Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

“RESIKO BUNUH DIRI”

A. Pengertian
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami risiko untuk
menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa.
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh
seseorang untuk mengakhiri kehidupannya.
Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri,
niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang
diinginkan.
B. Penyebab
1) Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
preidisposisi, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu :
a) Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian
dapat timbul agresif atau amuk.Masa kanak-kanak yang tidak
menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiya atau saksi
penganiayaan.
b) Perilaku
Reinforcement yang dietrima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan dirumah atau di luar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
c) Sosial budaya
Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan control
sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasaan akan menciptakan
seolah-olah perilaku kekerasan diterima (premisive).
d) Bioneurolggis, banyak pendapat bahwa kerusakan system limbic, lobus
frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut
berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.
2) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi
dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik),
keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi
penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang
rebut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang
dicintai/pekerjaan dan kekerasaan merupakan faktor penyebab yang lain.
Interkasi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku
kekerasan.
C. Manifestasi Klinis
Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien masuk kerumah
sakit adalah p[erilaku kekerasan di rumah.
Dapat dilakukan pengkajian dengan cara :
1. Observasi
Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara ynag tinggi,
berdebat. Sering pula tampak klien memaksakan kehendak : merampas
makanan, memukul jika tidak senang
2. Wawancara
3. Diarahkan pada penyebab marah, perasaan marah. Tanda-tanda marah yang
dirasakan klien.
a. Mempunyai ide untuk bunuh diri
b. Mengungkapkan keinginan untuk mati
c. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
d. Implusif
e. Menunjukkanperilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat
patuh)
f. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
g. Verbal terselubung (bicara tentang kematian, menanyakan tentang obat
dosis mematikan)
h. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah,
dan mengasingkan diri)
i. Kesehatan mental (secara klinis, klien tyerlihatsebagai orang yang
depresi, psikotis, dan menyalahgunakan alkohol)
j. Kesehatan fisik (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami
kegagalan dalam karier)
k. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan)
l. Konflik interpersonal
m. Latarbelakang keluarga
n. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil
D. Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun. Sebelum melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana
tindakan masih sesuai dengan kebutuhannya saat ini (here and now). Perawat
juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan Resiko bunuh diri 20
interpersonal, intelektual, teknikal sesuai dengan tindakan yang akan
dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman bagi klien, jika aman maka
tindakan keperawatan boleh dilaksanakan.

Rentang respons protektif diri

Respon Adaptif Respons Maladaptif

Peningkatan resiko Dekstruktif


Dekstruktif Pencederaan Bunuh diri
diri (resiko)
diri tidak diri
langsung
E. Pohon Masalah
Effect Bunuh Diri

Core Problem Resiko bunuh diri

Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Causa Mekanisme Koping individu in efektif


F. Asuhan Keperawatan
Diagnosa : Resiko bunuh diri
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Pasien tetap aman dan Setelah……x SP 1
selamat pertemuan, pasien a. Identifikasi benda-
mampu benda yang dapat
Mengidentifikasi membahayakan pasien
benda-benda yang b. Amankan benda-benda
dapat mengendalikan yang dapat
dorongan bunuh diri membahayakan pasien
c. Lakukan kontrak
treatment
d. Ajarkan cara
mengendalikan
dorongan bunuh diri
e. Latih cara
mengendalikan
dorongan bunuh diri
Setelah…….x SP 2
a. Identifikasi aspek
pertemuan, pasien
positif pasien
mampu b. Dorong pasien untuk
berfikir positif terhadap
mengidentifikasi aspek
diri
positif dan mampu c. Dorong pasien untuk
menghargai diri sebagai
menghargai diri sebagai
individu yang berharga
individu
Setelah …….x SP 3
a. Identifikasi pola koping
pertemuan, pasien
yang biasa diterapkan
mampu pasien
b. Nilaip pola koping yang
mengidentifikasi pola
bisa dilakukan
koping yang konstruktif c. Identifikasi pola koping
yang konstruktif
dan mampu
d. Dorong pasien memilih
menerapkannya pola koping yang
konstuktif
e. Anjurkan pasien
menerapkan pola
koping yang konstruktif
dalam kegiatan harian

Setelah ...... kali SP 4 P


pertemuan pasien a. Buat rencana masa
depan yang realistis
mampu membuat
bersama pasien
rencana masa depan b. Identifikasi cara
mencapai rencana masa
yang realistis dan
depan yang realistis
mampu melakukan c. Beri dorongan pasien
melakukan kegiatan
kegiatan
dalam rangka meraih
masa depan yang
realistis
Keluarga mampu Setelah .... kali SP 1 K
pertemuan keluarga a. Diskusikan masalah
merawat pasien
mampu merawat pasien yang dirasakan keluarga
dengan resiko bunuh dan mampu dalam merawat pasien
menjelaskan pengertia, b. Jelaskan pengertian,
diri
tanda dan gejala serta tanda dan gejala resiko
jenis perilaku bunuh bunuh diri dan jenis
diri perilaku bunuh diri
yang dialami pasien
beserta proses
terjadinya
c. Jelaskan cara-cara
merawat pasien resiko
bunuh diri
SP 2 K
a. Latih keluarga
mempraktekkan cara
merawat pasien dengan
resiko bunuh diri
b. Latih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien resiko
bunuh diri
SP 3 K
a. Bantu keluarga
membuat jadwal
aktifitas di rumah
termasuk minum obat
b. Jelaskan follow up
pasien setelah pulang

DAFTAR PUSTAKA
Anna Keliat, B. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa STUART.
Edisi 1. Jakarta
Balitbang. 2015. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Direja Surya Herman Ade. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Direktorat kesehatan jiwa, Ditjen. 2015. Teori dan tindakan keperawatan jiwa.
Jakarta: Yankes RI Keperawatan Jiwa
Fitria, Nita. 2013. Aplikasi Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan da
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika
Marimas, F, W. 2015. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga
University Press.
Tim Direktorat Keswa. 2015. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi 1. Bandung:
RSJP

Anda mungkin juga menyukai