Whitney Team
PROGRAM
STUDI S1-
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS DIPONEGORO
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya proposal ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada junjunan kita, Nabi Muhammad SAW. dan beserta para
keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
1. Ibu Fisca Igustiany , SST., MT., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelasaikan
proposal ini.
2. Bapak Hendry, Dipl. Ing. HTL., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bandung yang telah melancarkan proses dalam
penyelesaian proposal ini.
3. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ...................................................................................................... 71
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1
2
d. Parker
Jembatan tipe Parker dipatenkan oleh Charles H. Parker di tahun 1870
yang merupakan variasi dari rangka tipe Pratt dimana batang atas dan
bawah tidak pararel, melainkan batang atas yang bersudut. Tipe Parker
Truss dapat dilihat pada Gambar 2.4.
5
Spesifikasi material yang digunakan pada jembatan ini terdapat pada Tabel 3.1
Material Spesifikasi
Tegangan putus baja (fu) 370 MPa
Tegangan leleh baja (fy) 240 MPa
Modulus elastisitas baja (E) 200.000 MPa
Kuat tekan beton (f’c) 30 MPa
Mutu tulangan (fy) 400 MPa
BJ beton 22 kN/m3
Mutu baut A325
Mutu shear connector BJ55
No Uraian Keterangan
1. Tipe Rangka Parker
2. Kelas Muatan A/I
3. Bentang Jembatan (L) 80 meter
4. Lebar Jembatan (B) 9 meter
5. Lebar Badan Jalan 7 meter
6. Lebar Trotoar 1 meter
7. Tinggi Rangka 6 – 12 meter
8. Jarak antar Gelagar Memanjang 1,4 meter
9. Jarak antar Gelagar Melintang 5 meter
1. Perhitungan Sandaran
Railing atau sandaran merupakan pagar yang berfungsi sebagai pengamanan
pengguna jembatan khususnya pejalan kaki. Menurut Pedoman Perencanaan
Pembebanan Jembatan Jalan Raya halaman 10:
9
Sedangkan tinggi total rangka bila tinggi jembatan yang digunakan yaitu
tinggi minimum untuk jembatan tertutup berdasarkan Pedoman Perencanaan
Pembebanan Jembatan Jalan Raya halaman 22 yaitu sebesar 5 m maka:
htotal rangka = h4 + h3 + 5
10
= 0,800 + 0,20 + 5
=6m
Sandaran diasumsikan menumpu sendi pada rangka utama dengan panjang
sandaran yang menumpu pada rangka utama sebesar (pada tengah bentang):
Dengan menggunakan rumus segitiga:
10 ls
=
6 (6 - 2,15)
10 × (6 - 2,15)
ls = 6
ls = 6,42 m
Data Perencanaan
Sandaran direncanakan menggunakan pipa ∅ 150 mm
σijin = 160 Mpa = 1600 kg/cm2
Ebaja = 2 × 105 MPa
Data Teknis Profil
d = 15 cm I = 488,9721 cm4
t = 0,4 cm d = 15 cm
= 1,2 × 14,395
= 17,274 kg/m
Gaya yang akan terjadi akibat beban horizontal dan beban vertikal:
V
R q = R = √V2 +H2
H
= √17,2742 + 1602
= 160,9298 kg/m
q = 160,9298 kg/m
11
= 516,5845703 kg
Besarnya momen pada pipa sandaran:
q × ls2
M = 8
160,9298 × 6,42 2
= S
8
= 829,118 kg.m
Kontrol terhadap Bahan dan Tegangan yang Ada
a. Kontrol terhadap lendutan
5 × q × l4 l
<
384 EI 360
4
5 × 160,9298 × 10-3 × (6,42 ×103) l 6420
= 3,64 mm < (= = 17.833 mm) OK
384 ×2 ×105× 488,9721 × 104 360 360
Perhitungan Tulangan
Data :
12,1619625
Mu = 12,1619625 kNm = = 8,970189 ft-k
1,35582
400
fy = 400 MPa = 0,006895 = 58013.05294 psi
30
f’c = 30 MPa = 0,006895 = 4350,97897 psi
b = 1000 mm
d = 202 mm
Mx 12161962,5 Nmm
σs = Wx (= = 5,8471 MPa) < σ ijin = 160 MPa OK
2080000 mm3
Mu (12)(12161,9625 )
Rn = = = 93,03441386 psi
ϕbd2 (0,63)(39,37)(7,952756)2
0,85 fc ' 2 Rn
ρ= (1- √1- )
fy 0,85 fc '
(0,85)(4350,97897) 2 ( 93,03441386)
ρ= (1- √1- )
(58013.05294) 0,85 (4350,97897)
ρ = 0,001624375334
1,4 1,4
ρ min = = = 0,0035
fy 400
0,85 . 30 600
ρ max = 0,75 x 0,85 ( 𝑥 )
400 600+400
ρ max = 0,024384
karena ρ min > ρ yang dipakai ρ min = 0,0035
Dipakai tulangan diameter 16mm
As = ρ x b x d = 0,0035 x 1000 x 202 = 707 mm²
Dipakai tulangan diameter 16mm
Jarak tulangan yang diperlukan
π b
s= × D2 × = 284,243 ≈ 150 mm
4 As
Pada pelat struktural dimana tulangan lenturnya terpasang dalam satu arah
saja, harus disediakan tulangan susut dan suhu yang arahnya tegak lurus terhadap
tulangan lentur tersebut.
Tulangan susut dan suhu untuk fy 400 MPa harus memiliki rasio luas tulangan
terhadap luas bruto penampang beton sebesar 0,0018 atau tidak boleh kurang dari
15
0,0014.
As = 0,0018 × b × d
As = 0,0018 × 1000 × 202 = 363.6 mm2
Tulangan susut dan suhu gunakan tulangan #3 dengan diameter 10 mm (tulangan
D10)
Jarak tulangan yang diperlukan:
π b
s = 4 × D2 × As
π 1000
s = 4 × 102 × 363.6
s = 215,8965897 ≈ 200 mm
Tulangan digunakan D10-200
Cek :
π b
As = × D2 ×
4 s
π 1000
As = × 102 ×
4 200
Beban – beban yang ditinjau pada Analisa pelat lantai adalah sebagai berikut :
Berat sendiri terdiri dari berat pelat lantai dan berat trotoar.
Beban mati tambahan terdiri dari berat aspal dan berat genangan air hujan.
Berdasarkan SNI 1725 : 2016, semua komponen trotoar yang lebih lebar
dari 600 mm harus direncanakan untuk memikul beban pejalan kaki dengan
intensitas 5 kPa dan dianggap bekerja secara bersamaan dengan beban kendaraan
pada masing-masing lajur.
= 5 kN/m2 x 1 m
= 5 kN/m
Berdasarkan SNI 1725:2016, beban truk pada lantai jembatan berupa beban
roda sebesar 112,5 kN. Faktor beban dinamis (FBD) untuk pembebanan truk adalah
30%. Pada Gambar 3.6 dapat dilihat gambar pembebanan pada truk. Beban satu
roda yang membebani pelat lantai adalah sebagai berikut.
= 146,25 kN
17
Gambar 3. 7 Kondisi I
W = 1,46 kN/m
= 1,46 kN/m x 1 m
= 1,46 kN
= 1,502 kN
Gaya-gaya dalam yang terjadi akibat beban mati dapat dilihat pada gambar 4.11
dan 4.11,
Gaya-gaya dalam yang terjadi akibat beban mati tambahan dapat dilihat pada
Gambar
19
Gaya-gaya dalam yang terjadi akibat beban pejalan kaki dapat dilihat pada
Gambar
Gaya-gaya dalam yang terjadi akibat beban truk pada kondisi 1 dapat dilihat
pada Gambar
20
Beban angin kendaraan bekerja pada kondisi kendaraan truk maksimum yaitu
pada kondisi 1. Berikut merupakan gaya-gaya dalam yang terjadi akibat angin
terlihat pada Gambar
Momen
Jenis Beban Lintang (kN) (kNm)
Beban mati 3,355 0,828
Beban mati tambahan 1,590 0,393
Beban pejalan kaki 2,726 0,512
Beban truk 117,514 19,855
Beban angin 1,435 0,458
Kombinasi Pembebanan
Kuat I
Simb Momen Lintang Faktor Momen Lintang
No Beban ol kNm KN Beban (KNm) (KN)
1 Beban mati MS 0,828 3,355 1,3 1,0764 4,3615
Beban mati 0,393 1,590
tambahan
2 MS 1,4 0,5502 2,226
Beban pejalan 0,512 2,726
3 kaki MA 1,8 0,9216 4,9068
Beban truk 19,855 117,51 211,52
4 EWL 4 1,8 35,739 52
5 Beban angin TP 0,458 1,435 0 0 0
38,287 223,019
Jumlah 2 5
22
Mu tumpuan = 11,17 kNm, didapatkan dari hasil analisis kombinasi kuat 1 pada
SAP2000, seperti terlihat pada Gambar 3.20.
F’c = 30 Mpa
Diameter tulangan = 19 mm
= 150,5 mm
𝑀𝑢 1
= 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − 𝑎)
∅ 2
23
Cc = Ts
0,85 x f’c x a x b = As x fy
𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦
a = 0,85 𝑥 𝑓′ 𝑐 𝑥 𝑏
1
𝑀𝑢 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦
= 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − 2 )
∅ 0,85 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝑏
1
𝑀𝑢 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦
= 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − 2 )
∅ 0,85 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝑏
1
38290000 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 400
= 𝐴𝑠 𝑥 400 𝑥 (150,5 − 2 )
0,8 0,85 𝑥 30 𝑥 1000
As = 831,08 mm2
𝐴𝑠 1022,97
n = 𝐴 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = = 3,61 = 4 𝑢𝑛𝑖𝑡
283,53
1
𝑀𝑢 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦
= 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 (𝑑 − 2 )
∅ 0,85 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝑏
1
11170000 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 400
= 𝐴𝑠 𝑥 400 𝑥 (150,5 − 2 )
0,8 0,85 𝑥 30 𝑥 1000
As = 234,81 mm2
𝐴𝑠 234,81
n = 𝐴 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = = 0,83 = 1 𝑢𝑛𝑖𝑡
283,53
Tulangan bagian bawah menggunakan D19 - 250 sehingga dalam lebar 1 meter
pelat terdapat 4 unit tulangan, maka perhitungan dilakukan seperti berikut :
𝐴𝑠 4 𝑥 283,53
𝜌= = = 0,007 (𝑡𝑢𝑙. 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠)
𝑏. 𝑑 1000𝑥150,5
Tulangan bagian atas menggunakan D19 - 300 sehingga dalam lebar 1 meter pelat
terdapat 3 unit tulangan, maka perhitungan dilakukan seperti berikut :
𝐴𝑠 3 𝑥 283,53
𝜌= = = 0,005 (𝑡𝑢𝑙. 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ)
𝑏. 𝑑 1000𝑥150,5
Rasio penulangan total yaitu rasio tulangan bagian atas di jumlahkan dengan rasio
penulangan bagian bawah.
0,85 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝛽1 𝑥 600
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥
𝑓𝑦 (600 + 𝑓𝑦)
√𝑓′𝑐 √30
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4 𝑥 𝑓𝑦 = = 0,0034
4 𝑥 400
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0035
𝑓𝑦 400
Tulangan Pembagi
110
Tulangan pokok arah tegak arah lalu lintas ditentukan nilainya sebesar 30% <
√𝑙
< 67 % dimana l adalah jarak antar gelagar melintang, sehingga dihitung seperti
berikut :
110 110
= = 92,97 %,
√𝑙 √1,4
As// = As x 50%
Sehingga tulangan sejajar lalu lintas bagian bawah disusun dengan konfigurasi D13
- 200
Sehingga tulangan sejajar lalu lintas bagian atas disusun dengan konfigurasi D13 –
250
26
Pada gambar diatas terlihat bahwa rasio yang terdapat pada elemen struktur
jembatan ini aman. Rasio terbesar berwarna kuning ada pada gelagar memanjang
dengan nilai 0,788.
6. Lendutan
Berdasarkan analisis pada SAP2000, lendutan yang terjadi pada jembatan
yaitu sebesar 86,41 mm, seperti terlihat pada Gambar 3.22 . Berdasarkan
persyaratan, maximal lendutan yaitu sebesar L/800.
L/800 > Lendutan aktual
80000 mm /800 > 86,41 mm
100 mm > 86,41 mm ………… (OK!)
Mu ≤ ϕ Mn
723,88 kNm ≤ 1393,46 kNm ... OK
b. Kontrol kondisi pelat badan
h - 2tf - 2r E
≤ 6,36 √
tw Fy
700 - 2 × 24 - 2 × 28 200000
≤ 6,36√
13 240
E
Lp = 1,76 × ry ×√
Fy
Iy 10800
ry = √ = √ = 6,77 cm = 67,72 mm
A 235,5
200000
Lp = 1,76 × 67,72 × √ = 3440,64 mm = 344,06 cm = 3,44 m
240
x1
Lr = ry ( ) × √1+ √1 + X2 × fl2
f1
fl = fy – fr = 240 – (0,3 x 240) = 168 MPa
1
J= (h × tf3 + 2b × tw3)
3
1
J = (700 × 243 + 2 (300) × 133)
3
J = 3.665.000 mm4
J = 366,5 cm4
G = 80.000 MPa = 800.000 kg/cm2
E = 200.000 MPa = 2.000.000 kg/cm2
π A.J.E.G
x1 = ×√
Zx 2
30
x1 = 14331, 93 N/mm2
Zx 2 Iw
x2 = 4 × ( ) ×
J.G Iy
h2
Iw = konstanta puntir lengkung = Iy ×
4
h2
Zx 2 Iy × 4
x2 = 4 × ( ) ×
J.G Iy
2
5760000 7002
x2 = 4 × ( ) ×
3665000 × 80000 4
x2 = 1,89 x 10-4 N/mm2
14331,93
Lr = 67,72 ( ) × √1+ √1 + 1,89 × 10-4 × 1682
168
Lr = 10833,95 mm
Lr = 10,83 m
Jadi Lb ≤ Lp
1,4 m ≤ 3,44 m (Kondisi bentang pendek)
Maka digunakan persamaan berikut:
Mn = Mp
Mn = 1,12 x Zx x fy
Mn = 1,12 x 5760 x 2400
Mn = 15482880 kg.cm
Mn = 1548, 29 kNm
Syarat,
Mu ≤ ϕ Mn
723,88 ≤ 0,9 x 1548,29
723,88 ≤ 1393,45 kNm ... (OK)
d. Kontrol geser
h Kn ×E
≤ 1,1 √
tw fy
31
5
Kn = 5 + =5+0=5
a2
h
700 5 × 200000
≤ 1,1 √
13 240
h - 2tf - 2r E
≤ 6,36 √
tw Fy
800 - 2 × 26 - 2 × 28 200000
≤ 6,36√
14 240
E
Lp = 1,76 × ry ×√
Fy
Iy 11700
ry = √ = √ = 6,61 cm = 66,15 mm
A 267,4
200000
Lp = 1,76 × 66,15 × √ = 3360,87 mm = 336,09 cm = 3,36 m
240
π A.J.E.G
x1 = ×√
Zx 2
x1 = 14422,38 N/mm2
Zx 2 Iw
x2 = 4 × ( ) ×
J.G Iy
h2
Iw = konstanta puntir lengkung = Iy ×
4
h2
Zx 2Iy × 4
x2 = 4 × ( ) ×
J.G Iy
2
7290000 8002
x2 = 4 × ( ) ×
5235733,333 × 80000 4
x2 = 1,94.10-4 N/mm2
14422,38
Lr = 66,15 ( ) × √1+ √1 + 1,94 × 10-4 × 1682
168
Lr = 10691,699 mm
Lr = 10,692 m
Jadi Lb ≤ Lp
1,5 m ≤ 3,36 m (Kondisi bentang pendek)
Maka digunakan persamaan berikut:
Mn = Mp
Mn = 1,12 x Zx x fy
Mn = 1,12 x 7290.103 x 240
Mn = 1959552000 Nmm
Mn = 1959,552 kNm
Mu ≤ ϕ Mn
494,58 ≤ 0,9 x 1959,552
494,58 ≤ 1763,597 kNm ... (OK)
35
d. Kontrol geser
h Kn ×E
≤ 1,1 √
tw fy
5
Kn = 5 + =5+0=5
a2
h
800 5 × 200000
≤ 1,1 √
14 240
Tabel 3. 9 Tabel Data Teknis Profil Gelagar Induk Vertikal dan Diagonal
L×k
λtx = ≤ 240
ix
800 × 1
λtx = ≤ 240
17,5
λtx = 45,71 ≤ 240 ... OK
L×k
λty = ≤ 240
iy
800 × 1
λty = ≤ 240
10,1
λty = 79,21 ≤ 240 ... OK
Profil IWF 400.400.16.24 untuk seluruh batang vertikal dapat dipakai karena
telah memenuhi syarat kekuatan dan kelangsingan batang tarik.
Ae = U x An
An = Ag – n x (dn x tf)
An = 25490 – 4 x (30 x 24)
An = 22.610 mm2
An min = 85% x Ag
An min = 0,85 x 25490
An min = 21.666,5 mm2
An terkecil = 21.666,5 mm2
Ae = U x An
Ae = 0,9 x
Ae = 19.499,85 mm2
Nn = fu x Ae
Nn = 370 x 19.499,85
Nn = 7.214.944,5 N
Φ Nn ≥ Nu
0,75 x 7.214.944,5 N ≥ 4382,87 kN
5.411.208,38 N ≥ 4382,87 kN
5.411,21 ≥ 4.382,87 kN ... OK
Terhadap kelangsingan batang tarik
L×k
λtx = ≤ 240
ix
840 × 1
λtx = ≤ 240
17,5
λtx = 48 ≤ 240 ... OK
L×k
λty = ≤ 240
iy
840 × 1
λty = ≤ 240
10,1
λty = 83,17 ≤ 240 ... OK
Profil IWF 400.400.16.24 untuk seluruh batang diagonal dapat dipakai karena
telah memenuhi syarat kekuatan dan kelangsingan batang tarik.
II. Kontrol Batang Tekan
1. Gaya maksimum batang atas
43
Lk fy
λc = ×√
π×r E
5000 240
λc = ×√
π × 111 200000
λc = 0,497
λc ≤ 1,5 maka dihitung dengan persamaan:
2
Nn = (0,66λc ) × Ag × fy
2
Nn = (0,660,497 ) × 77010 × 240
Nn = 16.679.540,92 N
Nu ≤ ϕ Nn
4794,26 kN ≤ 0,85 x 16.679.540,92 N
4794,26 kN ≤ 14.177.609,78 N
4.794,26 kN ≤ 14.177,61 kN ... OK
2. Gaya maksimum batang vertikal
Didapatkan Nu max = 947,918 kN
Panjang (L) = 700 cm
Elastisitas Baja (E) = 200.000 MPa
44
Lk fy
λc = ×√
π×r E
7000 240
λc = ×√
π × 101 200000
λc = 0,76
λc ≤ 1,5 maka dihitung dengan persamaan:
2
Nn = (0,66λc ) × Ag × fy
2
Nn = (0,660,76 ) × 25490 × 240
Nn = 4.812.266,32 N
Nu ≤ ϕ Nn
947,918 kN ≤ 0,85 x 4.812.266,32 N
947,918 kN ≤ 4.090.426,38 N
947,918 kN ≤ 4090,43 kN ... OK
3. Gaya maksimum batang diagonal
Didapatkan Nu max = 1303,72 kN
Panjang (L) = 1029,56 cm
Elastisitas Baja (E) = 200.000 MPa
Mutu Baja = Bj-37 (Fy = 240 MPa ; Fu = 370 MPa)
Øcr = 0,85
Faktor Panjang Efektif (k) = 1
45
Lk fy
λc = ×√
π×r E
10295,6 240
λc = ×√
π × 101 200000
λc = 1,12
λc ≤ 1,5 maka dihitung dengan persamaan:
2
Nn = (0,66λc ) × Ag × fy
2
Nn = (0,661,12 ) × 25490 × 240
Nn = 3.632.595,076 N
Nu ≤ ϕ Nn
1303,72 kN ≤ 0,85 x 3.632.595,076 N
1303,72 kN ≤ 3.087.705,815 N
1.303,72 kN ≤ 3.087,71 kN ... OK
Rg = 1
Rp = 0,75
Fu = 792,9 Mpa
Qn= 0,5x387,08x√30𝑥25025,5 ≤ 1.0,75.387,08.792,9
Qn = 167696,0162 ≤ 230186,799 (OK)
2. Gaya Geser Nominal
Gaya Geser Nominal
𝑉𝑛 = 𝑀𝐴𝑋{(0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 𝑥 𝐴𝑐); (𝐹𝑦 𝑥 𝐴𝑠); (𝐹𝑦𝑠𝑟 𝑥 𝐴𝑠𝑟);𝑄𝑛}
- 𝑓𝑐′ = 30 𝑀𝑃𝑎
- 𝐹𝑦 = 410 𝑀𝑃𝑎
- 𝐹𝑦𝑠𝑟 = 400 𝑀𝑃𝑎
- 𝐴𝑠 = 16.350 𝑚𝑚2
𝜋𝑥𝐷2 𝑡𝑢𝑙𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓
- Asr = ntul Negatif x ( )
4
𝜋𝑥102 𝑚𝑚
= 40 buah x ( )
4
= 3.141,6 mm²
-Ac = (be x tpelat lantai) – Asr
= (875 𝑚𝑚 𝑥 130 𝑚𝑚) − 3.141,59 𝑚𝑚2 = 110.608,41 𝑚𝑚2
- 𝑄𝑛 = 143.872,59
- 𝑉𝑛 = 𝑀𝐴𝑋{(0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 𝑥 𝐴𝑐); (𝐹𝑦 𝑥 𝐴𝑠); (𝐹𝑦𝑠𝑟 𝑥 𝐴𝑠𝑟);𝑄𝑛}
𝑉𝑛 = 6.703.500 (max)
3. Jumlah angkur stell stud dalam 1 bentang
𝑉𝑛
𝑁 = (𝑄𝑛) x 2
6.703.500
N = (167696,0162 ) x 2
N = 39,974 = 40 buah
4. Hitung Jarak antar angkur steel headed stud
Direncanakan angkur steel stud dipasang dalam 2 baris, maka :
a. Jarak longitudinal
𝑁
ly−( 𝑥 𝐷𝑠𝑡𝑢𝑑)
2
Sl = ( 𝑁 )
+1
2
40
7800 −( 𝑥 22,2 𝑚𝑚)
2
=( 40 )
+1
2
= 350,285
b. Cek jarak longitudinal 6 𝑥 𝐷𝑠𝑡𝑢𝑑 ≤ 𝑆𝑙 ≤ 𝑀𝐼𝑁(900 𝑚𝑚; 8 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖)
- 𝐷𝑠𝑡𝑢𝑑 = 22,2 𝑚𝑚
- 𝑆𝑙 = 350,285 𝑚𝑚
- 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 = 130 𝑚𝑚
6 𝑥 22,2 𝑚𝑚 ≤ 350,285 𝑚𝑚 ≤ 𝑀𝐼𝑁(900𝑚𝑚; 8 𝑥 130 𝑚𝑚)
133,2 𝑚𝑚 ≤ 350,285 𝑚𝑚 ≤ 𝑀𝐼𝑁(900 𝑚𝑚; 1.040 𝑚𝑚)
133,2 𝑚𝑚 ≤ 350,285 𝑚𝑚 ≤ 900 𝑚𝑚 (𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛)
47
c. Jarak transversal
𝑆𝑡 = 𝑏 − {(30 𝑚𝑚 𝑥 2) + (2 𝑥 𝐷𝑠𝑡𝑢𝑑)}
𝑆𝑡 = 200 𝑚𝑚 − {60 𝑚𝑚 + (2 𝑥 22,2 𝑚𝑚)} 𝑆𝑡 = 95,6 𝑚
d. Cek jarak transversal
4 𝑥 𝐷𝑠𝑡𝑢𝑑 ≤ 𝑆𝑡 ≤ 𝑀𝐼𝑁(900 𝑚𝑚; 8 𝑥 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖)
- 𝐷𝑠𝑡𝑢𝑑 = 22,2 𝑚𝑚
- 𝑆𝑡 = 95,6 𝑚
- 𝑡𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 = 130 𝑚𝑚
4 𝑥 22,2 𝑚𝑚 ≤ 95,6 𝑚𝑚 ≤ 𝑀𝐼𝑁(900 𝑚𝑚; 8 𝑥 130 𝑚𝑚)
88,8 𝑚𝑚 ≤ 95,6 𝑚𝑚 ≤ 𝑀𝐼𝑁(900 𝑚𝑚; 1.040 𝑚𝑚)
88,8 𝑚𝑚 ≤ 95,6 𝑚𝑚 ≤ 900 𝑚𝑚 (𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛)
Mengacu pada RSNI T-03 2005 pasal 11.5.1 jarak minimum antar baut adalah 2,5
x Diameter baut, sehingga Umin = 2.5 x 30 mm = 75 mm
Mengacu pada RSNI T-03 2005 pasal 11.5.3 jarak maksimum antar baut adalah 15
x tebal plat tertipis atau 200 mm, sehingga
Mengacu pada RSNI T-03 2005 pasal 11.5.2 jarak tepi minimum dari pusat
pengencang ke tepi plat atau sayap rofil untuk plat giling, pemotongan mesin
dengan api, gergaji atau tepi diratakan adalah 1.5 x df , sehingga diambil nilai
minimum sebagai berikut.
Umin = 1.5 x 30 = 45 mm
Mengacu pada RSNI T-03 2005 pasal 11.5.4 jarak maksimum dari pusat
pengencang ke tepi terdekat dari bagian saling bersambungan harus sebesar 12 x
tebal plat lapis luar tertipis sambungan, tetapi kurang dari 150 mm. sehingga
dihitung sebagai berikut :
48
Untuk Memudahkan Perhitungan Elemen dan titik simpul diberi nomor dan huruf
seperti pada gambar berikut:
Dikeluarkan gaya – gaya aksial yang terjadi pada masing – masing elemen
yang merupakan output dari perhitungan dengan bantuan SAP2000 pada kombinasi
pembebanan yang memberikan gaya aksial paling besar yaitu pada Kuat 1.
a. Baut
49
Spesifikasi Baut
Ae = 519 mm2
As = 561 mm2
Ao = 706 mm2
Fuf Baut = Gaya Tarik minimum / As = 335 kN/ 561 mm² = 597.15 N/mm²
Kuat Geser dihitung menggunakan persamaan 11.3-1 dari SNI 03-2005 dengan
perhitungan sebagai berikut :
Vf = 192.15 kN
b. Plat Buhul
Plat lapis yang memikul komponen gaya yang bekerja menuju satu sisi harus
diambil nilai terkecil dari dua persamaan berikut :
50
Vb = 3.2 x 𝑑𝑓 x 𝑡𝑝 x 𝑓𝑢𝑝
Vb = 3.2 x 30 x 20 x 370
Vb = 71400 N = 710.4 kN
Tebal Web = 13 mm
𝑛𝑏𝑎𝑢𝑡= 𝑃
=
1623.904
=11.268
∅𝑉𝑓 0.75∗192.15
Digunakan = 14 baut
𝑃 1623.904
Vf = 𝑛 = = 115.993 kN
𝑏𝑎𝑢𝑡 14
∅Vf>Vf
Vb = 710.4 kN
51
∅𝑉𝑏 > 𝑉𝑏 ∗
Tebal Web = 45 mm
𝑛𝑏𝑎𝑢𝑡= 𝑃 4382.865
= =30.4128
∅𝑉𝑓 0.75∗192.15
Digunakan = 34 baut
𝑃 4382.865
Vf = 𝑛 = = 128.9077 kN
𝑏𝑎𝑢𝑡 34
∅Vf>Vf
Vb = 710.4 kN
∅𝑉𝑏 > 𝑉𝑏 ∗
Tebal Web = 45 mm
𝑛𝑏𝑎𝑢𝑡= 𝑃
=
4794.26
=33.267
∅𝑉𝑓 0.75∗192.15
Digunakan = 38 baut
𝑃 4794.26
Vf = 𝑛 = = 126.1647 kN
𝑏𝑎𝑢𝑡 38
∅Vf>Vf
Vb = 710.4 kN
∅𝑉𝑏 > 𝑉𝑏 ∗
Dengan menggunakan cara yang sama seperti pada cara diatas, maka dihitung
jumlah baut untuk setiap elemen sehingga ditampilkan table sebagai berikut :
53
Gaya yang bekerja pada gelagar melintang, diambil dari hasil analisis
menggunakan perangkat lunak Sap2000, dan merupana gaya – gaya yang bekerja
pada kombinasi pebebanan terbesar sebagai berikut :
57
Data Baut
Ae = 324 mm2
As = 353 mm2
Ao = 452 mm2
Penempatan Baut
Mengacu pada RSNI T-03 2005 pasal 11.5.1 jarak minimum antar baut
adalah 2,5 x Diameter baut, sehingga Umin = 2.5 x 30 mm = 75 mm
Mengacu pada RSNI T-03 2005 pasal 11.5.3 jarak maksimum antar baut
adalah 15 x tebal plat tertipis atau 200 mm, sehingga Umax = 15 x 20 mm = 300
mm > 200 mm, sehingga diambil Umax = 200 mm
Mengacu pada RSNI T-03 2005 pasal 11.5.2 jarak tepi minimum dari pusat
pengencang ke tepi plat atau sayap rofil untuk plat giling, pemotongan mesin
dengan api, gergaji atau tepi diratakan adalah 1.5 x df , sehingga diambil nilai
minimum sebagai berikut.
Umin = 1.5 x 30 = 45 mm
Mengacu pada RSNI T-03 2005 pasal 11.5.4 jarak maksimum dari pusat
pengencang ke tepi terdekat dari bagian saling bersambungan harus sebesar 12 x
59
tebal plat lapis luar tertipis sambungan, tetapi kurang dari 150 mm. sehingga
dihitung sebagai berikut :
800
U = 180 mm
S1 = 130 mm
Mencari Nilai a
Y4 = 540 + (130-a)
Y3 = 360 + (130-a)
Y2 = 180 + (130-a)
Y1= 130-a
∑ 𝑀𝑜 = 0
36 a² + 1680a – 672000 = 0
61
Diambil Contoh Perhitungan bait yang terletak paling atas (baut no.1)
𝑴𝒖 𝒙 𝒉𝒊 𝟐𝟑𝟓𝟐𝟎𝟐.𝟕 𝒙 𝟓𝟓𝟒.𝟕𝟑
Ni = == = 200.8879 kN
Σ Hi² 972569.4
𝑵𝒊 𝟐𝟎𝟎.𝟖𝟖𝟕𝟗
𝝈𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌 = As x ni = = 284.5437 N/mm²
353 x 2
𝑷 𝟖𝟓𝟑𝟐𝟎 𝐍
𝝈𝒈𝒆𝒔𝒆𝒓 = Ae x n = = 32.916 N/mm²
324 x 8
= 287.4985 N/mm²
Gaya Teg.
Tarik Geser
Teg.tarik
No Hi hi² akibat akibat T idiil
akibat momen
baut momen gaya
(Ni) vertikal
Total 972569.4
Perhitungan diatas didapatkan hasil bahwa Tidiil terbesar diterima oleh baut
no.1 dan no. 2 sebesar 287.4985 N/mm2 sehingga dilakukan control terhadap
kekuatan nominal baut seperti berikut :
Kuat Geser baut dihitung menggunakan persamaan 11.3-1 dari SNI 03-2005
dengan perhitungan sebagai berikut:
Vf = 119.5 kN
𝑉𝑓 119.5 𝑘𝑁
𝜎𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑢𝑡 = Ae = = 368.82 𝑁/𝑚𝑚²
324
𝑁𝑡𝑓 210 𝑘𝑁
𝜎𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 = = = 594.9 𝑁/𝑚𝑚²
As 353 mm²
𝑁
∅𝜎𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 = 0.75 𝑥 594.9 = 446.18 𝑁/𝑚𝑚²
𝑚𝑚2
Berdasarkan SNI T-03-2005, baut yang menahan gaya gaser rencana dan
gaya tarik rencana pada waktu sama harus memenuhi persamaan berikut :
𝝈𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌 𝝈𝒈𝒆𝒔𝒆𝒓
(∅𝝈𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌 𝒃𝒂𝒖𝒕)² + (∅𝝈𝒈𝒆𝒔𝒆𝒓 𝒃𝒂𝒖𝒕)² ≤ 1
𝟐𝟖𝟒.𝟓𝟒𝟑𝟕 𝟑𝟐.𝟗𝟏𝟔
( )² + ( )² ≤ 1
𝟒𝟒𝟔.𝟏𝟖 276.6
𝟎. 𝟒𝟎𝟔𝟔𝟖𝟒𝟏 + 0.0141615 ≤ 1
𝟎. 𝟒𝟐𝟎𝟖𝟒𝟓𝟔 ≤ 1 (OK)
64
U = 180 mm
S1 = 130 mm
Diambil Contoh Perhitungan baut yang terletak paling kanan bawah (baut no.16)
Xi = 150 mm
Yi = -270 mm
𝑷𝒗 𝟖𝟓,𝟑𝟐 𝐤𝐍
Rvp = = = 5.3325 kN
n 16
= 81.95087 kN
Dengan keterangan gaya – gaya yang terjadi pada baut akibat momen (Rmv,
Rmh) maupun akibat geser (Rvp) dijelaskan pada Gambar 3.30.
200000 648000
TOTAL
848000
67
Vf = 239.5 kN
Desain jembatan yang telah dirancang, tentunya memiliki beberapa keuntungan dan
kerugian. Berikut merupakan keuntungan dan kerugian pada jembatan Sheldon
Gate Bridge :
- Keuntungan
Keuntungan desain ini yaitu karena perpaduan antara rangka yang bisa
mendapatkan keindahan sekaligus kekuatan sehingga desain ini layak
dipertimbagkan selain itu juga desain ini meminimalisir kecelakaan karena
rangka memberi rasa aman kepada pengemudi dalam melewati rintangan seperti
sungai, selain itu juga jembatan ini bisa diunggulkan sebagai daya tarik
wisatawan ataupun penduduk sekitar karena jembatan yang memiliki ciri khas
berdampak untuk lingkungan berubah menjadi komersil.
- Kerugian
Kerugian desain ini yaitu harga sedikit lebih mahal karena menggunakan
profil yang cukup berat akan tetapi hal ini dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan rasa aman, nyaman, dan kepercayaan masyarakat selain itu juga
jembatan dapat menahan beban dengan optimal.
69
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari perencanaan model jembatan rangka baja Sheldon Gate Bridge dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Tipe rangka yang dipilih untuk jembatan rangka baja yaitu modifikasi dari tipe
Parker serta modifikasi penempatan arah batang diagonal.
2. Lendutan yang terjadi ditengah bentang akibat pembebanan yaitu sebesar 86,41
mm.
3. Hasil dari analisis menggunakan SAP2000, semua batang memenuhi rasio
kapasitas.
4. Alat sambung yang digunakan berupa baut mutu tinggi M30 dan M24 dan plat
buhul setebal 20 mm.
5.2 Saran
Penggunaan profil baja akan lebih baik jika memakai profil yang ringan tetapi
tentunya harus memenuhi faktor keamanan jembatan.
71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
72
73
74
75
76