Poligami Dalam Pandangan Islam
Poligami Dalam Pandangan Islam
Bismillahirrahmanirrohim.
Alhamdulillah, kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada beliau Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari jaman jahiliah menuju jaman
yang penuh cahaya, yakni "Islam" yang senantiasa di ridhoi Allah SWT.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, maka dengan penuh santun dan hormat penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak dosen dan teman-teman yang telah
membantu penulis.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharap
saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk
menyempurnakan makalah akhir yang sederhana ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekhilafan.
Semoga laporan ini dapat menambah khasanah atau cakrawala pemikiran penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya "Jazakumullah Ahsanal
Jaza' … Amin".
Billahit Taufiq Walhidayah.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Poligami merupakan suatu tindakan yang saat ini masih menjadi pro kontra di
masyarakat. Hal ini dikarenakana perbedaan pendapat / pandangan masyarakat.
Masih banyak yang menganggap poligami adalah suatu perbuatan negatif.
Hal ini terjadi karena poligami dianggap menyakiti kaum wanita dan hanya
menguntungkan bagi kaum pria saja. Di Indonesia sendiri, masih belum ada Undang-
Undang yang menjelaskan secara rinci boleh tidaknya poligami dilakukan.
PEMBAHASAN
Islam memperbolehkan seorang pria beristri hingga empat orang istri dengan syarat
sang suami harus dapat berbuat adil terhadap seluruh istrinya (Surat an-Nisa ayat 3
4:3).
Poligami merupakan salah satu isu yang disorot tajam kalangan feminis, tak
terkecuali feminis islam. Poligami adalah isyarat islam yang merupakan sunah
Rasulullah SAW tentunya dengan syarat sang suami memiliki kemampuan untuk adil
diantara para isteri. Sebagai mana pada ayat yang artiya : “Dan jika kamu takut tidak
akan dapat berlaku adil terhadap(hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu
mengawininya),maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senang, dua, tiga
atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil,maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yangkamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih
dekat daripada tidak berbuat aniaya.” (QS.An-Nisa ayat ke-3)
ْ ُ ِة َوإِن تAََولَن تَ ْستَ ِطيعُوا أَن تَ ْع ِدلُوا بَ ْينَ النِّ َسآ ِء َولَوْ َح َرصْ تُ ْم فَالَ تَ ِميلُوا ُك َّل ْال َم ْي ِل فَتَ َذرُوهَا َك ْال ُم َعلَّق
إ ِ َّنAَوا فAُلِحُوا َوتَتَّقAص
َّحي ًما ِ هللاَ َكانَ َغفُورًا ر
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara isteri-isteri(mu),
walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalau
cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-
katung.” (QS.An-Nisa ayat 129)
Selain itu, tidak adanya ayat Al-Quran dan sunah Rasulullah yang
menggambarkan diperbolehkan atau dilarangnya poligami. Sesungguhnya poligami
yang diatur dalam islam tidak memperbolehkan bagi laki-laki untuk berhubungan
dengan wanita yang ia sukai diluar pernikahan.
Adanya seorang istri yang menderita suatu penyakit yang tidak memungkinkan
baginya untuk melayani hasrat seksual suaminya. Bagi suami yang shaleh akan
memilih poligami dari pada energi ke tempat–tempat mesum dengan sejumlah wanita
pelacur
Sebagian kaum pria memiliki gairah dan hasrat seksual yang tinggi dan
menggebu, sehingga baginya satu istri dirasa tidak cukup untuk menyalurkan
hasratnya tersebut.
Kaum pria memiliki masa subur yang lebih lama dibandingkan wanita. Dokter
Boyke, seorang seksolog, mengakui banyak menangani kasus perselingkuhan pria
usia 40-50 tahun, karena pada usia tersebut pria mendapat puber kedua, sementara
para istri umumnya malah menjadi frigid.
2.2.2 Penyebab Internal Rumah Tangga
a. Kemandulan
Dalam kondisi seperti itu, seorang istri yang bijak dan shalihah tentu akan
berbesar hati dan ridha bila sang suami menikahi wanita lain yang dapat memberikan
keturunan. Di sisi lain, sang suami tetep memposisikan istri pertamanya sebagai
orang yang mempunyai tempat di hatinya, tetap dicintainya, dan hidup bahagia
bersamanya.
Ketika sang suami mendapati istrinya dalam keadaan serba terbatas , tidak
mampu menyelesaikan tugas-tugas rumahtangganya dengan baik, tidak bisa
mengarahkan dan mendidik anak-anaknya, lemah wawasan ilmu dan agamanya,serta
bentuk-bentuk kekurangan lainnya.maka pada saat itu,kemungkinan suami melirik
wanita lain yang dianggapnya lebih baik,bisa saja terjadi.dan sang istri hendaknya
berlapang dada bahkan berbahagia,karena akan ada wanita lainyang membantunya
memecahkan persoalan rumah tangganya,tanpa akan kehilangan cinta dan kasih
saying suaminya.
Istri yang tidak pandai bersyukur, banyak menuntut, boros, suka berkata kasar,
gampang marah, tidak mau menerima nasihat suami dan selau ingin menang sendiri,
biasanya tidak disukai sang suami. Oleh karenanya, tidak jarang suami yang mulai
berpikir untuk menikahi wanita lain yang dianggap lebih baik dan lebih shalihah,
apalagi jika watak dan karakter buruk sang istri tidak bisa diperbaiki lagi.
Di Indonesia, pada PEMILU tahun 1999, jumlah pemilih pria hanya 48%,
sedangkan pemilih wanita sebanyak 52%. Berarti dari jumlah 110 Juta jiwa pemilih
tersebut, jumlah wanita adalah 57,2 juta orang dan Jumlah pria 52,8 juta orang.
Padahal usia para pemilih itu merupakan usia siap nikah.
Jika saya mencoba melakukan survei pada masalah kesiapan menikah, pasti para
wanita akan lebih banyak jumlahnya daripada jumlahnya daripada kaum pria. Bahkan
di daerah-daerah tertentu, wanita usia 14-16 tahun sudah banyak yang bersuami, dan
wanita yang usianya 20 tahun merasa sudah terlambat menikah. Sebagian pendapat
juga mengatakan bahwa harapan hidup kaum wanita, lebih panjang daripada harapan
hidup kaum pria, perbedaannya berkisar 5-6 tahun. Sehingga tidak heran jika lebih
banyak suami yang lebih dahulu meninggal dunia, sedangkan sang istri harus hidup
menjanda dalam waktu yang sangat lama, tanpa ada yang mengayomi, melindungi,
dan tiada yang memberi nafkah secara layak.
Dampak paling nyata yang ditimbulkan akibat banyaknya jumlah kematian pada
kaum pria adalah semakin bertambahnya jumlah perempuan yang kehilangan suami
dan terpaksa harus hidup menjanda.lalu siapakah yang akan bertanggung jawab
mengayomi,memberi perlindungan dan memenuhi nafkah lahir dan batinnya,jika
mereka terus menjanda?solusinya tida lain,kecuali menikah lagi dengan seorang
jejaka,atau duda,atau memasuki kehidupan poligami dengan pria yang telah
beristri.itulah solusi yang lebih mulia,halal dan baradab.
d. Lingkungan dan Tradisi
Lingkungan tempat saya hidup dan beraktivitas sangat besar pengaruhnya dalam
mempentuk karakter dan sikap hidup seseorang. Seorang suami akan tergerak hatinya
untuk melakukan poligami, jika ia hidup di lingkungan atau komunitas yang
memelihara tradisi poligami.
Sebaliknya ia akan bersikap antipati, sungkan dan berpikir seribu kali untuk
melakukannya, jika lingkungan dan tradisi yang ada di sekitarnya menganggap
poligami sebagai hal yang tabu dan buruk, sehingga mereka melecehkan dan
merendahkan para pelakunya.
e. Kemapanan Ekonomi
Inilah salah satu motivator poligami yang paling sering saya dapati pada
kehidupan modern sekarang ini. Kesuksesan dalam bisnis dan mapannya
perekonomian seseorang, sering menumbuhkan sikap percaya diri dan keyakinan
akan kemampuannya menghidupi istri lebih dari satu.
Poligami tidak hanya berdampak negative terhadap kehidupan rumah tangga dan
isteri,namun poligami juga berdampak negative terhadap anak,antara lain:
REFERENSI
Banyak ulama yang angkat bicara soal poligami, dari pernyataan dan
komentar-komentar yang disampaikannya, diharapkan dapat menjadi bahan renungan
dan masukan bagi saya, sekaligus menambah wawasan saya tentang fenomena
poligami dan realita yang terjadi di masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Musdah Mulia, MA, dosen pasca sarjana UIN Syarif Hidayatullah,
“Poligami itu haram lighairih, yaitu haram karena adanya dampak buruk dan ekses-
eskes yang ditimbulkannya.”
Prof. Dr. Quraish Shihab menyatakan, “Poligami itu mirip dengan pintu darurat
dalam pesawat terbang, yang hanya boleh dibuka dalam keadaan emergency
tertentu.”
Hal senada disampaikan pula oleh Ketua PBNU KH. Hasyim Muzadi,
“Poligami tak ubahnya sebuah pintu darurat (emergency exit) yang memang
disediakan bagi yang membutuhkannya.” Dalam kesempatan yang lain, beliau juga
mengatakan, “Poligami atau monogamy adalah sebuah pilihan yang diberikan islam
untuk manusia, keduanya tak perlu dikontradiksikan.”
Dr. KH. Miftah Faridh (Direktur PUSDAI Jabar), juga memiliki pandangan
yang sama, “Poligami dalam pandangan islam merupakan salah satu solusi yang
dapat dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah sosial yang dihadapi manusia.
Poligami tidak perlu dipertentangkan , apalagi sampai menimbulkan keretakan
ukhuwah Islamiyah, adapun jika ada yang belum siap melakukannya, itu lain
persoalan.”
Pendapat yang sama, juga disampaikan oleh Prof. Huzaemah Tahido Yanggo. Ahli
fikih lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini menyatakan, bahwa poligami sesuai
dengan syariat islam. Menurutnya, hak poligami bagi suami telah dikompensasi
dengan hak istri untuk menuntut pembatalan akad nikah dengan jalan khulu’, yaitu
ketika sang suami berbuat semena-mena terhadap istrinya. Yang jelas istri
memperbolehkan suami dengan syarat adil. Syarat ini merupakan suatu
penghormatan kepada wanita, bila tidak dipenuhi akan mengakibatkan dosa. Kalau
suami tidak berlaku adil kepada istri-istrinya, berarti dia tidak mu’asyarah bil ma’ruf
(bergaul dengan baik) kepada mereka.
Daftar Pustaka
Sumber internet:
www.wikipedia.com
www.google.com
www.liputan6.com