Dakwah tidak boleh terjebak dalam kegiatan formil dan struktur saja. Ketika kita
mengartikan dakwah hanya sesempit itu, maka kita akan mudah berhenti ketika lelah
dan pada akhirnya kewajiban kita menjadi terabaikan. Dakwah bukanlah sebatas ‘to do
Dakwah memiliki alasan konkrit. Alasan ini dibutuhkan untuk menggerakan arah dan
langkah serta perubahan seperti apa yang bisa kita ciptakan melalui berdakwah ini.
Dakwah adalah ajakan untuk menuju ke jalan Allah. Seyogyanya, dorongan dakwah
adalah hal yang alami bagi diri kita dan seharusnya menjadi rutinitas kita sehari-
dilakukan.
Ketika dakwah kita tidak tersambut baik, pada titik itu kita harus berpikir “kita ini
sedang mengajak dia ke Allah atau mengajak dia ke ekspektasi kita?” jika selama ini
kita tanpa sadar mengarahkannya menuju ekspektasi kita, tentu saja akan
mengecewakan. Perlu diingat! Kita bukanlah hakim, kita hanya perantara yang
mengarahkan
Dalam berdakwah, kita harus mengerti Allah dan tiap dari kita memiliki penggaris
yang berbeda, untuk mengikuti penggaris atau pengukuran tertinggi milik Allah untuk
mengarahkan manusia, tentunya kita harus memiliki iman dan ilmu. Untuk
membahasakan dalil-dalil Allah kepada ummat, tentunya kita harus paham dan
Kita perlu bekal memaklumi dan memahami orang yang kita dakwahi, terus ajak dia
menuju kebaikan hingga dia terdisktraksi dari keburukan dan dosa dosa lamanya.
tersentuh dan menjadikan islam sebagai solusi-solusi bagi hidupnya, kemudian buat
dia jatuh cinta, barulah kita beri beban atas ibadah-ibadah. Harus ada tahapan dan
tangganya.
Dalam berdakwah, kita harus memiliki target. Dakwah seperti halnya marketing. Kita
harus memilih target yang spesifik. Orang yang sudah ahli pun butuh didakwahi