Anda di halaman 1dari 18

NAMA : DONI DARMAWAN

NIM : 11831104

KELAS : KPI/4D

MAKUL : SOSIOLOGI KOMUNIKASI

KATA PENGANTAR

        Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Tidak ada kata lain yang lebih baik di
ucapkan selain puji dan syukur kehadirat Allah swt. Tuhan yang maha kuasa yang telah
memberikan pertolongan kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini
sebagai tugas Ujian Akhir Smester Genap ini. Begitu pula shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad saw. Serta keluarganya dan para sahabat-sahabat-Nya dan
orang-orang yang mengikuti Beliau. Dalam penulisan proposal ini penulis mengalami berbagai
hambatan dan kesulitan, namun hal itu dapat teratasi dengan baik berkat kerja keras dan tekad
yang bulat serta bantuan dan dukungan dari semua pihak. Penulis telah berusaha untuk
menjadikan draf ini sebagai sebuah karya yang bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Namun dibalik semua itu, kesempurnaan tiada milik manusia kecuali milik yang Maha
sempurna. Untuk itu, saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan menuju kesempurnaan proposal ini. Penulis menyadari bahwa melangkah untuk
mencapai suatu tujuan, hambatan dan rintangan menemani silih berganti. Namun, berkat rahmat
dan hidayah-Nya disertai usaha dan do’a serta ikhtiar sehingga semua itu dapat dijalani dengan
ikhlas dan tawadhu. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu selama proses penyusunan proposal ini, dan hanya kepada-Nya
jualah penulis memohon balasan, semoga Allah memberkahi aktifitas kita semua amiin. 

                                                 

                                                                                                                    Segedong, juli 2020 


                                                                                                                   

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sosialisasi sebagai belajar seorang individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
bagaimana keberlangsungan proses kehidupan masyarakat, baik dengan keluarga, teman sebaya,
sekolah maupun media massa. Unsur-unsur Sosialisasi merupakan cara belajar atau suatu proses
akomodasi dan yang dipelajari adalah nilai-nilai, norma-norma, ide-ide atau gagasan, pola-pola
tingkah laku dan adat istiadat serta keseluruhannya itu diwujudkan dalam kepribadiannya.
Keseluruhannya itu merupakan segala aspek dari proses kehidupan manusia yang berhubungan
erat dengan sosialisasi menyangkut keberhasilan ataupun kegagalan sosialisasi. Sosialisasi juga
sebagai proses belajar individu dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan yang berpedoman
pada norma-norma. Norma merupakan kaidah, pokok, kadar atau patokan yang diterima secara
utuh oleh masyarakat guna mengatur kehidupan dan tingkah laku sehari-hari, agar hidup ini
terasa aman dan menyenangkan. Norma sendiri masih terbagi menjadi beberapa jenis seperti
norma agama, norma kesusilaan, norma hukum dan adat istiadat, sifatnya pun bermacam-macam
seperti ringan lunak, memperbolehkan dan menggunakan sedikit paksaan dan bisa sebaliknya
bersifat melarang sama sekali bahkan menjadi tabu. Artinya dilarang menjamin atau
melakukannya karena diliputi kekuatan-kekuatan gaib yang lebih tinggi. Norma bisa juga berupa
larangan-larangan dengan sanksi keras, hukuman atau tindak pengasingan. Kenyataannya,
meskipun sudah ada norma yang mengatur kehidupan masyarakat, namun tetap saja ada
perilaku-perilaku yang menyimpang dari norma-norma tersebut. Individu yang berperilaku tidak
sesuai dengan norma yang berlaku dianggap sebagai pelanggaran terhadap norma. Pada
umumnya, individu dalam interaksinya dengan individu atau kelompok lain dalam mencapai
tujuan tertentu menyesuaikan dengan norma-norma yang berlaku. Sebaliknya, ada individu atau
kelompok dalam mencapai tujuannya tidak dapat menyesuaikan norma yang berlaku disebut
deviasi. Perilaku-perilaku yang melanggar norma-norma sosial itu disebut sebagai perilaku
menyimpang.

            Perilaku menyimpang merupakan hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna, serta


ketidakmampuan seseorang menerapkan nilai dan norma sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang, sehingga
menghasilkan perilaku yang menyimpang. Perilaku individu atau sekelompok individu yang
tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan sosial dapat
terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar
atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan
kehidupan dalam masyarakat kecamatan sui.ambawang. Suatu perilaku dianggap menyimpang
apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat
atau dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak
berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap kehendak masyarakat.

            Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan kedalam perilaku
menyimpang. Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja seperti: membawa senjata tajam
ketika keluar rumah, dan kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus
pada perbuatan kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum misalnya; pembunuhan, seks
bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, dan tindak kekerasan lainnya yang sering di telinga-
telinga masyarakat sekitar. Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang
mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam
masyarakat disekitarnya dan bagamana cara orang tersebut hidup. Dalam hal pemakaian obat-
obatan terlarang menjadi gaya hidup para remaja masa kini. adegan pemakaian ini sering di
lakukan para remaja karena pergaulan yang salah. Jiwa anak mudah yang mudah berubah dan
tanpa berpikir panjang mereka melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain,
hingga mengakibatkan hilangnya kesadaran serta gangguan kejiwaan, di Kabupaten
Mempawah  saat ini Narkoba menjadi salah satu masalah yang sangat memperihatinkan, dilihat
dari teknologi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Narkoba merupakan masalah serius
masyarakat karena memberikan dampak pada Negative bagi lingkungan. Hal itu terjadi karena
hingga saat ini Narkoba masih merupakan masalah yang sulit dipecahkan di masyarakat. Di satu
pihak Narkoba dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung
menyembunyikan kejadianNarkobi, dilain pihak,Narkoba terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari
berita ditelevisi dari masyarakat sendiri tentang terjadinya banyak kasus terkait penggunaan
Narkoba,.Narkoba membuat sikis terganggu dan juga efek dari pemakaiiaan barang tersebut
mengakibatkan hilangnya kesadaran . Narkoba juga berperan besar dalam tingginya tingkat
pemerkosaan hingga pembunuhan karna efek dari penggunaan barang ini yang sangat kuat.

Untuk itu dalam meminimalisir penggunaan Narkoba terhadap remaja yang pada
umumnya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pengawasan oleh orang tua. Pertama,
sosialisasi dalam lingkungan keluarga, Dalam keluarga anak lebih banyak menghabiskan waktu
dibanding di tempat lain, orangtua mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar anak
tersebut memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik melalui penanaman
disiplin sehingga membentuk kepribadian yang baik bagi si anak.  Oleh karena itu, orangtua
sangat berperan penting untuk memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar sehingga
anak tidak merasa tertekan jiwanya,  Mendorong agar anak dapat membedakan antara perilaku
benar dan salah, baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, dan sebagainya, Memberikan contoh
perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya. Kedua, sosialisasi di lingkungan sekolah,
selain dalam ruang lingkup keluarga proses sosialisasi juga di dapatkan di lingkungan sekolah
seseorang mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan, baik di lingkungan
keluarga Apabila seorang anak memasuki lingkungan sekolah, maka secara resmi ia menjadi
anggota kelompok formal yang terikat aturan-aturan resmi dan dihadapkan pada norma-norma
yang diikuti secara teratur dengan sanksi tertentu. Norma-norma sekolah harus dijalankan penuh
disiplin, misalkan ketepatan waktu masuk sekolah, waktu belajar, waktu pulang, dan ketertiban
berpakaian. Selain mengenal peraturan sekolah, anak juga dibimbing untuk mengenal aturan-
aturan dalam kehidupan masyarakat. Ketiga, sosialisasi lingkungan sekitar, pengaruh lingkungan
sekitar rumah juga akan mempengaruhi perilaku anak. Ketika seorang anak bergaul dengan
teman yang memiliki nilai moral yang baik maka kemungkinan besar anak tersebut juga akan
berperilaku positif akan tetapi ketika anak bergaul dengan teman yang selalu
berperilaku  menyimpang maka kemungkinan besar juga anak tersebut akan akan berperilaku
sama dengan temannya. Keempat, media massa, Media massa yang terdiri dari media cetak
(surat kabar dan majalah) maupun elektronik (radio, televisi, dan internet), dengan salah
memanfaatkan media massa akan berakibat patal khusus bagi remaja karena pikiran masih labil,
bisa saja meniru hal-hal yang negative yang disajikan internet, majah, televisi,. Dalam hal ini
yang merusak moral para remaja, misalnya : situs-situs porno, buku bacaan porno dll. Melalui
pertimbangan-pertimbangan  tersebut  diatas,  peneliti  sangat  tertarik dalam melakukan
penilitian  tentang  “Sosialisasi Terhadap Remaja Dalam Meminimalisir Tindakan Pemakaiaan
Obat-obatan Terlarang di Kawasan Kabupaten Mempawah” untuk diteliti. Dengan
memperlihatkan  bagaimana sosialisasi terhadap remaja dalam meminimalisir tindakan
penyimpangan tersebut dan dampak yang ditimbulkan dari sosialisasi tersebut terhadap remaja di
kabupaten Mempawah secara  mendalam  tanpa  bermaksud  sedikitpun menghakimi para remaja
mengenai sosialisasi yang di dapatkan benar atau salah.

B.     Rumusan Masalah

      Secara umum penilitian ini dilakukan  untuk  memberi  informasi  tentang sosialisasi


terhadap remaja atau anak muda yang berada di kecamatan saya khususnya, dan secara khusus
tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1.      Bagaimana sosialisasi terhadap remaja  di kawasan Kabupaten Mempawah ?

2.      Apa implikasi yang timbulkan dari sosialisasi terhadap remaja di Kabupaten Mempawah ?

3.      Bagaimana sosialisasi terhadap remaja dalam upaya meminimalisir tindakan pemakaiaan


Narkoba ?

C. Tujuan Penelitian
      Secara umum penilitian ini dilakukan  untuk  memberi  informasi  mengenai sosialisasi yang
ada di Kabupaten Mempawah terhadap remaja dalam eminimalisir tindakan pemakaiaan obat-
obatan terlarang, dan secara khusus tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1.      Untuk mengetahui sosialisasi terhadap remaja di Kabupaten Mempawah

2.      Untuk mengetahui implikasi yang timbulkan dari sosialisasi terhadap remaja di Kabupaten
Mempawah

3.      Untuk mengetahui sosialisasi terhadap remaja dalam upaya meminimalisir tindakan


pemakaiaan obat-obatan terlarang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang  diharapkan peneliti  dalam penelitian ini sebagai berikut :

1.      Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sosialisasi dalam meminimalisir tindakan


penyimpangan aborsi, yang dilakukan para remaja di Kabupaten Kubu-Raya.

2.      Manfaat Praktis

a.       Bagi Masyarakat sekitar

Sebagai pengetahuan baru bagi masyarakat umumnya mengenai dampak dari tindakan
pemakaiaan obat-obatan terlarang.

b.      Bagi Pemerintah

Sebagai sumbangan pemikiran dalam dalam meminimalisir tindakan  pemakaiaan obat-obatan


terlarang terhadap remaja.

c.       Bagi peneliti

Diharapkan  dapat  menjadi  bahan  pertimbangan  dalam  bahan  referensi   peneliti selanjutnya
yang berhubungan dengan kehidupan remaja dalam meminimalisir penyalah gunaan Narkoba.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A.     Tinjauan Mengenai Sosialisasi

1.      Pengertian sosialisasi

            Sosialisasi adalah merupakan proses pembelajaran seseorang untuk mempelajari pola


hidup sesuai nilai, norma dan kebiasaan yang ada dan dijalankannya dalam masyarakat atau
kelompok dimana dia berada. Unsur-unsur sosialisasi adalah peranan pola hidup dalam
masyarakat sesuai nilai, norma, dan kebiasaan masyarakat. sosialisasi merupakan proses belajar
mengajar mengenai pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran dan
status sosial yang dijalankan masing-masing. Dengan proses itu, individu akan mengetahui dan
menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing dan kebudayaan
suatu masyarakat. Melalui proses belajar semacam ini, seseorang juga mempelajari kebiasaan-
kebiasaan, norma-norma, perilaku, peran, dan semua aturan yang berlaku di masyarakat. Proses
mempelajari unsur-unsur budaya suatu masyarakat inilah yang disebut dengan sosialisasi.

            Ritcher JR (1987 : 139) berpendapat bahwa sosialisasi adalah proses seseorang


memperoleh pengetahuan,keterampilan dan sikap yang diperlakukannya agar dapat berfungsi
sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranan
tertentu di masyarakat.

            Stewart (1985:93) menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses orang memperoleh


kepercayaan sikap nilaidan kebiasaan dalam kebudayaan. Melalui proses sosialisasi akan tumbuh
satu pribadi yang hak karena sifat-sifat kelompok tidak pernah diserap secara sama oleh masing-
masing anggota kelompok. Broom dan Selznic ( 1961 : 79 ) menyatakan bahwa sosialisasi
adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang. Dari segi

Adapun jenis-jenis sosialisasi sebagai berikut :

2.      Jenis-jenis sosialisasi

a.      Sosialisasi Primer

Sosialisasi primer merupakan proses sosialisasi yang pertama dan utama yang terjadi pada
seseorang, yakni sejak dilahirkan, berkenalan dan sekaligus belajar bermasyarakat sehingga
dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat tersebut. Proses sosialisasi ini dimulai dari
sosialisasi di lingkungan keluarga terlebih dahulu baru di sekitarnya.

b.      Sosialisasi Skunder

Setelah menjalani sosialisasi primer, individu dianggap cukup mempunyai bekal untuk bergaul di
lingkungan yang lebih luas. Individu kemudian berinteraksi dengan orang-orang di luar
lingkungan keluarganya. Individu tersebut bergaul dengan teman-teman sebaya atau orang-orang
dewasa lain. Dari pergaulan tersebut individu menyerap hal-hal baru yang ada di masyarakat.
Sosialisasi tahap lanjut yang memperkenalkan individu tersebut ke wilayah baru dari dunia
masyarakat disebut sosialisasi sekunder.

3.      Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi ialah proses belajar, bersikap, berperilaku, dan berkehendak mengenai aturan-aturan,
norma-norma dan tata nilai di dalam kelompoknya. Dengan kata lain sosialisasi ini merupakan
proses memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai, norma-norma baru di dalam masyarakat.
Keluarga merupakan fungsi sosialisasi paling utama bagi anggota keluarga terutama anak, karena
pertama kali anak dilahirkan adalah di dalam keluarga yang merupakan lembaga pertama dan
utama. Pertama kali anak mengenal akan aturan, norma, dan tata nilai adalah di dalam keluarga.
Bagaimana si anak mengetahui peran dan statusnya di masyarakat, keluargalah yang
mengajarinya. Hal ini diajarkan oleh keluarga kepada anak agar anak dapat memainkan peran
dan statusnya dengan benar di dalam masyarakat.

B.     Remaja

1.      Pengertian remaja

            Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia atau masa
pubertas. ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Remaja sering
kali didefinisikan sebagai periode transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa, atau masa
usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur,
mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Kartini Kartono (1995: 148) “masa remaja
disebut pula sebagai penghubung antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa”. Pada periode
ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah
dan jasmaniah, terutama fungsi seksual.

2.      Kenakalan Remaja

            Menurut Jensen dalam bukunya Sarlito. W Sarwono (1985:256) membagi kenakalan


remaja menjadi empat jenis yaitu :

a.       Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan,
perampokan, pembunuhan dan lai-lain.

b.      Kenakalan yang menimbulkan korban materi : perusakan, pncurian, pencopetan, pemerasan


dan lain-lain.

c.       Kenakalan social yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain: pelacuran,
penyalagunaan obat. Di Indonesia mungkin dapat juga dimaksudkan hubungan seks sebelum
menikah dalam jenis ini.
            Penyimpangan perilaku remaja dalam arti kenakalan anak (Juvenile
delinguency) dilakukan oleh M. Golg dan J Petronio (Weiner, 1980  : 497) Kenakalan anak
adalah tidakan seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui
oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa ia
bisa dikenai hukuman.

3.      Kehamilan di luar nikah

            Remaja bisa saja mengatakan bahwa seks bebas atau seks pranikah itu aman untuk
dilakukan. Namun bila remaja melihat dan memahami akibat dari perilaku itu, ternyata lebih
banyak membawa kerugian. Salah satu risikonya adalah kehamilan di luar nikah sungguh
merupakan suatu  permasalahan kompleks yang dapat menghancurkan segalanya : masa mudah,
pendidikan, kepercayaan dan kebanggaan orang tua, serta pandangan negatife dari masyarakat.
Selain itu, kehamilan yang tidak diinginkan yang juga mengarah pada tindakan aborsi
kriminalitas.

C.     Meminimalisir Tindakan Penggunaan Narkoba

1.      Meminimalisir

                  Beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:

a.       Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.

b.       Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak menekang. contohnya: kita boleh saja
membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan
kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu
dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah
melewati batas tersebut.

c.       Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun
baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang
sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa
terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.

d.      Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio,
handphone, dll.

e.       Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak
menghabiskan waktunya selain di rumah.

f.        Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan
mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
g.       sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda,
sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

2.      Tindakan

            Tindakan merupakan suatu perbuatan, perilaku, atau aksi yang dilakukan oleh manusia
sepanjang hidupnya guna mencapai tujuan tertentu. Emile Durkheim, Pengertian Tindakan Sosial
adalah Sebagai perilaku manusia yang diarahkan oleh norma-norma dan tipe solidaritas
kelompok tempat ia hidup.

3.      Penyimpangan

            Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan  nilai-nilai dan tata
aturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Secara sederhana kita memang dapat
mengatakan, bahwa seseorang berperilaku menyimpang apabila menurut anggapan sebagian
besar masyarakat (minimal disuatu kelompok atau komunitas tertentu) perilaku atau tindakan
tersebut di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai-nilai atau norma sosial yang brlaku.
Misalnya, suka minum-minuman keras atau terlibat narkotika disebut juga sebagai
penyimpangan tunggal atau bila seseorang mengembangkan berbagai perilaku yang melanggar
sejumlah aturan atau norma sosial yang berlaku. sedangkan penyimpangan jamak yaitu selain
berprofesi sebagai pencuri atau perampok, mereka acapkali juga seorang alkoholik, gemar
melacur dan suka menggunakan tindakan kekerasan. Menurut Bruce  J. Cohen dalam
bukunya  Idianto Muin( 2013:156), perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak
berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu
dalam masyarakat. Menurut Paul B. Horton penyimpangan adalah setiap perilaku yang
dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku manusia yang bertentangan
atau tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Masa
remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja dalam
gambaran yang umum merupakan suatu periode yang dimulai dengan perkembangan masa
pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat menengah, dimana perubahan biologis
yang membawanya pada usia belasan seringkali mempengaruhi perilaku masa remaja. Para
remaja tersebut sangat peka terhadap gagasan bahwa mereka harus seperti orang dewasa atau
kanak-kanak, sehingga mereka segera mengganti mode pakaiannya. Perilaku menyimpang pada
remaja terjadi pada masyarakat dikalangan atas maupun dikalangan bawah contohnya saja di
kota-kota besar. Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam
rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di
sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk positif
hingga negative yang sering kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri
merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial.

1)      Teori sosialisasi
Teori sosialisasi ini menyebutkan bahwa penyimpangan perilaku adalah hasil dari proses belajar.
Salah seorang ahli teori belajar yang banyak dikutup tulisannya adalah Edwin H. Sutherland
(dalam Atmasasmita 1992:13). Ia menamakan teorinya dengan Asosiasi Diferensial. Menurut
Sutherland, penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasan atas suatu sikap
atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari subkultur atau
diantara teman-teman sebaya yang menyimpang. Teori Asosiasi
Diferensial  dapat  diterapkan  untuk  menganalisis :

a.       Organisasi sosial atau kultur masyarakat (baik yang menyimpang atau tidak)

b.      Penyimpangan perilaku di tingkat individual

c.       Perbedaan norma-norma yang menyimpang atau pun tidak, terutama pada kelompok atau
asosiasi yang berbeda.

2)      Perilaku menyimpang menurut para ahli

Menurut Clinard & Meier, dalam bukunya J. Dwi Narwoko & Bagong suyanto (2010:103-105).
Perilaku menyimpang dapat di definisikan secara berbeda berdasarkan empat sudut pandang
yaitu :

a.       Secara statiskal adalah segalah perilaku yang bertolak dari suatu tidakan yang bukan rata-
rata atau perilaku yang jarang dan tidak sering dilakukan. pendekatan ini berasumsi bahwa
sebagian besar masyarakat dianggap melakukan cara-cara dan tindakan yang benar. Misalnya
ada`kelompok-kelomok minoritas, maka apabila menggunakan definisi statiskal, kelompok-
kelompok tersebut dianggap sebagai orang-orang menyimpang

b.      Secara absolut atau mutlak, kelompok absolutis berasumsi bahwa aturan-aturan dasar dari
suatu masyarakat adalah jelas dan anggota-anggotanya harus menyetujui tentang apa yang
disebut sebai menyimpang dan bukan. Misalnya, orang-orang tua yang kolot akan menganggap
menyimpang pada perilaku seorang perempuan yang pergi seorang diri pada malam hari.

c.       Secara reaktif, perilaku menyimpang menurut kaum reaktivis bila berkenaan dengan reaksi
masyarakat atau agen kontrol sosial terhadap tindakan yang dilakukan seseorang. Artinya apabila
ada reaksi dari masyarakat atau agen kontrol sosial dan kemudian mereka memberi cap atau
tanda (labeling) terhadap sipelaku, maka pelaku itu telah dicap menyimpang.

d.      Secara normatif, sudut pandang ini didasaran atas asumsi bahwa penyimpangan adalah
suatu pelanggaran dari suatu norma sosial. Norma dalam hal ini adalah suatu standar tentang apa
yang seharusnya dipikirkan, dikatakan atau dilakukan oleh warga masyarakat.

3)      Secara Umum, Perilaku Menyimpang dapat Digolongkan

a.       Tindakan yang nonconform, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau
norma-norma yang ada. Misalnya : membolos atau meninggalkan pelajaran pada jam-jam kuliah
dan kemudian titip tanda tangan pada teman, merokok diarea larangan merokok, membuang
sampah bukan di temapat semestinya.

b.      Tindakan yang antisosial yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau
kepentingan umum. Bentuk tindakan asosial itu antara lain : menarik diri dari pergaulan, tidak
mau berteman, keinginan untuk bunuh diri, minum-minuman keras, menggunakan narkotika atau
obat-obat berbahaya, terlibat di dunia prostitusi atau pelacuran, penyimpangan seksual
(homoseksual dan lesbianisme), dan sebagainya

c.       Tindakan-tindakan kriminal yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar aturan-aturan


hukum tertulis dan mengancam jiwa  atau keselamatan orang lain. Misalnya : pencurian,
perampokan, pembunuhan, korupsi, perkosaan.

4)      Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang

a.       Penyimpangan primer (Primary deviance)

Jenis penyimpangan  jenis ini dialami seseorang mana kalah ia belum memiliki konsep sebagai
penyimpang atau tidak menyadari jika perilakunya menyimpang.

b.      Penyimpangan skunder (secondary deviance)

Suatu tindakan menyimpang yang berkembang ketika perilaku dari sisi yang menyimpang itu
mendapat penguatan (reinforcement) melalui keterlibatannya dengan orang atau kelompok yang
juga menyimpang.

5)      Masalah Keluarga

Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern berbeda.
Menurut remaja, orang tua yang mempunyai standar kuno harus mengikuti standar modern,
sedagkan orang tua tetap pada pendiriannya semula. Keadaan inilah yang sering menjadi sumber
perselisihan antar mereka. Sehingga remaja yang cenderung kearah modernisasi akan
membantah semua yang ditetapkan oleh orang tuanya sehingga menimbulakan penyimpangan
untuk melakukan apa yang sudah diinginkannya.

4. Pengertian Narkoba

Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan
psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh
manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.

Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah psikotropika yang biasa dipakai


untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun
kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis. Jenis-jenis
Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan
mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:

 1.    Narkotika

Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang


bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang  menggunakannya dengan memasukkan kedalam
tubuh. Pengaruh tersebut  bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang  diketahui dan ditemukan
dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi  pengobatan dan kepentingan manusia di bidang
pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

        Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi.
Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, h3roin, kokain,
morfin, dan opium.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

2.      Psikotropika

Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki
khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4
kelompok adalah :

Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan
ekstasi.

Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.

Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.

Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.

3.     Zat adiktif lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

Rokok

Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.

Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup
akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya
faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan,
dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau
terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik,
psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan
obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar
untuk menjadi penyalahguna narkoba.

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan
zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.

Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi


penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari Kasus demi
kasus.

1.      Dampak positi

            Dampak positif di lingkungan sekolah. Seorang siswa akan mengalami kemajuan yang
pesat dalam hasil belajarnya, jika semua lingkungan pendidikan saling mendukung satu sama
lainnya, umpamanya: Kesibukan belajarnya di sekolah diikuti dengan berpartisipasi dalam
kelompok ilmiah remaja, di luar sekolahnya,  dan didorong dengan motivasi dan fasilitas dari
keluarganya, sehingga siswa dapat mengaplikasikan semua pengetahuannya secara nyata.
Dengan banyaknya kelompok ilmiah remaja, dan kelompok lainnya yang melaksanakan kegiatan
yang bersifat positif dan konstruktif, maka diprediksi angka  kenakalan remaja akan menurun,
bukan saja masyarakat akan lebih tenang, tapi juga akan muncul  calon tokoh masyarakat di
masa depan dari remaja-remaja yang berprestasi. Selain dari lingkungan sekolah yang
mendukung atau berpengaruh terhadap peilaku remaja, linkungan keluarga karena disanalah
anak banyak menghabiskan waktunya, teman bermain.ketika teman dalam dalam lingkungannya
baik kemungkinan besar anak tersebut berperilaku posotif dan merasa aman ketika berada dalam
kelompoknya. Terakhir media massa, media menyediakan semua yang dibutuhkan masyarakat
baik hal positif mauun hal negative. Media massa juga sebagai sumber pendidikan dalam hal
positifnya.

2.      Dampak negatif

            Sosialisasi keluarga akan membawa pengaruh terburuk ketika dalam kekuarga tersebut
terjadi konflik. Sehingga menimbulkan trauma dan depresi pada anak, yang bekelanjutan  dengan
perilaku menyimpang dari anak broken home tersebut. Seorang anak akan mengalami kesulitan
belajar disekolah, jika semua lingkungannya tidak saling mendukung satu sama lainnya,
terutama keluarganya pecah/broken home dan urakan, lingkungan pergaulannya rusak dengan
narkoba dan rusaknya moral, serta pelajarannya dianggap kurang sesuai dengan tuntutan suasana
kerja, dan lain-lain. Jika pihak orang tua mengharapkan segalanya dari pendidikan
formal/sekolah adalah harapan yang kurang tepat, dan kemungkinan akan mengalami
kekecewaan, karena semua lingkungan pendidikan yang tidak saling mendukung, akan
menghambat hasil belajar yang maksimal dari setiap anak didik. Masa remaja yang sedang
mecari identitas diri, jika salah pergaulan dalam lingkungannya, akan menyusahkan masyarakat.
Jika mereka bergaul dengan kelompok pencandu narkoba,  mereka akan menjadi pecandu
narkoba dan jika bergaul dengan teman yang gaya hidupnya seks bebas maka  ia akan meniru
gaya hidup seks bebas dan akan berakibat patal hamil yang tidak dikehendaki (KDT), Jika
bergaul dengan kelompok teroris, mereka akan menjadi teroris, dan lain-lain.   Sedangkan
mereka belum mampu berfikir kritis, dan belum mampu untuk menolak .ajakan/rayuan/jebakan
dari kelompok-kelompok tersebut. Tidak adanya kepedulian serta sikap tidak mau tahu, dan acuh
dari anggota masyarakat, terhadap kegiatan kelompok remaja, akan memperburuk situasi. Sikap
menyalahkan remaja juga bukan sikap yang bijaksana, tetapi akhirnya tetap saja masyarakat
sendiri yang akan menanggung resiko yang mahal. Media massa, Pemberitaan sebuah kasus
perkosaan, kekerasan, mengubah gaya hidup masyarakat, perubahan moralisasi dan peningkatan
pelanggaran susila dalam masyarakat

F.   Teori Komunikasi

1. Teori-teori behavioral dan kognitif


Teori ini berkembang dari ilmu psikologi yang memusatkan pengamatannya pada diri manusia
secara individual. Beberapa pokok pikirannya :

Model stimulus-respon (S-R) yang menggambarkan proses informasi antara stimulus dan respon.

Mengutamakan analisa variabel. Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasi
variabel-variabel kognitif yang dianggap penting serta mencari hubungan antar variabel.

Menurut pandangan ini komunikasi dipandang sebagai manifestasi dari proses berfikir, tingkah
laku dan sikap seseorang. Oleh karenanya variabel-variabel penentu memegang peranan penting
terhadap kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol individual.

    

BAB III

METODE PENELITIAN

A.     Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian sosial budaya dengan pendekatan Kualitatif. Penelitian


kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang
latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif
peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir
dengan suatu “teori”.  Adapun tipe penelitian, Purposive Sampling merupakan pemilihan siapa
subjek yang ada dalam posisi  terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhka. Karena itu,
menentukan sujek atau orang-oarng terpilih harus sesuai dengan cirri-ciri khusus yang dimiliki
oleh sampel tersebut.

B.     Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian adalah di kecamatan sui.Aambawang Kurang lebih selama 3 hari dalam
bulan juli semenjak di tugaskan.

C.  Sumber Data
1.   Data Primer

      Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan secara langsung dari
pihak-pihak yang bersangkutan dengan masalah yang akan diteliti dalam hal ini Orangtua para
remaja, guru disekolah, teman bergaul dan remaja itu sendiri. Untuk memperoleh sumber data
primer dilakukan observasi dan wawancara.

2.   Data Sekunder

      Data yang diperoleh dengan mengadakan penelusuran terhadap beberapa bahan  pustaka


dan  literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti (teori-teori, konsep, majalah, film,
dll).

D.  Informan Penelitian

            Untuk mengumpulkan data penelitian ditentukan beberapa informan, dalam penelitian


ini, peneliti menetapkan 8 informan yang dapat memberikan informasi mengenai sosialisasi atau
aktivitas informan-informan yang terjadi dilingkungan keluarga, teman bergaul, sekolah dan
dimedia massa. dimana dari penentuan 8 informan dipastikan dapat mewakili para remaja, orang
tua dan guru dengan masalah yang sama.

No. Informan Jumlah

1. Remaja di daerah 3 Orang

2. Guru disekolah 2 Orang

3. Remaja 3 Orang

4. Teman terdekat 1 Orang

E.  Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data-data menggunakan cara sebagai berikut:

1.  Observasi

Adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung dari
dekat terhadap fenomena obyek yang terjadi atau diteliti, sehingga memungkinkan untuk
memperoleh gambaran dari fenomena yang sulit diperoleh dari orang-orang yang dijadikan
sember data. Teknik ini dilakukan karena untuk mencari dan mendapatkan “sesuatu” diluar atau
tidak mungkin diperoleh dari sumber data langsung, sehingga dapat diharapkan nilai data yang
diterima melalui pengamatan langsung akan memberikan kekuatan pandangan tentang nilai atau
validalitas data tersebut, sebagai pembanding dari sumber data baku yang sudah ada. Dan dalam
penelitian ini teknik observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan. Teknik ini
dilakukan dengan jalan peneliti langsung ke obyek penelitian untuk mendapatkan fakta melalui
pendekatan pada tiap-tiap sumber data guna memperoleh gambaran tentang kebiasaan mereka.

2.  Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan
keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang
dapat memberikan keterangan pada si peneliti. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi
data yang diperoleh melalui observasi (Mardalis, 2007:64).

DAFTAR PUSTAKA

Belajar, ss 2011. Pola sosialisasi (Online) http://ssbelajar.blogspot.com/. Diakses             pada


tanggal 12 April 2015

Belajar, ss 2015. Pengertian dan jenis-jenis tindakan social (Online)


http://ssbelajar.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 12 April 2015

Detak, zaman 2011. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian (Online)


http://detakzaman.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2014

Fergiyono, Nico 2013. Pengaruh sosialisasi keluarga terhadap gaya


hidup             (Online) https://plus.google.com/+nicofergiyono/posts. diakses pada
tanggal 12 November 2013

Haryanto 2010. Pengertian Remaja Menurut Para Ahli (Online)     http://belajarpsikologi.com/.


Diakses pada tanggal 11 Maret 2010.

Idrus, Muhammad 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.

Muin, Idianto 2013. Sosiologi. Jakarta : Erlangga

Mustofa, Ijal 2013. Seks Bebas dan MasalahAborsi (online) http:// seks bebas dan


masalah aborsi _ Ijal Mustofa Write Something.htm. diakses pada tanggal                  22 mei
2013.

Nirwana, Ade Benih 2011. Psikologi Ibu, Bayi dan Anak, Edisi satu. Yogyakarta:
            Nuha Medika.

Narwoko, J. Dwi Dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana.

Omika, Hefri Asra 2015. Sosialisasi dan kepribadian (Online)


https://infosos.wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 April 2015

Risaucup 2011. Kasus dampak positif dan negatif sosialisasi media (Online)


http://nikahistfakauna.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Oktober             2011

Sarwono, Sarlito W. 2013. Psikologi  Remaja,  Edisi Revisi.  Jakarta : PT.             Rajagrafindo


Remaja.

Silalahi, Ulber 2012.  Metodologi Penelitian Sosial, Edisi Ketiga. Bandung: PT. Refika Utama.

Spongelory 2011. Pergaulan Bebas Kalangan Remaja, Waspadai ! (online)


http://                       ww. artikel remaja masa kini.htm. diakses pada  tanggal  15 maret 2011. 

Silalahi, Herbert 2013. Agen sosialisasi teman bermain (Online)


https://plus.google.com/112825215966402050631/posts. diakses pada             tanggal 22 Januari
2013

Tyastari, Firda 2011. Pengertian Remaja Menurut Para


Ahli (online) http:// ww.                    Leadership  Pengertian Remaja Menurut Para
Ahli.htm. diakses pada             tanggal  24 April 2011.

Anda mungkin juga menyukai