Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Tifoid
1. Definisi
sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus, peyer’s patch dan
dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
(Sumarmo, 2015).
halus. Dari data WHO didapatkan perkiraan jumlah kasus demam tifoid
mencapai angka 17 juta kasus, data yang dikumpulkan melalui survei saat ini
lebih dari 20.000 kematian. Tercatat anak yang berusia 3-19 tahun mencapai
angka 91% terhadap kasus demam tifoid (WHO, 2016). Dan pada tahun 2017
diperkirakan terdapat 21 juta kasus demam tifoid pada anak, dan 200.000
ketiga dari sepuluh jenis penyakit pada pasien rawat inap diseluruh Indonesia.
Case Fetality Rate (CFR) demam tifoid pada tahun 2015 sebesar 0,67%
merata menurut umur, akan tetapi prevalensi demam tifoid banyak ditemukan
pada umur 5-14 tahun yaitu sebesar 1,9% dan paling rendah pada bayi sebesar
Etiologi tifoid adalah bakteri gram negatif, bentuk batang, tidak berkapsul,
bersifat aerobik dan anaerob fakultatif, memiliki flagela dan tidak berspora,
memiliki ciri khas antigen O, H dan Vi. Penyakit tifoid ini sering dihubungkan
klinis yang sama, atau menyebabkan enteritis akut disebabkan oleh genus
peliharaan.
3. Manifestasi Klinik
1. Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari
5. Kepala nyeri
6. Nyeri perut
7. Kembung
9. Konstipasi
10. Pusing
12. Batuk
13.Epistaksis
14. Bradikardi
15. Lidah yang berselaput (tepi dan ujung merah, tremor, serta kotor)
16. Splenomegali
17. Meteroismus
20. Penyakit dalam akut yang disertai hipotermia dan syok dapat timbul dengan
gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda (Sudoyo Aru, dkk 2016).
abnormalis fungsi bowel (konstipasi pada pasien dewasa, diare pada anak-
anak, sakit kepala, malaise, dan anoksia). Bentuk bronchitis biasa terjadi
pada fase awal penyakit selama periode demam, sampai 25% penyakit
3) Keadaan karier
Keadaan karier tifoid terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur pasien.
Karier tifoid bersifat kronis dalam hal sekresi Salmenella typhi di feses
(WHO, 2015).
5. Komplikasi
a. Perdarahan minor yang dialami penderita demam tifoid hanya sekitar 25%
yang tidak perlu tranfusi darah. Penderita dapat mengalami syok yang
minggu ketiga akan timbul tetapi dapat timbul pula pada minggu pertama.
Penderita akan mengalami nyeri perut hebat terutama pada daerah kuadran
kanan dan akan menyebar keseluruh bagian perut. Bukan itu saja, tekan
6. Pemeriksaan Penunjang
urin, feses, sumsum tulang, dan cairan duo denum, dapat ditegakkan
diagnosis pasti pada demam tifoid. Pada awal penyakit bakteri lebih mudah
ditemukan dalam sumsum tulang dan darah, kemudian di dalam urin dan
3. Uji serologi
Untuk dapat membantu menegakkan diagnosis demam tifoid dapat
dilakuakan dengan beberapa uji serologis (uji widal dan tubex test).
4. Uji Widal
Uji widal adalah salah satu cara untuk mendeteksi adanya kuman
penderita dan antigen kuman Salmonella typhi terjadi ada uji widal. Antigen
tersebut ada di dalam tubuh penderita, maka secara alami tubuh penderita
tifoidnya.
5. Pemeriksaan Tubex
2014).
7. Cara paling ampuh untuk diagnosis demam tifoid dengan teknik hibridasi
asam nukleat untuk mendeteksi DNA (asam nukleat) gen flagellin bakteri
salmonella typhi didalam darah atau dengan cara polymerase chain reaction
7. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
c. Untuk mencegah dekubitus setiap 2 jam sekali posisi tubuh harus diubah.
d. Diet, Dimasa lampau, sebelum makan nasi, penderita diberi makan diet
(bubur saring, bubur kasar, dan akhirnya nasi) sesuai dengan tingkat
penderita yang harus sesuai dengan kondisi penderita dan anjuran ini
penularan, dan proses penyembuhan lebih cepat (Menkes RI, 2015). Setelah
pemeriksaan spesimen darah atau sumsum tulang, kecuali fasilitas biakan ini
benar-benar tidak tersedia dan tidak dapat dilaksanakan (Menkes RI, 2015).
B. Konsep Hipertermi
1. Definisi
berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh lebih dari 37,8 o C (100oF) per oral
atau 38,8o C (101oF) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal
(Ilmiah 2016). Pengertian lain juga menyebutkan bahwa hipertermi adalah
adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (Ilmiah 2014). Demam
tifoid (tifus abdominalis, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih
dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran
tubuh diatas kisaran normal yang biasanya disebabkan oleh infeksi akut pada
saluran pencernaan.
2. Etiologi
a. Penyebab dari Hipertermi antara (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2015) :
1. Penyakit/trauma
2. Peningkatan metabolism
4. Pengaruh medikasi
bersepora.
3. Manifestasi Klinis
a. Beberapa tanda dan gejala pada tifoid menurut (kapita selekta, kedokteran
2015) yaitu :
2) Nyeri kepala
3) Pusing
4) Diare
5) Anoreksia
6) Batuk
7) Nyeri otot
biasanya menurun di pagi hari, dan meningkat pada sore dan malam hari.
Minggu kedua : demam terus. Pada minggu ketiga : demam mulai turun
yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang
disertai tremor, hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan,
gangguan pada kesadaran, kesadaran yaitu apatis-samnolen. Gejala lain
kulit).
2) Konvulsi (kejang)
3) Kulit kemerahan
4) Pertambahan RR
5) Takikardi
katabolisme protein.
(b) Berkeringat.
juga peningkatan kadar sisa metabolisme. Selain itu, pada keadaan tertentu
4. Penatalaksanaan
bertujuan untuk merendahkan suhu tubuh yang terlalu tinggi bukan untuk
umur < 3 bulan dengan suhu rektal >38°C, penderita dengan umur 3-12 bulan
dengan suhu >39°C, penderita dengan suhu >40,5°C, dan demam dengan suhu
yang tidak turun dalam 48-72 jam (Kaneshiro & Zieve, 2010).
demam yaitu :
Memakai satu lapis pakaian dan satu lapis selimut sudah dapat
b. Terapi farmakologi
2010).
5. Komplikasi
halus, namun hal tersebut jarang terjadi. Apabila komplikasi ini terjadi pada
seorang anak, maka dapat berakibat fatal. Gangguan pada usus halus dapat
berupa :
a. Peradangan usus Apabila peradang terjadi dalam jumlah sedikit, perdarahan
benzidin, jika perdarahan banyak maka dapat terjadi melena yang bisa
disertai nyeri perut dengan tanda – tanda renjatan. Perforasi usus biasanya
timbul pada minggu ketiga atau setelahnya dan terjadi pada bagin usus distal
ileum.
b. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat
udara dirongga peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara
diantara hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang dibuat dalam
keadaan tegak.
perfosi usus. Ditemukan gejala abdomen akut seperti nyeri perut yang hebat,
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien.
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, jenis kelamin, usia, agama,
Elyas 2013).
pada anak jika anak yang sadar dapat langsung ditanyakan pada klien tetapi
jika anak yang tidak dapat berkomunikasi keluhan dapat ditanyakan pada
3). Riwayat penyakit sekarang ditemukan adanya keluhan klien yang mengalami
menggigil. Naik turunnya panas terjadi pada waktu pagi dan sore dan
kesadaran. (Purwanti2015).
4). Riwayat penyakit dahulu apakah pasien pernah menderita penyakit demam
muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan
b. Pola eliminasi
Eliminasi alvi. Klien dapat mengalami diare oleh karena tirah baring
(Aru, 2015).
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar
2015).
d. Pola persepsi dan konsep diri biasanya terjadi kecemasan pada orang
e. Pola tidur dan istirahat Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan
rumah sakit dan klien harus bed rest total (Aru, 2015).
7) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan klien
(inspeksi adanya lesi pada kulit). Perkusi adalah pemeriksaan fisik dengan
normal atau tidaknya suatu organ tubuh. Palpasi adalah jenis pemeriksaan
a) Keadaan umum :
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital : Suhu tubuh tinggi >37,5°C ; Nadi dan frekuensi nafas
2. Pemeriksaan kepala
3. Mata
2014).
4. Hidung
Palpasi: Ada tidaknya nyeri pada saat sinus di tekan (Debora, 2013).
5. Telinga
serumen.
Palpasi: Pada klien demam tifoid umumnya tidak terdapat nyeri tekan
6. Mulut
Inspeksi: Lihat kebersihan mulut dan gigi, pada klien demam tifoid
Palpasi: Pada klien demam tifoid umumnya turgor kulit kembali <2
2013).
9. Thorax (dada)
nafas
Perkusi :Terdengar suara sonor pada ICS 1-5 dextra dan ICS 1-2
sinistra Palpasi : Taktil fremitus teraba sama kanan dan kiri, taktil
2013).
10. Abdomen
tidak, pada klien demam tifoid umumnya tidak terdapat distensi perut
11. Musculoskeletal
Palpasi : periksa adanya edema atau tidak pada ekstremitas atas dan
bawah. Pada klien demam tifoid umumnya, akral teraba hangat, nyeri
perdarahan atau tidak, terdapat massa atau tidak. Pada klien demam
Palpasi : Terdapat nyeri tekanan atau tidak. Pada klien demam tifoid
2. Diagnosa Keperawatan
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi
3. Batasan Karakteristik
Salah satu diagnose keperawatan yang terdapat pada klien demam tifoid adalah
hipertermia.
adalah:
1) Kulit kemerahan
4) takikardia
1) Anastesia
astesi dan tanda-tanda syok pernafasan memburuk atau nyeri karena nastesi
2) Penurunan respirasi
Penguapan yang tidak dapat keluar akan mengganggu sirkulasi dalam tubuh
hipotalamus.
3) Dehidrasi
Tubuh kehilangan panas secara kontinu melalui evaporasi .sekitar 600-900 cc
air tiap harinya kulit menguap dan paru-paru sehingga terjadi kehilangan
lebih panas dibandingkan kulit, tubuh akan menyerap panas melalui radiasi.
5) Penyakit
berat.
6) Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan pakaian yang
reaksi kimia dalam sel tubuh. Aktivitas yang membutuhkan reaksi kimia yang
8) Medikasi
Demam juga disebabkan oleh adanya bentuk hiper sensitivitas terhadap obat.
4. Intervensi
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan pada pasien anak tifoid dengan masalah
hipertermi.
5. Implementasi
hari ± 2,5 ltr/hariliter, memposisikan anak untuk tirah baring (Elyas, 2013).
anggota perawat dan anggota kesehatan yang lain dalam membuat keputusan
bersama yang bertahan untuk mengatasi masalah pada anak, dengan cara cek
suntikan injeksi dan cairan intravena sesuai dengan ketentuan yang diberikan
a. Evaluasi
1) Tanda- tanda vital normal RR: 20-30X/menit, Nadi: 80-90x/menit) uhu :36
-37
3) Akral hangat