabkan oleh tipe kuman yang sensitive. &ombinasi antibioti! diberikan
dengan maksud untuk men!akup spe!trum kuman-kuman yang di!urigai, untuk
meningkatkan aktivitas spe!trum dan pada infeksi jamak. 'ila telah didapatkan
hasil kultur dan tes sensitivitas maka hasil ini dapat dijadikan untuk memberikan
antibioti! tunggal.(12
3.12 K&mp"ikasi
&omplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam
rongga thora< (seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis atau penyebaran
bakteremia dan hematologi. %eningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi.(1F
3.13 Pr&)n&sis
;asil pengobatan biasanya bagus. 6ingkat mortalitas lebih tinggi pada
penderita manula. %ortalitas keseluruhan sebesar /$ namun meningkat sampai
2#$ pada penderita yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan /#$ pada
yang membutuhkan perawatan intensif. Setelah perbaikan, khususnya pada
perokok, harus dilakukan pemeriksaan foto thoraks ulang untuk memastikan dan
menyingkirkan penyakit yang mendasari pada paru, termasuk kanker paru.(1F
BAB I9
DAF%AR PUS%AKA