Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PANCASILA

PERBUATAN CURANG DALAM KORUPSI


Dosen pengampu : Wahyu Wibowo, SH., MH.

Disusun oleh :
AHMAD GUTOYO (P1337420519059)

FIKA RISMANANDA (P1337420519068)

RAHMAWATI WIDIYANINGSIH (P1337420519071)

ANORA MAHZA APRILIANI (P1337420519073)

NURUL 'IDA RODHIYA (P1337420519078)

ARDIANSYAH AFAN NUR MUHAMMAD (P1337420519081)

ANNISA SUSILAWATI (P1337420519086)

WISANGGENI 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN MAGELANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah Pancasila yang berjudul
"Perbuatan Curang Dalam Korupsi" ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan perbuatan curang serta infomasi dari media
massa yang berhubungan dengan perbuatan curang. Tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada pengajar mata kuliah Pancasila atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Juga kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai korupsi terlebih pada perbuatan
curang, khususnya bagi penulis. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
menuju arah yang lebih baik.

Magelang, 22 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Pengertian Perbuatan Curang..................................................................................................5
B. Unsur-Unsur dan Ciri-Ciri Perbuatan Curang.........................................................................5
C. Dasar Hukum...........................................................................................................................6
D. Contoh Kasus............................................................................................................................
BAB III............................................................................................................................................7
PENUTUP.......................................................................................................................................7
A. Kesimpulan.............................................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................................7
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................8

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kecurangan (cheating) merupakan salah satu fenomena pendidikan yang sering
muncul menyertai aktivitas proses pembelajaran dan dalam proses penilaian bahkan
sampai pada penulisan tugas akhir. Cheating merupakan perbuatan yang menggunakan
cara-cara yang tidak sah untuk mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari
kegagalan akademis. Perilaku curang pada dasarnya akan mengaburkan hasil kemampuan
peserta didik. Perilaku curang dibagi dalam tiga kategori yaitu (1) memberi, mengambil,
atau menerima informasi tertentu, (2) menggunakan suatu alat yang dilarang, (3)
memanfaatkan kelemahan orang, prosedur, proses untuk mendapatkan keuntungan (Cizek,
2003).
Berdasarkan hal tersebut berarti bahwa kecurangan merupakan perbuatan yang
dilakukan dengan cara yang tidak baik untuk memperoleh keuntungan. Peserta didik yang
biasa berbuat curang akan menjadi sebuah perilaku yang akan terus berulang karena
nantinya peserta didik tersebut akan tumbuh menjadi orang-orang dewasa yang tidak jujur
dan tidak bertanggung jawab. Hal itu akan memberikan efek yang buruk jika nantinya
mereka menjadi orang-orang penting di dalam sebuah pemerintahan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan kecurangan atau fraud ?
2. Apa unsur dan ciri-ciri perbuatan curang ?
3. Pasal berapa saja yang mendasari tindakan curang ?
4. Bagaimana contoh kasus tindakan curang
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian tindakan curang menurut berbagai sumber.
2. Mengetahui dan memahami ciri ciri perbuatan curang.
3. Mengetahui pasal yang mendasari tindakan curang.
4. Mengetahui dan memahami contoh kasus perbuatan curang.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perbuatan Curang


Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan kejahatan ekonomi yang disengaja
dimana seseorang melakukan penipuan, kecurangan, dan kebohongan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi. Bentuk fraud tersebut misalnya; Penggelapan uang kas dengan cara
mengundur-undur waktu pencatatan penerimaan kas. Memanipulasi atau mendistorsi
informasi/fakta untuk kepentingan tertentu.
Sedangkan pengertian korupsi secara harafiah menurut Karni Soejono yang dikutip
dari Andhi Hamzah, korupsi berasal bahasa latin Corruptio, Corruptus, suatu perbuatan
buruk, busuk, bejat, suka disuap, perbuatan yang menghina, atau memfitnah, menyimpang
dari perbuatan kesucian, tidak bermoral.
Kejahatan penipuan yang termuat dalam bab XXV buku II KUHP dari pasal 378
s/d pasal 395, title asli bab ini adalah bedroog, yang oleh banyak ahli diterjemahkan
sebagai penipuan atau perbuatan curang. Penipuan memiliki dua pengertian yaitu : 
a. Penipuan dalam arti luas, yaitu semua kejahatan yang dirumuskan dalam bab XXV
KUHP.
b. Penipuan dalam arti sempit ialah bentuk penipuan yang dirumuskan dalam pasal 378
dan 379 atau yang biasa disebut dengan oplichting. Dalam KUHP sendiri merumuskan
mengenai pengertian penipuan (Oplichting) pasal 378 yang berbunyi :
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat (Hoedaniqheid) palsu,
dengan tipu muslihat ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
mengerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi utang maupun,
menghapuskan piutang diancam karena penipuan, dengan pidana penjara paling lama 4
tahun”.
B. Unsur dan Ciri Perbuatan Curang
Menurut M. Bassar Sudrajad dalam (Adami Chazawi, 2002 : 78) unsur-unsur
yang terkandung dalam suatu delik terdiri dari :
1. Unsur melawan hukum,
2. Unsur merugikan masyarakat,
3. Dilarang oleh aturan hukum pidana,

5
4. Pelakunya dapat diancam pidana
C. Dasar Hukum Perbuatan Curang
Bab 25 – Perbuatan Curang
1. Pasal 378
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun
menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
2. Pasal 379a
Barang siapa menjadikan sebagai mata pencarian atau kebiasaan untuk membeli
barang-barang, dengan maksud supaya tanpa pembayaran seluruhnya memastikan
penguasaan terhadap barang-barang itu untuk diri sendiri maupun orang lain diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
3. Pasal 383
Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan, seorang penjual
yang berbuat curang terhadap pembeli: karena sengaja menyerahkan barang lain
daripada yang ditunjuk untuk dibeli; mengenai jenis, keadaan atau jumlah barang yang
diserahkan, dengan menggunakan tipu muslihat.
D. Contoh Kasus
Liputan6.com, Jakarta - Polisi menangkap 3 pengelola dan 2 karyawan Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, Jalan Raya Veteran, Rempoa, Bintaro,
Jakarta Selatan, pada Kamis 2 Juni 2016. Para tersangka terbukti berlaku curang,
mengurangi takaran bahan bakar sehingga konsumen tidak mendapatkan bahan bakar
sesuai nominal uang yang dikeluarkan.
"Ini adalah dugaan tindakan pidana di bidang Perlindungan Konsumen dan atau
Metrologi Legal. Diduga yang dilakukan mengurangi jumlah takaran atau isi atau volume
BBM dari mesin dispenser BBM ke kendaraan pengendara," ujar Kasubdit Sumber Data
Lingkungan (Sumdaling) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda
Metro Jaya AKBP Adi Vivid di Jalan Raya Veteran, Rempoa, Bintaro, Jakarta Selatan,
Senin (6/6/2016).
Ade Vivid menjelaskan, selama ini SPBU curang menggunakan modus manual
dengan mengutak-atik mesin dispenser. Namun kali ini, SPBU di Rempoa bertindak

6
curang dengan memasang alat kecil yang dilengkapi sensor jarak jauh yang mampu
memainkan jumlah takaran yang keluar dari dispenser.
Sensor dalam alat kecil di dispenser itu terhubung dengan kotak berukuran 15 x
10 x 5 cm. Para pelaku mengontrol kedua alat tersebut dengan sebuah remote kecil seperti
remote kunci mobil.
"Alat bantu itu berupa mesin regulator stabilizer dan remote kontrol atau alat
pengendali jarak jauh yang dapat mempengaruhi data arus listrik. Sehingga
mengakibatkan kerugian pada konsumen," Adi menjelaskan.
Barang bukti kasus praktik pengurangan literan di SPBU kawasan Rempoa,
Ciputat, Tangsel, Senin (6/6). Dari hasil laporan, pihak kepolisian langsung melakukan
Sidak ke SPBU Rempoa dan ternyata benar mendapati praktik kecurangan.
(Liputan6.com/Helmi Afandi)
Adi mengaku, pengungkapan tindak curang SPBU ini bukan hal yang mudah.
Sebab, berbekal remot kecil, pengelola dengan mudahnya mengondisikan cara kerja
mesin. Jika pengelola menekan tombol bergambar gembok terkunci di remote, maka
dispenser akan bekerja normal. Sebaliknya, jika tombol gembok terbuka dipencet, maka
dispenser akan bekerja curang.
"Kita agak kesulitan mengungkap pelanggaran ini. Di lingkungan Polda Metro
Jaya sendiri, baru kali ini ditemukan modus menggunakan remote kontrol. Jadi mereka
canggih. Biasanya kan SPBU curangnya manual, jadi saat petugas Pertamina sidak,
mereka tertangkap," ujar Adi.
"Jadi jika ada petugas sidak, pemegang remote ini melihat dari kantor, dia
langsung memencet tombol kunci dan nantinya mesin bekerja normal. Ini yang buat
mereka lolos sidak," tutur Adi.
Adi mengatakan, tindak kejahatan ini terungkap setelah anggotanya merangsek
masuk ke dalam kantor SPBU dan menangkap basah pengelola yang mengendalikan
remote dan mesin stabilizer.
"Ini terungkap karena kita tangkap basah setelah kita amati sebulan belakangan."
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, BAB (47), AGR (34), D (44), W
(37) dan J (42) dijerat dengan Pasal 62 ayat 1 juncto Pasal 8 ayat 1 huruf a, b, c Pasal 9
ayat 1 huruf d dan Pasal 10 huruf a UU Republik Indonesia (RI) Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen dan atau Pasal 32 ayat 2 jo Pasal 30 dan 31 UU RI
Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal dengan ancaman 5 tahun penjara.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengertian penipuan adalah sebagaimana tertuang dalam KUHP pasal 378.

 Bedroog (penipuan dalam arti luas)


 Oplichting (penipuan dalam arti sempit)
2. Bentuk penipuan diantaranya ada penipuan ringan dan berat, yang menjadi patokan

nilai benda tersebut.

8
3. Bentuk perusakan, adakalanya dalam bentuk pokok dan perusakan ringan dan yang
berat, yang mana disitu tergantung pada barang yang dirusak atau kerugian yang
diakibatkan.
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-terhadap-korupsi/infografis
http://digilib.unila.ac.id/20436/12/Bab%202.pdf.
https://uu.direktorimu.com/kuhp/buku-kedua/bab-25-perbuatan-curang/
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-korupsi.html

9
https://m.liputan6.com/news/read/2524993/perilaku-curang-pengelola-spbu-di-rempoa-
terbongkar

10

Anda mungkin juga menyukai